Anda di halaman 1dari 4

Soal FE

1. Apoteker yang bekerja di Dinas ingin menyebarluaskan imunisasi influenza ke seluruh


daerahnya dengan menggunakan hasil analisis Farmakoekonomi yang sudah dipublikasi.
Analisis Farmakoekonomi apa yang digunakan?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

2. Sebuah Rumah Sakit akan memasukkan obat Antibiotik Profilaksis bedah ke dalam
Formularium. Salah satu obat tersebut adalah Ceftriakson dengan LOS (Length of Stay)
pasien 3 hari dan total harga mencapai Rp. 1.200.000. Berapakah Average Cost Effective
Ratio obat tersebut?
a. 240.000
b. 300.000
c. 400.000
d. 600.000
e. 1.200.000

3. Seorang Apoteker melakukan analisis Farmakoekonomi Amlodipin dan Captopril terkait


harga dan data Laboratorium yang dihasilkan. Analisis yang dilakukan merupakan?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

4. Seorang pasien wanita berusia 35 tahun yang mengalami kecelakaan telah 7 hari dirawat
di rumah sakit dibolehkan untuk pulang ke rumah oleh dokter. Selama perawatan pasien
diberi pengobatan berupa PRC, infus RL, Seftriakson, Paracetamol dan Asam
Mefenamat. Berdasarkan kasus tersebut manakah yang termasuk Clinical Outcome?
a. Asam mefenamat
b. 7 hari
c. PRC
d. Dokter
e. Kualitas hidup

5. Di sebuah Rumah Sakit sedang melakukan penelitian mengenai perbandingan efektivitas


biaya pengobatan dari Azitromycin dan Cefotaksim pada pasien CAP (Community
Acquired Pneumonia). Diperoleh data rata-rata untuk biaya Azitromycin Rp. 6.000.000
rata-rata rawat inap selama 3 hari. Untuk Cefotaksim biaya rata-rata Rp. 4.000.000 rata-
rata rawat inap selama 5 hari. Berapakah nilai ACER untuk Cefotaksim?
a. 200.000/efektivitas
b. 400.000/efektivitas
c. 600.000/efektivitas
d. 800.000/efektivitas
e. 1.000.000/efektivitas
6. Seorang pria berusia 60 tahun terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri. Pasien
dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil ambulance. Dokter mendiagnosa pasien
tersebut terkena Stroke Haemoragik. Setelah 14 hari dirawat di rumah sakit, pasien
diperbolehkan untuk pulang. Biaya total obat yang didapatkan pasien sebesar Rp.
5.000.000, biaya pemeriksaan laboratorium sebesar Rp. 2.000.000, biaya tenaga
kesehatan sebesar Rp. 6.000.000. dan biaya rawat inap sebesar Rp. 4.200.000.
Berdasarkan kasus di atas, apakah yang termasuk ke dalam biaya non medis langsung?
a. Obat
b. Dokter
c. Pemeriksaan Laboratorium
d. Biaya rawat Inap
e. Mobil Ambulance

7. Apoteker bagian Komite Farmasi Terapi diminta untuk memasukkan salah satu obat
bermerk Captopril 25 mg ke dalam Formularium Rumah Sakit. Metode analisis apa yang
digunakan?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

8. Dalam proses pengadaan terdapat 2 pilihan obat yang memiliki efektivitas yang sama dan
harga yang berbeda. Analisis Farmakoekonomi yang tepat digunakan untuk menganalisis
kasus tersebut adalah?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

9. Seorang Apoteker dan beberapa dokter sedang mengevaluasi terkait biaya dan outcome
terapi pasien gangguan pernapasan berat. Perbandingan obat X dan Y menurut jurnal
sebagai berikut : Obat X biaya Rp. 100.000/hari menurunkan mortalitas 10% jika
digunakan 2 tahun Sedangkan Obat Y biaya Rp. 150.000/hari menurunkan mortalitas
20% jika digunakan 2,5 tahun. Metode analisis Farmakoekonomi manakah yang paling
mungkin untuk mengevaluasi penggunaan obat tersebut?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

10. Suatu Apoteker di suatu Rumah Sakit menghitung biaya medis langsung pada Pasien
Stroke Haemoragik. Analisis Farmakoekonomi apakah yang dilakukan Apoteker
tersebut?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis
11. Seorang Apoteker di Rumah Sakit sedang membuat analisis Farmakoekonomi dengan
memberikan kuesioner WHOQOL-BREF pada pasien yang menderita Tuberkulosis.
Analisis Farmakoekonomi apakah yang dilakukan Apoteker tersebut?
a. Cost Analysis
b. Cost Effectiveness Analysis
c. Cost Minimilization Analysis
d. Cost Benefit Analysis
e. Cost Utility Analysis

12. Seorang wanita hamil 9 bulan berusia 26 tahun dibawa ke rumah sakit dengan mobil
ambulance karena mau melahirkan. Pasien melahirkan secara normal. Pasien dirawat di
rumah sakit selama 3 hari. Biaya administrasi sebesar Rp. 100.000. Biaya kamar pasien
sebesar Rp. 250.000/hari. Biaya obat sebesar Rp. 500.000/hari. Biaya tenaga kesehatan
selama 3 hari sebesar Rp. 5.000.000. Biaya ambulance sebesar Rp. 150.000. Berapakah
jumlah biaya Medis langsung pada kasus tersebut?
a. Rp. 5.500.000
b. Rp. 6.000.000
c. Rp. 6.500.000
d. Rp. 7.000.000
e. Rp. 7.500.000
Jawaban

1. D
2. C
3. B
4. B
5. D
6. E
7. E
8. C
9. E
10. A
11. E
12. C

Anda mungkin juga menyukai