Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR PADA PASIEN OBESITAS

Disusun oleh :
Dina Rifia Dwi Sovitri 2020350007
Elizabeth Hari Sulistiya 2020350077
Marwah Maisaroh 2020350013
Putri Hanifah Zahra A 2020350056
Vivien Carin 2020350043

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2022
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Obesitas menjadi masalah di berbagai belahan dunia dimana prevalensinya
meningkat dengan cepat, baik di negara maju maupun negara berkembang. Terjadinya
peningkatan obesitas di seluruh dunia memiliki dampak penting pada gangguan kesehatan
dan penurunan kualitas hidup. Obesitas memiliki kontribusi penting terhadap kejadian
penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe 2, kanker, osteoarthritis, dan sleep apnea di
seluruh dunia (Sandjaja dan Sudikno. 2014). Obesitas merupakan penyakit yang kompleks
dan multifaktorial yang ditandai dengan kelebihan berat badan karena adanya penumpukan
lemak yang berlebihan di dalam tubuh.
Obesitas disebabkan oleh tidak seimbangnya jumlah energi yang masuk dan jumlah
energi yang dikeluarkan sehingga berat badan menjadi lebih berat dibandingkan berat badan
ideal karena adanya penumpukan lemak di dalam tubuh. Penyebab obesitas dinilai
‘multicausal’ dan sangat multidimensional karena tidak hanya terjadi pada golongan sosio-
ekonomi tinggi, tetapi juga sering menengah kebawah. Obesitas dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dibandingkan dengan faktor genetik. Faktor resiko utama yang menyebabkan
obesitas adalah faktor perilaku yaitu pola makan yang tidak sehat ditambah dengan
konsumsi serat (buah dan sayur) tidak mencukupi, fisik yang tidak aktif, dan merokok
(Wijaksana, 2016).
Obesitas muncul pada masa remaja cenderung akan berlanjut hingga ke masa
dewasa dan lansia. Seperti yang telah disampaikan bahwa obesitas merupakan salah satu
faktor risiko penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, artritis,
penyakit kantong empedu, beberapa jenis kanker, gangguan fungsi pernapasan, dan berbagai
gangguan kulit (Arisman, 2004). Obesitas dan hubungannya dengan penyakit tidak menular
dapat dicegah. Lingkungan dan komunitas yang mendukung merupakan hal yang paling
mendasar dalam membentuk pilihan seseorang, membuat pilihan yang lebih menyehatkan
pada makanan dan aktifitas fisik reguler yang paling mudah bisa diakses, tersedia dan
terjangkau sehingga dapat menurunkan resiko obesitas.
Untuk mendiagnosis obesitas harus ditemukan gejala klinis obesitas serta
pemeriksaan antropometri yang jauh diatas normal. Pemeriksaan antropometri yang sering
digunakan adalah berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur, dan
tebalnya lipatan kulit. Pengukuran lipatan kulit dapat digunakan untuk memperkirakan
jumlah lemak subkutan dan total lemak dalam tubuh. Lingkar pinggang (waist
circumference) juga merupakan salah satu indeks pengukuran antropometri yang baik untuk
mengidentifikasi obesitas terutama obesitas sentral. Indeks ini juga baik dalam
mengidentifikasi risiko kelainan metabolik dan kardiovaskular (Romauli, 2008).
Metode PAGT merupakan metode yang digunakan oleh tenaga kerja profesi bidang
gizi dalam memecahkan permasalahan gizi secara sistematis menggunakan pemikiran kritis
sehingga dapat memutuskan tentang masalah gizi yang diderita oleh pasien yang berisiko
malnutrisi untuk dapat diberikan pelayanan asuhan gizi yang aman, efektif, dan berkualitas
sehingga kejadian malnutrisi dapat ditekan atau dicegah. PAGT yang dilakukan kepada
pasien meliputi ADIME (Asesmen, Diagnosis, Intervensi, Monitoring dan Evaluasi) dengan
outcome yang diharapkan, antara lain bahwa pasien yang menderita suatu penyakit dapat
memiliki hasil pengukuran dan pemeriksaan yang normal, penurunan risiko malnutrisi, dan
kondisi kesehatan yang semakin baik setelah intervensi gizi yang dilakukan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Kegiatan praktikum mata kuliah dietetika penyakit tidak menular bertujuan agar
mahasiswa mendapatkan pengalaman dan wawasan profesional dalam penerapan proses
asuhan gizi terstandar (PAGT) pada pasien obesitas.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan praktikum mata kuliah dietetika penyakit tidak menular
sebagai berikut :
1. Menilai keadaan gizi pasien obesitas.
2. Merumuskan masalah gizi pasien obesitas.
3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan
gizi terstandar pada pasien obesitas.
4. Melakukan tindak lanjut pada pasien obesitas.
5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi pasien obesitas.
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
A. PENATALAKSANAAN DIET SALURAN CERNA PADA PASIEN OBESITAS
1. Gambaran Umum
Tn K berusia 37 tahun merupakan karyawan paruh waktu di Jakarta. Tn K dirawat
di RS dengan diagnosis medis, yaitu Obesitas pada tanggal 28 Februari 2021 dengan NRM
19012803. Berat badan pasien sekarang 91 kg , TB 160 cm dan Lingkar Pinggang 102 cm.
Hasil pemeriksaan biokimia pasien: Hb: 14 g/dl, Ht: 40%, eritrosit 4,6 jt/UL. Data klinis
pasien adalah TD 135/80 mmHg, denyut nadi 80x/menit, Respiratory rate 20x/menit, suhu
afebris. Secara fisik pasien tampak gemuk dan dalam keadaan compos mentis.
Sebelum sakit, pola makan pasien tidak teratur 2-3 kali sehari, menyukai lauk yang
digoreng, mengkonsumsi kopi 2 kali sehari, serta camilan roti manis dan gorengan 2 kali
sehari sebanyak 2-3 porsi. Setiap minggu pasien mengkonsumsi es doger, mie ayam 1 porsi,
sup telur puyuh 2 kali seminggu. Pasien memiliki alergi terhadap seafood. Asupan makan
pasien yaitu energi 3056 kkal, protein 87 gram, lemak 57 gram, dan karbohidrat 534 gram.
Pasien tidak suka berolahraga dan memiliki kebiasaan merokok sejak usia 21 tahun. Pasien
pernah mengalami gangguan pencernaan (dispepsia, sembelit) disertai mual dan pusing.

