Anda di halaman 1dari 84

TERAPI GIZI MEDIS PADA

DIABETES MELITUS

Isnar Nurul Alfiyah


Tujuan

• Memahami terapi gizi medis pada


diabetes melitus
OUTLINE
1. OVERVIEW
2. ASESMEN GIZI
3. DIAGNOSIS GIZI
4. INTERVENSI GIZI
5. MONITORING & EVALUASI GIZI
PILAR PENALAKSANAN DIABETES MELITUS

1. EDUKASI
2. TERAPI GIZI MEDIS
3. LATIHAN JASMANI
4. INTERVENSI FARMAKOLOGIS (OBAT)
PERKENI, 2011
Manajemen DM tipe 2
Terapi medis TERAPI GIZI MEDIS

Perubahan gaya hidup (pola makan


dan aktifitas fisik) yg dpt memperbaiki
TGM kontrol gula darah, profil lemak &
tekanan darah
Aktivitas fisik
Pembatasan asupan energii untuk
Menurunkan BB
Pengobatan
OAD/ Insulin
Pendidikan gizi (perhitungan KH &
Monitoring Modifikasi asupan lemak) serta konseling

Edukasi Monitoring glukosa darah untuk


Manajemen Menentukan terapi diet & pengobatan
sendiri
Pengalaman buruk pengaturan diet
DM masa lalu
1. Pasien dipersalahkan karena “tidak patuh diet”, “tidak ada
motivasi”
2. Kegagalan utama pengaturan makan/ diet pada pasien DM
adalah “kurangnya kemampuan pasien dalam melakukan
manajemen pada diri sendiri” akibat tidak diberikan
pendidikan/informasi yang cukup mengenai gizi,
3. Tidak dirujuk ke ahli gizi untuk mendapat nutrition education
dan nutrition counseling
4. Pasien hanya diberi leaflet diet yang berisi informasi dasar
mengenai daftar penukar BM, rencana pemberian makan dan
contoh menu.
5. Pasien disodori makanan yang boleh dan tidak boleh dimakan
6. Pasien diminta untuk menghindari/ tidak makan gula
7. Pasien hanya diberikan daftar penukar bahan makanan beserta
kebutuhan kalorinya sesaat sebelum pulang dari rumah sakit.
ANGGAPAN KELIRU MENGENAI
TERAPI DIET UNTUK DM
1. Pasien DM memerlukan perencanaan diet yang
terstruktur.
 Tidak semuanya benar
 Pengaturan makan tidak hanya melakukan penyesuaian
terhadap “kesukaan dan distribusi kalori sesuai dengan
kebiasaan makan pasien”, tetapi
 Yang penting dilakukan adalah melakukan pendekatan
perencanaan pengaturan makanan yang tepat berdasarkan
pendidikan gizi pasien, kebutuhan gizi dan keinginan untuk
mengontrol diabetesnya
2. Penggunaan Bahan Makanan Penukar merupakan
satu-satunya cara untuk merencanakan
pengaturan makan untuk pasien DM – bisa
dilakukan dengan cara yang lain.
• BAGAIMANA TERAPI GIZI MEDIS
PADA DIABETES MELITUS?
TERAPI GIZI MEDIS
Menurut Academy of Nutrition and Dietetic (Asosiasi Dietisien Amerika), terapi
gizi medis didefinisikan sebagai
•Aplikasi/ penerapan berbasis eviden dari Proses Asuhan Gizi
Terstandar yang mencakup asesmen/reasesmen gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi, dan monev gizi yang akan terutama bermanfaat
pencegahan , penundaan atau manajemen suatu penyakit/ kondisi
tertentu.

•Medical Nutrition Therapy is an evidence‐based application of the


Nutrition Care Process, that may include one or more of the
following: nutrition assessment/ reassessment, nutrition diagnosis,
nutrition intervention and nutrition monitoring and evaluation that
typically results in the prevention, delay or management of diseases
and/or conditions
Tujuan Umum Terapi Gizi Medis
DM
1. Mengaplikasikan pola makan yang sehat
dengan mengutamakan variasi makanan yang
bergizi, sesuai porsi yang dibutuhkan dalam
upaya meningkatkan kondisi kesehatan secara
keseluruhan serta mencapai :
a. kontrol gula darah, profil lipid serta tekanan darah
yang baik.
b. Mencapai dan mepertahankan berat badan normal
c. Mencegah terjadinya komplikasi akibat diabetes
2. Memenuhi kebutuhan gizi penyandang DM
dengan melakukan perubahan perilaku makan,
yang didasarkan pada kesukaan, kemampuan,
keinginan, motivasi, hambatan serta akses
terhadap makanan.
3. Mempertahankan minat dan kenikmatan
makan dengan menyediakan pesan positive
tentang pilihan makanan.
4. Menyediakan sarana/media praktis untuk
melakukan pengaturan makan sehari-hari
(jangan terlalu fokus terhadap kebutuhan zat
gizi makro/mikro atau makanan tertentu)
ASESMEN GIZI
• Untuk mendapatkan informasi guna mengidentifikasi
permasalahan gizi yang dihadapi.

• Terutama mencakup 3 aspek


1. Data asupan makan (fokus pd KH); pengobatan, kontrol
metabolik; pengukuran antropometri; dan aktifitas fisik.
2. Kontrol glukosa darah dan fokus terapi gizi medis untuk
mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah
3. Pentingnya manajemen berat badan pada penyandang DM
yang kegemukan dan obesitas.
Asesmen Gizi (pada kondisi awal)
Data Penilaian
Data Ukur berat badan & tinggi badan, tentukan BB yang diinginkan, perkirakan
antropometri & kebutuhan energi, kaji data rujukan terutama pengobatan (macam, jumlah &
klinis waktu), glukosa darah, dll

Riwayat  Data kebiasaan olahraga/ aktifitas fisik baik macam &

olahraga/ aktifitas frekuensinya.


fisik  Perkirakan energi ekspenditure

 Hambatan dalam melaksanakan olahraga

 Keinginan dan motivasi untuk menjadi lebih aktif.

Riwayat gizi  Kebiasaan makan & pola makan.


 Evaluasi asupan energi, komposisi zat gizi makro (tipe & jumlahnya)

 Dapatkan riwayat BB, perubahan berat badan terakhir, dan target BB.

 Evaluasi selera makan serta masalah yang berkaitan dengan kemampuan

makan dan pencernaan.


 Kaji frekuensi dan pilihan makanan saat di restauran/rumah makan

 Kaji penggunaan suplemen vitamin& mineral serta zat gizi lain.


DATA RIWAYAT • Keadaan tempat tinggal, fasilitas memasak,
PASIEN : keuangan, latar belakang pendidikan, dan
Data Psikosocial & pekerjaan.
ekonomi
• Latar belakang sosial budaya dan agama yang
berkaitan.
• Dukungan keluarga dan lingkungan sosial
Monitoring glukose • Lakukan penilaian terhadap pengetahuan
darah pasien mengenai target penurunan glukosa
darah.
• Lakukan penilaian terhadap metode test gula
darah dan frekuensi test
• Kaji data hasil monitoring test glukosa darah
(termasuk frekuensi hiper/hipoglikemia)
RIWAYAT DIET • Tingkat pengetahuan pasien termasuk keinginan
Pengetahuan, untuk tahu lebih banyak tentang DM dan
ketrampilan, penanganannya
ketrampilan, sikap &
motivasi
• Kesiapan terhadap rencana perubahan makan
dan hidup sehat.
DIAGNOSIS GIZI PADA DM
• Beberapa kemungkinan problem dalam diagnosis gizi
– NI 5.6.3 : asupan macam lemak yang kurang tepat
– NI 5.8.2 : asupan karbohidrat yang berlebihan
– NI 5.8.3 : asupan macam dan jumlah karbohidrat yang kurang
tepat (lebih banyak atau lebih sedikit)
– NI 5.8.4 : asupan karbohidrat yang tidak konsisten
– NC 2.2 : perubahan nilai laboratorium yang berkaitan dengan gizi
(sebutkan! Misal glukosa darah meningkat).
– NC 3.2 : penurunan berat badan yang tidak diinginkan
– NB 1.2 : sikap atau kepercayaan yang tidak sesuai dengan prinsip
gizi
– NB 1.4 : self monitoring deficit/ kurangnya monitoring diri sendiri
– NB 2.3 : ketidak-mampuan untuk mengatur diri sendiri.
– DLL
Meliputi
Perencanaan dan
Implementasi intervensi gizi
INTERVENSI GIZI :

