Oleh:
Ade Magdalena
Agin Delthia Sautaki
Andri Arfaldi
Destaria Sisca Rosa
Dwi Kartika Sari
Frehmi Yulianti
Harry Hermawan
Prodi:
S1-VIIA
Dosen:
Fina Aryani, M.Sc, Apt
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Organizing and Actuating.
Makalah ini diajukan ataupun dibuat untuk memenuhi tugas terstruktur dari
mata kuliah Manajemen Farmasi.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
terutama kepada dosen pembimbing mata kuliah yaitu Bu Fina Aryani, M.Sc, Apt
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi para mahasiswa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Pekanbaru,
Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ii
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
peningkatan
penyembuhan
yang
kesehatan
penyakit
dilaksanakan
(kuratif)
secara
dan
pemulihan
menyeluruh,
kesehatan
terpadu
dan
berlaku
dan
kompeten
secara
peraturan
perundang-undangan
sediaan farmasi,
dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan,
pengendalian mutu, dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh
perbekalan kesehatan di rumah sakit, pelayanan farmasi klinik umum dan
spesialis, mencakup layanan langsung pada penderita dan pelayanan klinik yang
merupakan program rumah sakit secara keseluruhan.
Saat ini kenyataannya sebagian besar rumah sakit di Indonesia belum
melakukan kegiatan pelayanan farmasi seperti yang diharapkan, mengingat
beberapa kendala antara lain kemampuan tenaga farmasi, terbatasnya kemampuan
manajemen rumah sakit akan fungsi farmasi rumah sakit, kebijakan manajemen
rumah sakit, terbatasnya pengetahuan pihak pihak terkait tentang pelayanan
farmasi rumah sakit. Akibat kondisi ini maka pelayanan farmasi rumah sakit
masih bersifat konvensional yang hanya berorientasi pada produk yaitu sebtas
penyediaan dan pendistribusian.
Mengingat Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit sebagaimana
tercantum dalam Standar Pelayanan Rumah Sakit masih bersifat umum, maka
untuk membantu pihak rumah sakit dalam
menginplementasikan Standar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri serta
fungsifungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai
berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita. Rumah sakit adalah suatu
organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kesehatan, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang
diderita oleh pasien (Qauliyah, 2008).
2.2
pelaksanaan
tugasnya
rumah
sakit
mempunyai
fungsi
meliputi:
a. pelayanan medic, terdiri dari :
Pemerintah;
jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua
puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik
swasta;
jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan
Rumah Sakit milik swasta
2.4.2
2.5
departemen atau unit di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker
dan dibantu oleh asisten apoteker yang memenuhi
persyaratan peraturan
produksi, penyimpanan
10
pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis, mencakup pelayanan langsung pada
penderita dan pelayanan klinik yang merupakan program rumah sakit secara
keseluruhan (Siregar, 2004:25).
2.6
yang
profesional
berdasarkan
c. prosedur kefarmasian dan etik profesi.
d. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
e. Memberi pelayanan bermutu melalui analisa dan evaluasi untuk
f.
g.
h.
i.
j.
k.
meningkatkan
mutu pelayanan kefarmasian.
Melakukan pengawasan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang farmasi.
Mengadakan penelitian dan pengembangan di bidang farmasi.
Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan
formularium rumah sakit(Siregar dan Amalia, 2004).
11
Amalia, 2004).
b. Pelayanan kefarmasian dalam penggunaan obat dan alat kesehatan
12
memutuskan
seberapa
luas
akan
dilakukan,
bagaimana
13
Perencanaan strategi
Perencanaan yang sifatnya jangka panjang yang ditetapkan oleh
pemimpin dan merupakan arahan umum suatu organisasi.
Digunakan untuk mendapatkan dan mengembangkan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga digunakan untuk
merevisi pelayanan yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
masa kini.
Perencanaan operasional
Menguraikan aktivitas dan prosedur yang akan digunakan serta
menyusun jadwal waktu pencapaian tujuan, menentukan siapa
orang-orang yang bertanggung jawab untuk setiap aktivitas dan
prosedur serta menggambarkan cara menyiapkan orang-orang
untuk bekerja dan prosedur untuk mengevaluasi perawatan pasien.
3. Manfaat perencanaan
a. Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
b. Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi
lebih jelas
c. Membantu penetapan tanggung jawab lebih tepat
14
d. Memberikan
cara
pemberian
perintah
yang
tepat
untuk
pelaksanann
e. Memudahkan koordinasi
f. Membuat tujuan lebih khusus, lebih terperinci dan lebih mudah
dipahami
g. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
h. Menghemat waktu dan dana
4. Keuntungan perencanaan
a. Meningkatkan peluang sukses
b. Membutuhkan pemikiran analitas
c. Mengarahkan orang ketindakan
d. Memodifikasi gaya manajemen
e. Fleksibilitas dalam pengambilan keputusan
f. Meningkatkan keterlibatan anggota
5. Kelemahan perencanaan
a. Kemungkinan
perkerjaan
yang
tercakup
dalam
perencaan
Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang, pendelegasian wewenang dalam
15
c.
