Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


FISIOLOGI OLAH RAGA DAN GIZI
TAEKWONDO DEPOK SPORT CENTER

Di susun Oleh
Citra Mayarani Almabud
13120052
Transfer Gizi

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
KASUS III
I. GAMBARAN UMUM
A. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Agama
Alamat
Tanggal diambil kasus
Jenis olahraga
Tujuan olahraga

: An. L
: 17 tahun
: Perempuan
: SMA
: Islam
: Jl. Janti No 37. Sleman
: 20 April 2014
: Taekwondo
: Meningkatkan prestasi

B. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


1. Jumlah anggota keluarga : 4 orang
2. Suku : Jawa
3. Jumlah jam tidur sehari : 8 jam
4. Jenis olahraga : Taekwondo dan berenang
5. Frekuensi olahraga
:
a. Olahraga taekwondo 2x seminggu @ 1,5 jam
b. Renang 1 x seminggu @ 1 Jam
6. Alergi makanan
: Tidak ada
7. Masalah gastrointestinal: Tidak ada
8. Penyakit kronik
: Tidak ada
9. Riwayat pola makan :
a.

Makanan pokok :
Nasi 2-3x/Minggu @ 100 gr.
Roti gandum 2-3x/hari @73 gr (2 lembar).

b.

Lauk hewani:
1. Daging sapi 1-2x /bulan @ 50 gr.
2. Ayam ras 2-3x /hari @ 75 gr digoreng.
3. Telur bebek 1x /hari @ 50 gr direbus.
c. Lauk nabati:
1. Tempe 2x /minggu @ 50 gr digoreng.
2. Tahu 2x /minggu @ 50 gr digoreng.
d. Sayur :
1. Wortel 2-3x/bulan @40 gr di sup
2. Bayam 2x/bulan @75 gr ditumis
3. Selada air 2-3x/bulan @75 gr
e. Buah:
1. Jeruk 2x/bulan@100 gr
2. Apel 2-3 x/bulan @ 100 gr.
3. Pepaya 1x/minggu @100 gr.
4. Semangka 2-3 x/minggu @ 100 gr.

f.Selingan:
1. Roti manis 2x/minggu @ 40 gr .
2. Coklat 1x/bulan @100 gr (1 bungkus)
3. Keju 1x/bulan @75 gr
g. Minum:
1. Air putih 8 gls / hari.
2. Susu skim 2x / hari @ 1 gls 200 gr, 3 sdm.
3. Soft drinks 1x/bulan @1 kaleng 330 ml
II. NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
A.

NUTRITION ASSESMENT
1.

ANTROPOMETRI
BB

= 58,6 kg

TB

= 159 cm

BBI

= (TB - 100) 10%


= (159 - 100) 10%
= 53,1 kg

Penentuan status gizi menggunakan z-score


BB/U

= -0,87 (Status gizi baik)

TB/U

= -2,65 (Stunted)

IMT/U = BB / TB (m)2
= 58,6/(1,59)2
= 23,25 (0 SD 1 SD) Status gizi normal
Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks

Kategori Statu

Ambang Batas (z-Score)

Gizi
Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas

< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 1 SD
> 1 SD sampai dengan 2 SD
>2 SD

Indeks Massa
Tubuh menurut
Umur (IMT/U)
Anak Umur 5-18
tahun

Sumber : WHO MGRS, 2005


2.

BIOKIMIA :
Dalam kasus ini, tidak dilakukan assesmen biokimia

3.

DATA FISIK KLINIS


a. Kesan Umum : Kondisi umum dan postur tubuh klien baik.
b. Vital Sign
: Tidak dilakukan pengukuran vital sign.

c. VO2
: VO2 max dalam kasus ini tidak lakukan pengukuran
d. Denyut Nadi sebelum Latihan = 90 x/menit
Denyut Nadi setelah Latihan
= 108 x/menit
DNM = 220 - 17 tahun = 203 x/menit
Nadi Minimum : 65% x 203 = 131,95 x/menit.
Nadi Maksimal : 75% x 203 = 152,25 x/menit.
Jadi, denyut nadi klien belum mencapai batas denyut nadi minimal yang
sebenarnya.
4.

