Anda di halaman 1dari 4

Asesmen gizi

Asesmen gizi diawali dengan melakukan skrining gizi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan gizi (risiko malnutrisi) dan
penyebabnya, sehingga dapat dilakukan intervensi/terapi gizi yang sesuai
sejak dini, selanjutnya dilakukan pemantauan gizi secara berkala.

Skrining gizi menggunakan kriteria Malnutrition Screning Tool (MST) yang


bertujuan untuk mengidentifikasi adanya risiko malnutrisi pada pasien
dewasa. Untuk pasien anak <5 tahun menggunakan Z-score WHO
berdasarkan berat badan (BB) menurut tinggi badan (TB). untuk pasien anak
>5 tahun menggunakan Z-score WHO berdasarkan indeks massa tubuh (IMT)
menurut usia.

Skrining gizi MST pada pasien dewasa meliputi:

Langkah 1: hitung indeks massa tubuh (IMT) dengan menggunakan rumus


berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat.

Penilaian skor IMT:


 IMT >20 =0
 IMT 18,5-20 =1
 IMT <18,5 =2

Langkah 2: tanyakan pada pasien apakah ada penurunan BB yang tidak


diinginkan dalam 3-6 bulan terakhir
Penilaian skor kehilangan BB yang tidak diinginkan
 Penurunan BB <5% =0
 Penurunan BB 5-10% =1
 Penurunan BB >10% =2

Langkah 3: apakah adanya penyakit akut yang diderita pasien yang berisiko
malnutrisi. Selain itu dapat ditanyakan pada pasien apakah tidak ada asupan
atau diperkirakan tidak ada asupan makan lebih dari 5 hari.
Beberapa kondisi klinis yang berisiko malnutrisi di antaranya: sakit kritis,
kesulitan menelan (contoh: Post Stroke) atau mendapat nutrisi parenteral
atau MLP (Makanan Lewat Pipa), cedera kepala, menjalani operasi
gastrointestinal.
Jika terdapat kondisi klinis seperti di atas atau tidak adanya nafsu makan >5
hari maka skor menjadi 2. Sebaliknya bila tidak ada kondisi seperti di atas
maka skor menjadi 0.

Langkah 4: dilakukan asesmen gizi yang meliputi intervensi/terapi dan


monitoring dilakukan berdasarkan hal berikut di bawah ini:

Risiko rendah (total skor = 0):


 Pemantauan gizi secara teratur.
 Ulangi skrining pasien di rumah sakit tiap satu minggu.

Risiko sedang (total skor = 1):


 Pemantauan gizi secara teratur.
 Ulangi skrining pasien di rumah sakit tiap tiga hari.
 Bila saat skrining gizi ulang, asupan sudah adekuat dan risiko malnutrisi
rendah maka skrining gizi dapat diulang satu minggu kemudian.
 Bila saat skrining gizi ulang, asupan tidak adekuat dan risiko malnutrisi
meningkat (tinggi), dapat disarankan untuk dikonsultasikan ke dokter
spesialis gizi klinik sesuai dengan persetujuan DPJP.

Risiko tinggi (total skor = 2):


 Pemantauan gizi secara teratur. Konsultasikan ke dokter spesialis gizi
klinik sesuai dengan persetujuan DPJP.

Skrining gizi pada pasien anak meliputi:


Anak usia <5 tahun:

Langkah 1: ukur berat badan dan tinggi badan anak


Langkah 2: klasifikasi berdasarkan Z-Score WHO seperti sebagai berikut:

Z-score:
≥2 : obes
…..

Langkah 3: dilakukan asesmen gizi yang meliputi intervensi/terapi dan


monitoring dilakukan berdasarkan hal berikut di bawah ini:

Risiko rendah:

Risiko sedang:

Risiko tinggi:
Konsultasikan ke dokter spesialis anak

Skrining gizi pada pasien anak meliputi:


Anak usia >5 tahun:

Langkah 1: ukur berat badan dan tinggi badan anak. Lalu hitung IMT
menggunakan rumus berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan
dalam meter kuadrat.

Langkah 2: klasifikasi berdasarkan Z-Score WHO seperti sebagai berikut:


Z-score:
≥2 : obes
…..

Langkah 3: dilakukan asesmen gizi yang meliputi intervensi/terapi dan


monitoring dilakukan berdasarkan hal berikut di bawah ini:
Risiko rendah:

Risiko sedang:

Risiko tinggi:
Konsultasikan ke dokter spesialis anak

Anda mungkin juga menyukai