Disusun oleh:
Asupan makanan berdasarkan recall 24 jam yaitu: E: 643,4 kcal (51,47%), P: 9,8 g (26,13%), L: 10,7 g
(38,51%), KH: 128,8 g (60,61%), Na: 1162,6 mg (145%), Fe: 1,9 mg (16%). Terapi medis: Infus NaCl, Inj.
Novorapid, Inj. Prosogan, Inj. Mecobalamin, Diovan, Alpentin, Asam Folat, Concor, Adalat oros.
LEARNING OUTCOMES
Jawablah pertanyaan berikut ini pada form yang sesuai (form asuhan gizi, form skrining,
dll)!
1. Jelaskan metode skrining yang tepat berdasarkan kasus pada skenario!
2. Formulir apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan asuhan gizi?
3. Buatlah assessment berdasarkan kasus pada skenario :
a. Antropometri
b. Biokimia
c. Klinis
d. Dietary
4. Buatlah diagnosis gizi!
5. Jelaskan intervensi gizi yang tepat untuk pasien!
a. Tujuan Diet
b. Prinsip/syarat Diet
c. Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
d. Implementasi/Pemesanan Diet
6. Jelaskan rencana monitoring dan evaluasi!
7. Jelaskan rencana konsultasi gizi!
Buatlah leaflet untuk pasien tersebut! (Dikumpulkan saat tutorial sesi ke 2) !
8. Buatlah menu yang sesuai untuk pasien! (Dikumpulkan saat tutorial sesi ke 2)
9. Pada tutorial sesi ke 2, lakukan kegiatan konseling gizi pada teman anda dengan tahap :
a. Membangun dasar-dasar konseling
b. Menggali permasalahan dengan pengkajian gizi
c. Menegakkan diagnosa gizi
d. Bekerjasama dengan klien untuk memilih alternatif perubahan diet
e. Memperoleh komitmen untuk melaksanakan diet
f. Monitoring dan evaluasi dengan menanyakan kembali kesimpulan konseling
Mengakhiri konseling dengan menyerahkan leaflet dan merencanakan untuk
kunjungan berikutnya !
JAWABAN LO
PROSES ASUHAN GIZI
A. PENDAHULUAN
Data Umum
Ny. S berumur 62 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan kesemutan pusing dan mual
serta mempunyai penyakit DM (diabetes millitus) dan hipertensi (kehabisan insulin sebelum
masuk RS).
B. SKRINING
Lengkapi skrining berikut dengan mengisi kotak yang tersedia dengan angka yang sesuai. Jumlahkan seluruh angka
untuk memperoleh skor akhir skrining
Skrining
Apakah asupan makanan berkurang selama 3 bulan terakhir karena kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan
mengunyah atau menelan?
0 = asupan makanan sangat berkurang
1 = asupan makanan agak berkurang
2 = asupan makanan tidak berkurang
2
Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir
0 = Penurunan berat badan lebih dari 3 Kg
1 = tidak tahu
2 = penurunan berat badan antara 1hingga 3 Kg
3 = tidak ada penurunan berat badan 3
Mobilitas
0 = terbatas di tempat tidur atau kursi
1 = mampu bangun dari tempat tidur/kursi tetapi tidak bepergian ke luar rumah
2 = dapat bepergian ke luar rumah
2
Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan terakhir
0 = ya2 = tidak
Gangguan neuropsikologis 2
0 = depresi berat atau kepikunan berat
1 = kepikunan ringan
2 = tidak ada gangguan psikologis
BILA DATA IMT TIDAK ADA, GANTI PERTANYAAN F1 DENGAN PERTANYAAN F2.
Simpan
skor 12-14: Status gizi normal skor 8-11:
Berisiko malnutrisi skor 0-7: Malnutrisi
Cetak
1 2
Ulang
References
1. Vellas B, Villars H, Abellan G, et al. Overview of the MNA® - Its History and Challenges. J Nutr Health Aging. 2006;10:456-465.
2. Rubenstein LZ, Harker JO, Salva A, Guigoz Y, Vellas B. Screening for Undernutrition in Geriatric Practice: Developing the Short-Form Mini Nutritional
Assessment (MNA-SF). J. Geront. 2001; 56A: M366-377
3. Guigoz Y. The Mini-Nutritional Assessment (MNA®) Review of the Literature - What does it tell us? J Nutr Health Aging. 2006; 10:466-487.
4. Kaiser MJ, Bauer JM, Ramsch C, et al. Validation of the Mini Nutritional Assessment Short-Form (MNA®-SF): A practical tool for identification
of nutritional status. J Nutr Health Aging. 2009; 13:782-788.
Kesimpulan :
hasil pemerikasaan skrining pada pasien Ny. S dengan skor 12 termasuk kedalam
kategori normal yang artiya pasien tidak berisiko malnutrisi. Namun pasien tetap
perlu dilakukan pemeriksaan status gizi (nutrition assesment) yang lebih detail.
C. ASSESMENT
I. Riwayat makan (FH)
II. Asupan Makanan dan Nutrisi (SFFQ)
Recall 24 jam
Kesimpulan: Dalam pemenuhan kebutuhan pasien dilihat dari persentase asupan recall 24
jam, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat kurang. Sedangkan asupan Na lebih dari
kebutuhan.
a. SQFFQ
Pengalaman diet -
Lingkungan makan -
Infus NaCl NaCl 0.9% digunakan untuk berapa obat-obatan yang mungkin
mengganti cairan tubuh menimbulkan interaksi jika
yang hilang karena beberapa dikonsumsi bersamaan dengan NaCl
faktor. Oleh karena itu, adalah lithium dan tolvaptan.