DIETARY HISTORY (RIWAYAT MAKAN)


Hasil Recall 24 jam Tanggal 20 April 2014 di Club Taekwondo Depok Sport Centre

Energi (kcal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

KH (gr)

Asupan oral

448,9

21,95

14,2

68,4

AKG

2125

59

71

292

% Asupan

21 %

37%

20%

23%

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Implementasi

Keterangan

Ket :
Klasifikasi Asupan menurut WHO, tahun 2005
< 80 %
= Kurang
80 110 %
= Baik
> 110 %
= Lebih
B. NUTRITION DIAGNOSIS
Intake asupan inadekuat berkaitan dengan pola makan yang salah di tandai dengan
hasil recal energi kurang (21 %), protein kurang (37 %), lemak kurang (20 %) dan
karbohidrat (23 %)
C. NUTRITION INTERVENTION (INTERVENSI GIZI)
1. Perencanaan (Planning)
a. Terapi Diet , Bentuk Makanan dan Cara Pemberian
1. Terapi diet
: Diet Gizi seimbang
2. Bentuk makanan : Biasa
3. Cara pemberian : Oral
b. Tujuan Diet:
1. Untuk mempertahankan status gizi
2. Memperbaiki pola makan yang salah untuk mencapai asupan energi,
protein, lemak dan karbohidrat normal.
3. Untuk membantu meningkatkan prestasi dan kebugaran
c. Prinsip Diet
Prinsip diet ini adalah pemberian makanan gizi seimbang.
d. Syarat Diet
1. Energi tinggi, dihitung sesuai kebutuhan klien.
2. Protein tinggi (1,5 g/kg BB)

3. Lemak (25% TEE)


4. Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan
5. Cukup Vitamin dan mineral
6. Serat cukup (25 g/hari).
7. Cairan cukup, yakni 8 10 gelas/hari
e. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
BMR = (12,2 x 58,6) + 746 = 1460,92 Kkal
SAD = 10 % x 1460,92
= 146,09 Kkal +
1607,01 Kkal
AF = 1,4 x 1607,01
= 2249,8 Kkal
Keluaran energi berdasarkan latihan :
Taekwondo = 2 hari x 90 menit x 11,7 Kkal : 7 = 300,85 Kkal
Renang
= 1 hari x 60 menit x 9,7 Kkal : 7 = 83,14 Kkal +
Kebutuhan energi untuk aktivitas olahraga per hari 383,99 Kkal
Energi untuk pertumbuhan = 2 x 58,6
= 117,2 Kkal
Total BMR = 2249,8 + 383,99 + 117,2
= 2750,9 Kkal
Kebutuhan zat gizi :
Protein
= 1,5 gr / kg BB
= 1,5 x 58,6 = 87,9 gr/hari = 351,6 Kal
Lemak

= 25 % x 2750,9 = 76,41 gr/hari = 687,67 Kal


9

Karbohidrat= 2750,9 (351,6 + 687,67) = 427,90 gr/hari


4

f.

Perencanaan menu
Waktu

Masakan

Pagi

Sandwich isi sayuran

Snack

Kue pukis
Susu

Bahan Makanan

Susu skim

URT

Berat (gr)

2 iris

80

2 buah
3 sdm

50
30

Siang

Nasi
Telur saos tomat
Tempe bacem
Sup sayur

Snack

Malam

Buah
Salad Buah

Susu
Nasi
Ayam panggang
kecap
Pepes tempe
Sayur asem bening
Buah

g.

Beras
Telur ayam
Saos tomat
minyak
Tempe
Kecap
Wortel
Kentang
buncis
Tomat
Apel
Apel
Jeruk manis
Pepaya
Semangka
Susu skim
Beras
Ayam
Margarine
Kecap
Tempe
Tomat
Jagung muda
Kol kembang
Kacang panjang
Labu siam
Pisang mas

150
50
20
5
50
10
25
25
25
25
150
25
25
25
25
30
100
50
10
10
50
10
25
20
10
20
100

Rencana monitoring dan evaluasi


Anamnesis
Antropometri

Yang diukur
BB

Pengukuran
Seminggu sekali

Evaluasi/ target
BB stabil

Biokimia
Fisik klinik

Kondisi umum,

Seminggu sekali

Kondisi umum baik,

postur tubuh klien

h.

3 ctg
1 btr
2 sdm
sdm
2 ptg
1 sdm
2 sdm
2 sdm
2 sdm
2 bh bsr
1 bh bsr
bh sdg
bh sdg
ptg kcl
ptg kcl
3 sdm
2 ctg
1 ptg sdg
sdm
1 sdm
2 ptg
bh kcl
bh kcl
2 sdm
1 sdm
1 bh bsr
2 bh bsr

postur tubuh tetap

Asupan zat

Asupan E, P, L,

Ketika dilakukan

normal
Min. 80%

gizi

KH, serat

monitoring

kebutuhan

Rencana konsultasi gizi


Masalah gizi

: Ketidakseimbangan asupan zat gizi karena kurangnya


pengetahuan yang berhubungan dengan makanan / zat gizi.

Tujuan

a. Mengajak klien untuk memperbaiki kebiasaan makan.


b. Mempertahankan status gizi normal.
Konseling gizi :

a.

Waktu

: 15 menit

b.

Sasaran

: Klien

c.

Tempat

: Dojang Taekwondo Depok Sport Centre

d.

Alat peraga

: Leaflet

Materi
1.

Mengenai penerapan diet gizi seimbang: tujuan, prinsip, kebutuhan energi


dan zat gizi, serta makanan yang diperbolehkan dan yang tidak
diperbolehkan.

2.

Memotivasi klien untuk mengikuti pola diet yang diberikan, memperbaiki


kualitas dan kuantitas makanannya, serta untuk mempertahankan aktivitas
olahraganya agar tetap teratur

2. Implementasi
Diet yang diberikan

: Diet gizi seimbang

Bentuk makanan

: Biasa

Cara pemberian

: Oral

Tabel 2. Hasil Recal 24 jam Hari ke-II Tanggal 22 April 2014


Energi (Kkal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

KH (gr)

Asupan oral

1295,1

58,3

30,3

182

Kebutuhan Gizi

2633,79

87,9

73,16

405,93

49 %

66%

41%

45%

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Implementasi

% Asupan
Keterangan

Tabel 2. Hasil Recal 24 jam Hari ke-III Tanggal 23 April 2014


Energi (Kkal)

Protein (gr)

Lemak (gr)

KH (gr)

Asupan oral

1604,4

54,3

42,4

259

Kebutuhan Gizi

2750,9

58,3

76,41

427,9

58%

62%

55%

61%

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Implementasi

% Asupan
Keterangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar Gizi Seimbang
Gizi berasal dari bahasa arab Al Gizzai yang artinya makanan dan manfaat
untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk
untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan
yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal.
Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan
tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan
kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui.Untuk hidup dan meningkatkan
kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk
memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut
diuraiakan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.
2. Gizi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere yang berarti
tumbuh atau tumbuh dewasa. Secara lebih luas, remaja mencakup usia
kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Karakteristik remaja, menurut

Sarwono (2000) remaja adalah individu yang berumur antara 10-20 tahun. Sedangkan
menurut Moonks (1999) usia remaja adalah usia diantara 12 sampai 21 tahun.
Masa remaja merupakan masa perubahan serta peningkatan pertumbuhan
yang disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif, dan emosional. Usia
remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab yaitu remaja
memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan fisik, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja
mempengaruhi asuan dan kebutuhan gizinya, remaja mempunyai kebutuhan gizi
khusus yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit kronis,
sedang hamil, melakukan diet secara berlebihan, pecandu alkohol atau obat terlarang.
Sebagai seorang remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik yang
pesat, kebutuhan energi akan lebih besar karena selain energi diperlukan untuk
pertumbuhan fisiknya, juga karena lebih banyak melakukan aktifitas fisik, seperti
olahraga dan bermain, selain kegiatan rutin sebagai pelajar. Bagi seorang
olahragawan remaja, karena masih dalam masa pertumbuhan, maka jumlah makanan
yang seimbang akan menunjang pertumbuhan fisik semaksimal mungkin. Diharapkan
dengan demikian tubuh akan mencapai bentuk yang paling optimal bagi cabang
olahraga yang ditekuni oleh masing-masing olahragawan.
Penentuan kebutuhan akan zat gizi remaja secara umum didasarkan pada
Recommended Dietary Allowances (RDA) atau Angka Kecukupan Gizi (AKG)
(Arisman, 2004). Angka kecukupan gizi berguna sebagai nilai rujukan (reference
values)yang digunakan untuk perencanaan dan penilaian konsumsi makanan dan
asupan gizi bagi orang sehat, agar tercegah dari definisi ataupun kelebihan asupan zat
gizi ( Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII, 2004).
Perubahan komposisi tubuh mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja,
baik laki-laki maupun perempuan sama-sama membutuhkan Banyak energy dan zat
esensial untuk menopang pertumbuhan dan aktivitas fisik. Akan tetapi, remaja lakilaki membutuhkan lebih banyak zat-zat dibandingkan remaja perempuan karena
adanya perbedaan jenis kegiatan, pengaruh hormonal serta susunan tubuh sehingga
kebutuhan RDA pada laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Pada table dapat
dilihat kebutuhan gizi remaja laki- laki dan perempuan.
Tabel 8. Angka Kecukupan Energi dan Protein yang dianjurkan untuk
kelompok umur 10-17 tahun
Jenis

Umur

Berat

Tinggi

Energi

Protein

Kelamin

(tahun)
13-15

(kg)
45

(cm)
150

(kkal)
2400

(gr)
60

16-18

55

160

2600

65

Laki-laki

Wanita

13-15

48

153

2350

57

16-18

50

154

2200

50

Sumber: Angka Kecukupan Gizi, 2004


Makanan seimbang menurut Almatsier (2003), mengacu pada konsep dasar
gizi seimbang dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang didasarkan pada
tiga fungsi utamannya yaitu: sebagai sumber tenaga atau energi (makanan pokok),
sumber zat pembangun (lauk hewani dan nabati) dan sumber zat pengatur

(sayuran

dan buah-buahan), dan di dalam PUGS juga memuat 13 pesan dasar untuk mengatur
makanan sehari hari yang seimbang dan aman guna mencapai dan mempertahankan
status gizi dan kesehatan yang optimal Ketiga belas pesan dasar tersebut adalah
sebagai berikut:
1.

Makanlah beranekaragam makanan.

2.

Makanlah makanan untuk mencukupi kebutuhan energi.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.


4.

Batasi konsumsi minyak dan lemak sampai dari kebutuhan energi.

5.

Gunakan garam beryodium.

6.

Makanlah makanan sumber zat besi.

7.

Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan.

8.

Biasakan makan pagi.

9.

Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.

10.

Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

11.

Hindari minuman beralkohol.

12.

Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

13.

Bacalah label pada makanan yang dikemas.

Hal ini penting diketahui karena remaja terkadang melupakan tentang gizi
seimbang terutama jika sudah melakukan kegiatan fisik seperti olah raga, misalnya
olah raga beladiri sperti taekwondo.
3. Olah Raga Taekwondo
Taekwondo, adalah salah satu dari banyak bentuk seni bela diri yang awalnya
dikembangkan lebih dari 120 abad yang lalu di Korea. Kata Taekwondo berasal dari
kata tae untuk memukul menggunakan kaki, kwon memukul menggunakan
tinju, dan do untuk melakukan dengan mengacu pada seni. Istilah ini secara
langsung diterjemahkan ke dalam seni menendang dan meninju. Taekwondo
merupakan seni bela diri yang unik dengan menggunakan tendangan dan teknik yang
dominan.

