Disusun Oleh :
Dito Kusumo DP
1008020065
Obat dan alkes live saving harus disediakan di setiap ruang tindakan emergency.
Tata laksana pengadaannya sebagai berikut :
a. Penanganan pasien emergency di IGD, petugas kesehatan mengambil obat dan
alkes yang dibutuhkan di Satelit Farmasi 24 jam dan mencatatnya dalam kartu
obat
b. Obat dan alat kesehatan ditempatkan di ruangan dengan susunan yang sudah
ditentukan
c. Petugas melakukan rekapitulasi pemakaian obat setiap penggunaan obat dan alat
kesehatan
d. Dokumentasi setiap pemakaian obat dicatat dalam buku permintaan.
II. ISI
Obat life saving merupakan obat yang harus ada di IGD karena fungsinya yang
sangat penting. Berikut ini merupakan obat-obat yang tergolong life saving yang ada di
IGD RSMS :
Berikut
perut kembung
Terapi:
- Infus D5% dan aminopillin 1 ampl
- Rantin inj 1 ampl
- Dexamethason inj 3x1 ampl
- Metyl prednisolon inj 3x 125 mg
7. Observasi ascites oedem poelmoe susp CRF
Sejak lebih dari 3 hari perut membesar, sesak
Terapi:
-
D 5%
Ampicillin 3x1 gr
Impugan 3x2 gr
Ranitidin 2x1
8. Kasus perdarahan hebat pada kecelakaan berat atau pada pasca operasi
Terapi :
- As. Tranexsamat inj
- Crome inj
- Vit K inj
- Vit c inj
9. Pada kasus pasca operasi pasien tidak sadarkan diri
Terapi :
- Atropin sulfas inj
- Prostigmin inj
- Nakoba inj ( bila pasien tidak bangun-bangun )
10. CRF (penurunan kesadaran dg recurent stroke konvulsi post HD)
Keluhan : pasien tidak sadar dan sesak di ruang IGD selesai cuci darah tiba-tiba kejang
dan tidak sadarkan diri, stroke, CRF, HD rutin
TD: 210/150, N=86, R= 30, S=35
Terapi :
O2
NaCl infus
-
Berikut beberapa alasan mengapa obat-obat tersebut di atas dikatakan obat life
saving
Diphenhidramin inj
Diphenhidramin HCl termasuk antihistamin golongan etanolamin yang mempunyai
khasiat antara lain dapat berefek sebagai antihistamin yaitu dapat mengatasi reaksi
alergi, berefek sedatif yang dapat menguntungkan bagi pasien yang dirawat di Rumah
Sakit ataupun pasien yang perlu banyak tidur, berefek sebagai antikolinergik dan juga
antiemetik. Disamping itu diphenhidramin HCl dapat mengatasi paralisis agitans,
mengurangi rigiditas dan memperbaiki kelainan pergerakan. Setelah pemberian oral
atau parenteral, diphenhidramin HCl diabsorpsi secara baik. Untuk mengatasi reaksi
alergi, maka diharapkan obat tersebut langsung dapat memberikan efek sehingga rasa
gatal, sakit, bercak merah, dan udem dapat langsung diatasi. Untuk dapat memberikan
efek yang cepat biasanya diphenhidramin HCl diberikan secara parenteral/injeksi.
hanya sedikit.
Dopamin inj
Digunakan untuk pasien yang mengalami ketidakseimbangan hemodinamik pada
yang cepat.
MgSO4
Pengobatan dilakukan salah satunya dengan pemberian MgSO4 untuk mencegah atau
menghentikan kejang (seizure) yang terjadi pada preeklamsia dan eklamsia. Pada
kasus preeklampsia berat dan eklampsia, preparat magnesium sulfat yang diberikan
secara parenteral merupakan antikonvulsan yang paling berkhasiat. Magnesium sulfat
Obat-obat life saving disimpan sesuai dengan stabilitasnya. Kebanyakan di simpan pada
suhu max 25 C. Namun ada beberapa obat live saving yang disimpan di suhu 8 C,
contohnya pospargin dan crome yang berfungsi mencegah atau menghentikan pendarahan
hebat.
Penyediaan Obat
Penyediaan obat-obat life saving menggunakan metode konsumsi dan epidemiologi,
sehingga diharapkan obat-obat tersebut akan selalu ada dan tidak kosong.
Untuk distribusi obat obat life saving menggunakan sistem floor stock dan juga semi
UDD. Dengan adanyasistem distribusi tersebut diharapkan distribusi obat ke pasien akan
lebih cepat dan optimal.
III. Kesimpulan
Obat life saving merupakan obat yang mempunyai fungsi menyelamatkan hidup pasien
dan pemberiaannya harus segera karena bila terlambat sedikit saja maka dapat
menyebabkan kematian sehingga harus selalu tersedia terutama di SF IGD