SKRIPSI
Oleh :
Yussy Natalia
Nim : 178114114
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
oleh:
Yussy Natalia
NIM : 178114114
Pembimbing utama
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Oleh :
Yussy Natalia
Nim : 178114114
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya
karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah
ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yussy Natalia
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan
(Yussy Natalia)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................ v
ABSTRAK ................................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. x
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 11
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Demografi Responden ........................ 18
KESIMPULAN ........................................................................................................... 37
SARAN ....................................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 39
LAMPIRAN ................................................................................................................ 43
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 52
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meninggal dunia. Angka ini diperkirakan terus bertambah sampai akhir tahun 2020.
Akhirnya pemerintah di Indonesia memberlakukan aturan untuk menjaga jarak satu
sama lain, selalu menggunakan masker saat bepergian, dan mengurangi kontak
langsung antara pasien dan penyedia layanan kesehatan.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Variabel Penelitian
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Definisi Operasional
13
Edukasi yang diberikan dapat berupa memberikan saran pola hidup sehat kepada
pasien ataupun bagaimana cara mengatasi efek samping obat jika terjadi.
8. Apoteker memastikan kembali pemahaman pasien atau keluarga dengan meminta
pasien atau keluarga mengulangi informasi yang sudah disampaikan.
9. Apoteker mendokumentasikan konseling dengan meminta tada-tangan pasien
sebagai bukti bahwa pasien memaham informasi yang diberikan dalam konseling.
10. Hambatan adalah halangan atau rintangan yang mungkin dihadapi apoteker di
apotek yang berada di wilayah Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok,
Yogyakarta, saat memberikan konseling kepada pasien karena adanya protokol
kesehatan terkait pandemi COVID-19. Hambatan yang alami merupakan dampak
dari adanya protokol kesehatan tentang pencegahan penyebaran virus. Hambatan
yang dapat terjadi ialah keterbatasan waktu, keterbatasan jarak, pengunaan APD,
dan adanya barier atau pembatas saat apoteker menyampaikan konseling kepada
pasien.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah apoteker yang bekerja di apotek wilayah
Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta. Menurut data dinas
kesehatan Kabupaten Sleman, jumlah apotek yang ada di Desa Maguwoharjo
sebanyak 17 apotek. Kriteria inklusi untuk sampel pada penelitian sebagai berikut:
a. Apoteker Pengelola Apotek atau Apoteker Pendamping yang memiliki SIPA dan
masih berlaku yang bekerja di apotek wilayah Desa Maguwoharjo, Kecamatan
Depok, Sleman, Yogyakarta.
b. Bersedia menjadi responden dalam penelitian, dibuktikan dengan
menandatangani informed consent.
c. Apoteker sudah bekerja minimal 2 tahun dan memiliki pengalaman dalam
pelayanan konseling sejak sebelum dan sesudah adanya pandemi COVID-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Instrumen Penelitian
1. Perencanaan penelitian
Peneliti mengidentifikasi adanya perubahan dan penyesuaian terhadap sistem
layanan konseling yang dilakukan di apotek selama masa pandemi COVID-19,
Perubahan atau penyesuaian yang dapat terjadi berupa apoteker memberikan
informasi secara tertulis (seperti brosur) atau diberikan informasi secara online
melalui situs web atau animasi video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Perizinan Penelitian
Perizinan penelitian dengan melakukan permohonan kepada pihak apotek
untuk mengisi informed concent dan bersedia menjadi responden dalam penelitian.
Izin penelitian dilakukan sebagai etika dalam suatu penelitian sehingga objek yang
diteliti dapat dipublikasikan. Dilakukan permohonan ethical clearance kepada
Komisi Etik Penelitian Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta
(FIKES UNRIYO). Penelitian ini telah mendapat izin dari FIKES UNRIYO
dengan nomor 084.3/FIKES/PL/VI/2021, terdapat pada lampiran I.
Validitas isi adalah kesesuaian isi instrumen dengan topik yang diteliti. Uji
validitas ini dilakukan untuk memastikan apakah alat ukur yang digunakan sudah
sesuai dengan topik penelitian yang akan dilakukan. Uji validitas dilakukan
dengan teknik professional judgment. Teknik ini dilakukan oleh orang yang ahli
dalam bidang tersebut dan menilai validasi dari isi instrumen (Masturoh, 2018).
