Anda di halaman 1dari 69

GAMBARAN CAKUPAN VAKSINASI DAN KEJADIAN

PENULARAN COVID-19 DI KOTA PALEMBANG TAHUN


2021

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:
Yolanda Fitriani
NIM: 70 2018 012

FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN CAKUPAN VAKSINASI DAN KEJADIAN


PENULARAN COVID-19 DI KOTA PALEMBANG
TAHUN 2021

Dipersiapkan dan disusun oleh


YOLANDA FITRIANI
NIM: 702018012

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Kedokteran (S. Ked)

Pada tanggal Februari 2022

Menyetujui:

dr. Ahmad Ghiffari, M.Kes dr. Mitayani, M.Si. Med


Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Dekan
Fakultas Kedokteran

dr.Yanti Rosita, M.Kes


NBM/NIDN. 1079954/0204076701

Universitas Muhammadiyah Palembang


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini Saya menerangkan:


1. Karya Tulis Saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik, baik di Universitas Muhammadiyah Palembang,
maupun Perguruan Tinggi lainnya.
2. Karya Tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.
3. Dalam Karya Tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan Nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya
bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan Norma
yang berlaku di Perguruan Tinggi ini.

Palembang, Januari 2022


Yang membuat pernyataan

(Yolanda Fitriani)
NIM. 70 2018 012

Universitas Muhammadiyah Palembang


PERSETUJUAN PENGALIHAN HAK PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Dengan Penyerahan naskah artikel dan softcopy berjudul: Gambaran Cakupan


Vaksinasi dan Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang. Kepada Unit
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UP2M) Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang (FK-UMP), Saya:

Nama : Yolanda Fitriani


NIM : 702018012
Program Studi : Pendidikan Kedokteran Umum
Fakultas : Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Jenis Karya Ilmiah : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju memberikan kepada FK-UMP,


Pengalihan Hak Cipta dan Publikasi Bebas Royalti atas Karya Ilmiah, Naskah,
dan softcopy diatas. Dengan hak tersebut, FK-UMP berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan,
menampilkan, mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis, tanpa perlu meminta izin dari Saya, selama tetap mencantumkan nama
Saya, dan Saya memberikan wewenang kepada pihak FK-UMP untuk
menentukan salah satu Pembimbing sebagai Penulis Utama dalam Publikasi.
Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam
Karya Ilmiah ini menjadi tanggung jawab Saya pribadi.

Demikian pernyataan ini, Saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal: Januari 2022
Yang Menyetujui,

(Yolanda Fitriani)
NIM. 70 2018 012

Universitas Muhammadiyah Palembang


ABSTRAK

COVID-19 adalah penyakit yang sudah menyebar keseluruh dunia dan


menyebabkan angka mortalitas yang tinggi dengan angka penularan sebanyak
425.493 kasus termasuk di Indonesia. Peningkatan ini salah satunya terjadi karena
perilaku masyarakat terhadap pandemi COVID-19 yang dipengaruhi oleh
pengetahuan dan kesadaran masyarakat itu sendiri. Komite Penasihat Praktik
Imunisasi dan Centers for Disease Control (CDC) menyarankan setiap penduduk
untuk melakukan vaksinansi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk melihat
gambaran cakupan vaksinasi dan kejadian penularan Covid 19 di Kota Palembang
tahun 2021. Penelitian ini merupakan suatu peneltian observasional deskriptif
dengan desain ekologis menggunakan analisis temporal. Sampel yang dipakai
berasal dari data sekunder, yaitu data yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota
Palembang dengan tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode total
sampling. Data diolah secara univariat untuk mendapatkan gambaran dari variabel
yang diteliti, data kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil yang di
dapatkan dalam penelitian ini bahwa cakupan vaksinasi dosis 1 sebesar 54,63%,
sedangkan cakupan vaksinasi dosis 2 sebesar 46,53%, hal ini menunjukkan bahwa
cakupan vaksinasi pada dosis pertama lebih besar dibandingkan cakupan vaksinasi
pada dosis kedua. Sementara penularan Covid – 19 diketahui bahwa kecamatan
yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak adalah kecamatan Ilir Barat I dengan
kasus terkonfirmasi sebanyak 3.959 kasus (13,06 %) dan kecamatan dengan kasus
COVID-19 terendah adalah Kecamatan Kertapati sebanyak 574 kasus (1,89 %).

Kata kunci : covid-19, cakupan vaksinasi, penularan

ABSTRACT

Universitas Muhammadiyah Palembang


COVID-19 is a disease that has spread through out the world and causes
a high mortality rate with a transmission rate of 425,493 cases including in
Indonesia. This increase is one of them occurs because of people's behavior
towards the COVID-19 pandemic which is influenced by knowledge and
awareness. The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) and Advisory
Committee on Immunization Practices recommend the society to get the COVID-
19 vaccine. This study aims to see an overview of vaccination coverage and the
incidence of Covid 19 transmission in Palembang City in 2021. This study is a
descriptive observational study with ecological design using temporal analysis.
The sample used comes from secondary data, which is data recorded in the
Palembang City Health Office with sampling techniques using the total sampling
method. Data is processed univariate to get an overview of the variables studied,
the data is then presented in the form of tables and graphs. The results obtained in
this study that the coverage of vaccination dose 1 amounted to 54.63%, while the
coverage of vaccination dose 2 amounted to 46.53%, this shows that vaccination
coverage at the first dose is greater than vaccination coverage at the second dose.
While the transmission of COVID-19 is known that the district that has the most
COVID-19 cases is Ilir Barat 1 with 3,959 confirmed cases (13.06%) and the
district with the lowest COVID-19 cases is Kertapati with 574 cases (1.89%).

Keywords : COVID-19, Vaccination Coverage, Transmission

KATA PENGANTAR

Universitas Muhammadiyah Palembang


Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul
“Gambaran Cakupan Vaksinasi dan Kejadian Penularan COVID-19 di Kota
Palembang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S. Ked). Shalawat beriring Salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-
pengikutnya hingga akhir zaman.
Saya menyadari bahwa skripsi penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
mendatang. Selama penyelesaian penelitian, saya banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dekan dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
4. dr. Ahmad Ghiffari, M. Kes selaku pembimbing I.
5. dr. Mitayani M.Si. Med selaku pembimbing II.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung saya dan semoga penelitian
ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Palembang, Januari 2022

Peneliti

Universitas Muhammadiyah Palembang


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................................ii
PERSETUJUAN PENGALIHAN HAK PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS......................................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................................iv
ABSTRACT.......................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum..................................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus..................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................2
1.4.1. Manfaat Teoritis...............................................................................................2
1.4.2. Manfaat Praktisi...............................................................................................2
1.5 Keaslian Penelitian.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................6
2.1 Landasan Teori.....................................................................................................6
2.1.1 Vaksin...............................................................................................................6
2.1.2 Indikator Cakupan Vaksinasi.............................................................................8
2.1.3. Vaksin dan Penularan Virus...........................................................................10
2.1.4 Penyakit Coronavirus (COVID-19).................................................................12
2.2 Kerangka Teori...................................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN................................................................................31
3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian........................................................................31
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................31
3.2.1. Waktu Penelitian......................................................................................31
3.2.2. Tempat Penelitian.....................................................................................31
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.........................................................................31
3.3.1. Populasi Target.........................................................................................31

Universitas Muhammadiyah Palembang


3.3.1. Populasi Terjangkau.................................................................................31
3.3.2. Sampel Penelitian dan Besar Sampel........................................................31
3.4 Kriteria................................................................................................................32
3.4.1. Kriteria Inklusi...............................................................................................32
3.5 Variabel Penelitian.............................................................................................32
3.6 Definisi Operasional...........................................................................................32
3.7 Cara Pengumpulan Data....................................................................................33
3.8 Cara Pengolahan Data.........................................................................................34
3.9 Analisis Data........................................................................................................34
3.10 Alur Penelitian....................................................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................36
4.1 Hasil Penelitian.....................................................................................................36
4.1.1 Gambaran Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang.......................36
4.1.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang........................................37
4.2 Pembahasan..........................................................................................................39
4.2.1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang........................................39
4.2.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang........................................40
4.3 Kelebihan Penelitian............................................................................................41
4.4 Keterbatasan Penelitian.......................................................................................42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................43
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................44
LAMPIRAN....................................................................................................................48

Universitas Muhammadiyah Palembang


DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...................................................................................3
Tabel 3. 1 Definisi Operasional
Tabel 4. 1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 Periode Februari-September 2021
Tabel 4. 2 Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur coronavirus..........................................................................19


Gambar 2. 2 Skema replikasi dan patogenesis virus..............................................27
Gambar 2. 3 Kerangka Teori..................................................................................30
Gambar 3. 1 Alur Penelitian..................................................................................35
Gambar 4. 1 Grafik Persentase cakupan vaksin per hari.......................................37
Gambar 4. 2 Grafik Kasus terkonfirmasi COVID-19 per hari Kota Palembang
2021
Gambar 4. 3 Grafik cakupan vaksin Covid-19 dan penambahan kasus perhari di
Kota Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian...................................................................................48


Lampiran 2 Surat izin Penelitian............................................................................55
Lampiran 3 Surat selesai Penelitian.......................................................................56
Lampiran 4 Biodata Peneliti..................................................................................57

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Coronavirus (CoV) menyebabkan berbagai infeksi saluran pernapasan
manusia bervariasi diantaranya flu ringan sampai sindrom gangguan
pernapasan berat. Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 mengakibatkan
sindrom pernapasan akut parah disebabkan oleh SARS-CoV-2 membahayakan
kesehatan dunia. Epidemi COVID-19 berawal dalam Kota Wuhan Cina
menjelang penghujung bulan Desember 2019 lalu sejak itu menyebar dengan
cepat ke Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura dan Iran di bulan-bulan
awal (Umakanthan et al. 2020). Badan Kesehatan Dunia mengemukakan
wabah baru COVID-19 sebagai pandemi sejak 11 Maret 2020, yang terus
berkecamuk, dengan tingkat morbiditas dan mortalitas terus meningkat secara
global (World Health Organization, 2020).
Pandemi COVID-19 telah berlangsung lebih dari 2 tahun. Cara
penularan utama adalah kontak individu ke individu lewat titisan pernapasan
yang lebar mengandung virus SARS-CoV-2 yang dihasilkan dengan
menghembuskan napas (terutama dengan kuat), bersin, batuk, bernyanyi dan
berbicara (World Health Organization, 2020). Lansia atau orang yang lebih
tua secara konsisten berhubungan atas transmisi penyakit dan mortalitas
(kematian) yang kian parah (World Health Organization, 2020). Untuk
memerangi ancaman kesehatan global yang sedang berlangsung ini, dan untuk
mengurangi risiko gejala COVID-19 yang dikonfirmasi laboratorium, rawat
inap karena COVID-19, dengan kematian terkait, Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit (CDC) dan Komite Penasihat Praktik Imunisasi
menyarankan tiap-tiap penduduk yang berumur 12 tahun ke atas menerima
vaksinasi COVID-19 (Affairs, Administration, and Safety 2021).
Munculnya vaksin tidak menghilangkan bahaya besar dari paparan
SARS-CoV-2 dimana beberapa anggota lainnya tidak sepenuhnya divaksinasi
(Affairs, Administration, and Safety 2021). Saat ini masih ada sedikit
pemahaman tentang hubungan antara infeksi SARS-CoV-2, response

1
Universitas Muhammadiyah Palembang
2

antibody, dan perlindungan oleh vaksin (Speiser 2020). Golongan utama yang
menerima vaksin COVID-19 di Kota Palembang adalah warga yang
berdomisili di yang usianya ≥ 18 tahun, yang terdapat data keamanan vaksin
yang mencukupi dan pembenaran pendayagunaan ketika gawat darurat
(emergency use authorization) atau publikasi nomor izin edar (NIE) dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Kemenkes RI 2021). Perlu untuk
melakukan penelitian tentang gambaran cakupan vaksinasi dan kejadian
penularan COVID-19 di Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Gambaran cakupan vaksinasi Covid-19 dan kejadian penularan
COVID-19 di Kota Palembang?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran cakupan vaksinasi Covid-19 dan kejadian
penularan COVID-19 di Kota Palembang.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui cakupan vaksinasi COVID-19 secara akumulatif periode
Februari – September 2021 di Kota Palembang.
2. Mengetahui distribusi masyarakat terkonfirmasi COVID-19 per
Kecamatan secara akumulatif periode Februari – September 2021 di
Kota Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi,
menambah wawasan dan pengetahuan tentang kejadian penularan
COVID-19 dan cakupan vaksin di Kota Palembang.
1.4.2. Manfaat Praktisi
1. Bagi Petugas Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palembang


3

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi


ilmiah yang berguna dalam usaha menurunkan kejadian COVID-19
pada cakupan vaksin COVID-19.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
pengetahuan untuk menambah wawasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi COVID-19 pada cakupan vaksinasi.
3. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan,
motivasi atau sandaran tentang vaksinasi, baik ditinjau dari agama
maupun kesehatan.

1.5 Keaslian Penelitian


Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai penelitian yang ada, di jumpai
penelitian yang berhubungan di antaranya:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Nama Judul Penelitian Metode Peneltian Hasil


Shah et al., Pengaruh Cross Sectional. Vaksinasi petugas
2021 vaksinasi terhadap Sampel penelitian kesehatan untuk
penularan dipilih secara SARS-CoV-2
COVID-19: studi purposive mengurangi kasus
observasional sampling. Kasus yang
pada petugas COVID-19 yang terdokumentasi dan
kesehatan dan terdokumentasi rawat inap di kedua
rumah tangga dan rawat inap individu yang
mereka pada anggota divaksinasi dan
rumah tangga yang anggota rumah
tidak divaksinasi tangga mereka. Ini
dari petugas meyakinkan bagi
kesehatan yang petugas kesehatan,
divaksin dan tidak dan memiliki
divaksinasi dari 8 implikasi luas untuk

Universitas Muhammadiyah Palembang


4

Desember 2020 strategi vaksinasi


hingga 3 Maret dan langkah-
2021. langkah
pengendalian
masyarakat.
Oktaviasari, Hubungan Observasional Penelitian ini
2018 Imunisasi Campak dengan desain menunjukkan
dengan Kejadian studi cross bahwa terdapat
Campak di sectional. Populasi Hubungan antara
Provinsi Jawa yang digunakan imunisasi campak
Timur yaitu semua orang pada bayi (p=0,04)
yang menderita yang memiliki kuat
penyakit campak hubungan lemah
tiap kabupaten dan tidak ada
atau kota di hubungan antara
Provinsi Jawa imunisasi campak
Timur pada tahun pada balita (p=0,92)
2016. Cara yang memiliki kuat
pengambilan Hubungan lemah
sampel adalah dengan jumlah
dengan kasus campak.
menggunakan total Kesimpulannya
populasi. Variabel bahwa ada
yang diteliti yaitu hubungan antara
jumlah imunisasi imunisasi campak
campak pada bayi pada bayi dengan
dan balita serta jumlah kasus
jumlah kasus campak di Provinsi
campak di Jawa Timur.
Provinsi Jawa
Timur, dengan
teknik analisis

Universitas Muhammadiyah Palembang


5

berupa korelasi
pearson
Vitiello et Vaksin COVID-19 Cross Sectional. Vaksinasi COVID-
al., 2021 dan penurunan Sampel penelitian 19 melindungi
penularan SARS- dipilih secara terhadap gejala
CoV-2 purposive penyakit yang parah
sampling. tetapi juga
merupakan alat
penting untuk
mengurangi
penyebaran virus
dan tingkat infeksi.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dari penelitian


penelitian sebelumnya, diantaranya yaitu penelitian terdahulu melakukan
penelitian pada petugas kesehatan rumah tangga sedangkan peneliti melakukan
penelitian pada masyarakat Kota Palembang. Peneliti terdahulu melakukan
penelitian di Provinsi Jawa Timur sedangkan peneliti melakukan penelitian di
Kota Palembang. Jadi perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini
dengan penelitian terdahulu terdapat pada studi kasus, populasi, waktu dan tempat
pelaksanaan penelitian ( ATAGI, 2021).

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Vaksin
2.1.1.1 Definisi Vaksin
Vaksin merupakan buatan biologi yang bermuatan antigen
berwujud mikroba ataupun partikelnya maupun komponen yang
diproduksinya yang sudah tergarap sebegitu susunan sehingga
terjamin ketika diberi pada perseorangan yang nantinya tentu
memicu imunitas spesifik berespon langsung terhadap penyakit
tertentu (Kemenkes RI 2021).
Vaksin bukan diberikan untuk pengobatan, namun fungsi
vaksin adalah untuk merangsang pembuatan imunitas spesifik
sehingga tubuh mudah terlepas dari penularan maupun
probabilitas sakit berat. Sebaliknya Vaksinasi adalah jalan
memasukkan vaksin ke tubuh seseorang pada bentuk
mengaktifkan ataupun menaikkan imunitas seseorang dengan
berespon langsung akan suatu penyakit, hingga seandainya suatu
waktu terekspos oleh penyakit tidak bakal sakit ataupun sekadar
menderita sakit ringan serta bukan membentuk asal mula
transmisi (Kemenkes RI 2021).
Bagi sebagian besar negara, upaya vaksinasi skala besar
dimulai pada paruh pertama tahun 2021. Permintaan akan
melampaui pasokan, dan negara-negara perlu memprioritaskan
siapa yang harus ditargetkan terlebih dahulu untuk vaksinasi,
berdasarkan risiko dan pertimbangan epidemiologis. Banyak
dari upaya ini akan diatur dalam "gelombang", menargetkan
kelompok populasi yang berbeda dengan cara terhuyung-huyung
berdasarkan prioritas dan karena lebih banyak dosis vaksin
tersedia. Pedoman global saat ini menyerukan prioritas petugas
kesehatan, usia tua dengan orang yang terserang kondisi yang

6
Universitas Muhammadiyah Palembang
7

telah terdapat lebih dahulu, yang meningkatkan risiko penyakit


parah. Menjangkau orang-orang ini akan membutuhkan strategi
vaksinasi baru di sebagian besar negara, memanfaatkan
pengalaman dan kapasitas program yang ada yang berfokus
pada imunisasi anak dan ibu serta vaksinasi influenza (WHO
2021)
Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan guna mencukupi usaha
preventif dengan implementasi protokol kesehatan, sehingga
walaupun vaksin sudah ada, protokol kesehatan menggunakan
prosedur 3-M yakni menggunakan face mask, membentengi
jarak lalu menjauhi keramaian juga membersihkan lengan
memakai sabun dengan air mengalir, wajib konsisten dilakukan
dengan optimal (Kemenkes RI 2021).
Kontribusi vaksin ini diharapkan dapat memberikan
kekebalan komunitas dan berkecukupan menanggulangi
pandemi. Penanggulangan pandemi menggunakan campur
tangan vaksin (intervensi farmakologis) benar-benar tergantung
pada bilamana vaksin ini diberikan (Kemenkes RI 2021).

2.1.1.2 Cara Kerja Vaksin


Ada beberapa penjelasan bagaimana Vaksin dapat
berfungsi di dalam tubuh guna memelihara seseorang. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI),
ada tiga upaya meliputi:
Pertama, vaksin adalah buatan biologi untuk dibagikan
pada seseorang guna melindungi diri lantaran penyakit yang
memperlemahkan tubuh, terlebih sebagai ancaman bagi nyawa
seseorang. Kedua, vaksin bakal menstimulasi penciptaan
imunitas atas penyakit tertentu bagi fisik seseorang. Ketiga,
tubuh bakal mengenali virus atau bakteri penyebab penyakit,
mengingat juga mengerti muslihat memeranginya (Kemenkes
RI 2021).

Universitas Muhammadiyah Palembang


8

2.1.2 Indikator Cakupan Vaksinasi


2.1.2.1 Indikator Cakupan dan Ekuitas
Indikator berikut mengukur kemajuan dengan vaksinasi di
antara populasi target (World Health Organization, 2020) yaitu:
Pertama adalah penyerapan vaksin atau tingkat vaksinasi: jumlah
orang yang divaksinasi dengan dosis tertentu vaksin dalam
jangka waktu tertentu (misalnya selama satu bulan atau tahun)
yang dapat dinyatakan sebagai jumlah absolut atau sebagai
proporsi target. Kedua adalah cakupan vaksinasi: proporsi yang
divaksinasi dari populasi target. Cakupan dapat diperkirakan
dengan memperhitungkan vaksinasi pada periode waktu
sebelumnya (minggu, bulan, tahun).
Perbedaan antara kedua konsep ini adalah bahwa serapan
mengekspresikan aktivitas vaksinasi dari waktu ke waktu,
sementara cakupan mengungkapkan perlindungan yang
dihasilkan di antara populasi. Untuk mengilustrasikan perbedaan
ini, pertimbangkan sebuah negara dengan total populasi 1 juta
orang yang berhasil memvaksinasi 400.000 orang dengan dua
dosis setiap tahun pada tahun 2021, 2022, dan 2023. Apakah itu
serapan dan cakupan di masing-masing tahun ini?
Pada tahun 2021, 400.000 orang menerima dosis kedua,
mewakili 40% dari populasi (serapan). Ini juga merupakan
perkiraan terbaik untuk cakupan pada tahun 2021. Lalu pada
tahun 2022, lagi-lagi 400.000 orang menerima dosis kedua,
mewakili 40% dari populasi. Tetapi cakupan yang dihasilkan
tentu lebih tinggi dari 40%. Cakupan mungkin mendekati 80%
(serapan kumulatif), tetapi untuk menerjemahkan angka serapan
ke dalam perkiraan cakupan, seseorang perlu memastikan bahwa
vaksinasi ulang (penguat) tidak dilaporkan sebagai dosis kedua.
Ada juga efek kecil dari kematian di sekitar penduduk yang
divaksinasi beserta penduduk baru yang memenuhi syarat untuk
vaksinasi yang perlu diperhitungkan.

Universitas Muhammadiyah Palembang


9

Pada tahun 2023, menjadi jelas bahwa angka serapan tidak


dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam perkiraan cakupan,
karena serapan kumulatif melebihi 100% dari populasi. Penguat
mungkin telah dimasukkan sebagai dosis kedua. Juga, populasi
target berubah sedikit karena beberapa orang menjadi memenuhi
syarat untuk vaksinasi (mencapai persyaratan usia minimum)
sementara beberapa lainnya meninggal. Dalam jangka panjang,
metode yang berbeda (seperti survei) akan diperlukan untuk
memperkirakan cakupan lebih tepat.
Seperti yang diklarifikasi dalam contoh di atas, untuk tahun
pertama pengenalan (2021), serapan dan cakupan dapat
digunakan secara bergantian, dan karena dokumen panduan
sementara ini berfokus pada fase awal pengenalan vaksin, itu
tidak akan masuk ke kompleksitas potensial menggunakan data
serapan untuk memperkirakan cakupan. Serapan dan cakupan
harus dilacak dengan dosis dan dapat beranotasi sebagai berikut:
• COV-1: jumlah orang yang menerima dosis pertama vaksin,
atau proporsi kelompok sasaran yang melakukannya.
Misalnya, 50.000 dosis COV-1, sesuai dengan 5% dari total
populasi.
• COV-2, 3: jumlah atau proporsi orang yang menerima dosis
kedua atau ketiga vaksin, ditambah dosis booster jika relevan
untuk jadwal vaksinasi yang direkomendasikan di masa depan.
• Drop-out dari COV-1 ke COV-2: proporsi orang yang
menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 tetapi
belum menerima dosis kedua. Dihitung sebagai: (COV-1–
COV-2)/COV-1
Catatan: Dimana beberapa produk vaksin dengan persyaratan
dosis yang berbeda digunakan di suatu negara, akan ada
kebutuhan untuk membandingkan cakupan di seluruh produk
dengan dosis perlindungan terakhir untuk setiap vaksin.

Universitas Muhammadiyah Palembang


10

• COV-c: mewakili jumlah orang yang menerima dosis terakhir


yang direkomendasikan dari vaksin apapun "C" menunjukkan
dosis yang melengkapi jadwal, yang mungkin dosis pertama,
kedua atau ketiga tergantung pada produk yang digunakan.
Dalam hal ini, drop-out harus dihitung dari COV-1 ke COV-c.
• Karena tidak ada data yang tersedia tentang pertukaran dosis
vaksin COVID-19 yang berbeda, kali ini disarankan bahwa
produksi yang serupa wajib dipakai bagi dosis berikutnya. Ini
berarti bahwa jika seseorang menerima dosis kedua dengan
produk yang berbeda, dosis itu perlu dihitung sebagai dosis
pertama dari produk baru itu. Rekomendasi ini dapat
diperbarui karena informasi lebih lanjut tersedia tentang
pertukaran, dan praktik pemantauan harus selaras dengan
kebijakan nasional dalam hal ini.

2.1.3. Vaksin dan Penularan Virus


Pandemi global COVID-19 saat ini sedang berlangsung.
Perawatan farmakologis untuk pengobatan infeksi COVID-19 sebagian
besar diarahkan untuk menghindari komplikasi parah penyakit (Vitiello,
2021). Sampai saat ini, tidak ada antivirus yang ditujukan terhadap
SARS-CoV-2, kemanjuran yang baik telah ditunjukkan untuk beberapa
antivirus, yang berwenang untuk penyakit menular lainnya, seperti
Remdesivir (Vitiello et al. 2021).
Sejak Desember 2020, kampanye vaksinasi besar-besaran telah
dimulai di seluruh dunia. Vaksin yang digunakan, menggunakan
metode yang berbeda, mRNA, vektor virus, sampai saat ini bukti klinis
dalam data epidemiologis pasca-otorisasi menunjukkan profil
kemanjuran dan keamanan yang sangat baik (Vitiello et al. 2021).
Namun, mungkin apa yang telah dipelajari dengan buruk dalam
studi pra-pendaftaran fase 3 dan dalam uji klinis pasca-otorisasi, adalah
apakah subjek vaksinasi menginfeksi dengan frekuensi yang sama dan
probabilitas sebagai subjek yang tidak divaksinasi, dan jika subjek yang

Universitas Muhammadiyah Palembang


11

divaksinasi dapat sama menularnya dengan subjek yang tidak


divaksinasi dan positif COVID-19.
Pra-pendaftaran tahap 3 uji klinis, seperti tradisional untuk
vaksin, mengevaluasi kemanjuran terapeutik dengan menyelidiki
perlindungan subjek yang divaksinasi dari penyakit ini. Bahkan untuk
vaksin COVID-19, studi fase 3 pra registrasi telah mengevaluasi
perlindungan subjek dari tidak memungkinkan, meskipun dengan hasil
yang berbeda di antara vaksin. Namun dapat dipastikan bahwa
perlindungan dari penyakit parah oleh vaksin sangat penting, tetapi
kemungkinan yang sama pentingnya adalah memahami apakah
vaksinasi juga mengurangi penularan virus dan jumlah orang yang
terinfeksi. Tujuan-tujuan ini dibuat lebih penting mengingat kurangnya
obat antivirus yang diarahkan terhadap SARS-CoV-2 (Vitiello et al.
2021).
Salah satu tantangan paling sulit yang dihadapi para pembuat
keputusan pada tahun 2021 adalah alokasi pasokan dosis terbatas. Di
tingkat global, di bawah asumsi dasar kami, strategi yang
memaksimalkan total kematian yang dihindari adalah salah satu dimana
dosis vaksin yang tersedia dialokasikan secara istimewa ke negara-
negara berpenghasilan tinggi yang memiliki populasi lansia beresiko
tertinggi. Namun, optimalitas alokasi ini sensitif terhadap banyak
asumsi dan akan bervariasi tergantung pada karakteristik vaksin dan
tahap epidemi di setiap negara pada pengenalan vaksin.
Mengingat ketidakpastian ini, mengalokasikan dosis vaksin
sesuai dengan ukuran populasi tampaknya menjadi pendekatan paling
efisien berikutnya. Strategi yang paling efisien untuk masing-masing
negara adalah memprioritaskan vaksinasi orang tua dan kelompok
beresiko tinggi lainnya jika dosis hanya tersedia untuk kurang dari
sekitar 20% dari populasi.
Namun, dari perspektif masing-masing negara, strategi optimal
adalah untuk mendapatkan dosis singgung cukup untuk mencapai
kekebalan kawanan dan dengan demikian, untuk memprioritaskan

Universitas Muhammadiyah Palembang


12

vaksinasi populasi usia kerja. Temuan ini konsisten dengan studi


pemodelan lain tentang alokasi vaksin dalam satu negara 35-38. Strategi
seperti itu juga akan mendukung ekonomi dan pemulihan sosial. Hal ini
menciptakan ketegangan antara kepentingan publik global dan nasional
yang akan sangat akut bagi negara-negara yang mampu mengamankan
pasokan awal, baik melalui penelitian vaksin nasional dan pembuatan
capability, atau melalui memiliki kemampuan ekonomi dan modal
politik untuk mengamankan akses ke vaksin yang diproduksi di tempat
lain (Hogan et al. 2020).

2.1.4 Penyakit Coronavirus (COVID-19)


2.1.4.1 Definisi COVID-19
Coronavirus disease (COVID-19) adalah penyakit
menular yang telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.
Pada Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menyatakan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Pandemi telah
sangat berdampak pada sistem kesehatan, kemajuan ekonomi
dan sosial di seluruh dunia. Dari beberapa ribu kejadian
COVID-19 yang dikonfirmasi pada Januari, kasus terus tumbuh
secara global, per 4 Desember 2020, ada 6.46.03.428 kasus
COVID-19 yang dikonfirmasi, termasuk 15.00.614 kematian,
dilaporkan ke WHO (Government of India 2020).
COVID-19 disebabkan oleh coronavirus yang baru
ditemukan yang sekarang disebut sebagai sindrom pernapasan
akut yang parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Coronavirus
(CoV) adalah zoonosis, dan ditularkan antara hewan dan
manusia. Coronavirus menyebabkan penyakit seperti Sindrom
Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan
Akut Parah (SARS) dan penyakit yang lebih ringan termasuk flu
biasa (Government of India 2020).
Tanda-tanda infeksi COVID-19 yang paling umum
termasuk demam, batuk kering, sesak napas atau kesulitan

Universitas Muhammadiyah Palembang


13

bernapas, dan kelelahan atau kelelahan. Kebanyakan orang


(80%) mengalami penyakit ringan dan sembuh tanpa
memerlukan rawat inap. Namun, secara global, sekitar 20%
orang yang tertular COVID-19 menjadi lebih parah dan
mengalami kesulitan bernapas. Pada kasus yang lebih parah,
infeksi dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan
akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan menyebabkan
kematian (Government of India 2020).

2.1.4.2 Definisi Kasus dan Klasifikasi


Deskripsi operasional kejadian COVID-19 adalah perkara
suspek (diduga), kejadian probable, laporan terkonfirmasi,
hubungan dekat, yaitu selaku berikut ini:
1. Kasus Suspek
Seseorang setidaknya harus mempunyai satu di antara yang
ada pada kriteria dibawah ini:
a. Seseorang harus membenarkan satu di antara kriteria
klinis bersama satu di antara kriteria epidemiologi:
Kriteria Klinis:
 Suhu tubuh meningkat (≥ 38°C) atau sebelumnya
mengalami hipertermi & batuknya kering.
 Gejala yang dapat ditemukan ada 3 ataupun
melebihi 3 yaitu: hipertermi atau sejarah
hipertermi, batuknya kering, lelah, pusing, rasa
sakit pada otot, radang kerongkongan, flu atau
pilek, bernapas yang sangat sulit, anorexia atau
mual atau muntah, BAB cair, terdapat kesadaran
yang menurun (Diah Handayani, 2020) (Susilo et
al. 2020).
Kriteria Epidemiologis:
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul simptom pasien mempunyai riwayat mendiami

Universitas Muhammadiyah Palembang


14

ataupun berada dalam lingkungan pekerjaan pada zona


yang beresiko tinggi terjadinya penularan.
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul simptom pasien mempunyai riwayat hidup
maupun pergi ke suatu negara ataupun wilayah
Indonesia pada era pandemic yang dilaporkan sebagai
acuan penularan setempat.
 Dalam 14 hari paling akhir mula-mula ketika belum
muncul symptom pasien beroperasi dalam fasilitas
pelayanan kesehatan, mengerjakan pelayanan medis
maupun non-medis, beserta seorang fungsionaris
sedang melaksanakan pekerjaan penanaman modal,
pemantauan kasus-kasus & riwayat berkontakan.
b. Orang yang mengalami ISPA Berat.
c. Orang yang tidak disertai tanda (asimtomatik) juga kriteria
epidemiologi tidak terpenuhi melalui hasil dari rapid
antigen SARS-CoV-2 yang dinyatakan positif (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
2. Kasus Probable
Pasien setidaknya harus mempunyai 1 di antara yang ada
pada kriteria di bawah ini:
a. Seseorang sudah terdapat kriteria klinis serta mempunyai
riwayat berkontakan dekat bersama kasus probable dan
atau kasus konfirmasi ataupun bersentuhan bersama
klaster COVID-19.
b. Kasus tersuspek menggunakan prediksi radiologi
mendorong ke arah COVID-19.
c. Orang yang memiliki tanda akut anosmia
(menghilangnya keefektifan Indra penciuman) dan atau
ageusia (menghilangnya keefektifan Indra perasa)
ditambah tidak ditemukan faktor lainnya untuk bisa
diidentifikasi.

Universitas Muhammadiyah Palembang


15

d. Seseorang dengan usia dewasa yang meninggal karena


Respiratory Distress & mempunyai sejarah berkontak
dekat bersama kasus probable ataupun kasus konfirmasi,
atau bersentuhan bersama klaster COVID-19 (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).

3. Kasus Konfirmasi:
Individu telah dilaporkan positif terinfeksi oleh virus
COVID-19 menggunakan kriteria di bawah ini:
a. Orang yang dari hasil RT-PCR positif
b. Orang yang dari hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
& melengkapi kriteria definisi kasus probable atau kasus
suspek (kriteria A atau B)
c. Orang yang tidak disertai tanda (asimtomatik) dan hasil
rapid antigen SARS-CoV-2 positif & mempunyai sejarah
berkontak dekat bersama kasus probable ataupun kasus
yang dikonfirmasi.
Kasus konfirmasi diklasifikasi jadi dua:
a. Kasus terkonfirmasi disertai simptom simptomatik
b. Kasus terkonfirmasi tidak disertai simptom atau
asimtomatik (Diah Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
4. Kontak Erat
Seseorang telah mempunyai sejarah berkontak bersama kasus
probable ataupun terkonfirmasi. Sejarah berkontak diartikan
dengan:
a. Kontak bertatap wajah atau bersentuhan bersama kasus
probable ataupun kasus terkonfirmasi pada radius 1 m
bersama selama kurang lebih 15 menit.
b. Rabaan tubuh spontan bersama kasus probable ataupun
terkonfirmasi (semacam salaman, berjabatan atau
bergandengan, dll).

Universitas Muhammadiyah Palembang


16

c. Seseorang petugas kesehatan ataupun bukan, yang


memberi penanganan secara terbuka kepada kasus
probable ataupun terkonfirmasi dengan tidak memakai
APD sesuai standar.
d. Keadaan lain yang memberi indikasi terdapatnya kontak
berlandaskan evaluasi ancaman yang ditentukan oleh Kru
penelitian epidemiologi setempat.
Menurut kritisnya kasus, COVID-19 diklasifikasikan sebagai
tanpa gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.
1. Tanpa gejala
Keadaan ini menggambarkan kondisi yang sangat ringan.
Seseorang tanpa ditemui simptom.
2. Ringan
Seseorang disertai simptom dengan tidak adanya
keterangan pneumonia virus maupun tidak ada hypoxia.
Gejala-gejala dapat tampak semacam suhu tubuh
meningkat (hipertermi), batuknya kering, kelelahan,
anorexia, bernapas singkat, rasa sakit pada otot. Simptom
kurang khas lain semacam radang kerongkongan,
rhinorrhea, pusing, BAB cair, mual atau muntah,
penghidu (anosmia) ataupun hilangnya rasa pengecapan
(ageusia) telah timbul sebelum onset gejala pernapasan
serta selalu dilaporkan. Pasien berumur dengan
immunocompromised gejala-gejala atipikal semacam
fatigue, dengan kesadaran menurun, pergerakan menurun,
BAB cair, kehilangan nafsu makan, delirium, & tanpa
diikuti suhu tubuh meningkat (hipertermi).
3. Sedang
Bagi usia remaja maupun dewasa: akan disertai gejala
klinis pneumonia (demam, batuk, sesak, napas buru-buru)
namun tanpa adanya gejala pneumonia parah terhitung
SpO2>93% beserta udara ruangan. Berdasarkan panduan

Universitas Muhammadiyah Palembang


17

tatalaksana COVID-19 Anak-anak: pasien tampak


memiliki gejala klinis pneumonia tidak berat (batuk
ataupun susah mengatur napas + napas buru-buru dan atau
renggutan dinding dada) & tanpa gejala pneumonia berat).
Kriteria napas cepat (buru-buru): umur 5 tahun,
≥30x/menit.
4. Berat atau Pneumonia Berat
Bagi usia remaja maupun dewasa: didapati gejala klinis
pneumonia (demam, batuk, sesak, napas buru-buru)
ditambah 1 pada: frekuensi napas >30x/menit, distres
pernapasan berat, atau SpO2<93% dari udara ruangan.
Ataupun bagi pasien anak: pasien beserta gejala klinis
pneumonia (batuk atau kesulitan bernapas), ditambah
sekurang-kurangnya 1 yang tampak pada berikut ini:
• Sianosis sentral atau SpO<93%
• Distres pernapasan berat (semacam napas buru-buru,
grunting, helaan dinding dada yang amat berat).
• Gejala ancaman global: inkompetensi menyusu ataupun
minum, kesadaran menurun, ataupun kejang
• Napas buru-buru helaan dinding dada takipnea (Diah
Handayani, 2020) (Susilo et al. 2020).
5. Kritis
Pasien dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan syok sepsis (Diah Handayani, 2020)
(Susilo et al. 2020).

2.1.4.3. Epidemiologi COVID-19


Menurut World Health Organization (WHO), ada
179.686.071 kasus infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi di
seluruh dunia pada 25 Juni 2021, tersebar di 6 wilayah terpisah
di 223 negara dan wilayah. Pada 25 Juni 2021 jumlah kasus
baru tertinggi dilaporkan dari Amerika Serikat (33.257.768

Universitas Muhammadiyah Palembang


18

kasus kumulatif), India (30.134.445 kasus kumulatif), Brazil


(18.169.881 kasus kumulatif). Pada tanggal 25 Juni 2021
jumlah kasus kematian tertinggi dilaporkan dari Amerika
Serikat (597.727 kasus kematian kumulatif), Brazil (507.109
kasus kematian kumulatif), India (393.310 kasus kematian
kumulatif) (Abd El Hadi et al. 2021).
Laki-laki juga memiliki mortalitas yang lebih tinggi
daripada perempuan terhadap banyak penyakit menular, yang
mungkin dikaitkan dengan kromosom X perempuan yang
mengekspresikan berbagai gen yang terlibat dalam proses
imunologi. Menurut beberapa laporan, 85% penularan terjadi
di pertemuan sosial maupun antar anggota keluarga (Abd El
Hadi et al. 2021).

2.1.4.4 Etiologi COVID-19


Penyebab COVID-19 yaitu virus yang termasuk pada
famili coronavirus. Coronavirus membentuk virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul namun tidak ada segmen. Memiliki 4
struktur protein mendasar dari Coronavirus yakni: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S
(spike), protein E (selubung). Coronavirus termasuk ordo
Nidovirales, famili Coronaviridae. Coronavirus ini bisa
mengakibatkan penyakit kepada hewan juga manusia.
Terdapat 4 genus di antaranya adalah alpha coronavirus,
beta coronavirus, gammacoronavirus, & delta coronavirus.
Sebelum datangnya COVID-19, terdapat 6 genus coronavirus
yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-229E (alpha
coronavirus), HCoV-OC43 (betacoronavirus), HcoV NL63
(alphacoronavirus) HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV
(betacoronavirus), dan MERS-CoV (betacoronavirus).

Universitas Muhammadiyah Palembang


19

Gambar 2. 1 Struktur coronavirus (Susilo et al. 2020).


Coronavirus yang merupakan etiologi COVID-19
tergolong pada genus betacoronavirus. Hasil analisis filogenetik
memperlihatkan bahwa virus ini muncul saat subgenus yang
serupa coronavirus yang membawa dampak wabah Severe
Acute Respiratory Illness (SARS) di 2002-2004 lalu, yakni
Sarbecovirus. Sehubungan permulaan ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses mengemukakan istilah
SARS-CoV-2 (Susilo et al. 2020).
SARS-CoV-2, sama seperti Coronavirus lain, adalah virus
RNA positif untai tunggal, berselubung lipid bilayer, berbentuk
bulat atau lonjong dengan ukuran 120–160 nm dengan tonjolan-
tonjolan atau spike di permukaannya membentuk gambaran
seperti mahkota atau corona dalam bahasa latin sehingga disebut
coronavirus (Susilo et al. 2020).
Susunan genom virus ini mempunyai struktur seolah-olah
coronavirus pada umumnya. Sekuens SARS CoV-2 mempunyai
kesamaan pada coronavirus yang diasingkan dengan kelelawar,
sehingga timbul hipotesisnya maka SARS-CoV-2 bersumber
melalui kelelawar yang selanjutnya berpindah lalu melemahkan
manusia. Mamalia dan unggas disuspek menjadi reservoir
perantara (Susilo et al. 2020).
Hasil pemodelan melewati komputer memperlihatkan
bahwa SARS-CoV-2 mempunyai susunan 3 ukuran dalam
protein spike domain receptor-binding yang hampir identik

Universitas Muhammadiyah Palembang


20

dengan SARS-CoV. Pada SARS-CoV, protein ini memiliki


afinitas yang kuat terhadap angiotensin converting-enzyme 2
(ACE-2). Pada SARS-CoV-2, data in vitro mendukung
kemungkinan virus mampu masuk ke dalam sel menggunakan
reseptor ACE-2. Studi tersebut juga menemukan bahwa SARS-
CoV-2 tidak menggunakan reseptor coronavirus lainnya seperti
Aminopeptidase N (APN) dan Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4)
(Susilo et al. 2020).
2.1.4.5 Faktor Risiko
Menurut bukti yang telah tersedia, penyakit komorbid
hipertensi dan diabetes melitus, jenis kelamin laki-laki, dan
perokok aktif merupakan faktor risiko dari infeksi SARS-CoV-
2. Pembagian jenis kelamin paling tinggi kepada laki-laki
dugaan terikat melalui kebiasaan perokok aktif yang lebih
tinggi. Pada perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga
terdapat peningkatan ekspresi reseptor ACE-2 (Susilo et al.
2020).
Penderita kanker dan penyakit hati kronik makin rentan
terpapar infeksi SARS-CoV-2. Kanker dihubungkan dengan
reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan, supresi induksi
agen proinflamasi, dan gangguan maturasi sel dendritik.
Penderita beserta sirosis atau penyakit hati kronik juga
menghadapi penyusutan respons imun, sehingga lebih mungkin
tertular penyakit COVID-19, serta bisa menghadapi luaran yang
kian memburuk. Penelitian Guan, dkk. mendapatkan bahwa
pada 261 penderita COVID-19 yang mempunyai komorbid, 10
penderita di antaranya ialah didapati kanker dan 23 penderita
karena hepatitis B (Susilo et al. 2020).
Infeksi saluran napas akut apabila menimpa penderita
Human Immunodeficiency Virus ataupun AIDS awamnya
mempunyai ancaman kematian sangat tinggi dibandingkan
seseorang tanpa disertai HIV atau AIDS. Tetapi, sampai detik

Universitas Muhammadiyah Palembang


21

ini tidak tersedia penelitian yang melibatkan HIV dengan infeksi


SARS-CoV-2. Hubungannya infeksi SARS-CoV-2 dengan
hipersensitivitas serta penyakit autoimun pun belum ada
laporannya. Belum tersedia penelitian apakah terdapat hubungan
seseorang yang mempunyai sejarah menderita asma dengan
peluang terinfeksi SARS-CoV-2. Tetapi, penelitian meta-
analisis yang dikerjakan dengan Yang, dkk. Membuktikan kalau
penderita COVID-19 beserta sejarah sakit pada sistem
pernapasan bakal condong mempunyai tampilan klinis sangat
parah (Susilo et al. 2020).
Sepenggal faktor risiko lain sudah diputuskan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yakni kontak
erat, terbilang hidup bersama dengan penderita COVID-19
disertai sejarah bepergian ke kawasan tertular. Termasuk di
suatu wilayah tetapi tanpa berkontak erat (pada radius 2 meter)
disangka semacam risiko kecil. Petugas kesehatan menjadi suatu
kelompok beresiko besar tertular. Negara Italia, kira-kira 9%
kejadian COVID-19 merupakan petugas kesehatan. Sedangkan
di China sebanyak 3.300 petugas kesehatan terinfeksi, pada
kematian sejumlah 0,6% (Susilo et al. 2020).

2.1.4.6 Penularan COVID-19


a. Transmisi kontak dan droplet
Penularan SARS-CoV-2 bisa terbentuk lewat persentuhan
terang-terangan, kontak tidak langsung, ataupun kontak erat
bersama seseorang yang terinfeksi melewati sekresi seperti air
liur serta sekresi saluran respirasi ataupun droplet saluran
pernapasan terpercik sewaktu seseorang yang terkontaminasi
batuk, bersin, berbincang, ataupun bernyanyi. Droplet saluran
pernapasan mempunyai kapasitas diameter >5-10 μm
sebaliknya droplet yang berskala diameter ≤5 μm diungkapkan
seperti droplet nuclei atau aerosol. Transmisi droplet saluran

Universitas Muhammadiyah Palembang


22

pernapasan bisa berlangsung saat orang yang melangsungkan


kontak erat (berada pada langkah 1 meter) bersama seseorang
yang terkontaminasi telah menderita symptom respirasi
(semacam batuk ataupun bersin) maupun seseorang tengah
berbincang maupun bernyanyi, di kejadian-kejadian tersebut,
droplet saluran pernapasan untuk menyimpan virus bisa
menjangkau mulut, hidung, mata seseorang sekiranya rentan
serta bisa menyebabkan terinfeksi. Penularan kontak tidak
langsung dimana berlangsung kontak di antara inang yang
rentan dengan sesuatu atau bidang yang terinfeksi (transmisi
fomite) juga bisa kejadian (World Health Organization, 2020).
b. Transmisi melalui udara
Penularan dari udara diartikan seperti transmisi agen infeksius
dikarenakan penularan droplet nuclei (aerosol) akan tetap
infeksius ketika terbang ke udara hingga berpindah ke jangka
yang panjang. Penularan virus SARS-CoV-2 melintasi udara
bisa berlangsung selama penerapan mekanisme medis yang
mencetuskan aerosol (“mekanisme untuk menimbulkan
aerosol”). WHO, sehubungan dari kelompok periset,
sinambung selaku beraksi membicarakan serta menilai
benarkah SARS-CoV-2 juga bisa menular melintasi aerosol,
dimana metode untuk memproduksi aerosol tidak dibuat
apalagi pada area di lingkungan melalui aliran udara yang
buruk (World Health Organization, 2020).
Pernyataan-pernyataan klinis kontemporer dimana petugas
medis yang terkontaminasi kasus indikator COVID-19 dimana
proses yang mencetuskan aerosol dibuat tidak menjumpai
transmisi nosokomial bila kesiagaan berkontak dengan droplet
dipergunakan secara cermat, contohnya menggunakan masker
medis seperti bagian dari alat pelindung diri (APD),
Pemantauan-pemantauan tersebut menerangkan bahwa pada

Universitas Muhammadiyah Palembang


23

situasi tersebut tidak terbentuk transmisi aerosol (World


Health Organization, 2020).
Di luar fasilitas medis, sebagian informasi kejadian luar biasa
(KLB) tergantung keadaan di dalam ruangan yang padat
menunjukkan kesempatan terjadinya transmisi aerosol, yang
diikuti transmisi droplet, semisal sewaktu latihan paduan
suara, dalam restoran, ataupun kelas kebugaran. Pada insiden-
insiden ini, keleluasaan penularan aerosol pada jarak yang
dekat, terlebih pada tempat-tempat di ruangan tertentu
sebagaimana ruang yang padat juga tanpa adanya aliran udara
memadai dimana seseorang yang terkontaminasi hadir di
durasi yang panjang, tidak bisa didiamkan. Lebih lanjut lagi,
lingkungan kontak erat pada cluster-cluster ini bisa
memudahkan penularan pada beberapa kecil kejadian dengan
orang-orang lain (kasus penularan luar biasa), bahkan apabila
kebersihan tangan tidak diperhatikan, masker tidak dipakai,
atau tidak menerapkan perlindungan penjarakkan tubuh
(World Health Organization, 2020).
c. Transmisi Fomite
Sekresi saluran respirasi maupun droplet yang dikeluarkan
oleh orang yang terinfeksi bisa mencemari bidang dan objek,
sehingga tercipta fomite (bidang yang tercemar). Virus SARS-
CoV-2 yang hidup dan terdeteksi menggunakan RT PCR bisa
ditemukan pada bidang-bidang tersebut dalam berjam-jam
sampai berhari-hari, tergantung lingkungan sekelilingnya
(termasuk suhu dan kelembaban) juga tipe dibidang. Meditasi
virus dan RNA ini lebih banyak pada fasilitas pelayanan
kesehatan dimana pasien COVID-19 diobati. Sebab itu,
penyebaran pun bisa terjadi secara tidak langsung melintasi
lingkungan sekitarnya ataupun zat-zat yang tercemari virus
dari seseorang yang terinfeksi (misal, stetoskop atau

Universitas Muhammadiyah Palembang


24

termometer), yang diteruskan bersamaan rabaan di mulut,


hidung, dan mata (World Health Organization, 2020).
Walaupun ditemukan data-data yang konstan mengenai infeksi
SARS-CoV-2 dari permukaan serta berdiamnya virus ini dari
struktur-struktur spesifik, belum tersedia informasi khusus
yang secara spontan memprotes transmisi fomite. Individu
yang kontak melalui permukaan yang bisa jadi infeksius
sering kali juga kontak kuat bersama seseorang yang
terinfeksi, akibatnya penularan percikan cairan atau lendir
saluran pernapasan dengan penularan fomite susah
dikhususkan. Tetapi, penularan fomite dianggap bagaikan
moda penularan SARS-CoV-2 yang barangkali berkat
tersedianya temuan-temuan yang konstan perihal pencemaran
area sekeliling kasus-kasus yang terinfeksi dan akibat
penularan macam-macam coronavirus lainnya dengan virus-
virus saluran respirasi lain-lain bisa terbentuk dengan cara ini
(World Health Organization, 2020).

2.1.4.7 Patogenesis
Patogenesis SARS-CoV-2 masih belum luas diketahui,
namun dianggap hampir sama dengan SARS-CoV yang telah
kian luas diketahui. Virus SARS-CoV-2 yang dihisap
berpeluang tinggi untuk berikatan bersama sel epitel dalam
rongga hidung serta mulai menduplikasi. ACE-2 ialah reseptor
utama untuk SARS-CoV 2 dan SARS-CoV (Mason 2020).
SARS-CoV-2 bakal terikat pada reseptor-reseptor dengan
membuka pintu masuk menuju sel. Glikoprotein yang
terkandung di envelope spike virus bakal terikat pada reseptor
seluler berbentuk ACE-2 pada SARS-CoV-2. Di dalam sel,
SARS-CoV-2 membuat duplikat materi genetik dan men-
sintesis protein-protein yang diperlukan, lalu menciptakan virion
baru yang ada pada tekstur sel. Mirip dengan SARS-CoV, pada

Universitas Muhammadiyah Palembang


25

SARS-CoV-2 dianggap selepas virus menyusup ke dalam sel,


genom RNA virus bakal dikeluarkan ke sitoplasma sel dan
ditranslasikan menjelma dua poliprotein dan protein struktural.
Kemudian, genom virus bakal memulai untuk berduplikasi.
Glikoprotein dalam selubung virus yang baru terbentuk terserap
ke internal membran retikulum endoplasma dan Golgi sel.
Terjalin penciptaan nukleokapsid yang terstruktur melalui
genom RNA dan protein nukleokapsid. Molekul virus bakal
berkembang di dalam retikulum endoplasma dan Golgi sel. Dari
tahapan terakhir, vesikel yang berisi molekul virus bakal
bercampur bersama membran plasma guna meloloskan partikel
virus yang baru (Li et al. 2020).
Protein S dalam SARS-CoV-2 memudahkan tersebarnya
virus corona ke dalam sel target. Masuknya virus tergantung
kepada kekuatan virus buat terikat dengan ACE-2, yakni
reseptor membran ekstraseluler yang diutarakan dalam sel
epitel, dan tergantung dengan priming protein S ke protease
selular, yakni TMPRSS2. Sudah diketahui bahwa masuknya
SARS-CoV menuju sel diawali melalui fusi celah membran
virus dan plasma membran dari sel. Dalam mekanisme ini,
protein S2’ berfungsi utama pada mekanisme penguraian
proteolitik yang memediasi berjalannya sistem fusi membran.
Lain dari fusi membran, ditemukan pula clathrin-dependent dan
clathrin-independent endocytosis yang memediasi masuknya
SARS-CoV kepada sel pejamu (Mason 2020).
Ketika virus menyusup ke dalam sel, antigen virus
bakal disampaikan pada antigen presentation cells (APC).
Presentasi antigen virus terpenting tergantung dengan molekul
major histocompatibility complex (MHC) maka akhirnya diingat
bagi virus specific cytotoxic T lymphocytes (CTL). Presentasi
antigen SARS-CoV terpenting tergantung kepada molekul MHC
I namun MHC II juga berkontribusi. Presentasi antigen

Universitas Muhammadiyah Palembang


26

selanjutnya menstimulasi respons imunitas humoral dan selular


tubuh yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik
terhadap virus. Pada respons imun humoral terbentuk IgM dan
IgG terhadap SARS-CoV. IgM terhadap SAR-CoV hilang pada
akhir minggu ke-12 dan IgG dapat bertahan jangka panjang,
yang mana menunjukkan antibodi IgG mungkin memainkan
peran protektif (Li et al. 2020).
Laporan terbaru menunjukkan jumlah CD4+ dan CD8+
Sel T dalam darah tepi pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2
signifikan terus berkurang, sedangkan statusnya adalah aktivasi
berlebihan, yang dibuktikan dengan tingginya proporsi HLA-
DR (CD4 3,47%) dan CD38 (CD8 39,4%) pecahan ganda
positif. Hasil studi atas penderita yang sudah sembuh dari SARS
menyatakan sesudah 4 tahun bisa didapati sel T CD4+ dan
CD8+ memori yang spesifik terhadap SARS-CoV, namun
kuantitasnya menyusut secara perlahan-lahan tanpa terdapat
antigen (Susilo et al. 2020).
ARDS adalah faktor terdepan mortalitas COVID-19. Pada
41 pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 yang dirawat dari
tahapan mula wabah, 6 tutup usia akibat ARDS. ARDS adalah
kejadian imunopatologi yang awam bagi infeksi SARS-CoV-2,
SARS-CoV dan MERS-CoV. Salah satu mekanisme utama bagi
ARDS adalah badai sitokin, sistemik yang membunuh dan tidak
tertangani, risiko pelepasan sejumlah besar sitokin pro-inflamasi
(IFN-a, IFN-g, IL-1b, IL-6, IL-12, IL-18, IL-33, TNF-a, TGFb,
dll.) Dan kemokin (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9,
CXCL10, dll.) oleh sel efektor kekebalan pada infeksi SARS-
CoV (Li et al. 2020).
Serupa dengan mereka dengan SARS-CoV, individu
dengan infeksi MERS-CoV parah memperlihatkan peningkatan
tingkat IL-6, IFN-a, dan CCL5, CXCL8, CXCL-10 dalam serum
dibandingkan dengan pasien dengan penyakit ringan-sedang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


27

Badai sitokin akan memicu serangan hebat oleh sistem


kekebalan tubuh, menyebabkan ARDS dan kegagalan berbagai
organ, dan akhirnya menyebabkan kematian pada kasus infeksi
SARS-CoV-2 yang parah, seperti yang terjadi pada infeksi
SARS-CoV dan MERS-CoV (Li et al. 2020).

Gambar 2. 2 Skema replikasi dan patogenesis virus

2.1.4.8 Gejala Klinis


COVID-19 bermanifestasi dengan spektrum klinis yang
luas mulai dari pasien tanpa gejala hingga syok septik dan
disfungsi multiorgan. COVID-19 diklasifikasikan berdasarkan
tingkat keparahan presentasi. Penyakit ini dapat diklasifikasikan
menjadi ringan, sedang, berat, dan kritis. Gejala pasien yang
paling umum antara lain demam (83–99%), batuk (59–82%),
kelelahan (44–70%), anoreksia (40–84%), sesak nafas (31–
40%), mialgia (11–35%). Gejala non-spesifik lainnya, seperti
sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual
dan muntah, juga telah dilaporkan. Kehilangan penciuman
(anosmia) atau hilangnya rasa (ageusia) sebelum timbulnya
gejala pernapasan juga telah dilaporkan. Orang yang lebih tua
dan pasien dengan imunosupresi pada khususnya mungkin
datang dengan gejala atipikal seperti kelelahan, berkurangnya

Universitas Muhammadiyah Palembang


28

kewaspadaan, berkurangnya mobilitas, diare, kehilangan nafsu


makan, mengigau, dan tidak adanya demam. Gejala seperti
dispnea, demam, gejala gastrointestinal (GI) atau kelelahan
akibat adaptasi fisiologis pada wanita hamil, kejadian buruk
pada kehamilan, atau penyakit lain seperti malaria, dapat
tumpang tindih dengan gejala COVID-19.
Berikut merupakan manifestasi klinis yang dijumpai pada pasien
COVID-19 antara lain:
a. Ringan
Pasien dengan penyakit ringan mungkin datang dengan
gejala infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Ini
termasuk batuk kering, demam ringan, hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, dan malaise. Hal
ini juga ditandai dengan tidak adanya gejala serius seperti
dispnea. Mayoritas (81%) kasus COVID-19 ringan. Selain
itu, gambaran radiografi juga tidak ada dalam kasus tersebut.
Pasien dengan penyakit ringan dapat dengan cepat
memburuk menjadi kasus yang parah atau kritis.
b. Sedang
Pasien datang dengan gejala pernapasan batuk, sesak
nafas, dan takipnea. Namun, tidak ada tanda dan gejala
penyakit parah.
c. Berat
Pasien dengan penyakit berat datang dengan pneumonia
berat. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS), sepsis,
atau syok septik. Diagnosis klinis, dan komplikasi dapat
disingkirkan dengan bantuan studi radiografi. Presentasi
klinis termasuk adanya dispnea berat, takipnea (laju
pernapasan>30/menit), gangguan pernapasan, SpO2 ≤ 93%,
PaO2/FiO2<300, dan atau lebih dari 50% infiltrat paru
dalam waktu 24 hingga 48 jam. Bahkan dalam bentuk
penyakit yang parah, demam bisa tidak ada atau sedang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


29

Selain itu, 5% pasien dapat mengembangkan penyakit


kritis dengan gambaran gagal napas, anaemia, cedera
jantung, syok septik, atau disfungsi multi organ. Informasi
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC)
China menunjukkan bahwa peringkat mortalitas kejadian
pada penderita kritis ialah 49%. Pasien dengan penyakit
penyerta yang sudah ada sebelumnya memiliki kasus
kematian yang lebih tinggi. Komorbiditas ini termasuk
diabetes (7,3%), penyakit pernapasan (6,5%), penyakit
kardiovaskular (10,5%), hipertensi (6%), dan komplikasi
onkologis (5,6%). Pasien tanpa penyakit penyerta memiliki
angka kematian huruf kecil (0,9%) (Susilo et al. 2020).

Universitas Muhammadiyah Palembang


30

2.2 Kerangka Teori

Faktor Agent
SARS-COV-2
Faktor Host Faktor
Umur Lingkungan
Jenis Kelamin Transmisi
Penyakit kontak dan
Komorbit droplet
Transmisi
Ketersediaan melalui udara
Vaksin Transmisi
Fomite

Faktor yang
mempengaruhi
Kejadian kejadian penularan
Penularan COVID-19
Cakupan
COVID-19 3T
Vaksinasi
di Kota Testing
Palembang Tracing
Treatment

Penyimpanan 5M
Vaksin Menjaga jarak
Memakai masker
Mencuci tangan
Menghindari
kerumunan
Mengurangi
mobilisasi
Keterangan:
Diteliti
Tidak diteliti

Gambar 2. 3 Kerangka Teori

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan
desain ekologis dengan analisis temporal atau waktu. Observasional berarti
penelitian tidak melakukan intervensi terhadap subjek penelitian, tetapi hanya
mengumpulkan data dari subjek tersebut. Deskriptif berarti penelitian yang
digunakan studi kasus yaitu untuk memahami apa faktor-faktor penyebab
antar variabel (Sugiyono, 2015).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Desember
2021.

3.2.2. Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1. Populasi Target
Populasi target adalah data masyarakat Kota Palembang.

3.3.1. Populasi Terjangkau


Populasi terjangkau adalah data masyarakat yang pernah terpapar
COVID-19 dan sudah vaksinasi di Kota Palembang periode Februari-
September 2021.

3.3.2. Sampel Penelitian dan Besar Sampel


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua data
masyarakat yang pernah terpapar COVID-19 dan data masyarakat yang
sudah vaksinasi di Kota Palembang periode Februari-september 2021. Besar
sampel diambil dengan metode Total Sampling dengan menggunakan data

31
Universitas Muhammadiyah Palembang
32

sekunder, yaitu semua data masyarakat yang pernah terpapar COVID-19


dan masyarakat yang sudah vaksin di Kota Palembang yang terdata oleh
Dinas Kesehatan Kota Palembang.

3.4 Kriteria
3.4.1. Kriteria Inklusi
● Data Masyarakat Kota Palembang yang terkonfirmasi terpapar
COVID-19
● Data vaksinasi dosis ke 1 dan dosis ke 2

3.5 Variabel Penelitian


Variabel
3.6 Definisi Operasional
Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Alat Hasil ukur Skala


yang Ukur ukur ukur
diukur
Cakupan Area yang Observasi Daftar Persentase Numerik
Vaksinasi dijangkau tilik
pemberian
vaksin yang
bertujuan
pembentuka
n imunitas
sistem
kekebalan
dalam tubuh
(Kemenkes
RI 2021)

Penularan Perpindahan Observasi Daftar Persentase Numerik


patogen tilik
33

yang
menyebabka
n penyakit
menular dari
individu
atau
kelompok
inang yang
terinfeksi
(Kemenkes
RI 2021)
Sumber: (Sastroasmoro 2011).

3.7 Cara Pengumpulan Data


1. Subjek yang terdata di Dinas Kesehatan kota Palembang
2. Data di olah untuk mengetahui:
● Data Kasus terkonfirmasi
● Data Total Vaksin 1
● Data Total Vaksin 2
3. Pengambilan data di Dinas Kesehatan kota Palembang
4. Hasil yang diperoleh dicatatan dan disimpan sebagai data penelitian
34

3.8 Cara Pengolahan Data


Langkah-langkah dalam pengolahan data sebagai berikut:
1. Editing adalah pada tahap ini data diperiksa kembali apakah sudah lengkap
dan tidak ada kekeliruan yang dimana data tersebut di masukkan kedalam
Microsoft Excel 2010.
2. Coding adalah data yang telah terkumpul dan dikoreksi kelengkapannya
kemudian diberi kode tertentu oleh peneliti sebelum diolah dengan
komputer sehingga memudahkan analisis data, pada setiap data cakupan
vaksinasi dibedakan kelompoknya dengan kasus terkonfimasi covid-19.
3. Entry Data adalah data yang telah dikelompokkan kemudian dimasukkan
dalam program komputer untuk diolah, yang di mana data dimasukkan
kedalam rumus tabulating di Excel.
4. Cleaning adalah semua data yang telah diperiksa disimpan didalam folder
untuk kemudian di analisis, pengecekkan ulang apakah data yang sudah
dimasukkan sudah lengkap.
5. Saving adalah data yang dimasukkan dan telah diperiksa disimpan didalam
folder untuk kemudian di analisis (Muslich, 2009).

3.9 Analisis Data


Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan program pengolah
angka Microsoft Excel 2010 dengan analisis Univariat (deskriptif statistik)
dengan tabel untuk menggambarkan distribusi frekuensi dan persentase dari
setiap variabel.
35

3.10 Alur Penelitian

Populasi: Masyarakat Kota Palembang

Kriteria inklusi

Sampel

Pengambilan Data di Dinas


Kesehatan Kota Palembang

Kemudian Pengolahan data untuk


mengetahui gambaran cakupan vaksinasi
dan kejadian penularan COVID-19

Pengolahan dan
analisis data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan saran

Gambar 3. 1 Alur Penelitian


37

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang
Gambaran cakupan vaksinasi COVID-19 pada penelitian ini dimuat
dalam bentuk persen, yang meliputi cakupan vaksin pada dosis pertama dan
dosis kedua, dimana hasil yang didapat merupakan hasil dari jumlah total
masyarakat yang divaksin pada dosis 1 dan dosis 2 lalu dicari cakupan
menggunakan pembagi yang merupakan target sasaran vaksinasi Kota
Palembang dengan perhitungan sebagai berikut :

Jumlah total masyarakat yang di vaksin


×100 %
Target sasaranvaksin Kota Palembang

Untuk jumlah total masyarakat Kota Palembang yang di vaksin dosis 1


sebanyak 686.081 orang, dosis 2 sebanyak 584.303 orang dan target sasaran
vaksinasi Kota Palembang hingga September 2021 adalah 1.255.715 orang
(BPS Sumatera Selatan 2022). Hasil cakupan yang didapat seperti yang
tertera dalam tabel berikut :

Tabel 4. 1 Akumulatif Cakupan Vaksinasi COVID-19 Periode Februari-


September 2021

Keterangan Dosis 1 Dosis 2


Vaksin 54,63% 46,53%
Tidak Vaksin 45,37% 53,47%
Total 100% 100%

Dari tabel tersebut (Tabel 4.2) didapatkan hasil akumulatif dari cakupan
vaksinasi periode Februari – September 2021 yang melakukan vaksinasi dosis 1
sebesar 54,63%, sedangkan cakupan vaksinasi dosis 2 sebesar 46,53%, hal ini
menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi pada dosis pertama lebih besar
dibandingkan cakupan vaksinasi pada dosis kedua. Dari data tersebut juga
didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat kota Palembang belum melakukan
vaksinasi COVID-19 dengan cakupan rata-rata per hari dosis 1 sebesar 43,30%

Universitas Muhammadiyah Palembang


38

dan dosis 2 sebesar 24,86%. Untuk mengetahui persentase vaksin per hari Kota
Palembang dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

Gambar 4. 1 Grafik Persentase cakupan vaksin per hari


Dari grafik diatas (Gambar 4.1) dapat kita lihat cakupan vaksinasi secara
harian turun dan naiknya berapa persen, yang di mana awal-awalnya masih
mengalami penurunan dan di tanggal-tanggal tertentu ada kenaikan jumlah
vaksinasinya.

4.1.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang


Kejadian penularan COVID-19 di kota Palembang yang dihasilkan
dalam penelitian ini berupa distribusi masyarakat kota Palembang yang
terkonfirmasi COVID-19 tahun 2021 pada masing-masing kecamatan yang
terdiri atas 18 kecamatan. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:

Universitas Muhammadiyah Palembang


39

Tabel 4. 2 Kejadian Penularan COVID-19 Kota Palembang

No. Kecamatan Jumlah Persentase


1 Alang Lebar 2.375 7,83%
2 Bukit Kecil 703 2,32%
3 Gandus 639 2,11%
4 Ilir Barat I 3.959 13,06%
5 Ilir Barat II 809 2,67%
6 Ilir Timur I 1.980 6,53%
7 Ilir Timur II 1.774 5,85%
8 Ilir Timur III 1.355 4,47%
9 Jakabaring 1.249 4,12%
10 Kalidoni 2.992 9,87%
11 Kemuning 1.780 5,87%
12 Kertapati 574 1,89%
13 Plaju 1.296 4,27%
14 Sako 2.540 8,38%
15 Seberang Ulu I 699 2,31%
16 Seberang Ulu II 1.170 3,86%
17 Sematang Borang 913 3,01%
18 Sukarami 3.513 11,59%
Total 30.320 100,00%

Dari tabel diatas (Table 4.2) dapat diketahui bahwa kecamatan yang
memiliki kasus COVID-19 terbanyak adalah kecamatan Ilir Barat I dengan kasus
terkonfirmasi sebanyak 3.959 kasus (13,06 %) sementara kecamatan dengan kasus
COVID-19 terendah adalah Kecamatan Kertapati sebanyak 574 kasus (1,89 %).
Hal tersebut dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut ini :

Jumlah kasus perkecamatan x 100

Total kasus terkonfirmasi di Kota Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


40

Untuk mengetahui jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 per hari dapat


dilihat dalam grafik dibawah ini :

Ga
mbar 4. 2 Grafik Kasus terkonfirmasi COVID-19 per hari Kota Palembang 2021

Dari grafik diatas (Gambar 4.2) dapat kita diketahui bahwa kasus
terkonfirmasi COVID-19 dilihat dari tanggal 2 Februari 2021, kasus
akumulatifnya yaitu sebesar 6.908 dan kasus terus menaik hingga pada tanggal 30
September 2021 dengan kasus akumulatifnya yaitu 30.313 dapat juga dilihat data
lengkapnya pada lampiran.

Gambar 4. 3 Grafik cakupan vaksin Covid-19 dan penambahan kasus perhari di


Kota Palembang

Universitas Muhammadiyah Palembang


41

Dari grafik diatas (Gambar 4.3) dapat diketahui bahwa kasus penambahan
harian Covid-19 mengalami kenaikan dan penurunan. Penurunan mulai terjadi
pada saat cakupan vaksin mulai mencapai 35 %. Untuk grafik ini berbeda dengan
grafik sebelumnya (Gambar 4.2) dikarenakan garfik pada (Gambar 4.3) hanya
menunjukkan kenaikan angka penambahan kasus perhari bukan kenaikan secara
akumulatifnya, data tersebut telah tercatat pada lampiran.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Cakupan Vaksinasi COVID-19 di Kota Palembang
Data yang diperoleh pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa cakupan
vaksinasi COVID-19 pada dosis pertama sebesar 54,63% sedangkan
cakupan vaksinasi COVID-19 dosis kedua yaitu 46,53%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa cakupan vaksinasi belum mencapai target pemerintah
yakni 70% (Kementerian Kesehatan RI 2021). Sebagian besar masyarakat
kota palembang yang belum melakukan vaksinasi mungkin disebabkan
karena masih meragukan efektivitas vaksin COVID-19, dan masih takut
akan efek samping yang mungkin ditimbulkan dari vaksin tersebut. Angka
cakupan pada dosis pertama lebih tinggi dibandingkan cakupan vaksinasi
pada dosis kedua bisa disebabkan karena sebagian besar masyarakat yang
akan vaksin dosis kedua belum terjadwal, atau jadwal vaksinnya belum tiba
sewaktu pendataan (Kementerian Kesehatan RI 2021).
Cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata dapat menciptakan herd
immunity atau kekebalan kelompok yang dapat memproteksi diri dari risiko
tertular penyakit jika mayoritas masyarakat sudah divaksin, sehingga
penyebaran virus dapat dikurangi dan diharapkan mampu menghentikan
penyakit. Namun, terdapat hambatan dalam mencapai cakupan dan herd
immunity yang diharapkan karena masih adanya keraguan dan kesalahan
informasi tentang vaksin, walaupun sebenarnya keputusan untuk melakukan
vaksin sifatnya multifaktorial yang bisa saja berubah seiring berjalannya
waktu (Astuti et al., 2021). Berdasarkan survei yang dilakukan oleh
Kemenkes pada tahun 2020, beberapa alasan umum yang mendasari
penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 adalah keraguan akan
keamanan dan efektifitas vaksin, ketidakpercayaan dan kekhawatiran

Universitas Muhammadiyah Palembang


42

adanya efek samping dari vaksin serta karena alasan agama (Kementerian
Kesehatan RI 2021).
Hal ini sejalan dengan penelitian (Lazarus et al., 2021) yang
menyatakan bahwa sebagian besar masyarakat akan menerima vaksin jika
terbukti aman dan efektif. Komunikasi publik yang efektif dapat meluruskan
informasi palsu atau isu yang beredar di masyarakat sehingga meningkatkan
kepercayaan masyarakat serta mendorong keberhasilan vaksinasi COVID-
19. Hal ini didukung oleh penelitian (Dewi 2021) yang mendapati hasil
bahwa komunikasi publik yang akurat, dan dipersiapkan dengan baik akan
memberi pengaruh positif terhadap pemahaman dan partisipasi masyarakat
terhadap vaksinasi COVID-19. Cakupan vaksinasi di Kota Palembang juga
masih lebih rendah dari cakupan vaksin Kota Prabumulih dengan angka
cakupan dosis 1 sebesar 87,86% dan dosis 2 sebesar 65,78% (Humas Dinkes
2022).
4.2.2 Kejadian Penularan COVID-19 di Kota Palembang
Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini seperti yang tertera
pada tabel 4.2 diketahui bahwa seluruh kecamatan yang terdapat di kota
Palembang memiliki jumlah kasus COVID-19 dengan kasus terbanyak
berada di kecamatan Ilir Barat I. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor
baik yang dikarenakan oleh virus itu sendiri dimana penularan dapat terjadi
melalui beberapa cara yang terbilang mudah diantaranya transmisi kontak,
udara (airborne), percikan (droplet), darah, ibu ke anak, fomit, faecal-oral
serta dari binatang ke manusia (WHO 2020). Kota Palembang merupakan
ibu kota Provinsi Sumatera selatan dengan jumlah penduduk terbanyak dari
seluruh kabupaten/kota yang terdapat di Sumatera Selatan. Pada tahun 2020
jumlah penduduk kota Palembang tercatat sebanyak 1.696.244 jiwa (BPS
Sumatera Selatan 2022). Adapun Kabupaten Ilir Barat I memiliki jumlah
penduduk terbanyak kedua (BPS Kota Palembang 2022). Faktor
Lingkungan seperti kepadatan dan banyaknya jumlah penduduk merupakan
salah satu faktor yang menjadi penyebab penularan virus COVID-19 hal ini
dikarenakan tingginya mobilitas pada daerah dengan jumlah penduduk yang
banyak sehingga membuat rantai penyebaran virus menjadi kompleks serta

Universitas Muhammadiyah Palembang


43

lebih cepatnya transmisi penyakit (Ikbar, 2021). Selain itu, kepatuhan


masyarakat yang masih kurang terhadap protokol kesehatan juga menjadi
salah satu penyebab tingginya angka penularan COVID-19 (Yubo et al.,
2021).
Tingginya angka penularan COVID-19 juga berhubungan dengan
rendahnya cakupan vaksin. Berdasarkan evaluasi efektivitas vaksin COVID-
19 melalui penelitian yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI memperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi COVID-
19, mengurangi angka perawatan serta mortalitas (Rokom 2021).

4.3 Kelebihan Penelitian


Beberapa kelebihan pada penelitian ini, diantaranya menyajikan
tren data dalam rentang waktu dan grafik yang mudah untuk dipahami.
Selain itu, terdapat kelompok cakupan vaksinasi rata-rata perhari yang
memudahkan melihat perbedaannya. Penelitian ini juga dapat memvalidasi
kondisi yang ada, dimana data vaksinasi dan data penularan COVID-19
yang dikumpulkan dan diolah berasal dari platform yang valid dan sahih.

4.4 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan pada penelitian ini diantaranya, karena hanya kami
lakukan dengan desain observasional deskriptif maka hanya mampu
menampilkan gambaran saja namun tidaknya menilai hubungan antara
cakupan vaksinasi dan penularan COVID-19. Keterbatasan dalam
mengakses ketersediaan data yang lebih rinci serta ada beberapa tanggal
yang tidak tersedia datanya, sehingga tidak sepenuhnya mewakili cakupan
satu tahun sehingga memungkinkan terjadinya bias responden.

Universitas Muhammadiyah Palembang


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

1. Cakupan vaksinasi masyarakat Kota Palembang periode Februari-


September 2021 untuk dosis 1 sebesar 54,63%, sedangkan cakupan
vaksinasi dosis 2 sebesar 46,53%.
2. Distribusi kasus COVID-19 di setiap kecamatan kota Palembang yaitu di
kecamatan Alang Lebar sebesar 2.375 (7,83%), Bukit Kecil 703 (2,32%),
Gandus 639 (2,11%), Ilir Barat I 3.959 (13,06%), Ilir Barat II 809 (2,67%),
Ilir Timur I 1.980 (6,53%), Ilir Timur II 1.774 (5,85%), Ilir Timur III
1.355 (4,47%), Jakabaring 1.249 (4,12%), Kalidoni 2.992 (9,87%),
Kemuning 1.780 (5,87%), Kertapati 574 (1,89%), Plaju 1.296 (4,27%),
Sako 2.540 (8,38%), Seberang Ulu I 699 (2,31%), Seberang Ulu II 1.170
(3,86%), Sematang Borang 913 (3,01%), Sukarami 3.513 (11,59%).

5.2 Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat:


Memakai keterbatasan penelitian ini sebagai salah satu bahan evaluasi
dan melanjutkan pencarian informasi untuk penelitian selanjutnya
2. Bagi Pemerintah Kota Palembang agar dapat:
a. Mengontrol upaya penanggulangan penularan COVID-19.
b. Memaksimalkan kerjasama antar lintas sektor guna keberhasilan
program vaksinasi COVID-19.
c. Melengkapi data-data guna menilai efektivitas program vaksinasi
COVID-19.

43
Universitas Muhammadiyah Palembang
DAFTAR PUSTAKA

Abd El Hadi, Soha R. et al. 2021. “COVID-19: Vaccine Delivery System, Drug
Repurposing and Application of Molecular Modeling Approach.” Drug
Design, Development and Therapy 15(July): 3313–30.
Affairs, Veterans, Veterans Health Administration, and Occupational Safety.
2021. “VHA Directive 1193, Coronavirus Disease 2019 Vaccination
Program For Title 38 Health Care Personnel.”
Astuti, Nining Puji et al. 2021. “Persepsi Masyarakat Terhadap Penerimaan
Vaksinasi Covid-19: Literature Review.” Jurnal Keperawatan 13(3): 569–
80.
Australian Technical Advisory Group on Immunization ( ATAGI ). 2021.
“Clinical Guidance on Use of COVID-19 Vaccine in Australia.” (February):
1–17.
BPS Kota Palembang. 2022. Jumlah Penduduk Palembang (Jiwa) Tahun 2018-
2020 Per Kecamatan. Palembang.
https://palembangkota.bps.go.id/indicator/12/167/1/jumlah-penduduk-
palembang.html.
BPS Sumatera Selatan. 2022. Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa) Tahun 2018-
2020 Per Kabupaten. Palembang.
https://sumsel.bps.go.id/indicator/12/51/1/jumlah-penduduk.html.
Dewi, Susi Artuti Erda. 2021. “Komunikasi Publik Terkait Vaksinasi Covid 19.”
Health Care : Jurnal Kesehatan 10(1): 162–67.
Diah Handayani,et.al. 2020. Penyakit Virus Corona 2019. Jurnal Respirologi
Indonesia. Vol 40. No. 2, April 2020. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
Government of India, Ministry of Health and Family Welfare. 2020. “COVID-19
Vaccines: Operational Guidelines.” Government of India: 1–148.
Hogan, Alexandra B et al. 2020. “Report 33: Modeling the Allocation and Impact
of a COVID-19 Vaccine.” (September).
Humas Dinkes. 2022. “Capaian Vaksinasi Covid-19 Ke 1 Tertinggi Dari 17
Kab/Kota Di Sumatera Selatan.” Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.
https://dinkes.kotaprabumulih.go.id/berita/Isi_berita?id=31 (January 24,
2022).
Ikbar, Iffat Nabila, Ahmad Ghiffari, and Rista Silvana. 2021. “Identifikasi Faktor
Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kerentanan
Terhadap COVID-19 Di Kota Palembang.” 2: 28–39.
Kemenkes RI. 2021. “Question ( Faq ) Pelaksanaan Vaksinasi Covid-.” 2020: 1–
16.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pandemi COVID-19.

44
Universitas Muhammadiyah Palembang
Lazarus, Jeffrey V. et al. 2021. “A Global Survey of Potential Acceptance of a
COVID-19 Vaccine.” Nature Medicine 27(2): 225–28.
Li, Xiaowei et al. 2020. “Molecular Immune Pathogenesis and Diagnosis of
COVID-19.” Journal of Pharmaceutical Analysis 10(2): 102–8.
Mason, Robert J. 2020. “Pathogenesis of COVID-19 from a Cell Biology
Perspective.” European Respiratory Journal 55(4): 9–11.
Muslich Anshori, Sri Iswati. 2009. Buku Ajar : Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Universitas Airlangga, Surabaya.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi penelitian kesehatan / Soekidjo Notoatmodjo.
Koleksi Buku UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang, 0(0), 2–7.
Oktaviasari, Khuril Eka. 2018. “Relationship of Measles Immunization with
Measles in East Java.” Jurnal Berkala Epidemiologi 6(2): 166.
Prof.Dr.Sugiyono. 2015. “Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif ,
Kualitatif Dan r&D.” : 456.
Rokom. 2021. “Studi Terbaru: Vaksin COVID-19 Efektif Mencegah Perawatan
Dan Kematian.” Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210812/4238277/
studi-terbaru-vaksin-covid-19-efektif-mencegah-perawatan-dan-kematian/
(January 24, 2022).
Sastroasmoro, Sudigdo. 2011. “Perkiraan Besar Sampel Dalam Penelitian Klinis.”
Dasar-dasar Metodologi Penelitian: 359.
Shah, Anoop S V et al. 2021. “Effect of Vaccination on Transmission of COVID-
19: An Observational Study in Healthcare Workers and Their Households.”
medRxiv: 2021.03.11.21253275.
Speiser, Daniel E. 2020. “COVID-19 : Mechanisms of Vaccination and
Immunity.” : 1–19.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.
ALFABETA Bandung.
Susilo, Adityo et al. 2020. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini.” Jurnal Penyakit Dalam Indonesia 7(1): 45.
Umakanthan, Srikanth et al. 2020. “Origin, Transmission, Diagnosis and
Management of Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).” Postgraduate
Medical Journal 96(1142): 753–58.
Vitiello, A., F. Ferrara, V. Troiano, and R. La Porta. 2021. “COVID-19 Vaccines
and Decreased Transmission of SARS-CoV-2.” Inflammopharmacology
(0123456789): 21–24.
WHO. 2020. “Modes of Transmission of Virus Causing COVID-19: Implications
for IPC Precaution Recommendations.” Geneva: World Health
Organization; Available: 1–10.

45
Universitas Muhammadiyah Palembang
https://www.who.int/publications-detail/modes-of-transmission-of-virus-
causing-covid-19-implications-for-ipc-precaution-recommendations.
———. 2021. “Monitoring COVID-19 Vaccination.” WHO Publications.
World Health Organization. 2020a. “Background Paper on Covid-19 Disease and
Vaccines.” (December): 1–28.
———. 2020b. “Who Sage Roadmap for Prioritizing Uses of Covid-19 Vaccines
in The.” Who (October).
Yubo, Bouway Dolphinus et al. 2021. “Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol
COVID-19 Pada Masa Pemberlakuan New Normal Di Kota Jayapura,
Provinsi Papua, Indonesia.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 16(1):
26.

46
Universitas Muhammadiyah Palembang
45

Universitas Muhammadiyah Palembang


48

LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian

Kasus Terkonfirmasi Covid 19 Cakupan Vaksin per hari Cakupan Vaksin Kasus Covid-19 harian
No
Kecamatan Jumlah % Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Akumulatif Penambahan
.
1 Alang Lebar 2375 7,83% 21.2.2 0,00% 3,40% 21.2.2 7121 503 6908
2 Bukit Kecil 703 2,32% 21.2.3 48,40% 3,40% 21.2.3 0 0 6947 39
3 Gandus 639 2,11% 21.2.4 53,90% 9% 21.2.4 810 0 6967 20
4 Ilir Barat I 3959 13,06% 21.2.5 56,20% 11,70% 21.2.5 344 0 7008 41
5 Ilir Barat II 809 2,67% 21.2.6 57% 9,30% 21.2.6 130 40 7052 44
6 Ilir Timur I 1980 6,53% 21.2.7 57% 9,30% 21.2.7 0 0 7095 43
7 Ilir Timur II 1774 5,85% 21.2.8 60,90% 12% 21.2.8 556 435 7143 48
8 Ilir Timur III 1355 4,47% 21.2.9 67,90% 19,20% 21.2.9 1033 1033 7196 53
9 Jakabaring 1249 4,12% 21.2.10 71% 21,50% 21.2.10 463 330 7227 31
10 Kalidoni 2992 9,87% 21.2.11 73% 26% 21.2.11 287 674 7247 20
11 Kemuning 1780 5,87% 21.2.12 73,80% 26,40% 21.2.12 128 52 7276 29
12 Kertapati 574 1,89% 21.2.13 73,80% 26,40% 21.2.13 0 0 7316 40
13 Plaju 1296 4,27% 21.2.14 73,80% 26,40% 21.2.14 0 0 7358 42
14 Sako 2540 8,38% 21.2.15 75,50% 30,90% 21.2.15 238 666 7395 37
15 Seberang Ulu I 699 2,31% 21.2.16 77,40% 36,60% 21.2.16 226 719 7423 28
16 Seberang Ulu II 1170 3,86% 21.2.17 79,90% 38,70% 21.2.17 371 306 7464 41
17 Sematang Borang 913 3,01% 21.2.18 81% 41% 21.2.18 161 353 7496 32
18 Sukarami 3513 11,59% 21.2.19 84% 45% 21.2.19 267 469 7526 30
Total 30320 100,00% 21.2.20 84,40% 46% 21.2.20 45 142 7564 38
21.2.21 84,40% 46% 21.2.21 0 0 7604 40
21.2.22 85,60% 49,20% 21.2.22 183 478 7641 37

Universitas Muhammadiyah Palembang


49

Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Akumulatif Penambahan


21.2.23 86,50% 52,20% 21.2.23 163 401 7685 44
21.2.24 87,70% 55% 21.2.24 0 0 7728 43
21.2.25 88,30% 57,50% 21.2.25 94 367 7760 32
21.2.26 89,50% 58,70% 21.2.26 176 172 7789 29
21.2.27 90% 59% 21.2.27 69 43 7824 35
21.2.28 90% 59% 21.2.28 0 0 7851 27
21.3.1 91% 60,40% 21.3.1 173 197 7897 46
21.3.2 96% 61,50% 21.3.2 707 164 7930 33
21.3.3 96% 61% 21.3.3 0 0 7960 30
21.3.4 19,67% 9,79% 21.3.4 1573 122 7992 32
21.3.5 19,67% 9,79% 21.3.5 0 33 8037 45
21.3.6 23,25% 10,14% 21.3.6 2890 45 8078 41
21.3.7 23,25% 10,14% 21.3.7 0 0 8132 54
21.3.8 23,25% 10,14% 21.3.8 0 67 8178 46
21.3.9 29,79% 10,57% 21.3.9 5169 0 8203 25
21.3.10 32,82% 10,79% 21.3.10 2392 125 8239 36
21.3.11 34,06% 10,91% 21.3.11 981 23 8266 27
21.3.12 36,61% 11,11% 21.3.12 2020 44 8285 19
21.3.13 38,35% 11,24% 21.3.13 1378 58 8309 24
21.3.14 38,35% 11,24% 21.3.14 0 0 8323 14
21.3.15 43,90% 11,40% 21.3.15 8974 844 8356 33
21.3.16 46,90% 11,70% 21.3.16 2648 267 8390 34
21.3.17 49,10% 12,30% 21.3.17 1987 531 8411 21
21.3.18 51,10% 12,90% 21.3.18 2122 467 8425 14
21.3.19 53,80% 15,20% 21.3.19 2075 0 8460 35
21.3.20 57,00% 15,40% 21.3.20 2962 433 8491 31
21.3.21 57,00% 15,40% 21.3.21 0 0 8519 28
21.3.22 57,00% 15,40% 21.3.22 0 0 8546 27
21.3.23 38,60% 12,30% 21.3.23 3312 2562 8566 20
21.3.24 39,80% 12,50% 21.3.24 1674 307 8595 29
21.3.25 45,50% 14,30% 21.3.25 8327 2643 8625 30
21.3.26 48,00% 15,00% 21.3.26 3606 1350 8668 43
21.3.27 48,00% 15,00% 21.3.27 0 0 8721 53
21.3.28 48,00% 15,00% 21.3.28 0 0 8753 32
21.3.29 51,20% 15,30% 21.3.29 815 658 8789 36
21.3.30 56,20% 17,00% 21.3.30 8795 2665 8824 35
21.3.31 29,00% 9,00% 21.3.31 1164 604 8857 33
21.4.1 31,60% 9,60% 21.4.1 7170 1897 8908 51
21.4.2 31,60% 9,60% 21.4.2 0 0 8934 26
21.4.3 32,50% 10,20% 21.4.3 2409 1807 8952 18
21.4.4 32,50% 10,20% 21.4.4 0 0 8984 32
21.4.5 32,50% 10,20% 21.4.5 0 0 9017 33
Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Akumulatif Penambahan

Universitas Muhammadiyah Palembang


50

21.4.6 33,60% 11,00% 21.4.6 91 115 9045 28


21.4.7 34,40% 12,00% 21.4.7 2424 2662 9082 37
21.4.8 34,40% 12,00% 21.4.8 0 0 9124 42
21.4.9 36,50% 12,60% 21.4.9 4508 1870 9159 35
21.4.10 36,70% 13,40% 21.4.10 733 2270 9211 52
21.4.11 36,70% 13,40% 21.4.11 733 2270 9250 39
21.4.12 37,40% 14,00% 21.4.12 1985 2646 9287 37
21.4.13 37,60% 15,00% 21.4.13 520 2025 9316 29
21.4.14 37,80% 15,50% 21.4.14 441 1446 9347 31
21.4.15 38,00% 16,00% 21.4.15 19 117 9387 40
21.4.16 38,00% 16,00% 21.4.16 794 1307 9433 46
21.4.17 38,00% 17,00% 21.4.17 0 0 9500 67
21.4.18 38,00% 17,00% 21.4.18 0 0 9565 65
21.4.19 38,20% 17,00% 21.4.19 102 446 9627 62
21.4.20 38,60% 18,40% 21.4.20 1147 3825 9674 47
21.4.21 38,80% 19,60% 21.4.21 583 3399 9722 48
21.4.22 39,20% 21,00% 21.4.22 1191 4214 9790 68
21.4.23 39,40% 22,20% 21.4.23 605 3116 9849 59
21.4.24 39,40% 22,20% 21.4.24 0 0 9.896 47
21.4.25 39,60% 23,00% 21.4.25 415 5251 9.977 81
21.4.26 40,00% 25,00% 21.4.26 665 5067 10045 68
21.4.27 40,00% 25,00% 21.4.27 0 0 10106 61
21.4.28 40,50% 28,00% 21.4.28 1197 8474 10184 78
21.4.29 40,80% 29,00% 21.4.29 857 2657 10253 69
21.4.30 41,00% 29,30% 21.4.30 736 809 10316 63
21.5.1 41,00% 29,30% 21.5.1 0 0 10402 86
21.5.2 41,00% 29,30% 21.5.2 0 0 10487 85
21.5.3 41,30% 30,30% 21.5.3 638 2790 10554 67
21.5.4 41,40% 31,00% 21.5.4 438 2301 10626 72
21.5.5 41,40% 31,00% 21.5.5 0 0 10685 59
21.5.6 41,70% 32,00% 21.5.6 637 4805 10758 73
21.5.7 41,70% 32,00% 21.5.7 142 736 10834 76
21.5.8 42,00% 33,00% 21.5.8 719 1492 10916 82
21.5.9 42,00% 33,00% 21.5.9 0 0 11.012 96
21.5.10 42,00% 34,00% 21.5.10 722 1701 11.101 89
21.5.11 42,00% 34,00% 21.5.11 0 0 11161 60
21.5.12 42,40% 34,40% 21.5.12 722 572 11234 73
21.5.13 42,40% 34,40% 21.5.13 0 0 11304 70
21.5.14 42,40% 34,40% 21.5.14 0 0 11360 56
21.5.15 42,40% 34,40% 21.5.15 0 0 11397 37
21.5.16 42,40% 34,40% 21.5.16 0 0 11447 50
21.5.17 42,50% 34,40% 21.5.17 149 48 11518 71
Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Akumulatif Penambahan
21.5.18 42,70% 35,00% 21.5.18 649 1755 11550 32

Universitas Muhammadiyah Palembang


51

21.5.19 42,70% 35,00% 21.5.19 0 0 11594 44


21.5.20 42,70% 35,00% 21.5.20 0 0 11633 39
21.5.21 43,60% 36,00% 21.5.21 1103 727 11710 77
21.5.22 43,70% 36,00% 21.5.22 483 280 11854 144
21.5.23 43,70% 36,00% 21.5.23 0 0 11985 131
21.5.24 43,70% 36,00% 21.5.24 56 99 12073 88
21.5.25 44,00% 36,40% 21.5.25 0 0 12153 80
21.5.26 44,00% 36,40% 21.5.26 0 0 12254 101
21.5.27 44,50% 37,00% 21.5.27 1124 1280 12365 111
21.5.28 44,60% 37,00% 21.5.28 422 751 12467 102
21.5.29 44,60% 37,00% 21.5.29 0 0 12558 91
21.5.30 44,70% 37,00% 21.5.30 367 226 12644 86
21.5.31 44,80% 37,00% 21.5.31 306 666 12755 111
21.6.1 44,80% 37,00% 21.6.1 0 0 12844 89
21.6.2 45,00% 37,50% 21.6.2 1098 684 12927 83
21.6.3 45,00% 37,50% 21.6.3 0 0 13018 91
21.6.4 46,00% 38,00% 21.6.4 1052 268 13108 90
21.6.5 46,00% 38,00% 21.6.5 2050 377 13199 91
21.6.6 46,00% 38,00% 21.6.6 0 0 13275 76
21.6.7 46,50% 38,00% 21.6.7 118 219 13373 98
21.6.8 47,00% 38,50% 21.6.8 2133 1353 13444 71
21.6.9 47,00% 38,50% 21.6.9 1605 111 13540 96
21.6.10 48,00% 38,50% 21.6.10 1654 53 13637 97
21.6.11 49,00% 38,50% 21.6.11 1102 37 13712 75
21.6.12 49,00% 38,50% 21.6.12 19 0 13799 87
21.6.13 49,00% 38,50% 21.6.13 19 0 13920 121
21.6.14 49,00% 38,60% 21.6.14 2378 232 13989 69
21.6.15 50,00% 39,00% 21.6.15 466 543 14087 98
21.6.16 50,90% 39,00% 21.6.16 101 488 14168 81
21.6.17 51,50% 39,00% 21.6.17 1635 563 14248 80
21.6.18 52,00% 39,50% 21.6.18 2617 860 14316 68
21.6.19 53,00% 40,00% 21.6.19 580 477 14382 66
21.6.20 53,00% 40,00% 21.6.20 0 0 14485 103
21.6.21 53,00% 40,00% 21.6.21 1327 617 14569 84
21.6.22 53,00% 40,00% 21.6.22 686 438 14659 90
21.6.23 54,00% 40,00% 21.6.23 2674 381 14712 53
21.6.24 55,00% 40,30% 21.6.24 1534 348 14806 94
21.6.25 55,00% 40,30% 21.6.25 0 0 14921 115
21.6.26 58,00% 40,40% 21.6.26 9340 157 15029 108
21.6.27 58,00% 40,40% 21.6.27 0 0 15122 93
21.6.28 60,00% 40,00% 21.6.28 8720 787 15239 117
Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Tanggal Vaksin 1 Vaksin 2 Akumulatif Penambahan
21.6.29 60,00% 40,00% 21.6.29 2282 234 15334 95
21.6.30 64,00% 40,00% 21.6.30 10739 0 15450 116

Universitas Muhammadiyah Palembang


52

21.7.1 67,00% 40,00% 21.7.1 10739 0 15542 92


21.7.2 70,00% 41,00% 21.7.2 9801 1915 15629 87
21.7.3 70,00% 41,00% 21.7.3 0 0 15736 107
21.7.4 73,00% 41,00% 21.7.4 6470 227 15828 92
21.7.5 16,00% 8,00% 21.7.5 5762 4 15914 86
21.7.6 19,00% 10,00% 21.7.6 12091 2201 16067 153
21.7.7 20,00% 10,00% 21.7.7 9497 121673 16231 164
21.7.8 20,00% 10,00% 21.7.8 8229 1632 16353 122
21.7.9 20,00% 10,00% 21.7.9 10506 1564 16518 165
21.7.10 20,00% 10,00% 21.7.10 1132 224 16761 243
21.7.11 20,00% 10,00% 21.7.11 1132 224 16942 181
21.7.12 20,00% 10,00% 21.7.12 2305 422 17255 313
21.7.13 22,00% 10,00% 21.7.13 21065 3428 17701 446
21.7.14 23,00% 10,00% 21.7.14 13171 1705 18153 452
21.7.15 23,00% 10,00% 21.7.15 6201 1340 18691 538
21.7.16 24,00% 11,00% 21.7.16 7855 2224 19003 312
21.7.17 25,00% 11,00% 21.7.17 5712 673 19386 383
21.7.18 25,00% 11,00% 21.7.18 0 0 19637 251
21.7.19 25,00% 11,00% 21.7.19 0 0 19878 241
21.7.20 25,00% 11,00% 21.7.20 8861 2862 20100 222
21.7.21 26,00% 11,00% 21.7.21 3520 1719 20389 289
21.7.22 26,00% 11,00% 21.7.22 3200 1393 20789 400
21.7.23 26,00% 11,00% 21.7.23 4243 3484 21168 379
21.7.24 26,00% 11,00% 21.7.24 1445 5209 21516 348
21.7.25 26,00% 11,00% 21.7.25 1445 5209 21681 165
21.7.26 26,00% 12,00% 21.7.26 1445 5209 21873 192
21.7.27 27,00% 15,00% 21.7.27 1445 5209 22380 507
21.7.28 27,00% 13,00% 21.7.28 1445 5209 23141 761
21.7.29 27,00% 13,00% 21.7.29 1445 5209 23953 812
21.7.30 28,00% 14,00% 21.7.30 1912 4274 24483 530
21.7.31 28,00% 14,00% 21.7.31 1108 2852 24980 497
21.8.1 28,00% 14,00% 21.8.1 1108 2852 25235 255
21.8.2 28,00% 14,00% 21.8.2 1198 6850 25370 135
21.8.3 28,00% 15,00% 21.8.3 1993 4863 25680 310
21.8.4 28,00% 15,00% 21.8.4 1012 4177 26004 324
21.8.5 27,00% 16,00% 21.8.5 10229 6719 26265 261
21.8.6 27,99% 16,65% 21.8.6 1572 6230 26545 280
21.8.7 28,05% 17,02% 21.8.7 701 4485 26752 207
21.8.8 28,05% 17,02% 21.8.8 701 4485 26894 142
21.8.9 28,22% 17,53% 21.8.9 2414 6342 26985 91
21.8.10 28,45% 18,18% 21.8.10 2248 7765 27286 301
21.8.11 28,45% 18,18% 21.8.11 0 0 27507 221
21.8.12 28,45% 18,18% 21.8.12 0 0 27651 144
21.8.13 28,45% 18,18% 21.8.13 0 0 27958 307

Universitas Muhammadiyah Palembang


53

21.8.14 28,55% 19,37% 21.8.14 2763 5802 28099 141


21.8.15 28,55% 19,37% 21.8.15 2763 5802 28181 82
21.8.16 28,55% 19,37% 21.8.16 0 0 28291 110
21.8.17 28,55% 19,37% 21.8.17 0 0 28407 116
21.8.18 28,55% 19,37% 21.8.18 0 0 28471 64
21.8.19 29,10% 20,68% 21.8.19 4765 6993 28632 161
21.8.20 29,29% 21,19% 21.8.20 2678 6388 28741 109
21.8.21 29,57% 21,33% 21.8.21 3464 1830 28860 119
21.8.22 29,57% 21,33% 21.8.22 3464 1830 28905 45
21.8.23 30,11% 21,78% 21.8.23 5371 2345 29145 240
21.8.24 30,47% 21,97% 21.8.24 4396 2278 29267 122
21.8.25 30,86% 22,26% 21.8.25 4827 3638 29370 103
21.8.26 30,90% 22,26% 21.8.26 574 202 29458 88
21.8.27 32,01% 22,46% 21.8.27 13698 2436 29537 79
21.8.28 32,78% 23,01% 21.8.28 13754 7227 29595 58
21.8.29 32,78% 23,01% 21.8.29 13754 7227 29629 34
21.8.30 33,29% 23,18% 21.8.30 6261 2093 29664 35
21.8.31 33,83% 23,35% 21.8.31 6667 2096 29716 52
21.9.1 34,34% 23,47% 21.9.1 6339 1420 29765 49
21.9.2 34,52% 23,59% 21.9.2 7293 1502 29794 29
21.9.3 34,98% 23,40% 21.9.3 5775 1254 29832 38
21.9.4 35,35% 23,58% 21.9.4 4641 2196 29864 32
21.9.5 35,35% 23,58% 21.9.5 4641 2196 29894 30
21.9.6 36,03% 23,72% 21.9.6 8647 1750 29903 9
21.9.7 36,65% 23,89% 21.9.7 7721 2186 29959 56
21.9.8 36,65% 23,89% 21.9.8 761 451 29986 27
21.9.9 36,65% 23,89% 21.9.9 0 0 30015 29
21.9.10 37,82% 24,21% 21.9.10 66483 63236 30050 35
21.9.11 38,66% 24,53% 21.9.11 4807 1676 30075 25
21.9.12 38,66% 24,53% 21.9.12 4807 1676 30091 16
21.9.13 39,16% 24,86% 21.9.13 7273 7948 30119 28
21.9.14 39,51% 25,03% 21.9.14 4467 3080 30139 20
21.9.15 39,94% 25,23% 21.9.15 5426 2444 30161 22
21.9.16 40,45% 25,47% 21.9.16 6352 11777 30178 17
21.9.17 40,45% 25,47% 21.9.17 0 0 30198 20
21.9.18 41,06% 25,68% 21.9.18 7677 3602 30221 23
21.9.19 41,33% 25,99% 21.9.19 11088 7433 30229 8
21.9.20 41,49% 26,04% 21.9.20 1999 661 30232 3
21.9.21 42,34% 26,48% 21.9.21 10673 5588 30247 15
21.9.22 43,04% 26,77% 21.9.22 8766 3568 30256 9
21.9.23 43,63% 27,08% 21.9.23 7383 3929 30263 7
21.9.24 43,92% 27,33% 21.9.24 3659 3125 30276 13
21.9.25 44,41% 27,72% 21.9.25 6151 5518 30284 8
21.9.26 44,41% 27,72% 21.9.26 6151 5518 30287 3

Universitas Muhammadiyah Palembang


54

21.9.27 45,07% 28,29% 21.9.27 10707 10688 30299 12


21.9.28 45,63% 28,91% 21.9.28 6990 7693 30307 8
21.9.29 46,03% 29,44% 21.9.29 4952 6700 30313 0
21.9.30 46,54% 29,97% 21.9.30 6355 6701 30313 0

Universitas Muhammadiyah Palembang


55

Lampiran 2 Surat izin Penelitian

Lampiran 3 Surat selesai Penelitian

Universitas Muhammadiyah Palembang


56

Lampiran 4 Biodata Peneliti


BIODATA
Nama : Yolanda Fitriani
Tempat Tanggal Lahir : Teluk Lubuk, 22 Januari 1999

Universitas Muhammadiyah Palembang


57

Alamat sesuai KTP : Jl. Simpang Belimbing, RT/RW 005/000 Dusun IV


Desa Cinta Kasih Kecamatan Belimbing Sumatera
Selatan
Telp/Hp : 082176087009
Email : Yolandarahasia@gmail.com
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : H. Yurisman
Ibu : Hj. Heryani
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Anak Ke : 2 (Dua)
Riwayat Pendidikan :
TK AISYAH Teluk Lubuk (2004-2005)
SD Negeri 1 Cinta Kasih (2005-2011)
SMP Negeri 4 Gunung Megang (2011-2014)
SMA Negeri 10 Palembang (2014-2017)

Palembang, Januari 2022

(Yolanda Fitriani)

Universitas Muhammadiyah Palembang

Anda mungkin juga menyukai