Actuating (Penggerak)
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan
perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya
menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau
dengan
kesadaran
secara
bersama-sama
untuk
mencapai
tujuan
16
Controlling ( Pengendalian/evaluasi)
Controlling adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang
terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang
dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk
menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak
terjadi lagi (Fayol, 1949 dikutip Swanburg, 2002
Tugas
seorang
manajerial
dalam
usaha
menjalankan
dan
17
3. Standard untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf, sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan
komitmen terhadap kegiatan program.
4. Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa
sasaran dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia,
serta alat untuk memperbaiki kinerja.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
ORGANIZING
A.
NO
1
2
3
4
5
6
7
Jumlah
3
2
2
2
1
1
1
12
2. Rawat Inap
18
Rumah sakit ini memiliki 10 ruang rawat inap yang terdiri dari bangsal
kebidanan, bangsal bedah, bangsal interna, bangsal anak, dan bangsal
umum. Adapun kapasitas ruang perawatan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
No
1
2
3
4
5
6.
Bangsal Ginekologi
10
Bangsal Obstetri
10
Bangsal anestesiologi
10
Bangsal radiologi
10
10
20
Jumlah
150
Triase
Resusitasi
Tindakan pelayanan bedah dan non bedah ( dengan zona merah dan
kuning)
19
5. Instalasi Hemodialisa
Hemodialisa adalah tindakan pengobatan pengganti fungsi ginjal
yang rusak dengan cara membersihkan darah dari racun yang menumpuk
dengan menggunakan mesin Hemodialisa (HD). Unit Hemodialisa
merupakan unit pelayanan digunakan untuk melengkapi pelayanan di
RSUD Kota Tangerang, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 4 TT dan
waktu pelayanan dibuka setiap hari kerja jam 7.30-14.00 WIB
6. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
A. Struktur Organisasi
20
B.
URAIAN TUGAS
1. Kepala Instalasi Farmasi
a.
Bertanggung jawab atas hasil kerja satu orang atau lebih dari suatu
b.
c.
d.
e.
organisasi
Penentu kebijakan
Motivator farmasis guna mendapatkan hasil kinerja yang baik
Memonitor perkembangan farmasis
Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit
untuk menjamin kualitas pelayanan yang baik
21
Skrining,
Labeling,
Dispensi,
dan
pelaksanaan tugas
Melakukan keep book d IFRS rawat jalan
22
23
24
perpindahan kerja.
Pencatatan stok obat dan bahan habis pakai didalam buku permintaan
barang gudang.
Mencatat pengeluaran obat dan BHP
Mencatat pengembalian dan pembelian obat/BHP .
3. Asistan Apoteker
Asisten Apoteker yang dimuat dalam Keputusan Mentri Kesehatan
RI Ni.1332/MenKes/SK/X/2002 adalah mereka yang
berdasarkan
peracikan,
penyimpanan,
dan
pengubahan
penyerahan
bentuk,
pbat
atau
bahan obat.
b. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan
farmasi lainnya.
c. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.
4. Pekarya Farmasi.
Pekarya Farmasi merupakan tenaga umum yang merupakan
lulusan SMA tanpa dasar pendidikan maupun pengetahuan tentang
kefarmasian yang bekerja di Apotek untuk membantu Apoteker maupun
Asisten Apoteker. Tugasnya Pekarya Farmasi antara lain :
a. Membantu Peracikan
25
26
27
Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan perbekalan
Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan
Farmasi
28
Penyimpanan
Sistem penataan obat paten dan generik di Instalasi Farmasi
29
30
a. Security
b. Cleaning service
3.2
: 30 orang
: 50 orang
ACTUATING
1. Seleksi
Seleksi dilakukan oleh Panitia Farmasi dan Terapi. Apoteker
menjabat sebagai sekretaris dari Panitia Farmasi dan Terapi (PFT). PFT
bertugas untuk menyusun formularium obat yang merupakan buku standar
obat di Rumah Sakit. Kriteria pemilihan obat adalah untuk kandungan
obat, di mana terdapat dua obat paten dan satu obat generik. Untuk obat
paten tersebut, terdiri dari satu produk original dan satu produk paten yang
harganya terjangkau.