Instrumen akan divalidasi oleh 2 orang apoteker yang memiliki kompetensi
dibidang tersebut. Dari hasil uji validitas panduan wawancara, terdapat 1 tambahan
instruksi kepada responden terkait peneliti akan merekam suara selama proses
wawancara berlangsung dan 1 tambahan pertanyaan terbuka terkait hambatan yang
dialami oleh responden dalam menyampaikan konseling dimasa pandemi COVID-
19. Lembar uji validitas dapat dilihat pada lampiran II.
4. Pengumpulan Data
16
1. Pengolahan Data
a. Reduksi Data
Hasil data yang diperoleh dari wawancara kemudian direduksi dengan proses
memilih, menyerdahanakan, atau merangkum jawaban dari apoteker supaya
peneliti mendapat gambaran mengenai layanan konseling yang lebih spesifik
di masa pandemi dan mempermudah peneliti dalam pengumpulan data.
b. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan supaya data hasil reduksi tersusun dalam pola
hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dalam
penelitian ini dapat dilakukan dalam bentuk uraian narasi, bagan, diagram
alur, ataupun tabel.
c. Verifikasi Data
Tahap selanjutnya yaitu proses pemastian kebenaran data berdasarkan
temuan dan melakukan verifikasi data, kesimpulan yang diperoleh masih
bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan bukti-bukti lain yang
memperkuat suatu data.
2. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan jenis pendekatan fenomenologi.
Pendekatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran berdasarkan
pengalaman yang dialami oleh informan. Analisis data diawali dengan proses
pengumpulan data yang telah diolah, kemudian data tersebut diamati secara
mendalam, kemudian diberi tanda atau catatan pada suatu data yang dianggap
penting. Selanjutnya peneliti mengelompokkan data yang diperoleh. Peneliti
harus dapat menemukan inti dari suatu informasi kemudian dituliskan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
suatu uraian (textual description). Setelah itu, data yang diperoleh akan diolah
dengan pedoman Peraturan Kemenkes (2019) tentang Petunjuk Teknis
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Kemudian, peneliti dapat menarik
kesimpulan dengan melihat bagaimana gambaran pelayanan konseling yang
dilakukan sebelum dan sesudah adanya pandemi COVID-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karakteristik yang diamati pada penelitian ini, yaitu: nama, usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir, dan lama masa kerja. Berikut adalah tabel yang berisi
karakteristik demografi responden.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Ukkas (2017), rentang usia produktif adalah 15-60 tahun, pada
rentang usia ini produktifitas kerja sesorang akan meningkat. Hal ini dikarenakan
pada tingkat usia produktif sesorang memiliki kreatifitas yang tinggi terhadap
pekerjaan sebab didukung oleh pengetahuan dan wawasan yang lebih baik serta
mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas yang diberikan. Di usia yang
masih produktif ini, diharapkan responden dapat memberikan layanan konseling yang
sesuai dengan masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Semakin lama seseorang bekerja dalam suatu institusi atau lembaga maka
semakin tinggi pula produktivitasnya karena bertambah pengalaman dan
keterampilan dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya. Masa kerja
yang semakin lama akan menyebabkan semakin cepat dalam mengambil keputusan
yang berhubungan dengan pekerjaan kefarmasian (Galistiani, Kusuma, Gibran, dan
Hanggara, 2017).
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kondisinya kepada apoteker dengan jujur dan apa adanya. Selain itu, apoteker yang
sudah mengetahui kondisi pasien dapat menyesuaikan cara penyampaian informasi
seperti penggunaan bahasa yang mudah dipahami ataupun menggunakan bahasa non
verbal (Baroroh, 2016).
Identitas Pasien
Responden Nama Pasien Jenis Kelamin Tanggal Lahir Alamat Nomor Telepon
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
A X X X
B
C X X X X
D X X X
E X X X
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
- : Responden menuliskan jenis identitas pasien
- X : Responden tidak menuliskan jenis identitas pasien
- Sebelum : Sebelum adanya pandemi COVID-19
- Sesudah : Sesudah adanya pandemi COVID-19
Berdasarkan tabel II. dapat dilihat adanya perbedaan saat penulisan identitas
pasien yang melakukan konseling pada masa sebelum dan sesudah pandemi COVID-
19. Menurut Kepmenkes (2019) tentang langkah layanan konseling, terdapat 5
identitas utama pasien yang harus dituliskan yaitu nama pasien, jenis kelamin,
tanggal lahir, alamat, dan nomor telepon pasien.
Berdasarkan tabel, 100% responden menuliskan nama pasien baik sebelum
maupun sesudah adanya pandemi. Sedangkan, untuk penulisan jenis kelamin, 1 dari 5
responden yang tidak menuliskan baik sebelum maupun sesudah pandemi yaitu
responden C. Responden C menyatakan jenis kelamin dapat dilihat dari pasien yang
datang jika pasien ingin membeli obat untuk dirinya sendiri. Bila pasien membeli
obat untuk orang lain, maka responden C akan menanyakan saja tetapi tidak
dituliskan.
Penulisan identitas pasien pada bagian tanggal lahir didapatkan sebanyak 3
responden menuliskan pada masa sebelum pandemi, 1 responden tidak menuliskan
baik pada masa sebelum ataupun sesudah pandemi, dan 1 responden selalu
menuliskan tanggal lahir pasien pada masa sebelum ataupun sesudah pandemi.
Penulisan tanggal lahir pasien sangat penting untuk mengidentifikasi kebenaran
identitas pasien yaitu usia, yang nantinya akan berkaitan dengan terapi yang diterima
pasien (Lestari Sri dan Qurratul Aini, 2015).
Pada penulisan alamat dan nomor telepon pasien, terdapat 2 responden yang
selalu menuliskan alamat dan nomor telepon pasien pada saat sebelum dan sesudah
adanya pandemi COVID-19. Sedangkan, 3 responden lainnya menuliskan alamat dan
nomor telepon pasien hanya saat sebelum pandemi. Ketiga responden ini menyatakan
hal tersebut tidak dilakukan demi mempersingkat waktu. Alamat dan nomor telepon
pasien sangat penting dituliskan. Tujuan dari penulisan alamat dan nomor telepon
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pasien adalah untuk mengantisipasi atau mengatasi jika adanya kesalahan pemberian
obat kepada pasien (Mardiyaningsih Ana, Farisya Nurhaeni , Nanang Munif Yasin,
2014). Terdapat suatu kejadian pada salah satu apotek yang diteliti, yaitu dokter
memberikan obat yang kurang tepat dengan kondisi pasien saat pasien datang dengan
membawa resep. Setelah mendapatkan obat, pasien langsung segera pulang. Apoteker
memastikan kembali pada dokter dan ternyata dokter salah meresepkan obat.
Apoteker pun segera menghubungi pasien dan mendatangi alamat pasien untuk
memberikan obat yang tepat.
Berdasarkan tabel II, terdapat 1 responden yang selalu menuliskan semua
identitas pasien baik itu sebelum dan sesudah adanya pandemi yaitu responden B.
Berdasarkan hasil wawancara, responden B menyatakan bahwa sebelum adanya
pandemi identitas pasien akan dicatat dalam form apotek secara manual. Setelah
adanya pandemi, untuk mempersingkat waktu maka apotek tempat responden B
bekerja menerapkan sistem member card yang sudah tersistem otomatis. Setiap
pasien yang datang pertama kali ke apotek tersebut akan dimintai identitas secara
lengkap dan ditawarkan untuk membuat member card secara gratis dan dimasukan ke
dalam sistem komputer sebagai data apotek. Kemudian jika pasien tersebut datang
lagi, maka pasien hanya perlu menunjukan member card dan memberitahu langsung
keperluannya tanpa harus menyampaikan lagi identitas nya.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
- : Responden memberikan konseling di ruangan khusus
- X : Responden tidak memberikan konseling di ruangan khusus
- Sebelum : Sebelum adanya pandemi COVID-19
- Sesudah : Sesudah adanya pandemi COVID-19
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk sedikit menepi agar informasi yang disampaikan oleh responden tetap
terdengar oleh pasien.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E X
Keterangan :
- : Responden Menanyakan Three Prime Questions
- X : Responden tidak Menanyakan Three Prime Questions
- Sebelum : Sebelum adanya pandemi COVID-19
- Sesudah : Sesudah adanya pandemi COVID-19
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keterangan :
- : Responden melakukan poin penggalian informasi
- X : Responden tidak melakukan poin penggalian informasi
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2020). Informasi yang disampaikan melalui catatan atau chat akan lebih mudah
diingat atau dibaca lagi oleh pasien dibandingkan dengan informasi yang
disampaikan secara lisan. Informasi yang disampaikan secara lisan bisa saja
menyebabkan pasien lupa tentang informasi yang sudah ia dengarkan (Jalaluddin,
2005). Dalam penelitian ini responden A menyatakan bahwa informasi dalam
konseling tetap disampaikan secara langsung, namun untuk lebih memastikan maka
responden akan memberikan nomor telepon agar pasien dapat menghubungi mereka.
Terkait obat khusus yang digunakan pasien, responden A menyatakan untuk pasien
yang sudah lansia maka apoteker menunjukan video untuk menjelaskan cara
penggunaan special device. Solusi yang diberikan oleh responden sama dengan
apoteker yang berada di Malaysia. Menurut penelitian Kow Chia Siang, dan Syed
Shahzad Hasan (2021) di Malaysia, untuk tetap memberikan informasi secara lengkap
kepada pasien, apoteker menggunakan media telepon, video, ataupun catatan. Berikut
merupakan hasil wawancara responden A.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Responden Dokumentasi
Sebelum Sesudah
A X X
B
C X X
D X X
E X X
Keterangan :
- : Responden memberikan form dokumentasi
- X : Responden tidak memberikan form dokumentasi
- Sebelum : Sebelum adanya pandemi COVID-19
- Sesudah : Sesudah adanya pandemi COVID-19
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kegiatan pelayanan kefarmasian yang sangat berguna untuk evaluasi kegiatan dalam
upaya peningkatan mutu pelayanan apotek (Kepmenkes, 2019).
No Hambatan A B C D E
1. Suara apoteker diharapkan menjadi
lebih lantang dalam penyampaian
informasi
2. Adanya informasi yang belum
disampaikan dengan lengkap
3. Keterbatasan waktu X X X
4. Adanya pasien yang tidak menggunakan X X X
masker
5. Pengambilan obat dengan ojek online X X X
Keterangan :
- : Responden mengalami hambatan dalam pelayanan konseling
- X : Responden tidak mengalami hambatan dalam pelayanan konseling
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena harus menyatakan berulang-ulang kali dengan suara yang lebih keras.
Sebelum adanya pandemi, pelayanan konseling seharusnya dilaksanakan diruangan
konseling demi kenyamanan pasien dalam menyampaikan informasi terkait terapinya
dan apoteker dapat menyampaikan informasi bahkan dengan alat peraga pada pasien
(Harlianti, 2016).
Adanya protokol kesehatan terkait pandemi memaksa responden untuk
melakukan konseling langsung didepan etalase tanpa harus diruang konseling dengan
menjarak jarak, adanya barier, dan penggunaan APD. Tempat yang kurang nyaman
untuk konseling terkadang membuat pasien merasa kurang nyaman sehingga
informasi yang disampaikan pasien bisa saja kurang lengkap (Lutfiyati, 2016).
Adanya barier pembatas dan penggunaan APD sering sekali membuat pasien
kebingungan atau tidak mendengar apa yang disampaikan oleh apoteker. Responden
B juga menceritakan selama pandemi ini ada seorang pasien lansia yang tidak bisa
membaca dan menulis. Biasanya informasi disampaikan dengan berbicara langsung
kepada pasien dengan jelas. Namun, karena adanya batasan tadi responden B
mengatasinya dengan cara menggambarkan informasi disebuah catatan. Misalnya
pasien harus meminum obat dipagi hari maka akan digambar matahari dan jika
malam maka akan digambar bulan. Berikut merupakan hasil wawancara responden B.
“Responden B : Suaranya harus lebih lantang, kadang beberapa
pasien ga denger suaranya kita, apalagi masker sama barier nya
double. Jadi harus lantang takutnya pasien salah persepsi. Nah
untuk mencegah itu kita kasi nomor wa apotek jadi nanti dia
hubungin kita”.
