Disusun oleh
Nama : Rara Rista Putri
NPM : 21344082
Kelas : E
Jawaban :
1. Peresepan boros
Peresepan dengan obat-obat yang lebih mahal, padahal ada alternatif yang lebih murah
dengan manfaat dan keamanan yang sama.
Kasus :
Pemberian antibiotik pada ISPA non pneumonia (umumnya disebabkan oleh virus)
Catatan : 80% asien ISPA non pneumonia diberikan antibiotik, padahal hanya 10-30%
yang membutuhkan antibiotik.
2. Peresepan berlebihan
Peresepan dengan dosis, lama pemberian, atau jumlah obat yang diresepkan melebihi
ketentuan.
Contoh :
Gentamicin injeksi 80mg untuk pasien dengan BB 45kg selama 3 minggu.
Menurut standar terapi dosis, 80mg dan selama 2 minggu.
Ciprofloxacin 500mg tablet untuk pasien dengan BB 60kg diberikan 3 kali sehari
selama sebulan.
Menurut standar terapi dosis 500mg selama 2 minggu.
Peresepan kurang
Bila obat yang diperlukan tidak diresepkan
Dosis obat yang diberikan tidak cukup
Contoh : amoxicilin 250mg untuk dewasa seharusnya diberikan amoxicilin 500mg
untuk dewasa
Lama pemberian terlalu pendek
Comtoh : pemberian antibiotik selama 3 hari untuk pasien ISPA-pneumonia (menurut
standar terapi selama 6 hari)
3. Peresepan majemuk
Pemakaian dua atau lebih kombinasi obat padahal cukup diberikan obat tunggal saja.
Contoh : pasien anak dengan diagnosa batuk dan pilek.
Pemberian puyer berisi : ampisilin, paracetamol, gliserin guayacolat, dexametason, CTM,
dan luminal.
4. Peresepan salah
Pemakaian obat dengan indikasi keliru
Contoh : pemberian vitamin B12 untuk keluhan pegal linu (seharusnya defisiensi vit
B12)
Diagnosis tepat terapi obat keliru
Contoh : pemberian obat tetrasiklin pada pasien anak dengan diagnosa cholera, sedang
pilihan yang lebih aman adalah kotrimoksazol
Pemakaian obat tanpa memperhitungkan kondisi lain (ex: kelainan ginjal, kelainan
jantung, dll)
Contoh: pemberian antibiotik golongan aminoglikosida pada pasien lansia yang jelas
memberi resiko ototoksik dan nefrotoksik.