1.PEMBERIAN GIZI DAN MAKANAN


2. PENDIDIKAN GIZI
3.KONSELING GIZI
4.KOLABURASI
• There is not a
“ONE-SIZE-FITS-ALL”
eating pattern for individual
with diabetes
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
merencanakan pengaturan makan pasien DM
1. Kemampuan dan keinginan pasien untuk
belajar
2. Tingkat motivasi pasien untuk melakukan
perubahan perilaku makannya
3. Jumlah dan macam insulin serta OAD yang
digunakan
4. Tingkat aktifititas fisik pasien
5. Gaya hidup pasien
INTERVENSI GIZI PADA DM
TUJUAN :
• mencapai dan mempertahankan kadar gula darah hingga mendekati
normal
• mencapai kadar lemak darah yang optimal
• memberikan masukan makanan yang mencukupi untuk
– mencapai dan mempertahankan berat badan yang
memadai pada orang dewasa,
– pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada anak
dan remaja
– untuk peningkatan kebutuhan metabolik selama
kehamilan dan laktasi.
• mencegah, memperlambat atau menanggulangi timbulnya komplikasi
termasuk hipoglikemi, penyakit ginjal, hipertensi, penyakit jantung, dll
• meningkatkan atau mencapai status kesehatan yang optimal melalui
gizi
TGM pada DM tipe-2
1. DM tipe-2 obese :
a. Perlu memahami perencanaan diet terutama prinsip
makanan seimbang, contoh contoh menu yang baik
dikonsumsi, dan perhitungan kalori, KH dan lemak
b. Perlu diajarkan penggunaan penukar bahan makanan,
carbohydrate counting, dll
c. Pasien DM tipe- 2 obese, perlu melakukan penurunan
berat badan
d. Jarak waktu makan
e. Lemak dan gula : modifikasi lemak merupakan hal
utama berkaitan dengan tingginya risiko penyakit
kardiovaskular.Px DM tipe-2 berisiko 2-3 kali lebih tinggi
dibandingkan non DM
f. Latihan fisik/ Olah raga : untuk meningkatkan
sensitivitas insulin
DM tipe-2 Tidak Obese
2. DM Tipe-2 tidak obese
a. Prioritas utamanya adalah untuk menentukan pola
makan yang dapat diterima oleh pasien secara
individu, membantu kontrol glukosa, meningkatkan
kontrol lemak darah dan stabilitas berat badan.
b. Modifikasi diet termasuk pembagian jumlah
karbohidrat lebih sedikit setiap waktu makan dapat
menurunkan kadar glukosa darah post prandial (lebih
baik makanan/ KH diberikan di makanan utama + snack
dibandingkan hanya pada makanan utama saja)
c. Porsi makan kecil dengan frekuensi lebih sering dapat
membantu penggunaan insulin endogen lebih efisien.
DM tipe-2 + OAD
• Prioritas MNT tetap pada penurunan gula
darah mencapai normal serta optimalisasi
profil lemak darah.
• Hipoglikemia harus diwaspadai pada pasien
yang mendapat sulfonilurea.
• Makan lebih teratur sangat dianjurkan pada
kondisi ini.
DM tipe-2 + insulin
1. Yang perlu diperhatikan adalah mengenai
waktu makan dan konsistensi asupan
makanan dari hari ke hari berkaitan dengan
insulin yang diberikan.
2. Saat berolah-raga, mungkin juga diperlukan
pemberian snack atau penyesuaian
pemberian insulin untuk mencegah
hipoglikemia
Evidence-Based Nutrition Practice
Terapi Gizi Medis pada DM
Evidence-Based Nutrition Practice
Terapi Gizi Medis pada DM
Evidence-Based Nutrition Practice
Terapi Gizi Medis pada DM

Karena terapi gizi dapat mengurangi biaya kesehatan dan dapat memperbaiki
outcome seperti penurunan kadar glukosa maka seharusnya pemberian terapi gizi
dapat ditanggung oleh pihak asuransi kesehatan. Terapi gizi meliputi asesmen gizi,
diagnosis gizi, intervensi gizi ( edukasi & konseling gizi serta monev gizi )
Evidence-Based Nutrition Practice
Terapi Gizi Medis pada DM
Komposisi makanan dan zat gizi untuk DM

1. Karbohidrat
 Dianjurkan 45-65% total asupan energi
 KH lebih ditekankan pada jumlah daripada jenisnya
 Pembatasan KH total < 130 gram/ hari tidak
dianjurkan
 Gunakan sumber KH yang berserat tinggi misalnya
beras merah, beras tumbuk, gandum penuh, dll
 Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga
penyandang DM dapat makan sama dengan
makanan keluarga yang lain
Karbohidrat
 Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan
energi
 Co :
 Pada penyandang DM dengan kebutuhan 1500 Kalori, sukrosa
yang dikonsumsi tidak boleh lebih dari :
 5/100 X 1500 Kalori = 75 Kalori ≈ 24 gram sukrosa

 Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai


pengganti gula asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian
 Distribusi makanan 3 kali sehari, kalau perlu
dapat diberikan makanan selingan buah atau
makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan
kalori sehari
2. LEMAK
• Asupan lemak dianjurkan 20-25%
kebutuhan kalori, jangan lebih dari 30%
• Lemak jenuh < 7% kebutuhan kalori
• Lemak tidak jenuh ganda <10%, selebihnya
lemak tidak jenuh tunggal
• Asupan kolesterol < 300 mg
• Batasi asupan lemak jenuh, asam lemak
trans, dan kolesterol.
• Asam lemak trans berasal dari:
– Makanan yang digoreng
– Cookies, bakery, cracker yang diproduksi
secara komersial
– Margarine yang dipadatkan
– Lemak dalam daging hewan memamah biak
3.Protein
• Dikonsumsi dengan komposisi 10-20% dari Total Kalori
Harian, dan tidak lebih dari 30% dari total kalori harian
• Sumber protein yang dianjurkan : ikan, daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, tempe

Pada pasien nefropati Diabetik :


• Asupan protein perlu dibatasi menjadi 0.8 g/kg BB per hari
• 65% hendaknya berkualitas baik dengan nilai biologik tinggi
Komponen Lainnya
Natrium
• Asupan Natrium yang dianjurkan < 3000 mg (1 sendok the garam
dapur)
• Bagi hipertensi, natrium dibataskan ≤ 2400 mg garam dapur
• Sumber natrium : garam dapur, vetsin, soda, dan bahan-bahan
pengawet
Serat
• Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi serat karena baik untuk
memperlambat penyerapan glukosa dan menurunkan kadar lemak serta
baik untuk jantung
Pemanis Alternatif
• Dikelompokkan menjadi pemanis berkalori (glukosa alkohol & fruktosa)
dan pemanis tak berkalori (sakarin, aspartam, asesulfame-K, sukralosa,
neotame)
Implementasi Intervensi Gizi
• Implementasi TGM dimulai saat seorang RD
menentukan berbagai intervensi gizi, misalnya
pengurangan asupan energi dan lemak,
carbohydrate counting, pengaturan makan,
strategi perencanaan makan secara individual,
penukar bahan makanan, aktifitas fisik,
perubahan perilaku.
Carbohydrate Counting
Pilih jenis karbohidrat yang baik, dapat
menggunakan Indeks Glikemik

Sumber karbohidrat yang baik untuk diabetisi


adalah karbohidrat yang mengandung Indeks
Glikemik rendah

Sekilas tentang Indeks Glikemik

Adalah suatu indeks yang menggambarkan potensi karbohidrat yang


terkandung dalam makanan untuk menaikkan kadar glukosa darah setelah
konsumsi makanan tersebut.
Semakin tinggi nilai Indeks Glikemik semakin besar potensinya
dalammenaikkan kadar glukosa darah.
Indeks Glikemik yang rendah dipengaruhi oleh : kandungan lemak dan serta
dalam makanan (serat larut) serta cara memasak makanan
Index Glycemic

 Semua KH (Kecuali serat) dikonversi secepatnya menjadi


glukosa darah.
 I.G mencerminkan kemampuan peningkatan gula darah 2
jam setelah makan.
 Nilai I.G. dalam % atau peningkatan relatif thd gula
murni/glukosa (100 % dari glukosa masuk aliran darah
dalam 2 jam)
Index Glycemic
Contoh :
Spaghetti
IG = 37
 Hanya 37% dari spaghetti’s KH
masuk sebagai glukosa darah
dalam 2 jam setelah makan.
 Sisanya dikonversikan kedalam
glukosa darah beberapa jam
kemudian.
Carbohydrate counting (Carbing)
• Adalah suatu metode pendekatan dalam melakukan
perencanaan makan dan bukan berdasarkan jenis diet
tertentu
• Berpedoman pada jumlah total karbohidrat yang
dikonsumsi, bukan pada sumber karbohidratnya
• Prinsip dasar :
– Mengukur berat makanan (makanan utama & makanan
selingan) dan mengkonversikannya ke unit carbing
– Pemenuhan makanan harus disesuaikan dengan
aktivitas harian & dinamika kadar glukosa darah harian
Carbohydrate counting (Carbing
• Tujuan :
– Untuk mempermudah pengguna insulin
dalam memprediksi jumlah porsi karbohidrat
yang dikonsumsi dengan jumlah unit insulin
yang disuntikkan ( 15-50 gram karbohidrat
memerlukan 1 unit insulin)
– Untuk mempermudah diabetisi yang tidak
menggunakan insulin dalam memprediksi
jumlah porsi karbohidrat yang dikonsumsi
Carbohydrate Counting (CHO Factor)
Makanan sumber karbohidrat (gr)

Konversi ukuran 1 = 15 g karbohidrat (di


indonesia 1 penukar = 40 gram KH)

Hitung komposisi karbohidrat yang dianjurkan (45-65% total kalori harian )

Konversi ke Skema Meal Plan berdasarkan Carbo Counting

Konversikan URT dari porsi karbohidrat yang dimakan ke satuan Carbo


Counting
Skema Meal Plan
Waktu Makan Jumlah (gram) Angka Carbing

Sarapan Kebutuhan karbohidrat x 20% Sarapan / 15 g karbohidrat

Snack Pagi Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Pagi / 15 g


karbohidrat
Makan Siang Kebutuhan karbohidrat x 30% Makan Siang / 15 g
karbohidrat
Snack Siang Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Siang / 15 g
karbohidrat
Makan Malam Kebutuhan karbohidrat x 20% Makan Malam / 15 g
karbohidrat
Snack Malam Kebutuhan karbohidrat x 10% Snack Malam/ 15 g
karbohidrat
Konversi kebutuhan karbohidrat ke Ukuran
Rumah Tangga (URT)

Menghitung porsi makanan dengan :


Carbing x URT
Contoh :
Kebutuhan karbohidrat Satapan pagi ialah 2 carbing
Sarapan pagi ingin dikonsumsi berupa Roti Putih
Karena URT Roti Putih ialah 1 lembar
Sehingga porsi Roti Putih pada sarapan ialah :
2 carbing x 1 lembar = 2 lembar Roti Putih
Kelompok bahan makanan sumber karbohidrat yang
mengandung 15 g karbohidrat (1 carbing)
Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada
Perencanaan Makan Diabetisi

Pria, nama S, berusia 42 tahun, menyandang DM tipe 2, sejak 2


tahun terakhir, BB 65 kg, TB 165 cm, pekerjaan sehari-hari
sebagai pegawai kantor, jarang berolah raga, saat ini dalam
kondisi baik, kadar gula darah puasa 125 mg/dL, gula darah 2
jam setelah makan 220 mg/dL.
S bermaksud untuk mengatur pola makan hariannya dan
membatasi asupan karbohidratnya.

Bagaimana skema pembagian asupan karbohidrat hariannya ?


Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada
Perencanaan Makan Diabetisi (1)

Koreksi faktor usia (42 tahun = minus 5%


=1755 x 5%
1. Kebutuhan Kalori Basal 87,75 kkal
Koreksi faktor berat badan
Indeks Massa Tubuh
= BB (kg)/TB (m)2
= 65/1,65²
= 65/2,7225
= 22,0386 kg/m2 = normal = tidak dikoreksi
Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada
Perencanaan Makan Diabetisi (2)

2. Kebutuhan karbohidrat harian (45-65% total kalori)


Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada Perencanaan
Makan Diabetisi (3)

Skema Meal Plan


Waktu Jumlah Angka Carbing
Makan (gram)
Sarapan 225 x 20% = 56.25 / 15 g kebutuhan Porsi Sarapan :
Susu skim = 1.5 x 6 sdm = 9
= 56.25 g = 3.75 carbing sdm
Roti putih = 2.25 x 1 lbr = 2.25
lbr

Snack 225 x 10% = 22.5 / 15 g kebutuhan Porsi Snack Pagi :


Pagi Pisang = 1.5 x 1 buah = 1.5 buah
= 22.5 g = 1.5 carbing

Porsi Makan Siang :


Makan 225 x 30% = 67.5 g / 15 g kebutuhan Nasi = 2 x 2.5 sdm = 5 sdm
Siang = 67.5 g = 4.5 carbing Tempe = 0.5 x 4 potong = 2 potong
Sayuran = 0.5 carbing x 3 mangkok = 1.5
mangkok
Melon = 0.5 carbing x 1 potong = 0.5 potong
Aplikasi Pendekatan Carbo Counting pada
Perencanaan Makan Diabetisi (4)
Waktu Jumlah Angka Carbing
Makan (gram)

Snack 225 x 10% = 22.5 / 15 g kebutuhan Porsi Snack Siang :


Siang Jeruk = 1.5 x 1 buah = 1.5 buah
= 22.5 g = 1.5 carbing

Makan 225 x 20% = 56.25 / 15 g kebutuhan Porsi Makan Malam :


Malam Nasi = 1.5 x 2.5 sdm = 3.75 sdm
= 56.25 g = 3.75 carbing
Tahu = 0.5 x 2 buah = 1 buah
Sayuran = 1 x 3 mangkok = 3
mangkok
Apel = 0.75 x 1.25 carbing = 0.9
buah

Snack 225 x 10% = 22.5 g / 15 g kebutuhan Porsi Snack Malam :


Malam Susu skim = 1.5 x 6 sdm = 9
= 22.5 g = 1.5 carbing sdm
Metode penghitungan Karbohidrat secara akurat

Perkiraan Porsi
Mengontrol Porsi Makanan
Perkiraan porsi

• Contoh 1 cup : Kandungan Karbohidrat


Potato: 40g Corn: 30g
Pasta: 40g Peas: 30g
Rice: 50g Beans: 40g
Rolls: 25g Pretzels: 25g
Cereal: 25g Chips: 15g
Fruit: 20g Popcorn: 5g
Cooked Veggies: 10g Ice Cream: 35g
Salad Veggies: 5g Cake: 45g
Plate Method
Prinsip perencaanan makanan diabetisi :
Kebutuhan Kalori

• Mempertahankan berat badan ideal :


– Karbohidarat : 60-70%.
– Protein : 10-20%
– Lemak: 20-30%.
1.Cara pegangan kasar
• Pasien kurus :
– 2300-2500 kalori
• Pasien normal:
– 1700-2100 kalori
• Pasien gemuk:
– 1300-1500 kalori.
Kebutuhan kalori diabetisi:
Kalori/kg BB ideal
Dewasa Kerja santai Kerja sedang Kerja berat

Kurus 35 40 40-50

Normal 30 35 40

gemuk 25 30 35
2. Perhitungan berat badan idaman : rumus
Brocca dg modifikasi
• Menurut tinggi badan :
• Berat badan idaman = 90% x (TB cm-100) x 1 Kg.
• Pria TB < 160 cm dan wanita < 150 cm :
– Berat badan idaman = (TB cm-100) x 1 Kg.

• Menurut Body Mass Index (BMI):


• Berat badan / Tinggi badan ( meter) 2.
• Berat badan idaman :
– Pria : 22,5 Kg/ m 2.
– Wanita : 21 Kg/ m 2.
Faktor koreksi kebutuhan kalori
• 1. Jenis kelamin:
• Pria 30 Kalori/Kg bb/hari.
• Wanita 25 Kalori/Kg bb/hari.

• 2.Umur:
• Bayi tahun pertama : 112 Kal /Kg bb/hari.
• Anak 1 th : 1000 Kal /Kg bb/hari.
• Anak > 1 th ditambah 100 Kal /Kg bb/hari tiap
tahunnya.
• 40- 58 th) : dikurangi 5% setiap tahun.
• 60-70 th : dikurangi 10 % setiap tahun.
• >70 th : dikurangi 20 % setiap tahun.
• 3. Aktifitas fisik atau pekerjaan.
• Istirahat :
– ditambah 10% kebutuhan basal.
• Kerja ringan :
– ditambah 20% kebutuhan basal.
• Kerja sedang:
– ditambah 30% kebutuhan basal.
• Kerja berat:
– ditambah 40% kebutuhan basal.
• Kerja sangat berat :
– ditambah 50% kebutuhan basal.
• 4. Kehamilan dan laktasi:
• Permulaan kehamilan :
• ditambah 150 Kal /Kg bb/hari.
• Trimester II & III: ditambah 350 Kal /Kg bb/hari.
• Laktasi : ditambah 550 Kal /Kg bb/hari

• 5. Komplikasi :
• Infeksi, trauma,operasi : ditambah 13% setiap
kenaikan suhu 1 derajat celsius.

• 6. berat badan :
• Kurus ditambah 20-30 % .
• Gemuk dikurangi 20-30%.
Menghitung Kebutuhan Kalori
Harian
Langkah 1 :
Menghitung Berat Badan Ideal (BBI)
berdasarkan rumus Brocca yang
dimodifikasi
BBI = 90% (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg
Untuk Pria dengan tinggi < 160 cm dan wanita < 150
cm,menggunakan rumus :
BBI = (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg
Langkah 2 :

• Hitung kebutuhan kalori basal

• Pria :
– BBI x 30 kkal
• Wanita :
– BBI X 25 kkal
Langkah 3 :

• Tambahkan faktor aktivitas & stress pada


kebutuhan kalori basal
• Tambahkan 10 – 20 % pada aktivitas ringan
• Tambahkan 20 – 30 % pada aktivitas
sedang
• Tambahkan 40 – 50 % pada aktivitas berat
Tabel Klasifikasi Aktivitas Harian
Langkah 4 :

Mengurangi perhitungan kalori basal pada kondisi


kelebihan BB dan disesuaikan dengan usia

Klasifikasi penyesuaian perhitungan kalori


berdasarkan usia dan berat badan
Kebutuhan kalori
Nama :……….
• Data pasien :

• TB : …… cm BB ideal = 90% (TB-100)kg = ….. Kg (a)


• ( wanita < 150 cm, pria < 160 cm  BB ideal = (TB-100) = …..kg)

• BB aktual = …… kg kurus/ normal/ gemuk.


• Jenis = pria/ wanita.
• Kalori basal =……….kalori ( pria = 30 kal/kg, wanita 25 kal/kg (b)

• Aktifitas : ringan/sedang/ berat/ sangat berat.


• Umur : ……th
Perhitungan kalori
• Kalori Basal = a x b = …..x…… = ……….kalori
(c)
• Koreksi :
• Umur > 40 th : - 5% x c = ……….kalori
• Aktifitas ringan : + 20% xc = ……….kalori
• Gemuk : - 20%xc = ……….kalori
• total kebutuhan = ……….kalori

• Jadi diet diabetes : ……….kalori


INTERVENSI GIZI
INTERVENSI GIZI : PENDIDIKAN GIZI,
KONSELING GIZI
1. Pemahaman dasar mengenai pengaturan
makanan sehat
2. Pengaturan olah raga/ aktifitas fisik
3. Bagaimana memonitor kadar gula darah 0leh
pasien sendiri
4. Bagi pasien DM yang menggunakan insulin :
ajarkan tanda, cara mengatasi dan
mencegah terjadinya hipoglikemia
INTERVENSI GIZI : PENDIDIKAN GIZI,
KONSELING GIZI
6. Bahan makanan sumber KH, protein, lemak
7. Pemahaman tentang label gizi
8. Modifikasi asupan lemak
9. Petunjuk belanja makanan
10. Petunjuk untuk makan di luar rumah
11. Cara memilih snack yang bisa dikonsumsi
12. Pengaturan waktu makan
13. Penggunaan makanan yang mengandung gula dan
pemanis yang tidak mengandung gizi.
14. Teknik-teknik modifikasi perilaku
15. Suplemen vitamin, mineral, zat-zat bioaktif dll
MONEV GIZI
Monitoring dan Evaluasi
• Untuk menentukan apakah perkembangan
yang terjadi serta menentukan apakah tujuan
intervensi gizi sudah tercapai
• Apabila tidak ada progres dan perbaikan
maka perlu dilakukan pengkajian ulang untuk
perlu tidaknya perbaikan intervensi
• Dokumentasi sangat perlu dilakukan sebagai
bahan kajian serta komunikasi antar team.
Monev pada DM antara lain
• Pemeriksaan keton urin
• Monitoring tekanan darah
• Monitoring BB
• Pemeriksaan laboratorium (glukosa darah, Hb
A1c, profil lemak, test fungsi ginjal)
• Monitoring Data Gizi
Penutup

• Pengaturan makan yang baik merupakan


kunci keberhasilan penanganan diabetes.
• Pengaturan makan untuk DM tipe-2 fokus
kepada kontrol asupan karbohidrat dan
lemak, pengaturan berat badan dan
aktifitas fisik

Anda mungkin juga menyukai