Patofisiologi Obesitas

Gambar 1.1 Diagram Alir Patofisiologi Obesitas


Asupan makanan, aktivitas fisik, genetik merupakan faktor risiko yang menyebabkan
seseorang mengalami obesitas. apabila seseorang mengkonsumsi asupan makanan melebihi
kebutuhan energi harian, maka akan terjadi kelebihan asupan energi. Kelebihan asupan energi
tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan adiposa dan disimpan untuk
penggunaan selanjutnya apabila seseorang terus-menerus mengkonsumsi asupan lebih banyak
daripada kebutuhan sehari-harinya, maka jumlah sel-sel lemak dalam jaringan adiposa akan
meningkat dan menyebabkan obesitas.
Pengontrolan nafsu makan dan tingkat kekenyangan seseorang diatur oleh mekanisme
neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh genetik, nutrisi, lingkungan, dan sinyal
psikologis. Mekanisme ini dirangsang oleh respon metabolic yang berpusat pada hipotalamus.
Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-sinyal eferen (yang berpusat
di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari perifer (jaringan adiposa, usus dan jaringan
otot). Sinyal-sinyal tersebut bersifat anabolik (meningkatkan rasa lapar serta menurunkan
pengeluaran energi) dan dapat pula bersifat katabolik (anoreksia, meningkatkan pengeluaran
energi).
Peningkatan jumlah jaringan lemak, akan menyebabkan leptin meningkat dan merangsang
sekresi leptin. Leptin berfungsi mengatur metabolisme untuk keseimbangan energi dan berat badan
serta berperan dalam menghambat rasa lapar dan meningkatkan metabolisme energi. Pada individu
dengan jaringan lemak yang berukuran besar mengandung lebih banyak leptin dibandingkan dengan
jaringan lemak yang lebih kecil, sedangkan pada obesitas sering dijumpai adanya resistensi leptin.
Keadaan ini terjadi akibat gangguan transportasi leptin pada otak sehingga Hipotalamus pada
individu dengan obesitas menjadi kekurangan leptin. Resistensi leptin dirasakan sebagai kelaparan,
artinya setiap makanan yang masuk diinterpretasikan sebagai rasa lapar oleh otak dan memberikan
sinyal untuk terus meningkatkan nafsu makan. Dalam kondisi seperti itu, maka kelebihan berat
badan sangat sulit dikontrol sehingga obesitas menjadi sangat sulit ditanggulangi.

