Anda di halaman 1dari 11

Septikemia (infeksi nifas)

Septikemia adalah suatu keadaan dimana terdapatnya multiplikasi bakteri dalam


darah (bakteremia). Istilah lain untuk septikemia adalah Blood poisoning atau
Bakteremia dengan sepsis. Sepsis adalah istilah klinis yang dipakai untuk suatu
bakterimia yang bergejala.
Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa, dan
cepat memburuk. Sumber infeksinya berasal dari paru-paru, saluran kencing,
tulang radang otak dll. Gejalanya dimulai dengan demam tinggi, menggigil, nafas
cepat dan denyut jantung cepat. Penderita kelihatan sangat sakit.
Gejala berkembang menjadi syok, dengan penurunan suhu (hypothermia),
penurunan tekanan darah, perubahan mental (bengong), dan gangguan bekuan
darah sehingga timbul bercak perdarahan di kulit (petechiae dan ecchymosis).
Bisa ditemukan penurunan jumlah urin.
Penderita biasanya diinfus guna menjaga cairan tubuh/tekanan darah, oksigen dan
antibitika diberikan. Perlu diberikan produk darah untuk mengoreksi gangguan
bekuan darah.
Angka kematiannya cukup tinggi, outcome tergantung organisme penyebab dan
seberapa cepat mendapatkan perawatan RS. Kematian biasanya disebabkan septik
syok atau ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Meningkatnya suhu badan 38C bahkan lebih, yang terjadi pada hari ke 2-10 post
partum merupakan tanda terjadinya infeksi.
Infeksi pasca melahirkan merupakan penyebab ketiga kematian pada ibu. Bila
pengobatannya terhambat atau kurang adekuat, dapat menimbulkan abses pelvik,
peritonitis, syok septic, tromboflebitis dan lain-lain. Infeksi nifas bisa
bermanifestasi dalam 6 minggu setelah proses melahirkan. Biasanya disertai
kenaikan suhu badan sampai 38C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama
setelah melahirkan.

Infeksi bisa berasal dari tenaga kesehatan yang membantu persalinan atau dari ibu
sendiri. Kebersihan tenaga kesehatan atau ibu yang tidak baik, dapat menjadi
penyebab munculnya infeksi pasca melahirkan. Selain itu, kebersihan peralatan
yang digunakan, teknik aseptik yang digunakan, persalinan lama atau macet,
ketuban pecah lama, kelahiran dengan sectio caesaria, anemia dan malnutrisi juga
menjadi penyebab timbulnya infeksi pasca persalinan.
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak dapat dipisahkan dari komponenkomponen dalam asuhan persalinan normal, yang bertujuan untuk mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan bayinya.
Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu
dan bayi baru lahir, untuk menurunkan resiko terjangkitnya atau terinfeksi
mikroorganisme yang menimbulkan penyakit berbahaya.
Infeksi nifas dapat dibagi menjadi beberapa kelompok:
1

Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, dan vagina serviks. Umumnya
disertai gejala seperti; nyeri dan panas pada tempat infeksi, dan kadang
menimbulkan perih saat pasien kencing. Suhu badan mencapai 38C dengan nadi
di bawah 100 per menit. Bila luka yang terinfeksi tertutup jahitan yang
mengakibatkan getah radang tidak bisa keluar, demam bisa mencapai 39-40C
sehingga pasien menggigil.

Infeksi endometritis. Dalam kondisi tertentu lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa
plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan lokiametra, yang dapat
menyebabkan kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar disertai
nyeri pada perabaan dan lembek. Pada hari ke-3, suhu meningkat dan nadi
menjadi cepat.

Septikemia dan piemia. Keduanya merupakan infeksi berat, namun gejala


septikemia lebih mendadak daripada piemia. Pada septikemia, sejak awal
penderita sudah sakit dan lemah. Sampai tiga hari post partum, suhu meningkat
cepat dan biasanya disertai menggigil. Suhu berkisar 39-40C, keadaan umum
cepat memburuk, nadi (140-160 kali/menit atau lebih). Jika kondisi itu terjadi,
pasien dapat meninggal 6-7 hari postpartum. Pada piemia, tidak lama pasca
persalinan pasien sudah merasa sakit, perut nyeri dan suhu meningkat. Tetapi

gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil, terjadi setelah
kuman dengan embolus memasuki peredaran darah. Ciri khusus piemia adalah
berulangnya peningkatan suhu dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti
turunnya suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis
pelvika. Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan
pleuritis. Embolus dapat pula menyebabkan abses di beberapa tempat lain.
4

Peritonitis. Bisa terjadi karena meluasnya endometritis, dapat juga ditemukan


bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada
kemungkinan abses pada sellulitis pelvika mengeluarkan nanah ke rongga
peritonium dan menyebabkan peritonitis. Peritonitis yang tidak menjadi peritonitis
umum, terbatas pada daerah pelvis. Gejalanya tidak seperti peritonitis umum.

