Disusun oleh :
Lutfi Dhiyah Ulhaq 2019350050
Maudy Yulia 2019350031
Rhut Sevin 2019350055
Syadreniya Zahra Alifia 2019350008
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus adalah kelainan metabolisme dimana karbohidrat, glukosa darah tidak
dapat digunakan dengan baik sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. Diabetes melitus
(DM) disebabkan oleh gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai
dengan peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi hiperglikemia yang disebabkan
karena menurunnya jumlah insulin dari pankreas. Prevalensi penderita DM di Indonesia menempati
urutan ke 4 dunia dengan jumlah penderita sebanyak 12 juta jiwa dan diperkirakan akan meningkat
menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Populasi penderita DM di Indonesia diperkirakan berkisar
antara 1,5 sampai 2,5%.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah arterial sistemik yang konsisten,
dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Pada
umummya semakin bertambahnya usia maka semakin besar pula risiko terjadinya Hipertensi. Hal
tersebut disebabkan oleh perubahan struktur pembuluh darah seperti penyempitan lumen, serta
dinding pembuluh darah menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan
tekanan darah. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 menunjukkan
angka prevalensi Hipertensi hasil pengukuran mencapai 34,1% meningkat tajam dari 25,8% pada
tahun 2013, dengan angka prevalensi tertinggi di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,1% dan
terendah di provinsi Papua sebesar 22,2%. Provinsi Gorontalo sendiri pada hasil Riskesdas 2013
mencapai 29,0% dan pada Riskesdas tahun 2018 menjadi 31,0% dan berada pada urutan ke 20 dari
34 Provinsi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan Hipertensi antara lain kebiasaan hidup yang
buruk seperti perilaku kebiasaan mengkonsumsi natrium yang tinggi, kegemukan, stres, merokok,
minum alkohol, kurangnya olahraga/aktivitas fisik, dan mengkonsumsi makanan yang tinggi kadar
lemak
Proses asuhan gizi terstandar adalah suatu metode pemecahan masalah yang sistematis
dalam menangani masalah gizi yang bertujuan untuk memberikan asuhan gizi yang aman, efektif
dan berkualitas tinggi. Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan secara
sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik dalam tiap langkah proses asuhan
gizi, menggunakan terminologi yang seragam untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi di
setiap langkah PAGT yang berlandaskan ilmu gizi yang mutakhir, sehingga tercapai asuhan gizi
yang berkualitas tinggi. Kualitas menunjukkan besarnya kemungkinan tingkat keberhasilan asuhan
gizi dapat tercapai. Ukuran kualitas tergambar dari evaluasi keberhasilan asuhan gizi dan kepatuhan
tenaga gizi melaksanakan PAGT pada setiap pasien yang mempunyai masalah gizi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui proses asuhan gizi terstandar (PAGT) terhadap pasien obesitas,
Membantu pasien untuk mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur
dan kebutuhan fisik sehingga mendapatkan kesehatan tubuh yang optimal.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus kegiatan PAGT sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi karakteristik pasien obesitas
