Anda di halaman 1dari 5

Skrining gizi anak digunakan untuk mengetahui risiko malnutrisi pada anak.

Berbagai
metode skrining gizi anak akan kita bahas pada artikel ini. Mari kita simak =)

Skrining Gizi
digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang berisiko malnutrisi atau pasien malnutrisi.
Informasi yang digunakan daam skrining meliputi diagnosis penyakit, informasi riwayat
penyakit, penilaian fisik, dan tes laboratorium saat pasien di rumah sakit, dan
kuesioner yang diberikan kepada pasien untuk diisi.   Skrining memiliki 2 peran yaitu
1

untuk mengidentifikasi atau memprediksi risiko dari berkembangnya suatu kondisi


(komplikasi termasuk kematian dan biaya) serta mengidentifikasi individu yang
mungkin atau tidak mungkin memperoleh manfaat dari pengobatan tersebut.  2

Tujuan skrining gizi untuk memprediksi probabilitas membaik atau memburuknya


outcome terkait faktor gizi dan mengetahui pengaruh dari intervensi gizi. Outcome dari
intervensi gizi dapat dinilai dari beberapa cara yaitu membaiknya fungsi fisik,
menurunnya komplikasi penyakit, kesembuhan penyakit yang dipercepat, dan
menurunnya lama perawatan.  3

Sebagian besar alat skrining membahas empat pertanyaan dasar antara lain penurunan
berat aktual, asupan makanan terkini, indeks massa tubuh (IMT) saat ini, dan tingkat
keparahan penyakit. Selain itu, beberapa alat skrining mencakup pengukuran lain untuk
memprediksi risiko malnutrisi. Kegunaan metode skrining yang direkomendasikan
didasarkan pada aspek validitas prediktif, validitas isi, reliabilitas, dan kepraktisan.
Berbagai alat direkomendasikan tergantung pada pengaturannya, yaitu di komunitas
dan rumah sakit. 3

BACA ARTIKEL : Standar Antropometri Anak (Terbaru)

Simple Pediatric Nutritional Risk


Score (PNRS)
Metode SPNRS berdasarkan kurangnya asupan makan pasien (< 50% angka kecukupan gizi),
tingkatan nyeri pada anak, dan keparahan penyakit (kondisi patologis). Indikator asupan
makan memiliki skor 0-1. Indikator tingkatan nyeri memiliki skor 0-1. Sementara
keparahan penyakit memiliki skor 0-3. Kategori risiko malnutrisi pada instrumen dibagi
menjadi 3 kategori yaitu skor 0 artinya pasien tidak berisiko malnutrisi, skor 1-2 risiko
malnutrisi tingkat sedang, dan skor >3 risiko malnutrisi tingkat tinggi. Pasien dengan
kategori risiko malnutrisi tingkat sedang dan tinggi akan mendapatkan intervensi gizi
secara intensif. 
4
Paediatric Yorkhill Malnutrition
Score (PYMS)
PYMS dikembangkan dan divalidasi di Inggris untuk anak-anak yang dirawat di rumah
sakit berusia 1–16 tahun. Mengacu pada ESPEN terdapat 4 komponen antara lain riwayat
penurunan asupan makan dalam 1 minggu sebelumnya (skor 0-2), Indeks Massa Tubuh
menurut Usia (skor 0 & 2), riwayat penurunan berat badan (skor 0-1), dan kaitan penyakit
dengan kebutuhan gizi pasien (skor 0-2).  Total skor dari keseluruhan indikator
5

menandakan derajat malnutrisi pasien. Skor 0 menandakan pasien tidak berisiko


malnutrisi sehingga skrining gizi wajib dilakukan ulang 1 minggu kemudian. Skor 1
menandakan skrining gizi wajib dilakukan ulang 3 hari kemudian. Jika nilai >2
menandakan malnutrisi tingkat berat sehingga pengukuran lebih detail perlu dilakukan
oleh ahli gizi serta skrining ulang 1 minggu kemudian.  6

Skrining gizi ini dapat digunakan untuk identifikasi status gizi, identifikasi kebutuhan
untuk intervensi gizi, dan memprediksi outcome klinis tanpa intervensi. Nilai sensitifitas
PYMS sebesar 95,31% dan spesifisitas 76,92%. Analisis PYMS merupakan metode
skrining gizi pada anak yang paling reliabel digunakan di rumah sakit. 7

The Screening Tool for Risk of Impared


Nutritional Status and
Growth (STRONGkids)
dikembangkan dan divalidasi di rumah sakit Belanda yang menyaring anak-anak antara
1 bulan dan 16 tahun. STRONGkids terdiri atas 4 penilaian dengan skor 1- 2 poin untuk
setiap item dan maksimal skor adalah 5. Indikator yang digunakan antara lain kondisi
penyakit (penyakit dengan risiko tinggi) skor 0 & 2, perubahan asupan makanan (skor 0 & 1),
penurunan berat atau kenaikan berat badan yang tidak atau kurang baik (0 & 1
poin), subjective clinical assessment (skor 0 & 1). Penggunaan STRONGkids akan membantu
meningkatkan kesadaran para praktisi klinik dlam deteksi awal terhadap risiko
malnutrisi.8

Skor 0 berarti risiko rendah, skor 1 -3 berarti risiko sedang, dan 4 – 5 mengindikasikan
risiko tinggi. Kelemahan dari alat skrining ini adalah tidak mudah digunakan oleh
siapapun sehingga instrumen hanya dapat digunakan oleh ahli anak atau petugas
kesehatan yang sudah terlatih.  9