NaCl 0.9% berfungsi
sebagai pengatur
keseimbangan cairan tubuh.
Inj. Novorapid Suatu golongan obat yang Obat ini diberikan sebaiknya pada saat
berfungsi untuk menekan bersamaan dengan makan, karena
tingkat gula darah berlebih akan memberikan kerja yang baik.
didalam tubuh.
Inj. Salah satu bentuk vitamin Obat dini tidak boleh diminum
Mecobalamin b12 yang berfungsi untuk berbarengan dengan minum teh.
mengobati neuropati perifer
dan membatu memproduksi
sel darah merah.
3. Pengetahuan/kepercayaan/sikap (FH-4.1)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
AD-1.1.1 TB 150 cm
AD-1.1.2 BB 50 kg
Panjang ulna 23 cm
LILA 24 cm
AD-1.1.7 BBI 45 kg
Kesimpulan: klien memiliki kadar Eritrosit dan Asam urat rendah. Namun tinggi dan berlebih
untuk Trombosit, Kreatinin, Trigliselida, GDP, GD 2 PP. dan Normal untuk MPV, PDW dan
Kolestrol.
IV. Pemeriksaan Fisik terkait nutrisi (PD)
1) Kesan umum:
2) Vital Sign:
Kesimpulan: Berdasarkan data yang telah didapatkan, diketahui bahwa hasil pemeriksaan
vital sign tekanan darah 160/80 mg/dl menunjukan Hipertensi.
CH-1.1.3 Suku/Ras -
CH-1.1.4 Bahasa -
CH-1.1.6 Pendidikan -
Riwayat penyakit -
keluarga
Kesimpulan: Perhitungan kebutuhasn gizi pasien berdasarkan rumus Perkeni 2017 dan
standar AKG 2020.
NI-5-10.1 Asupan mineral (Fe) tidak adekuat berkaitan dengan pemenuhan zat besi yang
mengalami defisit berat (16%) ditandai dengan nilai pemeriksaan hemoglobin yang rendah
yaitu 10,3 g/dL
NI-5-10.2 Asupan mineral (Na) berlebih berkaitan dengan presentase pemenuhan asupan
natrium 145% (berlebih) ditandai dengan nilai pemeriksaan tekanan darah yang tinggi
yaitu 160/89 mmHg.
NC- 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan penyakit
yang diderita (Diabetes Mellitus) ditandai dengan nilai GDP dan GD 2 PP yang cukup
tinggi yaitu 540 dan 575 mg/dL.
NB-1.1 Kurangnya pengetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan
ketidakmampuan mengaplikasikan informasi gizi yang baik ditandai dengan presentase
asupan energi 51.47% (defisit berat), protein 26,13% (defisit berat), lemak 38,51% (defisit
berat, karbohidrat 60,61% (defisit berat) dan mempunyai kebiasaan konsumsi makanan
berlemak tinggi.
INTERVENSI
Perencanaan
Tujuan Diet :
Syarat Diet
a. Energi diberikan 25Kkal/kgBBI yaitu1300Kkal
b. Kebutuhan protein 15% dari kebutuhan energi yaitu 48,75gr
c. Kebutuhan lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi yaitu 28,9gr
d. Kebutuhan karbohidrat 65% dari kebutuhan energi yaitu 211,25gr
e. Hindari bahan makanan tinggi natrium (roti, crackers, biskuit, corned beef, pindang
tongkol, keju, susu bubuk penuh, margarin, mentega, bouillon block, saus tomat,
garam.
f. Makanan diberikan prosi kecil tapi sering dengan memenuhi 3J (tepat Jumlah,
Jadwal, dan Jenis)
g. Memberikan makanan yang mengandung tinggi Fe seperti lauk hewani dan
sayuran hijau.
h. Pembatasan karbohidratr sedehana
i. Jumlah natrium tidak lebih dari 600-800mg
j. Pemberian asupan Fe yaitu 8 mg
Makan
pagi
Selingan
siang
Makan
siang
Selingan
sore
a. Pemberian makanan
Pemesanan diet : Diet Diabetes Militus 1500 kkal
Bentuk makanan : Biasa
Cara/jalur makanan : Oral
Jadwal pemberian : 3x makanan utama dan 2x selingan
Biokimia
Tujuan :
A. Membeantu pasien memeperbaiki kebiasaan makana untuk lebih baik dengan
cara memepertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal.
Media : Leflet.
Pasien bernama Ny. S berusia 62 tahun. Dengan hasil skrining pasien berisiko mendekati
malnutrisi. intervensi gizi diet penyakit diabetes mellitus 1500 kkal. Tujuan diberikan diet diabetes
mellitus 1500 kkal yaitu untuk meningkatkan asupan oral pasien mencapai kebutuhan pasien,
menurunkan kadar gula darah pasien mendekati normal. Bentuk makanan yang diberikan adalah biasa
dengan jalur pemberian secara oral. Dalam porsi 3x makan utama dan 2x makan selingan dalam sehari.
SARAN
ADA. 2012. American Diabetes association: Standar of medical care in diabetes 2012,
diabetes care. Januari 2012
Ganiswara, S., 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi IV, 271-288 dan 800-810, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Indrawati, L., Werdhasari, A., & Kristanto, A. Y. (2009). Hubungan pola kebiasaan konsumsi
makanan masyarakat miskin dengan kejadian hipertensi di Indonesia. Media Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, 19(4).
Purwono, Janu. Dkk. (2020). Pola Konsumsi Garam Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia.
Jurnal Wacana Kesehatan. Vol 5. No 1. Hal 531-542.
LAMPIRAN