Anda di halaman 1dari 33

Nurul Maziyyah, M.Sc., Apt.

Outline

 Definisi
 Sistem Distribusi Obat
 Kelebihan dan Kekurangan
 Perbandingan Sistem Distribusi Obat
 Indikator Distribusi Obat
DEFINISI
 merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dari tempat
penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah,
dan ketepatan waktu. (PMK no 72 th 2016; Siregar,
2004)
 Prinsip  distribusi obat harus aman, efektif dan
efisien, juga harus dapat menjamin obat benar bagi
penderita tertentu (dengan dosis yang tepat, pada
waktu yang ditentukan dan cara penggunaan yang
benar).
SISTEM DISTRIBUSI OBAT
 proses penyaluran obat dari IFRS ke pasien
untuk menjamin ketersediaan obat bagi
pasien dan mutu obat yang terjaga. (Siregar,
2004)
 Dibedakan berdasarkan jangkauan
pelayanan IFRS serta mekanisme distribusi
Berdasarkan Jangkauan IFRS
 Sistem sentralisasi, jika seluruh resep
disiapkan dan didistribusikan oleh instalasi
farmasi sentral.
 Sistem desentralisasi, jika terdapat instalasi
farmasi lain (outlet/depo/satelit) yang
memberikan pelayanan farmasi dalam
kesatuan manajemen rumah sakit.
Berdasarkan mekanisme distribusi

 Individual Prescribing
 Floor Stock
 Gabungan IP & floor stock
 Unit Dose Dispensing (UDD)
Individual Prescribing

 suatu sistem distribusi di mana obat diberikan


kepada pasien berdasarkan resep perseorangan.
 Sistem ini biasa digunakan karena memudahkan
cara untuk menarik pembayaran atas obat-
obatan yang digunakan pasien dan memberikan
pelayanan kepada pasien secara perorangan.
Distribusi Pada Pasien Rawat Jalan

 Pencantuman nama RS, alamat, telpon,


keterangan obat yang diberikan, nama penderita,
aturan pakai pada etiket.
 Komunikasi dgn pasien rawat jalan berupa :
- Informasi lisan, konseling obat
- Informasi tertulis : label, brosur, leaflet, tas
plastik obat dll
Keuntungan IP

 Semua pesanan obat langsung diperiksa oleh


Farmasis
 Memungkinkan interaksi antara Farmasis, dokter,
perawat dan pasien.
 Memungkinkan pengawasan obat-obatan dengan
lebih teliti.
 Memberikan cara yang cocok untuk
melaksanakan pembayaran obat-obatan yang
digunakan pasien.
Kerugian IP

 Kemungkinan ada penundaan untuk


mendapatkan obat yang dibutuhkan.
 Jumlah personil IFRS yang
dibutuhkan meningkat.
Metode pengiriman pesanan obat
dokter ke farmasis
 Resep ditulis pada kertas kosong tersendiri
oleh dokter
 Pesanan pada rekam medik (catatan
tentang pasien) ditulis oleh personil RS
yang bertugas di pos perawatan
 Tembusan atau kopi lain dari ‘chart order’
(pesanan obat yg ditulis pada catatan
tentang pasien) dikirim ke farmasi
Pengawasan
Pada setiap lembar resep yang dikerjakan
ada kolom HTKP / HETIP, diparaf petugas yg
melakukan kegiatan tersebut :
H = Harga H = Harga
E = Etiket T = Timbang
T = Timbang K = Kemas
I = Isi P = Penyerahan
P = Penyerahan
Pengawasan
Catatan pemberian obat:
Formulir yang digunakan perawat untuk menyiapkan
obat sebelum diberikan pada pasien
Daftar riwayat farmasi pasien (pharmacy patient
profile)
Lembaran yg digunakan farmasis untuk meninjau
pengobatan, menyiapkan obat untuk dikirim ke
pos perawatan serta membuat catatan yg diteliti
untuk penagihan.
Floor Stock
 Pendistribusian Perbekalan Farmasi untuk persediaan di
ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh Instalasi Farmasi
dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan.
 Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan
obat floor stock kepada petugas farmasi dari penanggung
jawab ruangan.
 Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan
kemungkinan interaksi Obat pada setiap jenis Obat
yangdisediakan di floor stock.
Kelebihan Floor Stock
 Obat yang diperlukan segera tersedia bagi
penderita.
 Peniadaan pengembalian obat yang tidak
terpakai ke IFRS.
 Pengurangan penyalinan kembali order obat.
 Pengurangan jumlah personel IFRS yang
diperlukan.
Kekurangan Floor Stock
 Kesalahan penggunaan obat
 Pengendalian persediaan dan mutu kurang
menjadi fokus,
 Kemungkinan pencurian obat meningkat.
 Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat.
 Penambahan modal investasi
 Diperlukan waktu tambahan bagi perawat untuk
menangani obat.
 Meningkatnya kerugian karena kerusakan obat.
Solusi
 Peningkatan pengetahuan para perawat
tentang penyimpanan obat, penyiapan obat
dengan diadakan pelatihan-pelatihan oleh
apoteker.
 Pemantauan obat oleh apoteker secara
berkala.
 Sistem pencatatan berupa daftar obat,
pencatatan pemakaian.
Obat2 floor stock
Golongan obat
Pemilihan obat yang di-
Antialergi
floor stock berdasarkan:
Antibiotik
 Biaya preparasi
Antikoagulan
 Frekuensi
Antihipertensi
 Jumlah
Agen kardiovaskuler
 budget
Diuretik

Lain - lain
UDD
 Dasar  obat dalam kemasan unit tunggal di-
dispensing dalam bentuk siap konsumsi; dan untuk
kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam
persediaan dosis, dihantarkan ke atau tersedia
pada ruang perawatan pada setiap waktu.
 Farmasis lebih aktif dalam proses pengobatan
 Menguntungkan penderita
 Perawat terfokus pada perawatan penderita
 Centralized UDD & Decentralized UDD
Kelebihan UDD
 Pasien menerima layanan Unit Pelayanan Farmasi 24 jam sehari
 Dapat meminimalkan Medication Error karena adanya
pemeriksaan ganda, obat disiapkan oleh tenaga farmasi dan
diserahkan oleh perawat.
 Interaksi antara farmasis dengan dokter dan perawat menjadi
lebih intensif.
 Mengurangi beban perawat dalam penyiapan obat sehingga
perawat memiliki waktu lebih banyak untuk merawat pasien.
 Pasien hanya membayar obat yang telah digunakan.
 Meningkatkan pengendalian dan pemantauan penggunaan obat
menyeluruh apoteker dapat datang ke ruang penderita untuk
memberi konsultasi obat (Siregar dan Amalia, 2004).
Hasil Penelitian

 Observasi pelaksanaan UDD di 3 RS di Indonesia


 Hasil: Faktor utama yang menghambat
pelaksanaan UDD adalah kurangnya fasilitas di
bangsal untuk penyiapan UDD, inkapabilitas dari
staff, dan kurangnya dukungan dari manajerial RS
Perbandingan Sistem Distribusi
TOTAL INDIVIDUAL UNIT
FAKTOR
FLOOR STOCK PRESCRIPTION DOSE

Biaya obat dan


Rendah Sedang - Rendah Tinggi
pengadaannya

Biaya tenaga
Rendah Tinggi Tinggi
farmasi

Biaya tenaga
Sedang - Rendah Rendah Rendah
perawat

Resiko kebocoran Tinggi Sedang Rendah

Resiko kesalahan
Tinggi Sedang - Rendah Rendah
obat

• Kesalahan pemberian obat (PMK No 72 thn 2016):


UDD  < 5%
floor stock dan IP  hingga 18%
Indikator Distribusi Obat

 Rata-rata waktu yang digunakan untuk


melayani resep sampai ke tangan pasien 
racikan – non racikan
 Persentase obat yang diserahkan  100%
 Persentase obat yang diberi label dengan
benar.
 Pengetahuan pasien

Anda mungkin juga menyukai