Suatu pelayanan farmasi dikatakan baik apabila lama pelayanan obat dari
pasien menyerahkan resep sampai pasien menerima obat dan informasi diukur dengan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu (Mashuda, 2011). Sebelum adanya pandemi, waktu yang dibutuhkan apoteker
untuk melakukan konseling 5-10 menit (Lutfiyati, 2016). Setelah adanya pandemi,
responden A dan D menyatakan bahwa konseling hanya dilakukan maksimal 5 menit.
Hal ini karena pada masa pandemi apotek menjadi ramai pengunjung sedangkan
tenaga kerja dalam 1 apotek hanya 2 orang. Responden A dan D menyatakan
kurangnya tenaga kesehatan dan adanya protokol kesehatan ini menjadi faktor
keterbatasan waktu dalam pelayanan konseling sehingga penggalian dan pemberian
informasi dari apoteker kepada pasien tidak lengkap atau tidak maksimal. Pentingnya
melakukan konseling bagi apoteker yaitu apoteker dapat mengetahui kondisi pasien
melalui penggalian informasi dari pasien, apoteker memberikan informasi yang
dibutuhkan pasien dengan jelas, dan dapat meningkatkan outcome therapy
(Lutfiyanti, 2016).
Menurut Kepmenkes No. HK.01.07 tentang Pedoman Pencegahan Dan
Pengendalian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), seseorang wajib menggunakan
masker saat bepergian keluar rumah dan ke tempat umum untuk mencegah
penyebaran virus. Penularan virus dapat terjadi antar manusia (human to human),
yaitu diprediksi melalui droplet dan kontak dengan virus yang dikeluarkan dalam
droplet (Handayani, 2020). Responden A dan D menyatakan seringkali ada
pengunjung yang datang ke apotek tetapi tidak menggunakan masker. Hal ini
membuat responden merasa segan untuk menawarkan konseling karena pengunjung
tidak menerapkan protokol kesehatan yang ada. Responden juga sudah menawarkan
masker kepada pengunjung tetapi pengunjung tetap tidak mau menggunakan masker
padahal hal ini sangat berbahaya. Berikut hasil wawancara dengan responden A dan
D.
“Responden A: Pasien yang gak pake masker itu aku sebel sih,
kalo kita kasi tau dia marah , terus dia bilang ya “terserah saya”.
Ada yg bilang di rumah ada dan sampai ada yang sampe dikasi
masker sama pembeli lain. Dan kadang capek udah kasi tau tapi
ga mau d bilang”.
“Responden D: Masih ada pasien yg ga pake masker, nah itu
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hambatan lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pengambilan obat
melalui ojek online. Responden C dan E juga menyatakan karena adanya pandemi
COVID-19 terkadang pengambilan resep obat melalui ojek online. Pasien akan
mengirimkan foto resep kepada ojek online dan ojek online akan membawa ke apotek
untuk tebus resep. Hambatan yang dialami oleh responden C dan E yaitu untuk
menyampaikan informasi terkait obat kepada pasien harus melalui perantara yaitu
ojek online. Responden C menyatakan jika informasi diberikan melalui perantara,
dikhawatirkan informasi yang disampaikan kepada pasien tidak sama dengan apa
yang disampaikan (Antari, 2019). Untuk itu, responden C akan memberikan
informasi obat melalui telepon genggam milik ojek online tersebut. Responden E
menyatakan agar informasi tetap sampai kepada pasien, maka responden E akan
memberikan catatan terkait dengan informasi obat. Responden E juga akan meminta
nomor pasien kepada ojek online, agar responden E tetap dapat menghubungi pasien
secara langsung. Berikut hasil wawancara responden C dan E.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal berikut :
1. Gambaran pelayanan konseling dimasa pandemi COVID-19 berbeda dengan
pelayanan konseling pada masa sebelum pandemi. Perbedaannya terdapat
pada cara penyampaian informasi kepada pasien. Penyesuaian yang telah
dilakukan yaitu informasi disampaikan melalui media sosial berupa telepon,
chat, gambar ataupun animasi video.