2. Data umum Pasien


Nama : Tn. K
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 28/02/2021
Tanggal Pengkajian Awal Gizi :-
Tanggal Lahir :-
Usia : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nomor Rekam Medik : 19012803
Diagnosis Medis : Obesitas

3. Skrining Malnutrisi
Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tool Tn. K
No. Parameter Skor

1. Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan terakhir?

a. Tidak ada 0

b. 1-5 kg 1

c. 6-10 kg 2
d. 11-15 kg 3

e. >15 kg 4

2. Apakah asupan makan berkurang karena kurang nafsu makan?

a. Ya 1

b. Tidak 0

3. Total Skor 0

Tindak lanjut skrining gizi MST:


a. Risiko Ringan (Nilai MST 0-1)
b. Risiko Sedang (Nilai MST ≥2-3)
c. Risiko Tinggi (Nilai MST 4-5)

1. Pasien mempunyai kondisi khusus (DM/Kemoterapi/Hemodialisa/Geriatri/Imunitas


menurun/lain-lain), sebutkan…
a. Ya
b. Tidak

2. Alergi makanan: Seafood

3. Preskripsi Diet:
a. Makanan Biasa
b. Makanan Khusus

4. Tindak Lanjut:
a. Perlu asuhan gizi
b. Belum perlu asuhan gizi

4. Proses Asuhan Gizi


a. Pengkajian Gizi
1) Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH)
Tabel 1.2 Pengkajian Data Riwayat Tn. K
Domain Data

CH-1 Riwayat Personal

CH-1.1.1 Usia 37 Tahun

CH-1.1.3 Jenis Kelamin Laki-laki

CH-1.1.10 Tobacco use Kebiasaan merokok sejak usia 21 tahun

CH-1.2 Pasien/Klien/Dokter Keluarga/


Sejarah Kesehatan

CH-1.2.1 Riwayat Kesehatan Dispepsia dan sembelit dengan gejala mual dan
pusing.

CH-1.2.1.8 Immune (Alergi makanan) Seafood


Domain Data

CH-3 Riwayat Sosial dan Ekonomi

CH-3.1.6 Pekerjaan Karyawan paruh waktu

2) Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan (FH)


Tabel 1.3 Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan Tn. K
Domain Data Pasien

FH- Riwayat Makanan

FH-1.1.1 Total Asupan 3056 kkal (Asupan 24 jam SMRS)


Energi
1905.3 kkal (Asupan 24 Jam MRS)

FH-1.2.2.3 Pola Makan Pola makan Os tidak teratur 2-3 kali sehari, Os suka lauk yang
digoreng, Os mengkonsumsi kopi, cemilan roti manis dan gorengan 2
kali sehari sebanyak 2-3 porsi.

FH-1.5.1.1 Total Asupan 57 gram (Asupan 24 jam SMRS)


Lemak
49.4 gram (Asupan 24 jam MRS)

FH-1.5.3.1 Total Asupan 87 gram (Asupan 24 jam SMRS)


Protein
84.5 gram (Asupan 24 jam MRS)

FH-1.5.5.1 Total Asupan 534 gram (Asupan 24 jam SMRS)


Karbohidrat
277.6 gram (Asupan 24 jam MRS)

Interaksi Obat dan Makanan


Tabel 1.4 Interaksi Obat dan Makanan Tn. K
Nama Obat Manfaat Efek Samping Interaksi Obat dan Makanan

- - - -

3) Pengkajian Data Antropometri (AD)


IMT = BB ÷ (TB × TB m)
= 91 kg ÷ ( 1.60 m × 1.60 m)
= 91 kg ÷ 2.56 m2
= 35.5 kg/m2
Berat Badan Ideal Formula Brocca Modifikasi
BBI = (TB dalam cm - 100) - ((TB dalam cm - 100) × 10%)
= (160 - 100) - ((160 - 100) × 10%)
= 60 - (60 × 10%)
= 54 kg

Tabel 1.5 Pengkajian Data Antropometri Tn. K


Domain Data Interpretasi

AD-1.1.1 Tinggi 160 cm -

AD-1.1.2 Berat 91 kg -

AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh 35.5 kg/m2 Obesitas II (WHO, 2000)

AD-1.1.6 Lingkar Pinggang 102 cm Sangat tinggi

Tinggi badan Tn. K berdasarkan kasus diketahui sebesar 160 cm dan berat badan sebesar 91
kg. Jika dihitung Indeks Massa Tubuh berdasarkan data berat badan dan tinggi badan Tn. K,
terhitung sebesar 35.5 kg/m2 menunjukkan bahwa Tn. K termasuk kategori obesitas II menurut
WHO (2000). Berat badan ideal Tn. K berdasarkan tinggi badan dengan perhitungan formula
Brocca didapatkan sebesar 54 kg. Lingkar pinggang Tn. K diketahui sebesar 102 cm, dengan IMT
sebesar 35.5 kg/m2, Tn. K memiliki risiko kesehatan sangat tinggi.