Sellulitis pelvika. Yang ringan dapat menyebabkan suhu meningkat pada masa
nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu, disertai rasa nyeri di kiri
atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, patut dicurigai adanya
kemungkinan sellulitis pelvika. Lebih lanjut gejala-gejala sellulitis pelvika
menjadi lebih jelas.

Salpingitis dan ooforitis. Gejala umumnya tidak dapat dipisahkan dari


pelvioperitonitis.
KUMAN PENYEBAB
Organisme yang menyerang bekas implantasi plasenta atau laserasi akibat
persalinan, adalah penghuni normal serviks dan jalan lahir, mungkin juga dari
luar. Biasanya lebih dari satu spesies. Kuman anaerob adalah kokus gram positif
(peptostreptokok, peptokok, peptokok, bakteriodes dan clostridium). Kuman
aerob adalah berbagai macam gram positif dan E. coli. Mikoplasma dalam laporan
terakhir mungkin memegang peran penting, sebagai etiologi infeksi nifas.
PENGOBATAN
Sebaiknya, segera lakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan
darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam
pengobatan. Pemberian antibiotika dalam dosis yang cukup dan adekuat, dapat
mencegah perluasan infeksi. Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu,
berikan antibiotika spektrum luas (broad spectrum) menanti hasil laboratorium.

Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah
diberikan, perawatan lainnya sesuai dengan komplikasi yang dijumpai.

Septikemia: Gejala, Komplikasi, dan Pengobatan


Efran Syah about a year ago Darah dan Persoalannya
Septikemia (septicaemia) terjadi ketika bakteri jenis tertentu masuk ke dalam aliran
darah. Jika tidak diobati, septikemia dapat berakibat fatal. Biasanya mereka yang terkena
septikemia adalah orang-orang yang sebelumnya telah menderita suatu penyakit atau
kondisi medis tertentu. Pilihan utama pengobatan untuk septikemia adalah antibiotik,
yang digunakan untuk mengatasi infeksinya. Istilah lain untuk septikemia adalah
bakteremia atau keracunan darah.

Septikemia adalah suatu kondisi dimana terjadi multiplikasi bakteri penyebab penyakit di
dalam darah. Tubuh manusia ibarat tuan rumah bagi berbagai jenis bakteri yang hidup
dengan leluasa di berbagai lokasi tubuh seperti mulut, kulit, usus, dan saluran kemih.
Bakteri-bakteri ini dapat menyebabkan masalah jika mereka masuk ke aliran darah,
apalagi jika orang tersebut sedang dalam kondisi tidak sehat atau sistem kekebalan
tubuhnya lemah sehingga tidak mampu melawan serangan organisme tersebut.

Itulah sebabnya mengapa orang yang sebelumnya memiliki penyakit atau kondisi medis
tertentu menjadi kelompok yang paling berisiko mengalami septikemia. Infeksi berat
seperti infeksi paru-paru, seringkali juga menyebabkan septikemia. Persentase kasus
septikemia yang menyebabkan kefatalan adalah satu dari empat kasus, ini karena efek
dari pertumbuhan bakteri yang besar dan racun yang mereka lepaskan di dalam darah.
Bakteri yang paling sering bertanggung jawab untuk septikemia adalah Escherichia coli
(E.

coli),

Pneumococcus,

Klebsiella,

Pseudomonas,

Staphylococcus

dan

Streptococcus.

Gejala septikemia

Septikemia seringkali tidak disertai dengan gejala. Bila disertai gejala, biasanya terjadi:

Demam tinggi mendadak dan menggigil

Merasa terus-terusan tidak sehat

Gejala-gejala gangguan gastrointestinal, seperti mual, muntah dan diare

Sakit perut

Bingung dan cemas

Sesak napas

Takikardia (denyut jantung cepat).

