Anda di halaman 1dari 17

Fairuz Rifdah (10060313032)

Yufi Fatihi Muthahar (10060313033)


Firda Wiranti (10060313034)
Henny Aprilliyani (10060313035)
Deny Hamdani (10060310336)
Silviyaturrohmah Apandi
(10060313037)
Wievi Werstanti K (10060313038)
Mega Hasmaya Sari (10060313039)
Reza Reziana (10060311144)

Septikemia

Pendahuluan

Pengertian Septikemia

Sumber infeksinya berasal dari paru-paru, saluran


kencing, tulang radang otak dll.
Gejalanya dimulai dengan demam tinggi, menggigil,
nafas cepat dan denyut jantung cepat.

Penyebab

Gejala
Septikemia seringkali tidak disertai dengan gejala.
Bila disertai gejala, biasanya terjadi:

Patofisiologi

Komplikasi Septikemia

Metode Diagnosis Septikemia

Pengobatan Septikemia

Prinsip Terapi
Antibiotik dosis tinggi perlu segera
diberikan. Antibiotika yang dipilih
tergantung hasil kultur atau dasar
perkiraan organisme penyebab
apabila terdapat sumber yang jelas
dan terapi empiris sangat
dibutuhkan.

Pilihan yang tepat pada kasus degan fokus infeksi


yang tidak jelas yaitu :

Aminoglikosida dapat ditambahkan pada


pasein yang sakit berat atau dicurigai terdapat
organisme yang resisten. Vankomysin perlu
digunakkan apabila terdapat kecurigaan sepsis
stafilokokkus pada pasein dengan resiko MRSA.

Pengobatan Septikemia (2)


Terapi Cairan pada Sepsis Berat
Hipovolemia pada sepsis perlu segera diatasi dengan pemberian
cairan baik kristaloid maupun koloid.
Pada keadaan serum albumin yang rendah (< 2 g/dl) disertai tekanan
hidrostatik melebihi tekanan onkotik plasma, koreksi albumin perlu
diberikan. Transfusi eritrosit (PRC) perlu diberikan pada keadaan
perdarahan aktif, atau bila kadar Hb rendah pada keadaan tertentu.
Vasopressors
Terapi vasopresor diberikan mulai dosis rendah untuk mencapai MAP
60 mmHg, atau tekanan sistolik 90 mmHg. Untuk vasopresor dapat
digunakan dopamin, norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/menit, fenileferin
0,5-8 mcg/kg/menit atau epinefrin 0,1-0,5 mcg/kg/menit. Inotropik
yang dapat digunakan adalah dobutamin dosis 2-28 mcg/kg/menit,
dopamin 3-8 mc/kg/menit, epinefrin 0,1-0,5 mcg/kg/menit atau
inhibitor fosfodiesterase (amrinon dan milrinon).

Kortikosteroid
Tidak
menggunakan
hidrokortison
intravena
sebagai
pengobatan pasien syok septik dewasa jika cairan resusitasi
memadai dan terapi vasopressor mampu mengembalikan
stabilitas hemodinamik. Jika ini tidak dapat dicapai,
hidrokortison intravena saja dengan dosis 200 mg per hari.
Aktivasi Protein C
Drotrecogin alfa (diaktifkan) dianggap mampu membawa
pembekuan
darah
dan
peradangan
kembali
ke
keseimbangan dan memulihkan aliran darah ke organ.

Pengobatan Septikemia (3)


Oksigenasi
Oksigenasi bertujuan mengatasi hipoksia dengan upaya meningkatkan
saturasi oksigen di darah, meningkatkan transpor oksigen dan
memperbaiki utilisasi oksigen di jaringan.
Bikarbonat
Secara empirik, bikarbonat dapat diberikan bila pH <7,2 atau serum
bikarbonat <9 meq/l, dengan disertai upaya untuk memperbaiki
keadaan hemodinamik.
Disfungsi renal
Sebagai terapi pengganti gagal ginjal akut dapat dilakukan
hemodialisis maupun hemofiltrasi kontinu (continuous
hemofiltration).
Nutrisi
Pada sepsis kecukupan nutrisi berupa kalori, protein, asam lemak,
cairan, vitamin dan mineral sangat penting

Kesimpulan
Septikemia merupakan suatu kondisi
infeksi serius yang mengancam jiwa, dan
cepat memburuk. Sumber infeksinya
berasal dari paru-paru, saluran kencing,
tulang radang otak dll.
Terapi utama yang digunakkan yaitu
antibiotika secara intravena yang dipilih
tergantung hasil kultur atau dasar
perkiraan organisme penyebab.

Anda mungkin juga menyukai