DEFINISI
1.1 Pengertian
Asesmen lanjut berupa asesmen status gizi: nutrisi dan fungsional. Asesmen status
gizi dilakukan dengan melakukan skrinning gizi yang digunakan untuk melakukan
pemeriksaan secara cepat dan sederhana pada pasien yang baru masuk rumah sakit
dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah pasien berisiko masalahgizi atau
tidak untuk selanjutnya segera diberikan intervensi. Bila dinilai pasien tersebut
berisiko masalah gizi, maka dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut.
Pengertianskrinning gizi adalah suatu sistem dari nutritional assessment untuk
mendeteksi dini pada perseorangan atau sekelompok orang yang memiliki risiko
kena malnutrisi, berisiko malnutrisi, berisiko malnutrisi atau tidak terkena malnutri
sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yang banyak
(Principle of Nutrition Assessment, Gibson.2005). Asesmen fungsional dilakukan
dengan melakukan asuhan gizi pasien.
1.2 Tujuan
- Mengidentifikasi secara cepat individu yang berisiko malnutrisi.
- Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien untuk
intervensi lebih lanjut.
- Memberikanindikasibahwapasienmembutuhkanasesmenlebihlanjutataulebihm
endalamtentang status gizi pasien (mengetahuikebutuhanfungsionalpasien)
- Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan nutrisi
apa yang sesuai (mengidentifikasipasien yang
membutuhkanintervensinutrisional)
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia,
atau hal-hal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti:
kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing-
masing kategori memiliki skor tersendiri.
2
3) Langkah kedua : Intake Makanan
Tahap ini untuk mengetahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi:
a. pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3,
b. pasien mendapat intake makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi
kebutuhan diberi skor 2, atau
c. pasien mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi skor 0.
Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara/bertanya pada orang
tua/pengasuh pasien.
3
Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah:
a) Ukuran berat badan dan tinggi badan anak.
b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan tabel growth chart.
c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3:
Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi
skor 3.
Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi
skor 2.
Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi skor 0.
High risk ≥4
4
b) Medium Risk
Memonitor intake gizi selama 3 hari.
Mengulangi skrinning setelah 3 hari.
Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan.
c) Low Risk
Melanjutkan intervensi klinik dan gizi secara rutin.
Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada
pada rawat rumah sakit.
Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan.
5
LILA/U Skor
>120 % 0
90% - 120% 0
70% - 90% 1
< 70% 2
b. Risiko Sedang
Melakukan observasi, mencatat asupan makanan selama 3 hari. Bila
adekuat, ulangi skrinning setiap minggu selama dirawat di rumah sakit.
Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan
peningkatan asupan gizi, pantau, dan kaji ulang program pemberian
makanan secara teratur.
6
c. Risiko Tinggi
Perbaiki dan tingkatkan asuoan gizi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi.
Padasemua kategori:
Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan
jenis makanan.
Catat kategori risiko malnutrisi.
Catat kebutuhan akan diit khususnya.
Catat pada form asuhan gizi pada pasien dewasa.
7
Dapat ditanyakan dengan:
Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu?
Jika iya, apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan
mengunyah atau menelan?
Jika iya, apakah hanya sedikit sekali makanan yang anda
konsumsi?
Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makan anda
berubah sejak pengukuran terakhir?
c. Mobilitas
Dengan skor:
0 = hanya berada di kasur atau kursi
1 = dapat beranjak dari kasur/kursi namun tidak keluar rumah
2 = dapat pergi keluar rumah
Dapat ditanyakan dengan :
Apakah anda dapat beranjak dari kasur/kursi?
Apakah anda dapat pergi keluar rumah?
8
d. Strees psikologi
Strees psikologi atau penyakit akut yang diderita pasein, dengan skor:
0 = iya
1 = tidak
Dapat ditanyakan dengan
Apakah anda sakit baru-baru ini?
Apakah anda merasa kehilangan akhir-akhir ini?
e. Masalah neuropsikologi
Dengan skor:
0 = depresi atau dementia berat
1 = dementia ringan
2 = tidak ada masalah neuropsikologi
Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat
pasien, jika pasien lambat merespon, atau mengalami dementia berat
maka perlu diadakan cross check pada petugas medis maupun pihak
yang merawat pasien mengenai pertanyaan A, B, C, D.
f. IMT
Dengan skor:
0 = IMT < 19
1 = IMT < 21
2 = IMT < 23
3 = IMT 23 atau lebih
Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan
dibawah ini.
Lingkar Lengan Atas (LILA)
0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm
3 = Hasil pengukuran ≥ 23, 5 cm
9
6) Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skor skrinning:
12 – 14 : status gizi normal
8 – 11 : berisiko malnutrisi
0–7 : malnutrisi
b. Berisiko malnutrisi:
Pada pasien tanpa penurunan berat badan.
Dilakukan monitoring terhadap berat badan.
Dilakukan skrinning ulang setiap 3 bulan sekali.
c. Malnutrisi:
Dilakukan intervensi dengan memberikan suplementasi oral (400
– 600 kkal/hari) dan memberikan diit sesuai kebutuhannya.
Dilakukan monitoring terhadap berat badan.
Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi
Formulir Asuhan Gizi.
10
BAB III.
TATA LAKSANA
Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan mengisi
formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut kemudian
disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari skrinning gizi.
b. Biokimia
Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait dari gizi rekam medis dan
menyimpulkan sesuai cut off yang digunakan, dan mencantumkan tanggal
pemeriksaan lab.
Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam medis dan
menyimpulkan hasilnya.
11
Kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering dikonsumsi .
Kebiasaan minum dan porsinya.
Kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/kebiasaan olahraga.
e. Menyimpulkan riwayat dahulu.
3. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan, menggunakan NCP
(Problem-Etiologi-Sign/Symptom), misalnya … (Problem) … disebabkan oleh …
(Etiologi) ... ditandai dengan …(Sign/Symptom)…
4. Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x FS),
sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris Benedict. Pasien
dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada kolom
rencana intervensi gizi.
5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diit, konsultasi gizi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya)
6. Menentukuan rencana monitoring dan evaluasi.
7. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi, dan
menandatangani Formulir Asuhan Gizi pasien.
12
BAB IV
PENUTUP
Demikian panduan skrinning gizi kami buat, sebagai acuan dalam melakukan
skrinning gizi di Rumah Sakit Mardi Waluyo sehingga pelayanan yang dilakukan
berjalan secara terstruktur.
13
LAMPIRAN
14