Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

SKRINING GIZI

RUMAH SAKIT ALI SIBROH


MALISI

ii
RUMAH SAKIT ALI SIBROH MALISI

JL. Warung silah No.1,


RT.8/RW.5
Jagakarsa,Jakarta Selatan.

Halaman Judul ................................................................................................................ i


Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ........................................................................................................ iii
Definisi............................................................................................................................ 1
1. Pengertian ........................................................................................................... 1
2. Tujuan ................................................................................................................. 1
3. ruang Lingkup...................................................................................................... 2
4. Skrining Gizi Pada Pasien Dewasa (14-65 Tahun).............................................. 6
5. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (> 65 Tahun) ................................................. 9
Tata Laksana ................................................................................................................... 13

Dokumentasi ................................................................................................................... 15

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN DOKUMEN RUMAH SAKIT ALI SIBROH MALISI

NAMA KETERANGAN TANDA TANGAN TANGGAL

Pembuat Dokumen

Manager Penunjang
Medis

Direktur RSASM

iv
DEFINISI

1. Pengertian.

Skrining gizi adalah suatu system dari nutritional assessment untuk


mendeteksi dini pada perseorangan atau sekelompok orang yang memiliki
resiko terkena malnutrisi, beresiko malnutrisi atau tidak terkena malnutrisi
sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yang
banyak. (Principle of NutritionAssessment,Gibson.2005)

2. Tujuan.

- Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko malnutrisi.

- Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien


untuk intervensi lebih lanjut.
- Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan
nutrisi apa yang sesuai

5
RUANG LINGKUP

1.Skrining gizi pada anak(0-14)

- Asesmen Gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for
the Assessment of Malnutrition in Paediatric(STAMP).
- Langkah pertama :Diagnosis

Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia,
atau hal- hal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti:
kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing masing
kategori memiliki score tersendiri

No Nutritional
Definitely Nutritional Possibly Nutritional
Implication =
Implications = Score3 Implication
Score 0
= Score 2
Bowel failure Behavioural eating Day case
Intractable diarrhea problems Cardiology
surgery
Burns and major Cerebral palsy
investigations
trauma Crohn’s Cleft lip and
disease Dysphagia palate Coeliac
Liver disease Diabetes
Disease Gastro-oesophageal
Major reflux Minor surgery
surgery Neuromuscular
Multiple food conditions Psychiatric
disorders
allergies/intolerance
Respiratory syncytial
Oncology on
virus (RSV)
active
Single food allergy/intolerance
treatment
Renal disease/failure

6
Inborn errors
of
metabolism

2. Langkah kedua : Intake makanan

Tahap ini untuk mengatahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi:


pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien mendapat intake
makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan diberi skor 2, atau
pasien mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi skor 0. Hal ini bisa
dilakukan dengan wawancara/bertanya pada orangtua/pengasuh pasien.

2.Langkah ke tiga: berat badan dan tinggi badan

7
Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi badan, hasilnya
dibandingkan dengan baku acuan-centile dan diberi score.

8
Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah :

a) Ukur berat badan dan tinggi badan anak

b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan tabel growth chart

c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3: Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih
dari 3 kolom diberi score 3. Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi
score 2. Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0.

3.Langkah ke empat : Risiko malnutrisi secara keseluruhan

Pada tahap ini, score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan untuk menentukan risiko
malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat
sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah.

9
Alternatif (penghitungan Lingkar lengan atas / LLA berdasarkan umur)

- Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90 derajat terhadap siku, dengan
lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu
(akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
- Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan
atas dititik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu ketat
Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan tabel
LILAberdasarkan umur:
Kemudian diberikan skor berdasarkan:

LILA/U Skor
> 120 % 0
90% - 120% 0
70 % - 90% 1
< 70 % 2

7. Langkah kedua : nilai persentase kehilangan berat badan yang tidak


direncanakan dan berikan skor 1 bila ada penurunan berat badan, dan 0 bila
tidak ada penurunan berat badan

8. Langkah ke tiga: nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien
dan berikan skor ( rentang antara 0 – 2 ). Sebagai contoh, jika pasien sedang
mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan >
5 hari, berikan skor2.
9. Langkah ke empat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3
untuk menilai adanya resiko malnutrisi
i. Skor0 = resiko rendah

ii. Skor1 = resiko sedang

iii. Skor2 = resiko tinggi

8
10. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi
keperawatan berikutini
a. Risiko rendah

Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap minggu

b. Risiko sedang

Melakukan observasi, mencatan asupan makanan selama 3 hari. Bila


adekuat, ulangi skrining setiap minggu selama dirawat di rumah sakit. Jika
tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan
asupan gizi, pantau, dan kaji ulang program pemberian makanan secara
teratur
c. Risiko tinggi

Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi
untuk semua kategori:

a. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan


jenismakanan

b. Catat kategori resiko malnutrisi

c. Catat kebutuhan akan dietkhususnya

Catat pada form skrining gizi pada pasien dewasa.

3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (>65tahun).

1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Mini Nutritional Assessment(MNA).

2. MNA menggunakan instrument checklist dengan mengisikan kolom


yang tersedia sesuai kondisi pasien
3. form screening MNA terdiri dari 6 pertanyaa meliputiintake makanan,
Penurunan berat badan, mobilitas, stress psikologi, masalah neuropsichologi,
danBMI.
4. Isikan nama, berat badan, tinggi badan, dan tanggal melakukanskrining.

5. Pertanyaan dari form MNAadalah:


9
a. Food intake

Penurunan intake makanan berkisar sejak 3 bulan yang lalu akibat


kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah
atau menelan, dengan skor:
0 = penurunan intake
berat 1 = penurunan
intake ringan
2 = tidak terjadi penurunan intake

10
Dapat ditanyakan dengan:

a. Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu?


Jika iya,apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan mengunyah atau
menelan?
Jika iya, apakah hanya sedikit sekali makanan yang anda konsumsi?
Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makanan ada berubah sejak
pengukuran terakhir?

b. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu dengan skor:


0 = penurunan BB > 3kg
1 = penurunan BB tidak diketahui
2 = penurunan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidakterjadipenurunan BB Dapat
ditanyakan dengan:
Apakah anda mengalami penurunan BB tanpa direncanakan sejak3 bulan
terakhir?
Apakah ikat pinggang anda menjadi lebih longgar? Berapa
kg kira-kira penurunan BB yang anda alami?
c. Mobilitas Dengan
skor
0 = hanya berada di kasur atau kursi

1 = dapat beranjak dari kasur / kursi namun tidak keluar rumah

2 = dapat pergi keluar rumah


Dapat ditanyakan dengan: Apakah anda dapat
beranjak dari kasur / kursi? Apakah anda dapat
pergi keluar rumah?
d. Strespsikologi

Stress psikologi atau penyaki takut yang diderita pasien, dengan skor
0 = iya
1 = tidak

11
Dapat ditanyakan dengan :

Apakah anda sakit baru-baru ini?

Apakah anda merasa kehilangan akhir –akhir ini?

12
e. Masalah neuropsikologi
Denganskor:
0 = depresi atau dementia berat
1 = dementia ringan
2 = tidak ada masalah neuro psikologi

Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien Jika
pasien lambat merespon,atau mengalami dementia berat maka perlu dilakukan
cross check pada petugas medis maupun pihak yang merawat pasien mengenai
pertanyaan A,B,C,D
f. IMT

Dengan skor:

0 = IMT < 19
1 = IMT <21

2 = IMT <23

3 = IMT 23 ataulebih

Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan dibawah ini

Lingkar Lengan Atas (LILA)

0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm

3 = Hasil pengukuran>23,5
6. Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skorskrining:

12-14 : Status gizinormal

8-11 :Berisiko malnutrisi

0-7 :Malnutrisi

7. Asuhan gizi dilakukan berdasarkan total skor yang didapatkan:

a. Status gizi normal:

- Dilakukan skrining ulang setelah kejadian akut atau penyakit

- Dilakukan skrining ulang sekali dalam setahun dikomunitas

- Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan
13
b. Berisiko malnutrisi:

Pada pasien tanpa penurunan berat badan

- Dilakukan monitoring terhadap beratbadan

- Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulansekali


Pada pasien dengan penurunan berat badan

14
- Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan kebutuhannya
dan memberikan suplementasi oral (400kkal/hari)

- Dilakukan monitoring terhadap berat badan

- Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi formulir pengkajian


gizi
c. Malnutrisi:

- Dilakukan intervensi dengan memberikan suplementasi oral (400- 600kkal/hari)


dan memberikan diet sesuai kebutuhannya
- Dilakukan monitoring terhadap berat badan dengan mengisi Formulir

15
TATA LAKSANA

Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan
mengisi formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menuliskan data diripasien

2. Melakukan assessment gizi berupa :

a. Antropometri

Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut
kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari
skrining gizi.
b. Biokimia

Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi dari rekam medis


dan menyimpulkannya sesuai cut off yang digunakan, dan
mencantumkan tanggal pemeriksaanlab
c. Fisik danklinis

Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam
medis dan menyimpulkan hasilnya
d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dansekarang

Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan pasien


sebelum masuk Rumah Sakit berupa:
- berapa kali makan dalamsehari

- makanan pokok yang biasa dikonsumsi danporsinya

- lauk hewani yang sering dikonsumsi dan carapengolahannya

- lauk nabati yang sering dikonsumsi dan carapengolahannya

- sayuran yang sering dikonsumsi dan carapengolahannya

- kebiasaan konsumsi buah dan buah yang seringdikonsumsi

- kebiasaan minum danporsinya

- kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/ kebiasaanolahraga


16
e. Menyimpulkan riwayat gizidahulu

3. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan, menggunakan


NCP (problem-etiologi-sign/symptom), misalnya ..(problem)...
disebabkan oleh
..(etiologi)... ditandai dengan ...(sign/symptom)...

4. Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x


FS), sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris
Benedict.Pasien

17
dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada
kolom rencana intervensi gizi
5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatanlainnya)
6. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi yang akandilakukan

7. Melakukan monitoring danevaluasi

8. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi,


dan menandatangani Formulir Asuhan Gizipasien

DOKUMENTASI

Skrining gizi dalam rekam medik pasien didokumentasikan didalam RM

18

Anda mungkin juga menyukai