PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Permasalahan gizi pada balita hingga saat ini masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat utama khususnya di Indonesia. Kondisi balita kurang
gizi yang terdiri dari balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk
merupakan penyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortilitas pada
anak balita di Negara berkembang termasuk Indonesia. Gizi pada balita
menjadi penting karena periode tersebut akan terjadi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat dan kemudian akan berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia di masa mendatang. Status gizi balita
merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya
perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak usia balita didasarkan fakta
bahwa kurang gizi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat
pulih), sedangkan kekurangan gizi dapat mempengaruhi otak anak (Sholikah,
2017).
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait.
UNICEF (dalam Dirjen Gizi 2004) mengemukakan bahwa faktor-faktor
penyebab kurang gizi dapat dilihat dari penyebab langsung dan tidak
langsung serta pokok permasalahan dan akar masalah. Faktor penyebab
langsung meliputi makanan tidak seimbang dan infeksi, sedangkan faktor
penyebab tidak langsung meliputi ketahanan pangan di keluarga, pola
pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan anak dan lingkungan.
Menanggapi masalah gizi di atas, Kementrian Kesehatan melakukan
upaya penanggulangan salah satunya adalah dengan program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (PMT Pemulihan) bagi seluruh balita yang
mengalami gizi kurang. PMT Pemulihan merupakan pangan yang bertujuan
untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat
gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi yang baik sesuai dengan
umur anak tersebut.
B Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gizi yang terstandar pada
balita gizi kurang
b. Mahasiswa mampu menyusun intervensi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah kurang gizi pada balita
c. Mahasiswa mampu mengimplementasikan intervensi yang sudah di
susun
d. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada balita
gizi kurang
BAB II
Usia : 28 bulan
A Pengkajian Gizi
CH 1.1.1 Umur : 2 tahun 4 bulan 11 hari
CH 1.1.2 Jenis kelamin : Perempuan
CH 1.1.9 Peran dalam keluarga : Anak kedua dari 2 bersaudara
FH 1.1.1 Asupan energi : 878,2 kkal
FH 1.2.2.1 Jumlah makanan : 3 x makan utama dan 2 x selingan
FH 1.2.2.2 Jenis makanan : sumber karbohidrat utama, lauk hewani, nabati,
sayur
FH 1.2.2.5 Pola makan
Lauk Hewani
Ikan 2x/minggu ½ ekor
Lauk Nabati
Tahu 2x/hari 2 ptg sdg
Sayur
Kelor
1x/hari 1 sd sayur
Bayam
Buah 1x/minggu ½ bh
Susu 2x/hari 2 ktk
Cilok 4x/minggu 5 biji
FH 1.2.2.5 Variasi makan : kurang beragam karena jarang mengkonsumsi
buah dan sayur serta saat makan hanya ada 1 macam lauk kadang hewani
kadang nabati
FH 1.5.1.1 Lemak total : 43,1 gr
FH 1.5.3.1 Asupan protein total : 18,89 gr
FH 1.5.5.1 Asupan KH total : 132,1 gr
FH 2.1.2.5 Alergi makanan : tidak ada
Tabel % tingkat konsumsi responden
TB 68,2−89,1 −20,9
= = =−6,15(Sangat pendek )
U 89,1−85,7 3,4
BB 8−10,9 −2,79
= = =−2,5(Gizi kurang)
TB 10,9−9,8 1,1
Kategori menurut ambang batas status gizi PMK No. 2 tahun 2020
tentang standar antropometri anak.
Penilaian : Berdasarkan hasil perhitungan antro 2005 dikategorikan
responden dalam BB/U termasuk BB sangat kurang, TB/U termasuk sangat
pendek, BB/TB termasuk gizi kurang, dan IMT/U temasuk gizi baik.
BD. Biokimia data : tidak ada
PD. Penampilan keseluruhan : kurus, pendek, mata layu, belum bisa jalan
B Diagnosis gizi
NI. 2.1 Asupan oral tidak adekuat
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan nafsu makan responden
yang kurang ditandai dengan % TK energi yang defisit sedang dan
KH yang mengalami defisit sedang.