4) Pengkajian Data Biokimia (BD)


Tabel 1.6 Pengkajian Biokimia Tn. K
Domain Data Nilai Normal Satuan Interpretasi

BD-1.10 Nutritional anemia Profile

BD-1.10 Eritrosit 4.6 4.5-5.5 Juta/µL Normal

BD-1.10.1 Hemoglobin 14 13-16 g/dL Normal

BD-1.10.2 Hematokrit 40 30-40 % Normal

Sumber: PERSAGI dan ASDI; National Journal of Maxillofacial Surgery

Hasil pengkajian data biokimia Tn. K untuk data biokimia, mulai dari hemoglobin, eritrosit,
dan hematokrit termasuk dalam kategori normal.

5) Pengkajian Data Klinis/ Fisik (PD)


Tabel 1.7 Pengkajian Klinis/Fisik Tn. K
Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal

PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan

PD-1.1.1.10 Obesitas Ada Tidak ada - Tampak gemuk

PD-1.1.1 Glasgow Coma Scale (GCS) E:4 E: 4 Composmentis


-
M:6 M: 6

V:5 V: 5

PD-1.1.21 Tanda-tanda Vital

Tekanan darah 135/80 120/80 mmHg Hipertensi


Nilai
Domain Data Satuan Interpretasi
Normal

Denyut Nadi 80 70-80 x/menit Normal

Laju Pernafasan 20 16-20 x/menit Normal

Suhu tubuh - 36-37.5 o


C Afebris

Sumber: American Academy of Pediatrics; JNC

Tn. K di diagnosis obesitas dan tampak gemuk. Tn. K dalam keadaan sadar, yaitu
composmentis dengan data (E) Eye yaitu membuka mata spontan, (M) Motorik yaitu mampu
bergerak, dan (V) Verbal yaitu orientasi baik dapat berbicara dengan lancar. Tekanan darah Tn. K
sebesar 135/80 mmHg dengan interpretasi hipertensi, sedangkan denyut nadi dan laju pernapasan
normal, suhu tubuh afebris dikatakan Os tidak mengalami demam.

6 ) Comparative Standard (CS)


Tabel 1.8 Comparative Standard
Asupan Asupan
Interpretas Kebutuha Kebutuh
Domain Satuan SMRS MRS Interpretasi
i n SMRS an MRS
n % n %

CS-1.1.1

Estimasi kkal 3056 - - 1905. 96. Normal - 1974


Kebutuhan Energi 3 5
Total

CS-2.1.1

Estimasi Gram 57 - - 49.4 90. Normal - 54.8


Kebutuhan 1
Lemak Total

CS-2.2.1

Estimasi Gram 87 - - 84.5 92. Normal - 91


Kebutuhan 8
Protein Total

CS-2.3.1

Estimasi Gram 534 - - 277.6 102 Normal - 271.5


Kebutuhan .2
Karbohidrat Total

Keterangan: Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79%
angka kebutuhan); Defisit tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119%
angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120% angka kebutuhan).
Hasil recall 24 jam diketahui asupan Tn. K sebelum masuk rumah sakit, antara lain asupan
energi 3056 kkal, protein 87 g, lemak 57 g, dan karbohidrat 534 g dengan tanpa diketahui
interpretasinya dikarenakan tidak diketahuinya kebutuhan Tn. K sebelum masuk rumah sakit.
Kebutuhan MRS didapatkan dari perhitungan kebutuhan gizi Tn. K dengan energi sebesar 1974
kkal, protein 91 gram, lemak 54.8 gram, dan karbohidrat 271.5 gram dan asupan MRS Tn. K
didapatkan melalui implementasi menu sehari dengan interpretasi seluruhnya normal, yaitu energi
96.5%, lemak 90.1%, protein 92.8%, dan karbohidrat 102.2%.
Tabel 1.9 Perhitungan Kebutuhan Gizi Tn. K
Domain Perhitungan Kebutuhan Gizi

CS-1.1.2 Metode Estimasi Kebutuhan RMR ( Resting metabolic rate) :


Energi Total
= 10 (BB) + 6,25 (TB) - 5(U) + 5

= 10 (91) + 6,25 (160) - 5 (37) + 5

= 1730 kkal

Kebutuhan energi :

