Anda di halaman 1dari 8

TUGAS FARMAKOEKONOMI

“PENGANTAR FARMAKOEKONOMI”

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR EKASANDRA

NIM : G 701 18 019

KELAS :A

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2020
A. Kenapa harus mempelajari Farmakoekonomi?
Kenyataan bahwa biaya dalam pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun
semakin meningkat sehingga perlu ada startegi yang tepat atau yang baik dalam
mengalokasikan biaya yang dimiliki pemerintah secara efektif dan efisien. Untuk
mengetahui apakah pembiayan tersebut digunakan secara efektif dan efisien, maka
perlu adanya studi Farmakoekonomi.
Fakta bahwa jumlah masyarakat miskin di Indonesia yang terbilang masih
tinggi, menunjukkan bahwa jumlah masyarakat miskin yang tinggi akan sebanding
dengan status kesehatan yang rendah. Yang maksudnya semakin banyak
masyarakat miskin di Negara kita, itu akan menggambarkan bahwa status
kesehatan di Negara kita masih rendah, ditambah lagi dengan pravalensi penyakit-
penyakit degenerative yang juga semakin tahun semakin meningkat, dan insidensi
penyakit infeksi yang masih tinggi. Serta dengan biaya pelayanan kesehatan
semakin meningkat, yang disebabkan oleh penerapan teknologi baru yang tentunya
membutuhkan atau menghabiskan biaya yang lebih mahal. Sehingga akan
dibutuhkan anggaran kesehatan yang lebih besar di pemerintahan, padahal
anggaran kesehatan yang tersedia masih terbatas.
Peningkatan biaya kesehatan, tentu saja mengancam mutu pelayanan
kesehatan. Sehingga kita dituntut untuk menemukan solusi dari berbagai
permasalahan pembiayan kesehatan tersebut.

B. TEKNOLOGI DI BIDANG KESEHATAN


Teknologi di bidang kesehatan menjadi trend yang sangat mengagumkan
belakangan ini, beberapa penemuan di bidang obat dan pengobatan seperti
penemuan untuk obat-obat pasien kanker, atau obat-obat kombinasi untuk pasien
HIV, obat-obat hiperlipidemia yang hanya dikonsumsi 1 kali sehari. Ini memberikan
hasil terapi yang lebih baik di banding obat-obat yang sudah ada sebelumnya.
Ataupun penggunaan obat TBC dengan bentuk sediaan kombinasi sehingga
mengurangi ketidakpatuhan pasien dari regimen terapi obat yang terbilang rumit.
Sehingga tujuan teknologi di bidang kesehatan ini bertujuan untuk
menghasilkan penemuan obat, alat kesehatan atau metode pengobatan baru yang
tujuan memberikan hasil yang lebih baik, atau efektivitas lebih tinggi, efek samping
lebih sedikit, serta penggunaan regimen terapi yang lebih sederhana di banding
yang sudah ada. Teknologi bidang kesehatan target akhirnya untuk meningkatkan
kesehatan dan kualitas hidup manusia.

Teknologi dibidang kesehatan

1. Obat
2. Alat kesehatan
3. Metode diagnostic
4. Pengobatan terbaru yang terus berkembang

Perkembangan teknologi di bidang kesehatan yang semakin pesat belakangan


ini, tentu saja menimbulkan masalah lain yang harus di hadapi yang tentunya
membutuhkan biaya atau harga yang relatif lebih mahal dari teknologi yang sudah
ada. Teknologi kesehatan yang baru dikembangkan tentu saja memberikan nilai
tambah dan solusi terhadap permasalahan yang biasanya timbul dari penggunaan
teknologi yang sudah ada

Misalnya obat-obat yang sekarang di produksi tentu saja mengatasi permasalahn


terapi penggunaan obat yang biasanya digunakan, seperti efek samping lebih
banyak atau lebih besar, bentuk yang tidak menarik ataupun tidak sesuai. Masalah
yang ditimbulkan dari tingginya harga teknologi kesehatan yang baru tentu saja
berdampak pada pengguna teknologi kesehatan, baik masyarakat, pasien, pihak-
pihak yang harus membayar (BPJS, ASURANSI) atau kita sebut pemerintah
Indonesia. Sebenarnya tekonologi kesehatan adalah piihan, tergantung dari
efektivitas yang ditimbulkannya serta harga yang ditawarkan.