NI. 5.1 Peningkatan kebutuhan karbohidrat
Peningkatan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan asupan makan
pasien yang kurang ditandai dengan asupan makan pasien yang
\kurang ditandai dengan % TK KH yang mengalami defisit sedang.
NI. 5.2 Asupan protein energi inadekuat berkaitan dengan pola makan
pasien dan nafsu makannya yang kurang ditandai %TK protein dan
energi responden yang dikategorikan defisit sedang.
NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
Pemilihan makanan yang salah berkaitan dengan pola makan
kebiasaan makan responden ditandai dengan responden jarang
mengkonsumsi buah dan sayur, serta sumber karbohidrat.
C Intervensi Gizi
1. Perencanaan Intervensi
a Tujuan
(a). Meningkatkan asupan responden untuk menaikkan status
gizi dan membuat asupan oral menjadi adekuat
(b). Meningkatkan asupan karbohidrat responden
(c).Meningkatkan asupan protein energi agar adekuat
(d). Memberikan edukasi kepada ibu pengasuh / ibu responden
terkait pemilihan makanan yang tepat.
b Prinsip
Tinggi energi
Tinggi protein
c Macam diet : ETPT
d Bentuk makanan :PMT pemulihan
e Syarat diet :
(a). Energi tinggi diberikan sesuai kebutuhan responden yaitu
sebesar 1.200 kkal/hari. Energi dibutuhkan tubuh sebagai sumber
tenaga yang digunakan untuk beraktivitas sehari-hari. Bahan
makanan sumber energi ada beras, ubi, singkong, mie, dsb
(b). Protein tinggi diberikan sesuai kebutuhan responden yaitu
sebesar 24 gram/hari dimana protein dibutuhkan tubuh untuk
memngganti sel-sel yang rusak dan pembentukan jaringan baru
pada masa pertumbuhan. Bahan makanan sumber protein ada 2
yaitu protein hewani dan nabati. Bahan makanan sumber protein
hewani ada ayam, daging sapi, ikan, telur, dsb, bahan makanan
sumber protein nabati ada tahu, tempe dan kacang-kacangan.
(c).Lemak diberikan sesuai kebutuhan responden yaitu sebesar 40
gram/hari dimana lemak dibutuhkan anak untuk mendukung
perkembangan otak anak, membantu perkembangan syaraf dan
mata, membantu penuerapan vitamin, membantu melindungi
organ penting seperti ginjal, dll. Bahan makanan sumber lemak
ada minyak, margarine, mentega, dsb.
(d). Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan responden yaitu
sebesar 186 gram/hari yang dimana karbohidrat merupakan
sumber energi terbesar bagi anak yang dibutuhkan untuk
bergerak, pembentukan sel-sel tubuh. bahan makanan sumber
karbohidrat ada beras, ubi, singkong, dsb.