The Screening Tool for Assessment of


Malnutrition in Paediatrics (STAMP)
dikembangkan dan divalidasi di Inggris untuk anak-anak yang dirawat di rumah sakit.
Tujuan dari pengembangan alat skrining STAMP untuk identifikasi secara dini dan tepat
kondisi malnutrisi dan risiko malnutrisi khususnya pada anak – anak. Metode STAMP
terdiri dari 5 langkah singkat untuk menilai malnutrisi.8

1. Langkah pertama : menentukan apakah kondisi anak memilik dampak terhadap status
gizi jika ya skor 3, mungkin skor 2, dan tidak 0 poin
2. Kedua : asupan gizi anak jika tidak ada 3 poin, baru saja menurun skor 2, dan asupan
baik 0 poin
3. Langkah ketiga : menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi badan (TB) untuk
menentukan status gizi BB menurut TB, skor 3 jika > 3 persentil (terpisah > 3 kolom atau
BB < 2 persentil), skor 2 jika > 2 persentil / terpisah 2 kolom, dan skor 0 jika 0 -1
persentil / terpisah 0 – 1 kolom
4. Keempat : penjumlahan langkah 1 sampai langkah 3, risiko tinggi jika > 4 poin, risiko
sedang 2 – 3 poin, dan risiko rendah 0 – 1 poin
5. Kelima : menyusun rencana asuhan untuk anak sesuai pedoman yang ada
Beberapa kondisi penyakit yang berdampak pada gizi 8

Pasti berdampak terhadap gizi Mungkin berdampak pada gizi Tidak ada dampak g
Masalah perilaku makan
Bowel failure, intractable diare Kardiologi
Luka bakar dan luka besar Cerebral palsy
Crohn’s disease Bibir dan langit – langit terbelah
Cystic fibrosis Celiac disease
Disfagia Diabetes
Penyakit hati Refluks gastroesofagus
Operasi besar Operasi kecil
Beberapa alergi makanan/intoleransi Kondisi neuromuskular
Onkologi pada pengobatan aktif Gangguan kejiwaan
Penyakit ginjal/gagal ginjal Respiratory Syncytial Virus (RSV) Kasus operasi sehari
Kesalahan metabolisme bawaan Alergi makanan tinggal/intoleransi Investigasi

Subjective Global Nutrition


Assessment (SGNA)
Belum ada penelitian sebelumnya yang menggunakan SGNA sebagai emas standar
untuk membandingkan alat skrining pada anak-anak. Ada banyak sekali perdebatan di
antara para profesional tentang bagaimana memvalidasi skrining alat, terutama dalam
memvalidasi alat skrining gizi jika itu dapat memprediksi status gizi saat ini. SGNA
awalnya dirancang sebagai alat skrining. SGNA terdiri dari komponen subjektif dan
komponen obyektif dalam kuesioner rinci dan pemeriksaan fisik lengkap; kemudian
setiap anak diklasifikasikan juga bergizi baik, kurang gizi sedang, atau kurang gizi berat.
Penyelesaian SGNA memakan waktu lama dan waktu. Lebih mendalam dari alat
skrining gizi, SGNA sekarang digunakan untuk menilai status gizi anak yang mungkin
berisiko malnutrisi seperti mereka yang berada dirawat di rumah sakit.  5

Dasar penilaian SGNA dibagi menjadi riwayat kesehatan 60% dan pemeriksaan fisik 40%.
Pada riwayat kesehatan akan dievaluasi perubahan berat badan, asupan makanan, kelainan
gastrointestinal, kerusakan fungsi alat tubuh yang menyebabkan kurang gizi atau aktivitas
fisik. Pemeriksaan fisik berfokus pada hilangnya lemak subkutan serta ada tidaknya
edema. Status gizi pasien dikategorikan menjadi status gizi baik (A), status gizi kurang
(B), dan status gizi buruk (C). 9

Lebih Lanjut : Mengatasi Anak Susah Makan Tanpa Stress

Referensi
1. 1.
Susetyowati S. Penerapan Skrining Gizi Di Rumah Sakit. Gadjah Mada University Press;
2015.
2. 2.
Elia M, Stratton RJ. An analytic appraisal of nutrition screening tools supported by
original data with particular reference to age. Nutrition. Published online May 2012:477-
494. doi:10.1016/j.nut.2011.11.009
3. 3.
Rasmussen H, Holst M, Kondrup J. Measuring nutritional risk in hospitals. Clin
Epidemiol. 2010;2:209-216. doi:10.2147/CLEP.S11265
4. 4.
Moeeni V, Walls T, Day AS. Assessment of nutritional status and nutritional risk in
hospitalized Iranian children. Acta Paediatrica. Published online August 4, 2012:e446-
e451. doi:10.1111/j.1651-2227.2012.02789.x
5. 5.
Gerasimidis K, Keane O, Macleod I, Flynn DM, Wright CM. A four-stage evaluation of
the Paediatric Yorkhill Malnutrition Score in a tertiary paediatric hospital and a district
general hospital. Br J Nutr. Published online April 19, 2010:751-756.
doi:10.1017/s0007114510001121
6. 6.
NHS Greater Glasgow and Cycle N. PYMS Paediatric Yorkhill Malnutrition Score,
Information and User’s Guide. Nutrition Tool Steering Group, Women and Childre’s
Directorate; 2009:1-2.
7. 7.
Wonoputri N, Djais JTB, Rosalina I. Validity of Nutritional Screening Tools for
Hospitalized Children. Journal of Nutrition and Metabolism. Published online 2014:1-6.
doi:10.1155/2014/143649
8. 8.
Central Manchester University Hospital C. STAMP Instructions to Be Read before Using
STAMP for the First Time . NHS foundation trust. Abbott Nutrition; 2010:1-20.
9. 9.
Chourdakis M. Malnutrition Screening Tools in the Pediatric Setting. School of
medicine, Aristotle University of Thessaloniki; 2014.

Anda mungkin juga menyukai