Taekwondo merupakan cabang olahraga yang menyajikan kategori berat badan


yang dapat disebut juga weight cycling misalnya terjadi kehilangan berat badan secara
cepat akibat beberapa metode yaitu mengkonsumsi makanan secara terbatas atau
keadaan dehidrasi yang ekstrim (Rossi et al. 2009). Pada cabang olahraga ini terdapat
pengklasifikasian / pengelompokan jenis pertandingan menurut berat badan atlet.
Taekwondo berkaitan langsung dengan kemampuan untuk bergerak secara licah,
cepat dan kuat. Dalam suatu pertandingan, seorang atlet harus menguasai teknik
menyerang dan bertahan. Kemampuan tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam
perolehan nilai selama pertandingan. Menurut Kazemi et al. (2010), dalam
taekwondo, nilai dapat diperoleh dengan menggunakan teknik kaki yaitu dengan
menggunakan beberapa bagian kaki seperti bagian bawah pergelangan kaki atau
teknik meninju ke bagian tubuh lawan. Pada tahun 2003, peraturan berubah untuk
memperkenalkan peningkatan perolehan nilai. Penambahan 2 poin untuk setiap
teknik yang mengarah ke bagian kepala, dan 1 poin untuk teknik yang mengarah
bagian badan.

4. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu:
1. Antropometri digunakan sebagai pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
2. Klinis merupakan metode yang didasarkan atas perubahan-perubahan yang
terjadi yang dibububgkan dengan ketidakcukupan zat gizi
3. Biokimia dengan cara memeriksa specimen yang diuji laboratoris yang
digunakan pada berbagai macam jaringan tubuh.
4. Biofisik merupakan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan
fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan
(Supariasa, 2002).
Penilaian status gizi yang tidak langsung biasanya digunakan untuk menilai
status gizi masyarakat. Penilaian status gizi tersebut dapat dibagi menjadi: survey
konsumsi makana, statistik vital, dan faktor ekologi. Pengukuran dengan survey
konsumsi makanan metode penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat
gizi yang dikonsumsi (Supariasa, 2002).
5. Pengukuran antropometri

Pada remaja penilaian status gizi dapat dilakukan secara antropometri dengan
menggunakan indeks BB/TB yang dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT).
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks
Indeks Massa
Tubuh menurut
Umur (IMT/U)
Anak Umur 5-18

Kategori Statu Gizi


Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk

Ambang Batas (z-Score)


< -3 SD
-3 SD sampai dengan < -2 SD
-2 SD sampai dengan 1 SD
> 1 SD samapai dengan 2 SD

Obesitas
>2 SD
tahun
Sumber : WHO MGRS, 2005
6. Pengukuran Konsumsi Pangan
Konsumsi pangan merupakan informasi tentang jenis dan jumlah pangan yang
dikonsumsi (dimakan) oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.
Konsumsi pangan berkaitan dengan masalah gizi dan kesehatan, masalah pengupahan
(kebutuhan hidup minimal), ukuran kemiskinan, serta perencanaan ketersediaan dan
produksi pangan daerah.
Konsumsi pangan diartikan sebagai jumlah makanan yang dinyatakan dalam
bentuk energi dan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral).
Konsumsi makanan yang tidak memadai kebutuhan tubuh baik kuantitas maupun
kualitas akan menyebabkan masalah gizi. Konsumsi makanan adalah faktor yang
berpengaruh langsung terhadap keadaan gizi seseorang.
Survei atau penilaian konsumsi pangan adalah salah satu metode yang
digunakan dalam penentuan tingkat asupan gizi perorangan atau kelompok. Dalam
melakukan penilaian konsumsi pangan banyak terjadi bias yang disebabkan oleh
beberapa faktor seperti ketidaksesuaian dalam menggunakan alat ukur, waktu
pengumpulan data yang tidak tepat, instrumen tidak sesuai dengan tujuan,
kemampuan dalam mengumpulkan data, daya ingat responden, dan daftar komposisi
makanan yang digunakan tidak sesuai dengan makanan yang dikonsumsi responden
sehingga interpretasi hasil yang kurang tepat. Walaupun data konsumsi pangan sering
digunakan sebagai salah satu metode penentuan status gizi, namun survei konsumsi
tidak dapat menentukan status gizi seseorang atau masyarakat secara langsung.
Metode kuantitatif juda dapat menghitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan
Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain yang diperlukan seperti
daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah Masak (DKMM), dan
Daftar Penyerapan Minyak (DPM). Metode pengukuran konsumsi makanan bersifat
kualitatif antara lain metode frekuensi makanan (food frequency), metode dietary

history, metode telepon (recall), metode pendaftaran makanan (food list) (Supariasa
et al. 2001).
Pada olahragawan, pengaturan makanan yang tepat berdasarkan cabang
olahraganya akan menunjang performa dan prestasi para olahragawan. Makanan yang
baik bagi para olahragawan adalah makanan yang seimbang (balanced diet), yaitu
makanan yang disusun tidak hanya disesuaikan dengan kebutuhan energi dalam
bentuk kalori saja tetapi juga harus memperhatikan komposisi makanannya (Depkes
1993).

BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini klien berjenis kelamin perempuan dengan usia 17 tahun.
Tujuan mengikuti taekwondo adalah untuk prestasi dan kesehatan. Klien seorang
pelajar SMA. Aktif berlatih di Taekwondo Club Depok Sport Centre dan memegang
sabuk hitam. Data riwayat gizi, pola tidur klien 8 jam sehari dan klien belum pernah
mendapatkan konsultasi gizi sebelumnya. Dari data kuesioner aktifitas sehari-hari
didapatkan hasil bahwa klien melakukan kegiatan olahraga seperti: Taekwondo 2x
dalam seminggu dan berenang 1x dalam seminggu. Klien tidak mengalami masalah
gastrointestinal, serta tidak memiliki penyakit kronik. Dari data Recall pertama klien,
pola makan klien kurang baik .
Hasil Assesment antropometri klien didapatkan berat badan 58,6 kg, tinggi
badan 159 cm. Berdasarkan perhitungan degan rumus IMT/U, diketahui bahwa status
gizi klien adalah gizi baik (normal). Dalam kasus ini tidak dilakukan assesmen
biokimia, sedangkan assesment pada data fisik klinis, kondisi umum klien baik,
postur tubuh klien normal.. Dan untuk vital signnya tidak dilakukan pengukuran.
Diketahui klien tersebut memiliki denyut nadi maksimal 108 kali/menit, dengan
rentang intensitas maksimal latihan yang baik adalah antara 131,95 152,25
kali/menit. Intensitas latihannya belum tercapai dengan hasil pengukuran setelah
latihan didapat 108x detak/menit.
Diagnosis gizi dalam kasus ini meliputi domain intake. Klien mengalami
Intake asupan inadekuat berkaitan dengan pola makan yang salah di tandai dengan
asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat kurang dari kebutuhan. Klien
cenderung mengurangi konsumsi makanan karena khawatir akan berdampak pada
peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan karena klien kurang mendapat informasi