2. Apoteker mengalami hambatan dalam melaksakan konseling dimasa pandemi
COVID-19 sebagai berikut:
a. Adanya protokol kesehatan seperti penggunaan APD, menjaga jarak, dan
terdapat barier pembatas mengharuskan apoteker untuk berbicara lebih
keras agar informasi tersampaikan dengan jelas kepada pasien.
b. Jumlah pengunjung apotek yang meningkat dimasa pandemi dan adanya
pengaturan jarak menurut protokol kesehatan membuat adanya
keterbatasan waktu disaat konseling. Hal ini berkaitan dengan kapasitas
apotek dalam menampung pengunjung disatu waktu. Untuk tetap menuruti
protokol kesehatan yang ada, apotek akhirnya membuat batasan waktu
konseling demi kenyamanan pengunjung lainnya.
c. Pembelian obat melalui ojek online semakin meningkat. Pembelian obat
melalui perantara ini membuat apoteker kesusahan dalam menyampaikan
informasi kepada pasien. Jika informasi obat disampaikan melalui
perantara, ditakutkan kemungkinan informasi yang sampai kepada pasien
tidak lengkap atau terdapat salah persepsi. Akhirnya apoteker memberikan
informasi secara tertulis atau langsung menghungi pasien melalui chat
atau telepon.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan
kepada apoteker pada masa pandemi COVID-19 yaitu mempertimbangkan pelayanan
konseling tersistem seperti adanya kartu keanggotaan apotek dan menyimpan data
pasien secara komputerisasi untuk mempersingkat waktu saat konseling.
Penyampaian informasi oleh apoteker dapat melalui telehealth seperti telepon dan
chat melalui sosial media. Adanya penggunaan aplikasi resmi juga dapat diterapkan
untuk mempermudah pasien dalam mendapatkan obat. Aplikasi juga harus memuat
data diri pasien dan riwayat pengobatan pasien, untuk mempermudahkan apoteker
dalam pemberian informasi dan edukasi. Informasi dan edukasi dapat disampaikan
melalui chat aplikasi atau chat melalui sosial media pribadi. Pihak Apotek juga dapat
mempertimbangkan adanya penambahan jumlah tenaga kerja agar standar pelayanan
kefarmasian di apotek pada masa pandemi COVID-19 tetap terjaga. Pada penelitian
ini hanya dilakukan wawancara mendalam, tetapi belum dilakukan observasi secara
langsung dan tanpa dokumentasi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui secara langsung cara apoteker melakukan pelayanan konseling kepada
pasien di apotek pada masa pandemi COVID-19.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ajaz, Khalid M. Alkharfy, Ziyad Alrabiah and Abdulaziz Alhossan, 2020.
Saudi Arabia, pharmacists and COVID-19 pandemic. Journal of
Pharmaceutical Policy and Practice. Vol 13 (41).
Anggreni R., I Made Agus G.W., 2021. Pelaksanaan Konseling Obat Oleh Apoteker
Di Apotek Kabupaten Badung. Indonesian Journal of Legal and Forensic
Sciences. Vol11(1), 12.
Antari N.P Udayana, Herleeyana Meriyanti, dan Ni Made Dharma S.S., 2019. Faktor-
Faktor Komunikasi Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Terhadap
Tenaga Teknis Kefarmasian. Jurnal Ilmiah Medicamento. Vol 5 (2).
Aprilyanti, S., 2017. Pengaruh Usia dan Masa Terhadap Produktivitas Kerja (Studi
Kasus: PT. OASIS Water International Cabang Palembang). Jurnal Sistem
dan Manajemen Industri. Vol 1 (2), 69.
Ayuningsasi, A.A.K., Sasmitha, N.P.R., 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Pengrajin Pada Industri Kerajinan Bambu Di Desa Belega
Kabupaten Gianyar. E-Jurnal EP Unud, 6(1), 69-70.
Baroroh, F., dan Endang Dermawan, 2016. Evaluasi Implementasi Pelayanan
Konseling Obat Di Apotek Kota Yogyakarta. Farmasains Vol 3 (1), 16.
Dinas Kesehatan Sleman, 2020. Rekap Faskes Apotek.
https://dinkes.slemankab.go.id/daftar-fasilitas-kesehatan-kabupaten-sleman.
Diakses pada tanggal 19 Desember 2020.
Doremalen, N. V., Morris, D.H., Holbrook, M.G., Gamble, A., Wiliiamson B.N.,
Tamin, A., et al., 2020. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as
Compared with SARS-CoV-1. The New England Journal of Medicine. 382 (16).
Fourianalistyawati Endang, 2012. Komunikasi Yang Relevan Dan Efektif Antara
Dokter Dan Pasien. Jurnal Psikogenesis. Vol 1 (1).
Galistiani, G.F., Kusuma, A.M., Gibran, N.C., Hanggara, S.L., 2017. Pengaruh
Keberadaan Apoteker Terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas
Wilayah Kabupaten Banyumas. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 7(1), 68-75.
Harlianti Mariska S., Tri Murti Andayani, dan Diah Ayu Puspandari., 2016. Pengaruh
Kepuasan Terhadap Kemauan Membayar (Willingness To Pay) Jasa Pelayanan
Konseling Oleh Apoteker Di Apotek. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 4 (1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Handayani Dyah, Dwi Rendra H., Fathiyah Isbaniah, E., Burhan, Heidy A., 2020.
Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, Vol. 4.
Jalaluddin Rakhmat, 2005. Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. PT. Remaja Rosda
Karya. Bandung : h.286.
Janti Sohar, 2014. Analisis Validitas Dan Reliabilitas Dengan Skala Likert Terhadap
Pengembangan Si/Ti Dalam Penentuan Pengambilan Keputusan Penerapan
Strategic Planning Pada Industri Garmen. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Sains & Teknologi (SNAST).
Kemenkes, 2019. Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Kusumawardani, Nunik et al., 2015. Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Penerbit Kanisius.
Kusuma Anjar Mahardian, Rihan Basyiruddin Ahmad, dan, Githa Fungie Galistiani,
2015. Evaluasi Penerapan Dokumentasi Patient Medication Record (Pmr) Di
Apotek Wilayah Kabupaten Banyumas. Pharmacy. Vol 12 (1), 82.
Koster, Ellen S., Daphne Philbert, Marcel L.Bouvy, 2020. Impact of the COVID-19
epidemic on the provision of pharmaceutical care in community pharmacies.
Research in Social and Administrative Pharmacy.
Kow Chia Siang dan Syed Shahzad Hasan, 2021. Pharmacist-patient communication
amid COVID-19 pandemic: A review of available options and potential impact.
British Journal of Phamacy. Vol 6 (1).
Lestari Sri dan Qurratul Aini, 2015. Pelaksanaan Identifikasi Pasien Berdasarkan
Standar Akreditasi Jci Guna Meningkatkan Progrm Patient Safety Di Rs Pku
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Jurnal UMY, Vol 4 (2), 2.
Lutfiyati, Heni, Fitriana Yuliastuti, Puspita Septie, D., 2016. Pelaksanaan Konseling
Oleh Apoteker Di Apotek Kecamatan Temanggung. Jurnal Farmasi Sains dan
Praktis, Vol. II, No. 1.
Mardiyaningsih Ana, Farisya Nurhaeni , Nanang Munif Yasin, 2014. Medication
Error Dan Upaya Pengatasan Apoteker Di Apotek-Apotek Di Wilayah
Kotamadya Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional.
Maria, S., Pongtuluran, Y., Maringan, K., 2016. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Sikap
Kerja Dan Keterampilan Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Wahana
Sumber Lestari Samarinda. Jurnal Ekonomi dan keuangan, 13(2), 135-140.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
42
Sim, J., Saunders, B., Waterfield, J., & Kingstone, T. (2018). Can sample size in
qualitative research be determined a priori?. International Journal of Social
Research Methodology, 21(5), 619–634.
Susilo Adityo, G. Martin Rumende, Geva W Pitoyo, Widayat Djoko.,et all., 2019.
Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia. Vol. 7, No. 1.
Ukkas, I., 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Industri Kecil kota Palopo. Journal of Islamic Education Management, 2(2),
189-191.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
LAMPIRAN
44
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
47
48
No PERTANYAAN
Bagaimana cara apoteker menyapa dan memperkenal diri kepada pasien yang
1
datang ke apotek saat masa pandemi seperti sekarang?
49
50
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BIOGRAFI PENULIS