2. Merumuskan masalah gizi pasien
3. Merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi penatalaksanaan proses asuhan gizi
terstandar pada pasien berdasarkan diagnosa dokter
4. Melakukan tindak lanjut pada pasien yang dikelola sendiri
5. Melakukan usaha pemeliharaan dan peningkatan status gizi
6. Mendeskripsikan pengetahuan diet dan perilaku makan pasien
BAB II
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Tanggal Lahir :-
Usia : 60 Tahun
2. Skrining Malnutrisi ‘
Tabel 1.1 Malnutrition Screening Tools (MST) Ny. FDL
No. Parameter Skor
1 Apakah terjadi penurunan berat badan pada 6 bulan terakhir?
a. Tidak ada 0
b. 1-5 kg 1
c. 6-10 kg 2
d. 11-15 kg 3
e. >15 kg 4
2 Apakah asupan makan berkurang karena kurang nafsu makan?
a. Ya 1
b. Tidak 0
3 Total skor 0
Tindak lanjut skrining gizi MST :
b. Tidak
3. Alergi makanan :
4. Preskripsi diet :
a. Makanan Biasa
b. Makanan Khusus
5. Tindak lanjut :
Os merupakan seorang Ibu Rumah Tangga berusia 60 tahun. Os memiliki riwayat penyakit
mual, muntah, pusing dan nyeri perut, tidak memiliki kebiasaan merokok, dan tidak memiliki alergi
FH-1.2.2.3 Pola Makan Sebelum masuk rumah sakit pasien makan 3x sehari dan 2x snack,
sumber KH yang paling sering dikonsumsi nasi 2 porsi dan mie instant,
sumber protein yang dikonsumsi ikan segar 2-3x/minggu, telur 1-2x
seminggu, tahu dan tempe 1-2x/hari. Pasien jarang mengkonsumsi
sayuran dan buah dan sering mengkonsumsi makanan yang manis dan
minum teh 2x/hari dengan gula 2 sdm
FH-1.5.1.1 Total Asupan 42,6 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Lemak 35 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-1.5.3.1 Total Asupan 67,3 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Protein 45 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-1.5.5.1 Total Asupan 264 gram (Asupan 24 jam SMRS)
Karbohidrat 192 gram (Asupan 24 jam MRS)
FH-2.1.1.3 Pesanan nutrisi -
enteral
FH-4 Pengetahuan/kepercayaan/sikap
FH-4.1 Pengetahuan Os dan keluarga tidak mengetahui atau belum mendapatkan informasi mengenai
makanan dan makanan yang yang dianjurkan,tidak dianjurkan dan dibatasi.
nutrisi/keterampilan
FH-7 Aktifitas fisik dan fungsi
FH-7.3 Aktifitas Ny. FDL merupakan seorang Ibu Rumah Tangga
FH-7.4 Faktor yang -
mempengaruhi kegiatan
aktifitas fisik
FH-3 Pengobatan dan Terapi
FH-3.1.1 Obat novorapid 12 unit 3x1, levemir 25 unit malam hari, metoclopramid 10
unit 3x1, aspilet 80mg 1x/hari, dan Fenofibrate 300mg 1x/hari.
Os secara fisik tanda vital pada Tekanan darah ialah Hipertensi sedangkan Denyut nadi,
CS-2.1.1
Estimasi Kebutuhan Gram 42,6 121% Diatas 35 99% Normal - 35,19
Lemak Total kebutuhan
CS-2.2.1
Estimasi Kebutuhan Gram 67,3 142% Diatas 45 95% Normal - 47,5
Protein Total Kebutuhan
CS-2.3.1
Estimasi Kebutuhan Gram 264 139% Diatas 192 101% Normal - 190,03
Karbohidrat Total Kebutuhan
Keterangan : Defisit tingkat berat (<70% angka kebutuhan); Defisit tingkat sedang (70-79% angka kebutuhan); Defisit
tingkat ringan (80-89% angka kebutuhan), Normal (90-119% angka kebutuhan); dan Di atas angka kebutuhan (≥120%
angka kebutuhan).
Hasil recall 24 jam menunjukkan hasil asupan Os sebelum masuk rumah sakit dapat diketahui
bahwa asupan energi, lemak, protein dan karbohidrat berdasarkan kebutuhan Os diatas angka
kebutuhan. Diberikan diet rendah kalori saat masuk rumah sakit sehingga asupan energi, lemak, protein
dan karbohidrat berdasarkan kebutuhan Os menjadi normal
Rumus Gibson :
BB Perempuan
= (2,001 x 30) - 1,223
= 58,80 Kg
Rumus Mifflin :
BMR/AMB = 10 (BB) + 6,25 (TB) - 5 (U) - 161
= 10 (58,80) + 6,25 (160,15) - 5 (60) - 161
= 588 + 1000,93 - 300 - 161
= 1127,93
Keb Energi : BMR x FA x FS
: 1127,93 x 1,2 x 1,3
: 1759,57 kkal
Kemudian 1759,57 Kkal - 10% (karena usia 60 sampai
69 tahun dikurangi 10%) = 1583,61 Kkal
80% Keb. Eenergi = 1583,61 x 80% =1266,88 Kkal
CS-2.1.3 Metode Estimasi Kebutuhan Lemak Total Keb Lemak = (25% x 1266,88) / 9
= 316,72 / 9
= 35,19 gram
CS-2.2.3 Metode Estimasi Kebutuhan Protein Total Keb Protein = (15% x 1266,88) / 4
= 190,03 / 4
= 47,50 gram
CS-2.3.3 Metode Estimasi Kebutuhan Karbohidrat Total Keb Karbohidrat = (60% x 126,88) / 4
= 760,12 / 4
= 190,03 gram
b. Diagnosis Gizi
1. NC.1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya gangguan pada sistem
pencernaan yang ditandai dengan keluhan mual, muntah, dan nyeri perut selama 1 hari terakhir.
2. NB-1.6 Kurang patuh mengikuti rekomendasi gizi terkait kebiasaan makan Os yang sering
mengkonsumsi sumber KH nasi 2 porsi dan mie instant, jarang mengkonsumsi sayuran dan
buah dan sering mengkonsumsi makanan yang manis dan minum teh 2x/hari dengan gula 2 sdm
ditandai dengan hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan GDS 469 mg/dL, GDP 212
mg/dL, Hemoglobin 11,5 g/dL, MCV 70,8 unit SI, dan MCH 24 unit SI.
Intervensi Gizi
a. Tujuan :
1.Mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan
makanan dengan insulin, dengan obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik
2. Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
3. Menghindari komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin, seperti hipoglikemia,
komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang berhubungan latihan jasmani
4. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
b. Preskripsi diet :
1. Jenis Diet : Diet Diabetes Melitus
2. Konsistensi : Biasa
3. Frekuensi : 3x Makan utama dan 2x Selingan
4. Jalur : Oral
Implementasi
Diberikan diet Diabetes Melitus dengan konsistensi Biasa dengan kandungan energi 1300 kkal,
protein 45 gram, lemak 35 gram, dan karbohidrat 192 gram dalam bentuk 3 kali makan utama dan 2
kali selingan secara bertahap dimulai dari 80% kecukupan energi dan zat gizi.
b. Evaluasi
1. Evaluasi Asupan
2. Evaluasi Biokimia
Tabel 1.12 Evaluasi data biokimia Ny. FDL
Indikator Nilai Normal Satuan Pengkajian Awal
20/03/22
BD-1.5 Profil Gula Darah
Gula Darah Sewaktu < 200 mg/dL 469
Gula Darah Puasa < 126 mg/dL 212
BD-1.10 Profil Hematologi
Hemoglobin 13-18 g/dL 11,5
Eritrosit 4,4-5,6 jt/uL 4,8
BUN 6-20 mg/dl 15
MCV
MCH
Sumber : Kemenkes RI 2011/Pedoman Interpretasi Data Klinik
Pada tanggal 20 Maret 2022 hasil lab Os terkait profil Hematologi menunjukan dalam keadaan
normal dengan nilai BUN 15 mg/dl dan Eritrosit 4,8 jt/uL sedangkan nilai HB dalam keadaan tidak
normal yaitu 11,5 g/dl yang menandakan bahwa OS anemia. Kemudian untuk hasil lab terkait
profil Gula Darah menunjukan keadaan tidak normal dengan nilai GDS 469 mg/dl dan GDP 212
mg/dl yang menandakan bahwa OS tergolong Diabetes Melitus.
3. Evaluasi Fisik/Klinis
28/02/21
Pada tanggal 20 Maret 2022 hasil klinis dan fisik pasien terkait keluhan/keadaan umum pasien
ditemukan adanya tanda-tanda mual, muntah dan sakit kepala temuan keseluruhan dari keadaan
umum/keluhan yang dialami oleh Os. Kemudian terkait dengan hasil tanda-tanda vital Os disimpulkan
dalam keadaan tidak normal dengan nilai Tekanan Darah 160/90 mmHg yang termasuk kategori hipertensi,
Laju Pernafasan 20x/menit, dan Suhu tubuh Os masuk dalam kategori afebris.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dilakukan kepada pasien Diabetes Melitus
dengan Hipertensi. Peniliaian keadaan gizi pasien menggunakan pengukuran antropomteri dari
TILUT dan LILA sedangkan skrining menggunakan Malnutrition Screening Tools (MST) pada
pasien dewasa. Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara pasien dan keluarga yang
bertujuan untuk menegakkan diagnosis gizi pasien. Diagnosis gizi diberikan dengan melihat
domain gizi yaitu asupan, klinis dan perilaku dengan mempertimbangkan kondisi dan riwayat
pasien. Intervensi dengan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap asupan, biokimia,
fisik/klinis, pengetahuan dari pasien.
B. SARAN
Memperhatikan asupan makan pasien agar dapat memenuhi kebutuhan asupan pasien secara
bertahap, serta Os harus terus dimotivasi agar adanya perbaikan asupan. Pemberian diet Diabetes
Melitus dengan 3x makan utama dan 2x selingan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arum, Y. T. G. (2019). Hipertensi pada penduduk usia produktif (15-64 tahun). HIGEIA (Journal of
Public Health Research and Development), 3(3), 345-356.
2. Purwono, J., Sari, R., Ratnasari, A., & Budianto, A. (2020). Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia. Jurnal Wacana Kesehatan, 5(1), 531-542.
3. RISKESDAS. HASIL UTAMA RISKESDAS 2018. Kementeri Kesehat Republik Indones. 2018;
4. Lestari, L., & Zulkarnain, Z. (2021, November). Diabetes Melitus: Review etiologi, patofisiologi,
gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan dan cara pencegahan. In Prosiding Seminar
Nasional Biologi (Vol. 7, No. 1, pp. 237-241).