Tubuh yang sehat akan melawan septikemia

Memiliki kesehatan tubuh yang baik merupakan pencegah atau pertahanan terbaik
terhadap septikemia. Sistem kekebalan tubuh biasanya sanggup mengatasi invasi bakteri
skala kecil di dalam aliran darah dengan sangat cepat, sehingga bakteri tersebut tidak
memiliki kesempatan untuk berkembang apalagi sampai menimbulkan gejala. Menyikat
gigi misalnya, dapat mendorong bakteri mulut masuk ke dalam aliran darah melalui gusi,
meskipun hanya menyebabkan septikemia jangka pendek. Namun orang sebelumnya
sudah memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu akan lebih berisiko terkena
septikemia karena sistem kekebalan tubuh mereka sudah lemah dan tidak lagi mampu
melawan bakteri. Selain itu, bayi yang baru lahir dan lansia juga termasuk kelompok
yang rentan terkena septikemia.

Kondisi yang berisiko tinggi

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang untuk terkena septikemia, antara
lain:

Penyakit berat atau kronis

Penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung,
penyakit hati dan penyakit ginjal

Pneumonia bakterial berat

Luka bakar pada kulit

Abses

Penyakit atau pengobatan yang memprovokasi ulserasi pada perut

Penyalahgunaan zat, seperti alkohol

Penggunaan narkoba suntikan

Malnutrisi, yang membuat lemah sistem kekebalan tubuh

Pengobatan antibiotik jangka panjang, yang akan mengubah rasio bakteri di


dalam tubuh karena membunuh beberapa jenis bakteri sedangkan yang lainnya
tidak

Immune suppression therapy, seperti yang diterapkan untuk mengelola infeksi


HIV

Luka terbuka.

Perawatan

medis

juga

dapat

menyebabkan

septikemia
Jika seseorang menjalani perawatan medis yang menggunakan peralatan invasif, misalnya
kateter, selalu ada risko bakteri untuk masuk ke dalam tubuh mereka. Contoh perawatan
invasif medis yang dapat menyebabkan septikemia, antara lain:

Beberapa jenis perawatan gigi, seperti drainase abses

Pembedahan pada lokasi yang secara alami mengandung bakteri, seperti perut

Pemasangan artificial part untuk jangka waktu lama, seperti sendi prostetik

Kateter kandung kemih, biasa dipasang pada orang dengan infeksi saluran kemih

Penggunaan jarum infus jangka panjang

Lubang ostomy, seperti kolostomi (usus bermuara melalui lubang hasil


pembedahan pada dinding perut, tidak melalui anus).

Komplikasi septikemia bisa fatal

Jika tidak mendapatkan pengobatan, septikemia dapat menyebabkan komplikasi yang


serius dan berpotensi mematikan, seperti:

Endokarditis - peradangan pada lapisan dalam jantung (endokardium)

Perikarditis

peradangan

pada

membran

yang

membungkus

jantung

(perikardium)

Meningitis - peradangan pada meninges, membran yang melapisi otak

Osteomielitis - infeksi tulang

Arthritis - infeksi sendi

Syok septik - penurunan tekanan darah, yang dapat menyebabkan kegagalan


organ. Kondisi ini juga dikenal sebagai sepsis.

Metode mendiagnosis septikemia


Septikemia didiagnosis berdasarkan riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan darah di laboratorium untuk mengetahui keberadaan bakteri di dalam darah.
Darah kemungkinan juga akan diuji dan dikultur beberapa kali untuk mengidentifikasi
bakterinya. Tes diagnostik lainnya yang juga dapat dilakukan adalah pada:

Urin

Cairan serebrospinal

Nanah dari abses

Dahak dari paru-paru.

Pilihan pengobatan septikemia

Septikemia diobati dengan pemberian antibiotik secara intravena. Karena pengobatan


yang cepat dapat menyelamatkan nyawa pasien, dokter mungkin saja segera memulai
pengobatan dengan antibiotik, bahkan sebelum hasil tes keluar dari laboratorium. Dalam
kasus ini, dua atau bahkan tiga jenis antibiotik mungkin diberikan pada waktu yang
bersamaan. Jika hasil tes telah mengindentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan
septikemia dan antibiotik yang tepat untuk menyembuhkannya, maka pengobatan akan
diubah dengan antibiotik khusus untuk membunuh jenis bakteri yang menyebabkannya.
Pilihan pengobatan septikemia lainnya tergantung dari penyebab infeksi dan ada tidaknya
komplikasi, tetapi mungkin termasuk:

Pengangkatan peralatan medis invasif - misalnya kateter

Operasi pengangkatan atau drainase di lokasi infeksi primer, seperti abses

Cairan infus untuk membantu menjaga tekanan darah (dalam kasus syok septik)

Obat intravena untuk meningkatkan tekanan darah (dalam kasus syok septik).

Anda mungkin juga menyukai