2. Jenis intervensi gizi :
a Pemberian PMT selama 3 hari
b Edukasi dan konseling gizi terkait masalah gizi balita
Perhitungan kebutuhan
Energi = 100 kkal/kgBBI/hari
= 100 kkal/kg x 12 kg
= 1200 kkal
Protein = 2 g/kg BBI = 2 g x 12 = 24 g (8%)
= 24 g x 4 g/kkal = 96 kkal
Lemak = 30 – 40% = 30% x 1200 kkal = 360 kkal
= 360 kkal : 9 g/kkal = 40 g
Kh (62%) = Kkal energi – (Kkal protein + Kkal lemak)
= 1200 kkal – (96 kkal + 360 kkal)
= 1200 kkal – 456 kkal
= 744 kkal : 4 g/kkal
= 186 g
D Monitoring dan Evaluasi
No Intervensi Pelaksanaan
1 Perkenalan dan tanda tangan surat persetujuan responden 10 Maret 2021
2 Pengukuran antropometri dan recall 11 Maret 2021
3 Recall 12 Maret 2021
4 Pemberian PMT nugget tempe, wortel dan jagung (TEWOJA) 13 Maret 2021
dan demonstrasi pembuatan produk
5 PMT Bitterballen tempe dan demonstrasi pembuatan produk 14 Maret 2021
6 Konseling dan edukasi gizi pada ibu balita 15 Maret 2021
7 PMT susu jagung dan demonstrasi pembuatan produk 16 Maret 2021
8 Konseling gizi terkait pemanfaatan pangan lokal 17 Maret 2021
9 Pemantauan konsumsi gizi 18 Maret 2021
10 Pengukuran antropmetri dan berpamitan 19 Maret 2021
BAB V
EVALUASI
A. Konsumsi Makanan
Protein
Bahan
Waktu Menu Berat Energi Nabat Lemak KH
Makanan
Hewani i
Nasi Beras giling 30 108 - 2 0.2 23.7
Pagi Telur ayam 50 81.0 6.4 - 5.8 0.4
Telur dadar Minyak
kelapa sawit 5 45.1 - - 5 -
Sub Total 234.1 8.4 11 24.1
Sosis daging 18 81.35 2.6 - 7.6 0.4
Selingan
Susu milo 100 160.0 6.3 - 12 7.1
Sub Total 241.35 8.9 19.6 7.5
Nasi Beras giling 30 108 - 2 0.2 23.7
Ikan Ikan segar 50 56.5 8.5 - 2.3 -
Siang goreng Minyak
kelapa sawit 5 45.1 - - 5 -
Sayur
bening Kelor ( daun ) 30 24.6 - 2 0.5 4.3
Sub Total 234.2 12.6 8.0 28.0
Selingan Roti Jordan 40 99.2 - 3.2 0.5 20
Sub Total 99.2 3.2 0.5 20
Nasi Beras giling 30 108 - 2 0.2 23.7
Tahu
goreng Tahu 50 34.0 - 3.9 2.3 0.8
Malam Minyak
kelapa sawit 5 45.1 - - 5 -
Sub Total 241.1 5.9 7.5 24.5
1049.9
TOTAL 5 39 46.6 144.4
Tabel 5.2 analisis zat gizi
Energi
Analisis zat gizi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kkal)
a. Recall 24 jam 1049.95 39 46.6 144.4
b. Hasil perhitungan 1200 24 40 186
% asupan recall 24 jam 87.5 162,5 116,5 77.63
Kategori Defisit Diatas Defisit
Normal
ringan kebutuhan sedang
B. Antropometri data
Berat Badan
8.25
8.2
8.2
8.15
8.1
8.05
8
8
7.95
7.9
11 Maret 19 Maret
Dari hasil edukasi yang diberikan kepada responden, ibu balita menerima baik
apa yang disampaikan dan member beberapa pertanyaan juga mengenai makanan
yang diberikan kepada anaknya karena keinginan ibu balita untuk meningkatkan
berat badan balita sangat tinggi. Selama intervensi pengetahuan ibu balita sudah
cukup baik dalam memberikan makanan kepada balita.
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi atau keadaan ditandai dengan penurunan
kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau jumlah sel darah merah. Kadar Hb
dan sel darah sangat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin,
ketinggian suatu tempat, serta keadaan fisiologi tertentu (Sudoyo, 2013).
Menurut Depkes (2009) anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dL pada trimester I dan III atau <10,5 gr/dL
pada trimester II. Anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena
dalam kehamilan kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi
perubahanperubahan dalam darah dan sumsum tulang (Prawirohardho,
2014).
Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara
berkembang, pada kelompok sosial ekonomi rendah, meliputi pendidikan,
pekerjaan, pendapatan. Pada kelompok dewasa terjadi pada wanita usia
reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena banyak
mengalami defisiensi Fe.