Dalam ilmu ekonomi, sumber daya yang sering disebut dengan Uang. Jumlahnya
terbatas, maka dari itu sebagai pemerintah atau pihak asuransi harus
mengalokasikan dana yang terbatas untuk cerdas dalam memilih teknologi
kesehatahan atau obat yang memberikan manfaat dengan besar.
Pengambil kebijakan harus dapat mengalokasikan anggaran belanja Negara yang
terbatas untuk menyediakan jenis pelayanan kesehatan yang secara kliniks terbukti
paling efektif dan sesuai dengan karakteristik dari populasi yang ada di Negara
tersebut. Sehingga permasalahan ini dapat diatasi dengan Studi Eknomi Kesehatan,
perbandingan biaya dan konsekuensi (atau iuran) dari berbagai alternative terapi
dalam pelayanan kesehatan.

Studi ekonomi diperlukan untuk menyediakan gambaran secara lengkap atau


bukti ilmiah mengenai berbagai kemungkinan luaran atau konsekuensi yang akan
timbul dari penggunaan suatu obat atau terapi dalam system pelayanan kesehatan
dalam suatu negara. Evaluasi ekenomi kesehatan merupakan analisis dua dimensi
dari beberapa alternative tindakan atau interpensi yang dilihat dari dua aspek yaitu
aspek biaya dan aspek kesehatannya yang menjadi konsekuensi dari penggunaan
alternative tindakan atau interpensi

Studi farmakoekonomi, ini merupakan studi ekonomi kesehatan yang lebih


fokus pada obat. Analisis farmakoekonomi ini merupakan cara yang komprehensip
atau menyuluruh untuk menentukan bagaimana pengaruh ekonomi dari alternative
terapi pengobatan atau interpensi kesehatan lainnya.

Menilai efektivitas klinik dari suatu interpensi dalam suatu pelayanan kesehatan
merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan bagaimana peran dari
pengobatan dalam praktek klinik. Farmakoekonomi digunakan untuk menilai
apakah terdapat tambahan keuntungan dari penggunaan suatu obat atau interpensi,
sepadan tidak dengan tambahan biaya yang ditimbulkannya.

Farmakoekonomi, merupakan bidang ilmu yang mengevaluasi perilaku,atau


kesehjateraan individu atau perusahaan dan pasar terkait dengan penggunaan
produk obat, pelayanan dan program yang di fokuskan pada biaya (Input) dan
konsekuensi (Outcomes)dari pegunaannya

C. PERSAMAAN FARMAKOEKONOMI
1. Input (Biaya)
Nilai dari sumber daya yang digunakan dalam suatu program atau terapi obat
2. Intervensi (Produk atau pelayanan farmasi)
Intervensi tidak hanya berupa obat, bisa saja intervensi yang lain. Seperti
konseling, home care arau pelayanan lainnya.
3. Outcomes (Konsekuensi)
Konsekuensi didefinisikan sebagai efek, output atau outcome dari suatu
program atau terapi obat
Ada tiga Konsekuensi yaitu
- Biaya
- Kesehatan
- Humanistik

Dalam pengobatan suatu penyakit, pasien membutuhkan obat dengan


mengeluarkan biaya tertentu untuk mencapai kesembuhan.

1. Cost Analysis
Analisis biaya yang hanya menganalisis biaya dari intervensi tanpa
mempertimbangkan outcomes.
2. Studi Klinik
Studi yang mengukur outcomes atau luaran dari suatu intervensi tanpa
mempertimbangkan biayanya.
3. Analisis Farmakoekonomi
Mempertimbangkan biaya dan outcomes dari intervensi tersebut.
Farmakoekonomi, kumpulan dari teknik deskriptik dan analitik untuk
mengevaluasi intervensi farmasi mencakup pasien secara individu oada suatu
system pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Karena mempertimbangkan
input dan outcomes dari suatu intervensi maka hal ini dapat sangat membantu
bagi pemengang kebijakan untuk memutuskan intervensi maana yang paling
baik atau yang dapat diterpakan dalam pelayanan kesehatan tersebut.
D. TIPE STUDI FARMAKOEKONOMI
1. Cost Minimization Analysis (CMA)
Metode ini atau jenis ini adalah studi yang paling sederhana, sebab hanya
membandingkan biaya yang dibutuhkan oleh suatu obat atau pilihan terapi yang
memiliki luaran sama. Outcome nya tidak diukur karena kelompok yang
dibandingkan itu di asumsikan ekivalen atau memiliki efektivitas yang sama.
Misalnya perbandingan antara Sanmol dan Paracetamol. Metode ini harus
membandingkan 2 hal atau lebih, Kekurangan Studi CMA tidak bisa digunakan
kalau outcome nya tidak sama.
2. Cost Effectiveness Analyisis (CEA)
Metode ini juga membutuhkan minimal 2 hal yang diperbandingkan. CEA
outcome atau luarannya berupa parameter klinis, comtohnya seperti kadar
kolestrol, tekanan dara, gula darah tingkatan nyeri. CEA akan membandingkan 2
terapi atau 2 intervensi dengan melihat bagaimana efektivitas biayanya.
Kelebihan metode ini, lebih mudah di ukur dibandingkan dengan CUA
ataupun CBA. Karena biasanya parameter klinis secara rutin dilakukan di Rumah
Sakit atau pelayanan kesehatan. Sehingga mudah untuk mendapatkan data
tentang Outcome atau luarannya serta biasanya parameter klinis selalu dicatat
atau di evaluasi secara rutin dalam praktek klinik. Sehingga lebih udah untuk
menggambarkan atau menganalisis intervensi yang diberikan.
Kekurangan metode ini, tidak bisa membandingkan program dengan tipe
outcome yang berbeda.
Parameter klinis nya juga bisa berupa jumlah orang yang berhasil sembuh
ataupun jumlah kematian yang dapat di cegah dari intervensi tersebut.
3. Cost Utility Analyisis (CUA)
Luaran CUA brupa humanistik, contohnya kualitas hidup atau kepuasaan.
Metode ini harus menggunakan 2 intervensi atau lebih. Kekurangannya,
kesulitan dalam mengukur daya guna dari kehidupan seseorang.
4. Cost Benefit Analysis (CBA)
Penerapannya output dari intervensi yang diberikan di ubah menjadi satuan
moneter. metode ini menggambarkan apakah intervensi atau pengobatan
ataupun pelayanan kesehatan meberikan keuntungan atau tidak. Studi CBA juga
bisa digunakan untuk mengambil keputusan dalam perbandingan beberapa
program dengan outcome yang sama tau sama sekali tidak berhubungan, bisa
menggunakan metode CBA. Dengan melihat apakah intervensi tersebut dapat
memberikan keuntungan jika dinilai dari nilai rupiah.
Keuntungannya, CBA bisa membandingakan 2 alternative yang mempunyai
tipe outcome yang berbeda.
Kekurangannya, kesulitan dalam menilai outcome dalam bentuk moneter.
5. Cost Of Illness (COI)

JENIS STUDI INPUT (BIAYA) OUTCOME/LUARAN PENERAPAN


Cost Satuan moneter Tidak diukur Output atau outcome
Minimization (Rupiah/Dolar/Mata (Kelompok yang dari pilihan terapi
Analysisi Uang) dibandingkan (dianggap sama)
(CMA) diasumsikan ekuivalen)
Cost Satuan moneter Parameter Klinis Output yang diukur
Effectiveness (Rupiah/Dolar/Mata menggunakan
Analyisis (CEA) Uang) parameter kilnis
Cost Benefit Satuan moneter Satuan moneter Output apapun dari
Analysis (CBA) (Rupiah/Dolar/Mata suatu pilihan terapi
Uang) diubah menjadi
satuan meneter
(uang)
Cost Utility Satuan moneter Humanistik : Quality- - QALYs :
Analyisis (CUA) (Rupiah/Dolar/Mata adjusted life year merupakan atuan
Uang) (QALY) atau utility dari lamanya gidup
yang lain dengan kualitas
hidup yang
sempurna
- DALYs : mrupakan
satuan dari waktu
kehilangan kondisi
sehat seseorang
Cost Of Illness Satuan moneter Menggambarkan
(COI) (Rupiah/Dolar/Mata besarnya biaya yang
Uang) dibutuhkan oleh
suatu penyakit

Anda mungkin juga menyukai