Anda di halaman 1dari 7

III.

SKRINING

3.1. Skrining Nutrisi

Skrining Gizi ( seleksi pasien yang berisiko Gizi ) dilakukan oleh perawat dan
sesuai peruntukannya, tools skrining gizi yang disusun ada 2 (dua) yaitu Skrining
Gizi anak dan dewasa. Skrining untuk dewasa parameternya meliputi status
antropometri , kehilangan atau penurunan BB, asupan makanan dan kondisi pasien.
Hasil skrining tersebut ditindaklanjuti sesuai dengan nilai yang didapat.

3.1.1. Skrining Nutrisi Pada Pasien Dewasa

Skrining gizi pasien dewasa menggunakan Malnutrition Screening Tools


(MST). Alat ini dirancang untuk mengidentifikasi pasien malnutrisi secera
individual, tanpa pengukuran antropometri (seperti berat dan tinggi badan), tanpa
menghitung indeks ( misalnya Indeks Massa Tubuh, % penurunan BB dsb) dan
dapat dilakukan oleh semua petugas pelayanan kesehatan. Metoda ini sederhana,
cepat, valid dan reliable. ( Charney, P, Marian M, 2009). Skrining ini terdiri dari 2
pertanyaan mengenai penurunan berat badan dan asupan.

Langkah-langkah skrining gizi :

a. Pertanyaan mengenai penurunan berat badan.

Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan ?

1) Jawaban Tidak, bila pasien tidak mengalami penurunan berat badan dalam
6 bulan terakhir, maka pasien diberi skor 0
2) Jawaban Tidak Yakin, bila pasien merasa pakaian atau celanannya longgar,
maka pasien diberi skor 2
3) Jawaban Ya, bilanpasien merasa yakin ada perubahan berat badan dengan
penurunan sebagaiberikut :
a. 1-5 kg, di asumsikkan bila terjadi perubahan ukuran baju/celana satu
tungkat dibawahnya, pasien diberi skor 1
b. 6-10 kg, diasumsikan bila terjadi perubahan ukuran baju/celana 2 tingkat
dibawahnya ( baju/celana sudah longgar), pasien diberi skor 2
c. 11-15 kg, pasien diberi skor 3
d. ˃ 15 kg, diasumsikan bila terjadi perubahan ukuranbaju celana ˃ 2 tingkat
dibawahnya, beri skor 4
e. Tidak yakin, bila pasien tidak yakin berapa besar penurunan berat badan
tetapi merasa baju atau celananya longgar, beri skor 2
b. Pertanyaan mengenai asupan makanan
Apakah asupan makanan pasien buruk akibat nafsu makan yang menurun ?
1) Jawaban tidak, bila tidak ada perubahan sama sekali dalam asupan makan
atau hanya berkurang sedikit saja beri skor 0
2) Jawaban ya, bila terjadi asupan makan hanya ≥ ¾ porsi dari kebiasaan
makannya sehari-hari, beri skor 1
Catatan : Asupan makan yang buruk juga dapat terjadi akibat gangguan
mengunyah atau pun gangguan menelan.

Jumlahkan skor jawaban dari 2 pertanyaan mengenai penurunan berat


badan dan asupan tersebut. Bila total skor < 2, ditindaklanjuti dengan
melakukan skrining ulang 7 hari kemudian. Bila total skor ≥ 2,
ditindaklanjuti dengan merujuk ke dietesien untuk mendapat asesmen gizi.
3.1.2. Skrining Nutrisi Pasien Anak

Skrining gizi pasien dirancang untuk mengidentifikasi pasien anak malnutrisi


dan resiko malnutrisi secara individual. Skrining gizi anak menggunakan
screening tool for risk of impaired nutritional status and growth (STRONGKIDS).
Alat Skrining STRONGKIDS dikembangkan di Belanda oleh Hulst dkk. (2010)
berdasarkan guideline terbaru dari ESPEN dan dalam penggunaannya mampu
menunjukkan hubungan yang baik dengan status gizi sekarang dan lama rawat inap
di populasi anak-anak. Metode skrining ini meliputi 4 parameter, yaitu (1)
subjective Global Assesment (SGA); (2) penyakit dengan risiko tinggi; (3) asupan
gizi dan kehilangannya; (4) kehilangan berat badan. STRONGKIDS digunakan
untuk menilai risiko malnutrisi pada anak yang dirawat dirumah sakit.
STRONGKIDS adalah instrument yang valid, reliable, mudah digunakan dan cepat
dengan median waktu penyelesaian hanya 3 menit. Selain itu, instrument ini juga
dapat digunakan oleh perawat dalam praktek sehari-hari (Huysentruyt dkk..2013).