2. Perencanaan
Kegiatan pokok dalam perencanaan pengadaan obat meliputi kegiatan
seleksi obat atau perkiraan kebutuhan (memilih obat yang akan dibeli dan
menentukan jumlah obat yang akan dibeli) dalam rangka pengadaan untuk
menghindari kekosongan obat maka Rumah Sakit menyusun perkiraan
kebutuhan obat dengan menggunakan metode konsumsi obat tahun
sebelumnya dan metode epidemiologi yang didasarkan pada frekuensi
penyakit, jumlah kunjungan dan standar pengobatan yang digunakan.
Perencanaan pengadaan obat di Rumah Sakit di dasarkan pada:
1. Banyaknya permintaan dari ruang perawatan
2. Jumlah kebutuhan obat untuk pelayanaan di farmasi
3. Jumlah stock barang digudang
Perencanaan obatpun di sesuaikan dengan anggaran yang tersedia
dari Rumah Sakit.
Penyusunan daftar perencanaan tersebut dapat ditinjau dari:
a. Banyaknya permintaan dari ruang perawatan
b. Jumlah kebutuhan obat untuk pelayanan di Farmasi
c. Jumlah stock barang di gudang
31
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan proses untuk penyediaan obat yang
dibutuhkan di Unit Pelayanan Kesehatan. Tujuan pengadaan obat adalah
agar tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan
dengan mutu yang terjamin serta dapat diperoleh pada saat diperlukan.
Unit Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem pembelian
langsung dan sistem konsinyasi. di mana sistem pembelian langsung yaitu
obat-obat yang dibeli sesuai dengan yang dibutuhkan untuk beberapa hari
dengan memesan langsung kepada distributor, sedangkan sistem
konsinyasi yaitu sebagian distributor akan menyediakan barang di Farmasi
dengan status barang sebagai titipan. Setelah terjual pihak RS akan
membayar kepada pihak distributor sejumlah obat-obat yang terjual.
4. Pendistribusian
Distribusi adalah serangkaian kegiatan yang menyangkut aspekaspek penerimaan dan pengecekan, penyimpanan dan penyerahan kepada
pasien rawat jalan dan pasien rawat inap dalam menunjang pelayanan
medis untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
Penerimaan barang dari pedagang besar sudah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang ada, gimana barang yang diterima diperiksa
berdasarkan jenis sediaan farmasi, jumlah barang yang dibeli,tanggal
kadaluarsa, kondisi fisik barang diterima barulah setelah itu barang di
terima baru di sahkan oleh tandatangan dan stempel Rumah Sakit. Hal ini
dilakukan untuk menghindari obat dengan jumlah kurang dan kondisi
rusak.
Kegiatan dalam distribusi meliputi antara lain;
a. Pemindahan obat dari gudang ke kamar obat
Dimana Assisten Apoteker mengecek semua stok obat dikamar obat,
kemudian AA mengajukan permintaan obat ke gudang sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan, petugas gudang memenuhi permintaan AA. Jika
obat kosong maka penjaga gudang koordinasi dengan pembelian. Setelah
obat diterima maka AA meletakkan obat dilemari obat sesuai dengan
kriteria obat.
b. Pemindahan obat dari kamar obat ke pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap.
32
a.
b.
c.
d.
pengawasan.
Barang disimpan sesuai kriteria penyimpanan yaitu:
Berdasarkan jenis sediaan (tablet, sirup, krim / Salep, injeksi, cairan infus)
Berdasarkan alfabet
Berdasarkan first in first out (FIFO) dan first expired first out (FEFO)
Berdasarkan golongan obat
33
NO. DOKUMEN
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Pengertian
NO. REVISI
HALAMAN
Ditetapkan Oleh :
TANGGAL
TERBIT
Direktur RS
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
ditempat
sendiri,
beri
tanda
jenisnya,
sediaan
farmasi
pada
34
Unit terkait
Farmasi
Logistik medis
35
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena
merupakan institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri serta
fungsifungsi yang khusus dalam proses menghasilkan jasa medik dan
mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan penderita.
37
Dalam
pelaksanaan
tugasnya
rumah
sakit
mempunyai
fungsi
Sakit Tipe E.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dapat didefinisikan sebagai suatu
departemen atau unit di suatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang
apoteker dan dibantu oleh asisten apoteker yang memenuhi persyaratan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara
professional.
Fungsi perencanaan adalah fungsi terpenting dalam manajemen karena
perencanaan merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan
suatu
langkah
untuk
menetapkan,
38
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, YT (2002). Rumah Sakit dan Konsumen. Jakarta PPFKM UI
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan
I, Penerbit EGC, Jakarta.
Siregar, J.P.C dan Amalia, L. (2004). Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan.
Jakarta: EGC. Hal. 7, 13-15, 17-19.
Qauliyah, Asta, Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit (Jurnal Elektronik),
Dipublikasikan
pada
01
January
2008,
diakses
April
2011;
http://astaqauliyah.com/2008/01/pengertian-dan-fungsi-rumah-sakit/
39
40