Anda di halaman 1dari 34

Asuhan Gizi

Terstandar pada
Pasien Diabetes
Mellitus (DM)

Andi Fatwa Tenri Awaru, S.Gz., M.Kes


Diabetes Mellitus

Hiperglikemia akibat kegagalan produksi insulin, kerja dari


insulin atau keduanya

Disfungsi dan kerusakan organ

Bahkan berlanjut menjadi kegagalan banyak organ,


terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh
darah
Jenis Penyakit DM

DM tipe 1 DM tipe 2

DM DM tipe
gestasional lain
Usia > 45 tahun

Riwayat anggota keluarga yang menderita penyakit DM

Faktor Adanya obesitas

Risiko Riwayat gangguan toleransi glukosa

DM Memiliki kadar HDL < 35 mg/dl

Kadar trigliserida > 250 mg/dl

Riwayat DM gestasional
PENATALAKSANA
AN TERAPI
PENYAKIT
DIABETES
MELITUS
4 Pilar Utama Pengelolaan DM

1. Perencanaan 2. Latihan Jasmani 3. Farmakologis 4. Penyuluhan


Makan (pemberian obat)

kegawatan tertentu
penatalaksanaan
(ketoasidosis, DM
farmakologis
dengan infeksi, stress )
Penatalaksanaan DM menurut PERKENI
(2005):
Penatalaksanaan umum :
• evaluasi medis lengkap pada pertemuan pertama: riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, evaluasi laboratorium, dan penapisan komplikasi

Penatalaksanaan khusus :
• menerapkan pola hidup sehat (terapi gizi medis) dan aktivitas fisik,
• intervensi farmakologis (obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau
suntikan), serta edukasi kepada pasien dan keluarga
ASUHAN GIZI (PAGT)

MONITORING
EVALUASI
INTERVENSI
GIZI
DIAGNOSIS
GIZI
ASESMEN GIZI
1. Assesmen Gizi
Data riwayat terkait gizi
Data Antropometri Data Biokimia
dan makanan
• Asupan makanan dan zat • Data berat badan saat • kadar glukosa darah,
gizi, termasuk pola ini, berat badan • HbA1C,
makan dan snack, diet biasanya, dan adanya • kadar kolesterol total,
yang diberikan saat ini perubahan berat badan • kolesterol LDL, dan
atau sebelumnya • hitung IMT (indikator gizi trigliserida, serta kadar
• Penggunaan obat yang dapat digunakan kolesterol HDL
• Pengetahuan / untuk identifikasi
kepercayaan dan sikap / problem gizi di area
perilaku, domain klinis )
• Aktivitas fisik
1. Assesmen Gizi

Data pemeriksaan fisik klinis Data riwayat klien


• penampilan keseluruhan, • Riwayat personal (umur, JK, suku / etnis,
• sistem jantung-paru, pendidikan, peran dalam keluarga,
• sistem pencernaan, kebiasaan merokok, keterbatasan fisik dan
• adanya edema, mobilitas)
• • Riwayat medis pasien dan keluarga
ekstremitas,
• (penyakit yang berdampak pada status gizi
keadaan gigi, kondisi menelan pasien, termasuk keluhan yang dialami
• tanda-tanda vital pasien DM terkait gizi).
• Riwayat sosial (situasi rumah, atau
dukungan asuhan medis dan keterlibatan
pasien DM dalam kelompok social)
Standar Pembanding
• Standar pembanding dibutuhkan oleh saudara saat melakukan
interpretasi data pada langkah asesmen.
• Setelah seluruh 5 jenis data asesmen gizi ini lengkap, maka saudara
menyiapkan standar pembanding yang tepat sesuai kebutuhan.
• Salah satu standar pembanding yang dibutuhkan adalah estimasi
kebutuhan energi untuk mengevaluasi data asupan energi sehari
Perhitungan Kebutuhan Energi bagi Pasien
DM
• Kebutuhan energi basal yang besarnya sekitar 25-30 kkal/kg BBI
• BBI untuk pasien DM (Rumus Brocca yang dimodifikasi ):

BBI = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg

• Untuk Laki-laki dgn TB < 160 cm dan perempuan dgn TB < 150 cm.
Rumus BBI tsb dimodifikasi menjadi:

BBI = (TB dalam cm – 100) x 1 kg.


Perkiraan kebutuhan energi bagi pasien DM dapat juga
menggunakan perhitungan berdasarkan status gizi dan tingkat
kerja (aktivitas)
DIAGNOSIS GIZI
• Pernyataan diagnosis gizi berdasarkan PAGT selau menggunakan
format Problem-Etiologi-Sign atau Symptom (PES)
dengan terminology (istilah) yang sudah ditetapkan
• Masalah atau problem gizi (P) yang ditemukan pada pasien DM dapat
terjadi pada domain asupan, klinis dan perilaku
Domain asupan, problem gizi yang dialami
pasien DM:
• NI.1.2 Asupan energi inadequate
• NI.1.3 Kelebihan asupan energi
• NI.2.2 Kelebihan asupan oral
• NI.3.1 Asupan cairan inadequate
• NI.5.5.2 Kelebihan asupan lemak
• NI.5.8.2 Kelebihan asupan karbohidrat
• NI.5.6.2 Kelebihan asupan protein
• NI.5.8.1 Asupan karbohidrat inadequat
• NI.5.8.4 Asupan karbohidrat inkonsisten
• NI.5.8.5 Asupan serat inadequat
Domain klinis, problem gizi yang sering
terjadi adalah:
• NC.1.4 Perubahan fungsi saluran cerna (gastroparesis)
• NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (kadar glukosa darah)
• NC.2.3 Interaksi obat dan makanan
• NC.3.1 Berat badan kurang / underweight
• NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak diharapkan
• NC.3.3 Overweight / obesitas
• NC.3.4 Kenaikan berat badan yang tidak diharapkan
domain perilaku ditemukan problem gizi
berupa:
• NB.1.1 Kurang pengetahuan terkait makanan dan zat gizi
• NB.1.3 Tidak siap untuk diet / merubah perilaku
• NB.1.5 Gangguan pola makan
• NB.1.7 Pemilihan makanan yang salah
• NB.2.1 Aktivitas fisik kurang
• NB.2.3 Tidak mampu mengurus diri sendiri
• NB.2.4 Kemampuan menyiapkan makanan terganggu
Contoh Pernyataan Diagnosis Gizi dengan
Format P-E-S
Kelebihan asupan energi berkaitan dengan sering mengonsumsi makanan
NI. 1.3 sumber karbohidrat dan lemak pada makanan selingan ditandai dengan
asupan energi 120% kebutuhan energi.

Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan gangguan


NC. 2.2 metabolisme karbohidrat akibat resistensi insulin ditandai dengan gula darah
puasa 195mg/dl, gula darah 2 jam PP 330 mg/dl, gula darah sewaktu 430
mg/dl, dan trigliserida 275 mg/dl.

Tidak siap merubah diet/merubah perilaku berkaitan dengan sikap yang tidak
NB. 1.3 mendukung tentang makanan dan gizi ditandai dengan menyangkal
kebutuhan perubahan makanan dan zat gizi, mengabaikan jadwal konseling.
Intervensi Gizi

Intervensi gizi  memecahkan masalah gizi yang


dihadapi pasien DM. Mencakup:

• Perencanaaan intervensi gizi


• Implementasi intervensi gizi
Tahap Perencanaan:
Ahli Gizi menetapkan tujuan diet pada intervensi gizi yang akan dilakukan.
• Tujuan diet untuk pasien DM adalah untuk membantu pasien DM memperbaiki kebiasaan
makan dan olahraga (latihan jasmani) agar mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik.

Tujuan diet ini akan berhasil dengan cara:


• mempertahankan kadar glukosa darah pasien DM mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, obat penurun glukosa oral dan aktivitas
fisik;
• mempertahankan kadar lipid serum normal;
• mempertahankan atau mencapai berat badan normal,
• menghindari atau menangani komplikasi akut pasien seperti hipoglikemia,
• meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh melalui asupan gizi yang optimal
Syarat diet DM tipe 2 (Sukardji, K (2011) dan PERKENI (2015))
1. Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk mencapai dan mempertahankan berat
badan ideal.

2. Protein dianjurkan sekitar 10-20% dari kebutuhan energi total.


• Pada kondisi Diabetes Nefropati, pemberian protein dianjurkan 0,8 gram/kg BB /hari atau 10% dari
kebutuhan energi total.

Lemak diberikan sekitar 20-25% dari kebutuhan energi total


• < 7% dari energi total = lemak jenuh
• < 10% dari energi total = lemak tidak jenuh ganda
• Asupan kolesterol dianjurkan < 300 mg / hari.
4. Karbohidrat dianjurkan 45-65% dari kebutuhan energi total.
• Sukrosa (gula pasir) diberikan tidak boleh lebih dari 5% energi total
• Pembatasan karbohidrat total < 130 g per hari tidak dianjurkan.

5) Serat dianjurkan 20-35 gram serat makanan dari berbagai sumber bahan makanan.

6) Natrium untuk Diabetes dianjurkan < 3000 mg,


• bagi pasien DM disertai hipertensi ringan sampai sedang, maka natrium diberikan 2400 mg / hari.

7) Vitamin dan mineral diberikan cukup sesuai kebutuhan.


• Pada pasien dengan asupan gizi yang cukup, tidak diperlukan penambahan suplemen vitamin dan
mineral.
8) Pemanis alternatif dapat digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman.
Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk
pasien DM
• seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, dan
Sumber karbohidrat ubi
kompleks
• seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim,
Sumber protein tempe, tahu dan kacang-kacangan
rendah lemak
• seperti makanan diolah dengan cara
Sumber lemak dalam dipanggang, dikukus, disetup, direbus dan
jumlah terbatas dibakar.
bahan makanan yang tidak dianjurkan
• seperti gula pasir, gula merah, sirop, jam, jeli, buah-buahan
yang diawetkan dengan gula, susu kental manis, minuman
Gula sederhana botol ringan, es krim, kue-kue manis, dodol, cake.

• seperti cake, makanan siap saji, goreng-gorengan,


Batasi juga makanan yang
mengandung banyak lemak

• seperti ikan asin, telur asin, makanan yang diawetkan


Makanan yang mengandung
natrium tinggi
Implementasi Intervensi

Menyusun MENU ntuk kasus DM tipe 2 merujuk pada strategi intervensi gizi yang
sudah ditetapkan.

mendistribusikan
kebutuhan zat gizi analisis kandungan
standar makanan
tersebut ke waktu zat gizi
makan pasien
Monitoring dan Evaluasi
• Data spesifik yang ditetapkan sebagai indikator monitoring dan
evaluasi pada pasien DM :
• asupan makanan (asupan energi, protein, lemak, karbohidrat)
• IMT
• kadar glukosa darah puasa
• kadar glukosa darah 2 jam PP
• dsb
Sasaran Pengendalian DM
Latihan Jasmani

Pasien DM dianjurkan untuk memeriksa glukosa darah sebelum melakukan latihan jasmani atau olah raga

Jika kadar glukosa darah < 100 mg/dl, maka pasien harus mengonsumsi karbohidrat terlebih dahulu.

Jika kadar glukosa darah > 250 mg/dl dianjurkan untuk menunda latihan jasmani karena akan
membahayakan.

Pada kondisi DM tidak terkendali, olah raga akan menyebabkan terjadinya peningkatan glukosa darah dan
benda keton yang dapat berakibat fatal.

Latihan jasmani pada pasien DM dilakukan pada kadar glukosa darah tidak lebih dari 250 mg/dl.
Obat
• Dilakukan jika sasaran pengendalian
penyakit DM yang telah ditentukan
belum tercapai dengan perencanaan
makan dalam asuhan gizi dan latihan
jasmani.
• Kecuali kondisi kegawatan tertentu
(seperti ketoasidosis, DM dengan
infeksi, stres)
• obat hipoglikemia oral
• pemberian insulin
Edukasi

Meningkatkan pengetahuan

Mengubah sikap

Mengubah perilaku agar meningkatkan kepatuhan

Meningkatkan kualitas hidup pasien DM


Materi Edukasi Tahap Awal
• Perjalanan penyakit DM • Cara pemantauan glukosa darah
• Perlunya pengendalaian dan • Mengenal gejala dan
pemantauan DM secara penanganan awal hipoglikemia
berkelanjutan • Pentingnya latihan jasmani,
• Penyulit DM dan risikonya
• Pentingnya perawatan kaki,
• Intervensi non farmakologis dan
• Cara menggunakan fasilitas
farmakologis
perawatan kesehatan
• Interaksi antara asupan makanan,
aktivitas fisik, dan obat
antihiperglikemia oral atau insulin
Materi Edukasi Tahap Lanjutan
• Mengenal dan mencegah penyulit akut DM,
• Pengetahuan tentang penyulit menahun DM,
• Penatalaksanaan DM selama menderita penyakit lain,
• DM kondisi khusus (hamil, puasa, hari-hari sakit),
• Hasil penelitian dan pengetahuan masa kini tentang penyakit DM
TERIMA KASIH
TUGAS 2:
• Buatlah PAGT pada kasus Pasien DM
• Kasusnya menyusul besok

Anda mungkin juga menyukai