Langkah-langkah skrining gizi :

a. Pertanyaan mengenai Subjective Global Assesment (SGA)


Apakah pasien tampak kurus ?
1) Jawaban Ya, bila pasien tampak kurus, maka pasien diberi skor 1
2) Jawaban Tidak, bila pasien tidak tampak kurus, maka pasien diberi skor
0
b. Pertanyaan mengenai penyakit dengan resiko tinggi
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang mengakibatkan pasien
beresiko mengalami malnutrisi ? ( lihat tabel )
1) Jawaban Ya, bila terdapat salah satu penyakit atau keaadaan yang
termasuk di dalam daftar penyakit yang beresiko mengakibatkan
malnutrisi pada anak, maka pasien diberi skor 1
2) Jawaban tidak , bila tidak terdapat salah satu penyakit yang ada di
daftar penyakit yang beresiko mengakibkan malnutrisi pada anak , maka
pasien diberi skor 0
Daftar penyakit atau keadaan yang beresiko mengakibatkan malnutrisi pada
anak :
- Diare kronik ( lebih dari 2 minggu )
- (tersangka) penyakit jantung bawaan
- (tersangka) infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- (tersangka) kanker
- Penyakit hati kronik
- Penyakit ginjal kronik
- TB paru
- Terpasang stoma
- Trauma
- Luka bakar luas
- Kelainan anatomi daerah mulut yang menyebabkan kesulitan makan (
missal : bibir sumbing)
- Rencana atau paska operasi mayor ( misalnya : laparatomi, toraktomi)
- Kelainan metabolic bawaan ( inborn eror metabolism )
- Retardasi mental
- Keterlambatan perkembangan
- Lain-lain (berdasarkan pertimbangan dokter )

3. pertanyaan tentang asupan gizi dan kehilangannya

Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi tersebut ?

- Diare ≥ 5 kali/ hari dan / muntah ˃ 3 kali/hari dalam seminggu terakhir


- Asupan makanan berkurang selama 1 minggu terakhir
1) Jawaban Ya, bila pasien mengalami diare ≥ 5 kali/ hari dan / muntah ˃ 3
kali/hari dalam seminggu terakhir dan atau asupan makanan pasien
berkurang selama 1 minggu terakhir, maka pasien diberi nilai 1.
2) Jawaban Tidak , bila pasien tidak mengalami diare ≥ 5 kali/ hari dan /
muntah ˃ 3 kali/hari dalam seminggu terakhir dan atau asupan makanan
pasien berkurang selama 1 minggu terakhir, maka pasien diberi nilai 0.

4. pertanyaan tentang kehilangan berat badan

Apakah terdapat penurunan berat badan selama satu tahun terakhir ?

( berdasarkan penilaian objektif data berat badan bila ada ATAU penilaian
subjektif orang tua pasien )

ATAU

Untuk bayi <1 tahun ; berat badan tidak naik selama 3 bulan terakhir.

1) Jawaban Ya, bila terdapat penurunan berat badan yang diketahui dari
penilaian objektif atau penilaian subyektif orang tua pasien, maka pasien
diberi nilai 1.
2) Jawaban tidak, bila tidak terdapat penurunan berat badan pada pasien, maka
pasien diberi nilai 0.

Jumlahkan skor jawaban dari 4 pertanyaan diatas. Bila total skor 0 artinya
pasien memiliki resiko rendah , tidak ada intervensi gizi yang diperlukan.
Bila total skor 1-3 artinya pasi
III. SKRINING

3.1. Skrining Nutrisi

Skrining Gizi ( seleksi pasien yang berisiko Gizi ) dilakukan oleh perawat dan
sesuai peruntukannya, tools skrining gizi yang disusun ada 2 (dua) yaitu Skrining
Gizi anak dan dewasa. Skrining untuk dewasa parameternya meliputi status
antropometri , kehilangan atau penurunan BB, asupan makanan dan kondisi pasien.
Hasil skrining tersebut ditindaklanjuti sesuai dengan nilai yang didapat.

3.1.1. Skrining Nutrisi Pada Pasien Dewasa

Skrining gizi pasien dewasa menggunakan Malnutrition Screening Tools


(MST). Alat ini dirancang untuk mengidentifikasi pasien malnutrisi secera
individual, tanpa pengukuran antropometri (seperti berat dan tinggi badan), tanpa
menghitung indeks ( misalnya Indeks Massa Tubuh, % penurunan BB dsb) dan
dapat dilakukan oleh semua petugas pelayanan kesehatan. Metoda ini sederhana,
cepat, valid dan reliable. ( Charney, P, Marian M, 2009). Skrining ini terdiri dari 2
pertanyaan mengenai penurunan berat badan dan asupan.

Langkah-langkah skrining gizi :

a. Pertanyaan mengenai penurunan berat badan.

Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak direncanakan ?

1) Jawaban Tidak, bila pasien tidak mengalami penurunan berat badan dalam
6 bulan terakhir, maka pasien diberi skor 0
2) Jawaban Tidak Yakin, bila pasien merasa pakaian atau celanannya longgar,
maka pasien diberi skor 2
en memiliki resiko sedang konsultasikan kepada dokter untuk diagmosis
lengkap, pertimbangkan intervensi gizi dengan dietisien untuk mendapat
asesmen gizi. Bila total skor 4-5 artinya pasien memiliki resiko tinggi
konsultasikan kepada dokter dan dietisien untuk diagnosis lengkap serta
konsultasikan kepada dokter/dietesien untuk rekomendasi gizi individu dan
tindak lanjut untuk mendapatkan asesmen gizi

Anda mungkin juga menyukai