DOSEN PENGAMPU
Nama:
GIZI
TUGAS E-LEARNING
Jawab:
1. Pencegahan malnutrisi di RS
Malnutrisi rumah sakit (MRS) merupakan suatu keadaan akibat dari perhatian yang
tidak optimal terhadap status nutrisi anak. Malnutrisi rumah sakit ditandai dengan
penurunan berat badan saat dirawat di rumah sakit. Kejadian MRS erat kaitannya
dengan dukungan nutrisi selama perawatan. (Pediatri, 2013)
Cara mencegah Malnutrisi di Rumah Sakit yaitu dapat dilakukan dengan berbagai
cara yaitu:
1.) meningkatkan mutu pelayanan tim asuhan nutrisi yang ada di rumah sakit,
khususnya ahli gizi, agar memberikan pelayanan gizi individu dalam menentukan
kebutuhan gizi pasien yang memerlukan dukungan nutrisi, misalnya dengan
melakukan penilaian status gizi kepada pasien baru dan dilakukan secara berkala
seperti antrophometri, biofisik, biokimia, dan klinis. Hal ini ditujukan untuk
mengidentifikasi individu-individu yang membutuhkan terapi gizi segera,
mencegah agar seseorang yang masih sehat tidak menderita masalah serta
menghindari komplikasi lebih lanjut jika seseorang telah menderita masalah gizi
2.) Mengamati dan mencatat perubahan tatalaksana nutrisi serta asupan zat gizi
pasien.
3.) Bentuk makanan disesuaikan dengan pasien dan dapat dimodifikasi agar bisa
diterima oleh pasien. Modifikasi dapat berupa variasi menu, variasi makanan, dan
variasi cara penyajian makanan.
4.) Serta dapat membentuuk tim terap khusus untuk gizi agar dapat memantau dan
mengkaji status gizi pasien sehinga lebih optimal.
Skrining gizi memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu tinggi
badan, berat badan, adanya alergi makanan tertentu, diet, adanya kecenderungan
pasien untuk mual atau muntah, dan kemampuan pasien dalam menelan dan
mengunyah. (Charney 2009, p.2)
Setiap kriteria memiliki skor dan skor-skor tersebut akan dijumlah. Jumlah skor
inilah yang dipakai untuk melihat apakah orang tersebut berisiko untuk malnutrisi
atau tidak.Jika jumlah skor adalah nol, maka orang tersebut risiko malnutirisinya
adalah rendah.Jika jumlah skor adalah satu, maka orang tersebut risiko malnutrisinya
adalah sedang.Jika jumlah skor adalah dua, maka orang tersebut risiko malnutrisinya
adalah tinggi.
Kedua skor tersebut dijumlah menjadi skor akhir, dan apabila hasil skor yang
didapat adalah ≥3, maka angka tersebut menunjukkan bahwa pasien membutuhkan
terapi gizi segera. Petunjuk pada alat ini menyatakan bahwa rencana asuhan gizi
dibutuhkan pada semua pasien yang malnutrisi berat (skor 3 untuk status gizi)
dan/atau sakit parah (skor 3 untuk tingkat keparahan penyakit) atau malnutrisi sedang
dan sakit ringan (total skor 3 [2+1]) atau malnutrisi ringan dan sakit sedang (total skor
3 [1+2]). (Anthony 2014, p.377)
Full MNA
Full MNA terdiri dari delapan belas pertanyaan, yang terbagi dalam empat
bagian yaitu: Antropometri (IMT, penurunan berat badan, lingkar lengan dan betis),
General Assessment (gaya hidup, pengobatan, mobilitas, dementia dan depresi),
Dietary Assessment (jumlah makan, asupan makanan dan minuman, cara pemberian
makan), dan Subjective Assessment (persepsi diri sendiri terhadap gizi dan
kesehatan).
Full MNA memiliki skor maksimal 30, dengan kriteria penilaian sebagai
berikut.
≥24 = gizi baik
17-23,5 = berisiko untuk malnutrisi
<17 = malnutrisi
Berikut adalah contoh form Mini Nutritional Assessment
Anthony, P.S., 2014. Nutrition screening tools for hospitalized patients. Nutrition in
clinical practice : official publication of the American Society for Parenteral and
Enteral Nutrition, 23(4), pp.373–82. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18682588 [Accessed March 20, 2014].
Incalzi RA, Antonella GF, Oliviero C, et al. Energy intake and in hospital starvation.
Arch Intern MPD 1996;156:425-9
Pediatri, Sari . 2013. “Malnutrisi Rumah Sakit Pada Bangsal Anak Rumah Sakit Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar” dalam Jurnal Aidah Juliaty Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Vol. 15, No. 2, Agustus 2013