= RMR x FA x FS

= 1730 x 1.3 x 1.1

= 2474 kkal - 500 kkal

= 1974 kkal

CS-2.1.3 Metode Estimasi Kebutuhan Kebutuhan lemak


Lemak Total
= (20-30% Energi) ÷ 9 kkal/gram

= (25% ✕ 1974 kkal) ÷ 9 kkal/gram

= 493.5 kkal ÷ 9 kkal/gram

= 54.8 gram

CS-2.2.3 Metode Estimasi Kebutuhan Kebutuhan protein


Protein Total
= 0.8-1.2 g/kg BB/hari

= 1 ✕ 91 kg BB

= 91 gram

CS-2.3.3 Metode Estimasi Kebutuhan Kebutuhan karbohidrat


Karbohidrat Total
= (50-60% Energi) ÷ 4 kkal/gram

= (55% ✕ 1974 kkal) ÷ 4 kkal/gram

= 1086 kkal ÷ 4 kkal/gram

= 271.5 gram
b. Diagnosis Gizi
1. NI-1.3 Asupan energi yang berlebih berkaitan dengan seringnya mengkonsumsi makanan
camilan dan minuman berenergi tinggi dalam porsi besar ditandai dengan asupan energi
SMRS Os sebesar 3056 kkal.
2. NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang mengenai gizi
dan kesehatan ditandai dengan pola makan tidak teratur dan mengkonsumsi makanan manis
dan digoreng.
3. NC-3.3 Kelebihan berat badan berkaitan dengan kurangnya aktivitas fisik dan asupan makan
yang berlebih ditandai dengan Indeks Massa Tubuh Os 35.5 kg/m2 .

c. Intervensi Gizi
a. Tujuan :
Mencapai status gizi normal sesuai dengan umur dan kebutuhan fisik untuk mendapatkan
kesehatan tubuh secara menyeluruh, serta mengurangi asupan energi sehingga tercapai
penurunan 2-4 kg per bulan untuk penderita obesitas dengan IMT >35 atau penurunan BB
10% dari BB aktual.
b. Preskripsi diet :
1. Jenis Diet : Diet Rendah Kalori
2. Konsistensi : Makanan Biasa
3. Frekuensi : 5x pemberian (jam 07, 10, 13, 16, 19)
4. Jalur : Oral
5. Densitas :-
c. Rencana Edukasi dan Konseling Gizi
1.Tempat : Ruang rawat inap Tn. K
2.Sasaran : Pasien dan keluarga
3.Topik : Edukasi gizi terkait diet obesitas
4.Metode : Ceramah dan diskusi dua arah
5.Alat bantu : Leaflet
Materi :
a. Penjelasan tentang diet obesitas yang diberikan.
b. Penjelasan seputar manfaat dan pentingnya diet yang akan dijalani, jadwal makan,
jumlah (porsi), dan cara pengolahan.
c. Edukasi terkait bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan, dan dibatasi.
d. Koordinasi dan Kolaborasi
Koordinasi: Ahli gizi rawat inap, Ahli gizi MSPM, dan Pramusaji
Kolaborasi: Perawat dan Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)

Implementasi
Diberikan diet rendah kalori konsistensi makanan biasa dengan total kandungan energi 1905.3
kkal, protein 84.5 gram, lemak 49.4 gram, dan karbohidrat 277.6 gram dalam bentuk 3 kali makan
utama dan 2 kali selingan secara bertahap.
Tabel 1.10 Tabel Distribusi Menu Sehari
Waktu Makan
Golongan SP
Pagi Selingan 1 Siang Selingan 2 Malam
Makanan Pokok 2.85 0.6 - 1.25 - 1
Pangan Hewani 3 1 - 1 - 1
Pangan Nabati 2.6 1 - 0.4 0.5 0.7
Sayur 1.45 0.5 - 0.6 - 0.35
Buah 5 1 2 1 - 1
Susu 3.5 1 0.5 - 2 -
Gula 3 - - 1 2 -
Minyak 2.5 - - 2.5 - -

Tabel 1.11 Susunan Menu Berdasarkan DBMP


Kandungan Zat Gizi
Waktu Bahan Porsi Berat
Menu E P L KH Serat
Makan Makanan (Sp) (g)
(kkal) (g) (g) (g) (g)

Roti 0.6 42 105.0 2.4 0.0 24.0 5.5

Keju 1 35 125.0 7.0 6.0 10.0 0.0


Sandwich
Telur ayam 1 55 75.0 7.0 5.0 0.0 0.0

Pagi Tomat 0.5 50 12.0 0.7 0.3 2.4 0.8

Buah
Pisang 1 50 50.0 0.0 0.0 12.0 2.4
potong

Sari
Kedelai 1 100 41.0 3.5 2.5 5.0 0.2
Kedelai

Subtotal Menu Makan Pagi 408.0 20.6 13.8 53.4 8.8

Pisang 1 50 50.0 0.0 0.0 12.0 2.4


Smoothies
Selingan 1 Buah naga 1 200 71.0 1.7 3.1 9.1 3.2
Buah
Susu Skim 0.5 100 37.5 3.5 0.0 5.0 0.0

Subtotal Menu Selingan 1 158.5 5.2 3.1 26.1 5.6

Siang Nasi
1.25 125 186.3 3.5 0.5 40.6 0.4
Merah Beras merah

Tahu 0.4 44 32.0 4.4 1.9 0.3 0.0

Toge 0.3 30 15.0 0.3 0.0 3.0 0.3


Cah Sayur Kacang
Tahu 0.3 30 7.5 0.3 0.0 1.5 0.2
panjang

Minyak
1.5 7.5 75.0 1.5 7.5 0.0 0.0
kelapa

Chicken Dada ayam 1 40 50.0 7.0 2.0 0.0 0.0


Minyak
Grill 2 10 100.0 0.0 10.0 0.0 0.0
kelapa

Jus jambu Jambu biji 1 100 50.0 0.0 0.0 12.0 2.4
biji Gula pasir 1 13 50.0 0.0 0.0 12.0 0.0

Subtotal Menu Makan Siang 565.8 17.0 21.9 69.4 3.4

Kacang
0.5 50 161.5 11.5 0.8 28.4 3.8
hijau
Bubur
Selingan 2 Kacang Fibercreme 2 6 30.0 0.0 2.0 4.0 2.0
Ijo Gula merah 1 13 50.0 0.0 0.0 12.0 0.0

Gula pasir 1 13 50.0 0.0 0.0 12.0 0.0

Subtotal Menu Selingan 2 291.5 11.5 2.8 56.4 5.8

Kentang 1 100 175.0 4.0 0.0 40.0 0.5

Mashed Wortel 0.25 25 6.3 0.3 0.0 1.3 0.3


Potato
Daun
0.1 10 2.3 0.1 0.0 0.5 0.2
Seledri

Daging
Malam ayam, tanpa 1 40 50.0 7.0 2.0 0.0 0.0
Semur kulit
Ayam
Tahu Tahu 0.7 70 56.0 7.6 3.3 0.6 0.1

Kecap 2 20 142.0 11.4 2.6 18.0 0.0

Buah
Pepaya 1 100 50.0 0.0 0.0 12.0 1.6
potong

Subtotal Menu Makan Malam 481.6 30.4 7.9 72.3 2.6

Total Asupan Sehari 1905.3 84.5 49.4 277.6 26.1

Tingkat Ketersediaan (%) 96.5 92.8 90.1 102.2 72

e. Monitoring dan Evaluasi


a. Rencana Monitoring
Tabel 1.12 Rencana Monitoring Tn. K
Monitoring Indikator Metode Pelaksanaan Target

Pemberian makan secara


Menyusun implementasi
oral dengan konsistensi
perencanaan menu untuk Os
makanan biasa dan Memenuhi kecukupan gizi
dan selalu memantau
pemantauan asupan pada Os dan membantu Os
Asupan perkembangan asupan Os
sebelum-sesudah intervensi. dalam melakukan
dengan metode penilaian
Serta pada perhitungan penurunan berat badan.
konsumsi pangan recall 24 jam
kebutuhan energi pada Os
atau dietary history.
dikurangi 500 kkal.
Mempertahankan nilai
Pemeriksaan bertahap untuk Pengecekan hasil laboratorium
Biokimia biokimia Os agar tetap
berbagai data biokimia Os. data biokimia setiap hari.
normal.

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Gejala penyakit Os setelah
Os seperti denyut nadi, tekanan
Tanda-tanda vital dan intervensi, serta tanda vital
Fisik/klinis darah, laju pernapasan, dan
pemeriksaan fisik/klinis tetap berada pada nilai
suhu tubuh dilakukan secara
normal.
berkala.

Pengetahuan terkait
Pengetahuan Os dan
penyakit yang diderita, Memberikan edukasi gizi
Pengetahuan & keluarga meningkat
edukasi gizi dan makanan terkait pola makan yang
Perilaku terkait makanan dan zat
yang dianjurkan, tidak berhubungan dengan obesitas.
gizi.
dianjurkan, dan dibatasi.

b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan
Tabel 1.13 Evaluasi data asupan Tn. K
Hasil Evaluasi
Indikator
MRS 1 MRS 2 MRS 3

FH-2.1.1 Pesanan Diet Rendah Kalori - -

FH-1.1.1.Asupan Energi total (kkal) 1905.3 - -

FH-1.5.1.1 Asupan Lemak Total (gram) 49.4 - -

FH-1.5.3.1 Asupan Protein Total (gram) 84.5 - -

FH-1.5.5.1 Asupan Karbohidrat Total (gram) 277.6 - -

a. Pada monitoring hari pertama diberikan diet berupa :


1. Jenis diet : Diet Rendah Kalori
2. Konsistensi : Makanan Biasa
3. Frekuensi : 5x pemberian (jam 07, 10, 13, 16, 19)
4. Jalur : Oral
5. Densitas :-
Tn. K diberikan diet secara oral dengan jenis diet rendah kalori dan konsistensi
makanan biasa, serta frekuensi pemberian diet 5x pemberian (jam 07, 10, 13, 16, 19) dengan
total asupan berdasarkan implementasi menu, berupa energi sebesar 1905.3 kkal, protein
84.5 gram, lemak 49.4 gram, dan karbohidrat 277.6 gram.

b. Pada monitoring hari kedua diberikan :


1. Jenis diet :-
2. Konsistensi :-
3. Frekuensi :-
4. Jalur :-
5. Densitas :-
c. Pada monitoring hari ketiga diberikan :
1. Jenis diet :-
2. Konsistensi :-
3. Frekuensi :-
4. Jalur :-
5. Densitas :-

Tabel 1.14 Monitoring %Asupan Tn. K


Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)

MRS hari 1 1905.3 84.5 49.4 277.6

MRS hari 2 - - - -

MRS hari 3 - - - -

Kebutuhan 1974 91 54.8 271.5

%Asupan MRS 1 96.5% 92.8% 90.1% 102.2%

%Asupan MRS 2 - - - -

%Asupan MRS 3 - - - -

Gambar 1.1 Grafik %Asupan MRS 1

Hasil monitoring %Asupan MRS 1 pada diet yang diberikan pada Tn. K hari pertama
menunjukkan angka energi sebesar 96.5% (normal), protein 92.8%(normal), lemak 90.1%
(normal), dan karbohidrat 102.2% (normal). Pemenuhan energi dan seluruh zat gizi melalui
perencanaan menu MRS 1 memiliki interpretasi normal dikarenakan pemberian makanan
kepada Os diberikan konsistensi makanan biasa, sehingga pemenuhan energi dan zat gizi dapat
diberikan secara optimal.

2. Evaluasi Biokimia
Tabel 1.15 Evaluasi data biokimia Tn. K
Pengkajian Hasil
Indikator Nilai Normal Satuan Gizi Evaluasi

- - -

BD-1.10 Nutritional anemia Profile

BD-1.10 Eritrosit 4.5-5.5 Juta/µL 4.6 - -

BD-1.10.1 Hemoglobin 13-16 g/dL 14 - -

BD-1.10.2 Hematokrit 30-40 % 40 - -

Sumber: PERSAGI dan ASDI

Pada tanggal pengkajian gizi yang tidak diketahui, data biokimia hemoglobin, eritrosit,
dan hematokrit dikategorikan normal. Hasil evaluasi biokimia Tn. K tidak diketahui karena
tidak ada pemeriksaan biokimia yang secara aktual dilakukan.

3. Evaluasi Fisik/Klinis
Tabel 1.16 Evaluasi data fisik/klinis Tn. K
Pengkajian awal Intervensi Gizi
Data klinis/fisik Nilai Normal
- - - -
PD-1.1.1 Temuan Keseluruhan/Keadaan umum/Keluhan

PD-1.1.1.10 Obesitas Tidak ada Ada - - -

PD-1.1.1 Glasgow Coma Scale E:4 E:4 - - -


(GCS)
M:6 M:6

V:5 V:5

PD-1.1.21 Tanda-tanda Vital

Tekanan darah 120/80 135/80 - - -

Denyut Nadi 70-80 80 - - -

Laju Pernafasan 16-20 20 - - -

Suhu tubuh 36-37.5 - - - -

Pada tanggal pengkajian gizi yang tidak diketahui, Tn. K di diagnosis medis obesitas dan
tampak gemuk. Tn. K memiliki tekanan darah, yaitu 135/80 mmHg dengan kategori hipertensi,
denyut nadi dan laju pernapasan normal, suhu tubuh Os afebris dikatakan Os tidak mengalami
demam. Hasil evaluasi fisik/klinis Tn. K tidak diketahui karena tidak ada pemeriksaan fisik
yang secara aktual dilakukan.

4. Evaluasi Pengetahuan dan Perilaku


Dilaksanakan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien sebagai berikut :
a. Mengedukasi awal kepada keluarga tentang diet rendah kalori, makanan yang
dianjurkan/tidak dianjurkan/dibatasi, serta penjelasan aturan rumah sakit.
b. Memberi saran kepada keluarga Tn. K untuk selalu memberi motivasi kepada Tn. K
dalam menjalankan diet yang diberikan agar diet yang berlangsung dapat dengan
sungguh-sungguh dijalani, serta mengikuti arahan para koordinator PAGT, seperti
perawat, ahli gizi rawat inap, ahli gizi MSPM, serta dokter penanggung jawab selama
menjalani diet di rumah sakit dengan baik.

Kesimpulan :
Tn. K dengan diagnosis NI-1.3 Asupan energi yang berlebih berkaitan dengan seringnya
mengkonsumsi makanan camilan dan minuman berenergi tinggi dalam porsi besar ditandai
dengan asupan energi SMRS Os sebesar 3056 kkal. NB-1.5 Gangguan pola makan berkaitan
dengan pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan kesehatan ditandai dengan pola makan
tidak teratur dan mengkonsumsi makanan manis dan digoreng. NC-3.3 Kelebihan berat badan
berkaitan dengan kurangnya aktivitas fisik dan asupan makan yang berlebih ditandai dengan
Indeks Massa Tubuh Os 35.5 kg/m2. Monitoring diberikan Diet rendah kalori dengan konsistensi
makanan biasa dengan 5x pemberian melalui oral untuk memenuhi kebutuhan Tn. K.

Saran :
Pemberian diet yang berikan pada Tn. K secara oral dengan jenis diet rendah kalori dan
konsistensi makanan biasa, diet ini dilakukan untuk membatasi asupan kalori yang masuk ke
dalam tubuh, salah satu guna untuk menurunkan bobot tubuh yang berlebihan. Pemberian diet
rendah kalori dapat memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu, dapat dilakukan
pemantauan secara berkala agar tidak berlebihan atau kekurangan terkait daya penerimaan
makanan terhadap Tn. K yang diberikan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) pada pasien Obesitas dimulai dengan
meninjau keadaan gizi Os menggunakan antropometri mulai dari tinggi badan dan berat
badan melalui skrining. Pengkajian gizi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
diagnosis gizi yang mengacu pada domain gizi Os meliputi asupan, klinis, serta perilaku dan
riwayat pada Os. Intervensi dilakukan selama 1 hari dengan melakukan monitoring dan
evaluasi mengacu pada asupan, biokimia, fisik/klinis serta pengetahuan pasien.
B. SARAN
Pemberian diet yang berikan pada Tn. K secara oral dengan jenis diet rendah kalori
dan konsistensi makanan biasa, diet ini dilakukan untuk membatasi asupan kalori yang
masuk ke dalam tubuh, salah satu guna untuk menurunkan bobot tubuh yang berlebihan.
Pemberian diet rendah kalori dapat memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu, dapat
dilakukan pemantauan secara berkala agar tidak berlebihan atau kekurangan terkait daya
penerimaan makanan terhadap Tn. K yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Persatuan Ahli Gizi Indonesia & Asosiasi Dietisien Indonesia. 2019. Penuntun Diet dan
Terapi Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Romauli, M Simatupang. (2008). Pengaruh Pola Konsumsi, Aktifitas Fisik, dan Keturunan
Terhadap Kejadian Obesitas pada Siswa Sekolah Dasar Swasta di Kecamatan Medan Baru
Kota Medan. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Sandjaja, Sudikno. 2005. Prevalensi Gizi Lebih dan Obesitas Penduduk Dewasa di
Indonesia. Gizi Indonesia.

Wijaksana, I Komang Evan. 2016. Infectobesity dan Periodontitis: Hubungan Dua Arah
Obesitas dan Penyakit Periodontal. Odonto Dental jurnal: 3(1).

Anda mungkin juga menyukai