mengenai makanan yang baik sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, perlu
diberikan intervensi gizi.
Planning terapi diet klien adalah diet gizi seimbang, bentuk makanan biasa,
dan diberikan secara oral. Tujuan dari pemberian diet ini adalah untuk
mempertahankan status gizi klien agar tetap normal, untuk memenuhi kebutuhan zat,
memperbaiki pola makan yang salah untuk mencapai asupan energi, protein, lemak
dan karbohidrat normal, dan membantu meningkatkan prestasi dan kebugaran.
Adapun syarat dietnya yaitu energi sesuai dengan kebutuhan 2750,9 kkal,
kebutuhan energi tersebut diperoleh dengan memperhitungkan faktor aktivitas ringan
yaitu 1,4 dan taekwondo 2x/minggu dengan waktu 1-1,5 jam serta di selingi berenang
1x/minggu dalam waktu 60 menit. Adanya penambahan energi sesuai umur karena
klien masih dalam tahap pertumbuhan. Protein cukup (1,5 g/kg BB) yaitu 87,9 gram
karena klien tersebut rutin berlatih dan masih dalam proses pertumbuhan. Lemak
sedang (25% TEE) yaitu 76,41 gram, karbohidrat sesuai kebutuhan yaitu 427,90
gram, vitamin dan mineral, serat 25 gram serta cairan cukup yaitu 8 10 gelas/hari.
Monitoring Antropometri dengan mengukur berat badan. Pengukuran tersebut
dilakukan 1 minggu sekali dengan target berat badan stabil. Pada pengukuran BB
tanggal 20 April 2014 BB klien adalah 58,6 kg dan pada pengukuran tanggal 23 April
BB klien juga stabil yaitu 58,6 kg. Pada kondisi fisik klinis yang dimonitor adalah
kondisi umum klien, dari hasil monitoring selama 1 minggu kondisi umum klien tetap
baik.
Untuk dietary, yang dimonitor adalah asupan energi, protein, lemak, dan
karbohidrat berdasarkan hasil recall 24 jam. Dari hasil Recall ke dua tanggal 22 April
2014 energi, protein, lemak dan karbohidrat klien belum mencapi target > 80%.
Sedangkan hasil Recall ke tiga tanggal 23 April 2014 energi, protein, lemak dan
karbohidrat juga belum memenuhi 80% kebutuhan.
Konsultasi gizi diberikan setelah dilakukan assesment (pengkajian status gizi)
dan planning (perencanaan asuhan gizi). Konsultasi gizi yang diberikan kepada klien
ini adalah tentang penerapan diet gizi seimbang. memotivasi klien untuk mengikuti
pola diet yang diberikan, memperbaiki kualitas dan kuantitas makanannya, serta
untuk mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap teratur. Hal itu dimaksudkan
agar tujuan diet dapat tercapai, yakni untuk mencapai status gizi seimbang agar

normal (ideal) dengan diet gizi seimbang yang diimbangi dengan aktivitas olahraga
yang teratur.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Status gizi klien normal (gizi baik) berdasarkan IMT, Assesment antropometri
berat badan klien stabil. Tidak dilakukan Assesment biokimia, sedangkan
Assesment fisik klinis menandakan kondisi umum klien baik, postur tubuh
normal. Klien diberikan konsultasi gizi tentang diet gizi seimbang, dimotivasi
untuk mengikuti pola diet yang diberikan, memperbaiki kualitas dan kuantitas
makanannya, serta untuk mempertahankan aktivitas olahraganya agar tetap
teratur.
B. Saran
Untuk menjamin prestasi optimal bagi klien agar mengkonsumsi sumber
makanan diet gizi seimbang, menyarankan kepada klien untuk mengkonsumsi
makanan secara teratur dan bisa mengontrol diri terhadap makanan fast food,
menyarankan kepada klien untuk tetap mempertahankan aktivitas olahraganya
agar tetap teratur.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Suniata. (2008). Penuntun Diet, Jakarta : PT Gramaedia Pustaka Utama.
Anggraeni, Adisty Cynthia. 2012. Asuhan Gizi Nutrional Care Process. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
BEMJ GIZI. 2011. Nutrition Diagnosis and Intervention : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Yogyakarta jurusan Gizi.
Depkes, poltekes Yogyakarta Jurusan Gizi. 1981. Daftar Komposisi Bahan
Makanan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Irianto, Djoko pekik. (2007). Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahraga : C.V
ANDI OFFSET.
Kurniasih, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. PT Gramedia: Jakarta.
Kementerian Keseharan RI, 2013. Pedoman Gizi Olahraga Prestasi
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI).( 2010). Penuntun Konsling Gizi :
Abadi publising dan printing.
Suparisa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Suparisa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. 2002. Penilaian Status Gizi.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai