SKRINING GIZI
ii
RUMAH SAKIT ALI SIBROH MALISI
Dokumentasi ................................................................................................................... 15
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Pembuat Dokumen
Manager Penunjang
Medis
Direktur RSASM
iv
DEFINISI
1. Pengertian.
2. Tujuan.
- Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko malnutrisi.
5
RUANG LINGKUP
- Asesmen Gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for
the Assessment of Malnutrition in Paediatric(STAMP).
- Langkah pertama :Diagnosis
Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia,
atau hal- hal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti:
kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing masing
kategori memiliki score tersendiri
No Nutritional
Definitely Nutritional Possibly Nutritional
Implication =
Implications = Score3 Implication
Score 0
= Score 2
Bowel failure Behavioural eating Day case
Intractable diarrhea problems Cardiology
surgery
Burns and major Cerebral palsy
investigations
trauma Crohn’s Cleft lip and
disease Dysphagia palate Coeliac
Liver disease Diabetes
Disease Gastro-oesophageal
Major reflux Minor surgery
surgery Neuromuscular
Multiple food conditions Psychiatric
disorders
allergies/intolerance
Respiratory syncytial
Oncology on
virus (RSV)
active
Single food allergy/intolerance
treatment
Renal disease/failure
6
Inborn errors
of
metabolism
7
Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi badan, hasilnya
dibandingkan dengan baku acuan-centile dan diberi score.
8
Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah :
c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3: Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih
dari 3 kolom diberi score 3. Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi
score 2. Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0.
Pada tahap ini, score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan untuk menentukan risiko
malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat
sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah.
9
Alternatif (penghitungan Lingkar lengan atas / LLA berdasarkan umur)
- Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 derajat terhadap siku, dengan
lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu
(akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
- Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan
atas dititik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu ketat
Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan tabel
LILAberdasarkan umur:
Kemudian diberikan skor berdasarkan:
LILA/U Skor
> 120 % 0
90% - 120% 0
70 % - 90% 1
< 70 % 2
8. Langkah ke tiga: nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien
dan berikan skor ( rentang antara 0 – 2 ). Sebagai contoh, jika pasien sedang
mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan >
5 hari, berikan skor2.
9. Langkah ke empat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3
untuk menilai adanya resiko malnutrisi
i. Skor0 = resiko rendah
8
10. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi
keperawatan berikutini
a. Risiko rendah
Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap minggu
b. Risiko sedang
Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi
untuk semua kategori:
10
Dapat ditanyakan dengan:
Stress psikologi atau penyaki takut yang diderita pasien, dengan skor
0 = iya
1 = tidak
11
Dapat ditanyakan dengan :
12
e. Masalah neuropsikologi
Denganskor:
0 = depresi atau dementia berat
1 = dementia ringan
2 = tidak ada masalah neuro psikologi
Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien Jika
pasien lambat merespon,atau mengalami dementia berat maka perlu dilakukan
cross check pada petugas medis maupun pihak yang merawat pasien mengenai
pertanyaan A,B,C,D
f. IMT
Dengan skor:
0 = IMT < 19
1 = IMT <21
2 = IMT <23
3 = IMT 23 ataulebih
Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan dibawah ini
3 = Hasil pengukuran>23,5
6. Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skorskrining:
0-7 :Malnutrisi
- Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan
13
b. Berisiko malnutrisi:
14
- Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan kebutuhannya
dan memberikan suplementasi oral (400kkal/hari)
15
TATA LAKSANA
Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan
mengisi formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan data diripasien
a. Antropometri
Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut
kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari
skrining gizi.
b. Biokimia
Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam
medis dan menyimpulkan hasilnya
d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dansekarang
17
dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada
kolom rencana intervensi gizi
5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatanlainnya)
6. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi yang akandilakukan
DOKUMENTASI
18