Asesmen gizi diawali dengan melakukan skrining gizi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan gizi (risiko malnutrisi) dan
penyebabnya, sehingga dapat dilakukan intervensi/terapi gizi yang sesuai
sejak dini, selanjutnya dilakukan pemantauan gizi secara berkala.
Langkah 3: apakah adanya penyakit akut yang diderita pasien yang berisiko
malnutrisi. Selain itu dapat ditanyakan pada pasien apakah tidak ada asupan
atau diperkirakan tidak ada asupan makan lebih dari 5 hari.
Beberapa kondisi klinis yang berisiko malnutrisi di antaranya: sakit kritis,
kesulitan menelan (contoh: Post Stroke) atau mendapat nutrisi parenteral
atau MLP (Makanan Lewat Pipa), cedera kepala, menjalani operasi
gastrointestinal.
Jika terdapat kondisi klinis seperti di atas atau tidak adanya nafsu makan >5
hari maka skor menjadi 2. Sebaliknya bila tidak ada kondisi seperti di atas
maka skor menjadi 0.
Z-score:
≥2 : obes
…..
Risiko rendah:
Risiko sedang:
Risiko tinggi:
Konsultasikan ke dokter spesialis anak
Langkah 1: ukur berat badan dan tinggi badan anak. Lalu hitung IMT
menggunakan rumus berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan
dalam meter kuadrat.
Risiko sedang:
Risiko tinggi:
Konsultasikan ke dokter spesialis anak