Salah satu faktor penyebab anemia pada ibu hamil adalah kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi yang
dapat memenuhi kebutuhan ibu dan bayinya selama kehamilan. Zat gizi yang
sangat penting bagi ibu hamil adalah zat besi, jika asupan ibu kurang akan
meningkatkan resiko terjadinya anemia, yang berakibat pada gangguan
pertumbuhan dan perkembangan janin. Dampak anemia pada ibu hamil yaitu
abortus, partus premature, partus lama, perdarahan postpartum, syok, infeksi
intrapartum/postpartum (Prawirohardjo, 2014).
B Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian gizi yang terstandar pada
ibu hamila nemia
b. Mahasiswa mampu menyusun intervensi yang tepat untuk
menyelesaikan masalah anemia pada ibu hamil
c. Mahasiswa mampu mengimplementasikan intervensi yang sudah di
susun
d. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada ibu
hamil dengan masalah anemia
BAB II
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : Petani
Hamil ke- :3
Lauk Hewani
Ikan 2x/minggu ½ ekor
Lauk Nabati
Tahu 2x/hari 2 ptg sdg
Sayur
Kelor
1x/hari 1 sd sayur
Buah 2-3x/minggu ½ bh
Susu 1x/hari 1 ktk
Gorengan 2-3x/minggu 3-4 bh
FH 1.2.2.5 Variasi makan : kurang beragam karena jarang mengkonsumsi
buah dan sayur serta saat makan hanya ada 1 macam lauk kadang hewani
kadang nabati
FH 1.5.1.1 Lemak total : 21,84 gr
FH 1.5.3.1 Asupan protein total : 29,49 gr
FH 1.5.5.1 Asupan KH total : 117,95 gr
FH 2.1.2.5 Alergi makanan : tidak ada
Tabel % tingkat konsumsi responden
Ambang Ket.
batas
˂ 70% Defisit berat
70-79% Defisit sedang
80-89% Defisit ringan
90-119% Normal
˃120% Diatas kebutuhan
Penilaian : Berdasarkan hasil perhitungan tingkat konsumsi didapatkan
bahwa pada % TK diatas menunjukkan bahwa energi dikategorikan defisit
sedang, protein defisit sedang, lemak normal dan karbohidrat defisit
sedang.
AD 1.1.1 Tinggi badan / panjang badan : 135 cm
AD 1.1.2 Berat badan : 42 kg
AD 1.1.5 IMT :
42 42
IMT= = =23,05 kg /m 2
135 1,8225
( )
100
2
No Intervensi Pelaksanaan
1 Perkenalan dan tanda tangan surat persetujuan responden 10 Maret 2021
2 Pengukuran antropometri dan recall 11 Maret 2021
3 Recall 12 Maret 2021
4 Pemberian PMT nugget tempe, wortel dan jagung (TEWOJA) 13 Maret 2021
dan demonstrasi pembuatan produk
5 PMT Bitterballen tempe dan demonstrasi pembuatan produk 14 Maret 2021
6 Konseling dan edukasi gizi pada ibu balita 15 Maret 2021
7 PMT susu jagung dan demonstrasi pembuatan produk 16 Maret 2021
8 Konseling gizi terkait pemanfaatan pangan lokal 17 Maret 2021
9 Pemantauan konsumsi gizi 18 Maret 2021
10 Pengukuran antropmetri dan berpamitan 19 Maret 2021
BAB V
EVALUASI
D. Konsumsi Makanan
E. Antropometri data
Berdasarkan grafik diatas, didapatkan bahwa berat badan ibu hamil meningkat
sebesar 1,15 kg dari berat awalnya 42 kg menjadi 43,15 kg selama 8 hari binaan.
Dari hasil edukasi yang diberikan kepada responden, ibu hamil menerima baik
apa yang disampaikan dan memberi beberapa pertanyaan juga mengenai anemia
yang dialami. Selama intervensi pengetahuan ibu hamil sudah cukup baik dalam
memahami bahan makanan yang sebaiknya dikonsumsi untuk meningkatkan
hemoglobin darah.
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran