Anda di halaman 1dari 9

Tugas Stase Anak

Oleh :
Pratrisna Yusastra, S.Ked

71 2020 070

Pembimbing : dr. Bayu Alfaridzi, Sp. A(K)., MARS

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD PALEMBANG BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
1. Bagaimana cara mengukur TPG (Tinggi Potensi Genetik) ?
Jawab :
Tinggi Potensi Genetik (TPG) adalah perkiraan tinggi akhir (tinggi dewasa) anak
yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua.
a. TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 13 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5
cm
b. TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) - 13 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5
cm.1

2. Bagaimana cara menghitung gizi pada bayi berserta rumusnya


(Kuantitatif dan kualitatif) ?
Jawab :
Kuantitatif : Berdasarkan takaran makan setiap makanan di konsumsi
Kualitatif : Berdasarkan berapa kali makanan tersebut di konsumsi

A. Penentuan Kebutuhan
Kebutuhan kalori idealnya ditentukan secara individual menggunakan
kalorimetri indirek, namun hal tersebut mahal dan tidak praktis. Kebutuhan
nutrien tertentu secara khusus dihitung pada kondisi klinis tertentu.
Untuk kemudahan praktek klinis, kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan:
a. Kondisi sakit kritis (critical illness) : Kebutuhan energi = REE x faktor
aktivitas x faktor stres
b. Kondisi tidak sakit kritis (non critical illness)

1. Gizi baik/kurang: Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan berat badan


ideal dikalikan RDA menurut usia tinggi (height age). Usia-tinggi ialah
usia bila tinggi badan anak tersebut merupakan P50 pada grafik.
Kebutuhan nutrien tertentu secara khusus dihitung pada kondisi klinis
tertentu.
a. Tatalaksana Gizi Buruk menurut WHO, atau
b. Berdasarkan perhitungan target BB-ideal:
BB-ideal x RDA menurut usia-tinggi

Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target untuk menghindari sindrom
refeeding.

2. Obesitas: Target pemberian kalori adalah

BB-ideal x RDA menurut usia tinggi.

Pemberian kalori dikurangi secara bertahap sampai tercapai target.


Catatan: - Berat badan ideal adalah berat badan menurut tinggi badan
pada P50 pertumbuhan - Pada Obesitas penatalaksanaan tidak akan
berhasil tanpa disertai dengan peningkatan aktifitas fisik dan perubahan
perilaku.

Gambar 3. RDA menurut usia tinggi


Gambar 4. RDA menurut usia tinggi (kalori dan protein)

B. Penentuan cara pemberian


Pemberian nutrisi melalui oral atau enteral merupakan pilihan utama.
Jalur parenteral hanya digunakan pada situasi tertentu saja. Kontra indikasi
pemberian makan melalui saluran cerna ialah obstruksi saluran cerna,
perdarahan saluran cerna serta tidak berfungsinya saluran cerna. Pemberian
nutrisi enteral untuk jangka pendek dapat dilakukan melalui pipa
nasogastrik atau nasoduodenal atau nasojejunal. Untuk jangka panjang,
nutrisi enteral dapat dilakukan melalui gastrostomi atau jejunostomi. Untuk
nutrisi parenteral jangka pendek (kurang dari 14 hari) dapat digunakan
akses perifer, sedangkan untuk jangka panjang harus menggunakan akses
sentral.

C. Penentuan jenis makanan


Pada pemberian makan melalui oral bentuk makanan disesuaikan
dengan usia dan kemampuan oromotor pasien, misalnya 0-6 bulan ASI
dan/formula, 6 bulan-1 tahun ASI dan/atau formula di-tambah makanan
pendamping, 1-2 tahun makanan keluarga ditambah ASI dan/atau susu sapi
segar, dan di atas 2 tahun makanan keluarga. Jenis sediaan makanan untuk
enteral disesuaikan dengan fungsi gastrointestinal dan dapat dibagi dalam
beberapa jenis, yaitu: • Polimerik, yang terbuat dari makronutrien intak
yang ditujukan untuk fungsi gastrointestinal yang normal, terbagi menjadi
formula standar dan formula makanan padat kalori • Oligomerik
(elemental), biasanya terbuat dari glukosa polimer, protein terhidrolisat,
trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain triglyceride) • Modular,
terbuat dari makronutrien tunggal Pada pemberian parenteral, pemberian
jenis preparat sesuai dengan usia, perhitungan kebutuhan dan jalur akses
vena. Untuk neonatus dan bayi beberapa asam amino seperti sistein, taurin,
tirosin, histidin merupakan asam amino yang secara khusus/kondisional
menjadi esensial, sehingga dibutuhkan sediaan protein yang bisa berbeda
antara bayi dan anak.

D. Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap akseptabilitas
atau penerimaan makanan, dan toleransi (reaksi simpang makanan). Reaksi
simpang yang dapat terjadi pada pemberian enteral antara lain adalah
mual/muntah, konstipasi dan diare. Pada pemberian parenteral dapat terjadi
reaksi infeksi, metabolik dan mekanis. Selain itu, diperlukan pemantauan
efektivitas berupa monitoring pertumbuhan. Pada pasien rawat inap
evaluasi dan monitoring dilakukan setiap hari, dengan membedakan antara
pemberian jalur oral/enteral dan parenteral. Pada pasien rawat jalan evaluasi
dilakukansesuaikebutuhan.2
Gambar 1. Langkah-langkah melakukan Asuhan Nutrisi Pediatrik. 2
Gambar 2. Algoritma Penggunaan Grafik Pertumbuhan pada Gizi
Lebih/Obesitas.2

3. Bagaimana cara menghitung faktor penurunan genetik suatu penyakit ?


Jawab :
Dengan melihat pembawa carrier dari hasil Pre-marital screening.
Contoh pada penyakit thalasemia. Penyakit ini merupakan kelainan genetik
yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal dengan kasus yang terbanyak di
dunia. Frekuensi pembawa atau carrier penyakit ini (mempunyai gen
terganggu tapi pemyakitnya tidak nampak) di masyarakat Indonesia cukup
tinggi yaitu sekitar 5%. Penderita talasemia akan lahir dari suami istri yang
keduanya carrier talasemia, sehingga timbul ide pre-marital screening
(pemeriksaan sebelum nikah) untuk mendeteksi talasemia.Permasalahan
talasemia akan muncul jika talasemia trait kawin dengan sesamanya
sehingga kemungkinan yang bisa terjadi adalah 25% dari keturunannya
menurunkan talasemia mayor, 50% anak mereka menderita talasemia trait
dan hanya 25% anak mempunyai darah normal.3
Gambar 3. Skema penurunan penyakit talasemia.3

Gambar 4. Genotip dan fenotip talasemia-ß.3

4. Bagaimana cara menghitung perhasilan perkapita suatu keluarga ?


Jawab :
Contohnya pada suatu negara yaitu dengan Gross Domestic Product
(GDP) harga yang sedang berlaku dibagi jumlah penduduk.

Pendapatan Perkapita = Produk Nasional Bruto (PNB) / Total Jumlah


Penduduk.
Jadi pada keluga menjadi : Pendapatan Perkapita = Pendapatan
orang tua / Total Jumlah anak.4
DAFTAR PUSTAKA

1. IDAI. Kalkulator Tinggi Potensi Genetik. (Online) tanggal 22 Juni 2013 di


https://www.idai.or.id/professional-resources/kurva-pertumbuhan/kalkulator-
tinggi-potensi-genetik [diakses tanggal 31 Agustus 2022]
2. Sjarif D, Nasar SS, Devaera Y, Tanjung C. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak
Indonesia : Asuhan Nutrisi Pediatrik (Pediatric Nutrition Care). Ukk Nutrisi
Dan Penyakit Metabolik. 2011:7-24
3. Regar J. Aspek Genetik Talasemia. Jurnal Biomedik. 2009. 3(1):151-158
4. Universitas Medan Area. Pengertian Serta Cara Menghitung Pendapatan Per
Kapita Suatu Negara. (Online) tanggal 18 November 2021 di
https://barki.uma.ac.id/2021/11/18/pengertian-serta-cara-menghitung-
pendapatan-per-kapita-suatu-negara/#:~:text=Penghitungannya%20adalah
%20menggunakan%20rumus%2C%20Gross,Pendapatan%20Per%20Kapita
%20(PPK). [diakses tanggal 31 Agustus 2022]

Anda mungkin juga menyukai