Anda di halaman 1dari 15

PANDUAN SKRINING GIZI

RS. MARDI WALUYO METRO


TAHUN 2015

RUMAH SAKIT MARDI WALUYO


JL. JENDRAL SUDIRMAN NO 156
KOTA METRO
DAFT
AR ISI

Halaman Judul................................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................................... ii

BAB I.DEFINISI…....................................................................................................... 1
1.1.Pengertian……............................................................................................................ 1
1.2. Tujuan...................................................................................................................... 1
BAB II. Ruang lingkup................................................................................................. 2
2.1. Skrining Gizi pada Anak (0 – 4)……………......................................................... 2
2.2. Skrining Gizi pada Pasien Dewasa (14 – 64)……..……........................................... 5
2.3. Skrining Gizi pada Pasien Lansia (> 65) ............................................................... 6
BAB III.Tata Laksana…................................................................................................ 9
BAB IV. Penutup............................................................................................................ 11
BAB I DEFINISI

1.1 Pengertian
Skrining gizi adalah suatu system dari nutritional assessment untuk mendeteksi dini
pada perseorangan atau sekelompok orang yang memiliki resiko kena malnutri,
beresiko malnutrisi, beresiko malnutrisi atau tidak terkena malnutri sehingga dapat
diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yang banyak (Principle Of
Nutrition Assessment, Gibson.2005)

1.2 Tujuan
- Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko malnutrisi.
- Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien untuk
intervensi lebih lanjut.
- Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan nutrisi
siapa yang sesuai.
BAB II RUANG LINGKUP

2.1 Skrining gizi pada anak (0-4)


1) Assessment gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for the
Assessment of Malnutrition in Paediatric (STAMP)
2) Langkah pertama : Diagnosis
Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia, atau
hal-hal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti: kebiasaan makan
yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing-masing kategori memeliki
score tersendiri.

Definitely Nutritional Possibly Nutritional No Nutritional


Imoplicattions = score 3 Implicaton = score 2 Implication = Score 0
 Bowel failure  Behavioural  Day case surgery
 Intractable diarrhea eatingproblems  investigations
 Burns and major  Cardiology
trauma  Celebral palsy
 Crohn’s disease  Cleft lip and palate
 Dysphagia  Celiac disease
 Liver disease  Diabetes
 Major surgery  Gastro-oesoghageal
 Multiple food reflux
 allergies/intolerance  Minor surgery
 Oncology on active  Neuromuscular conditions
treatment  Psychiatric disorders
 Renal disease/failure  Respiratory syncytial
 Inborn errors of virus (RSV)
 Metabolism  Single food
allergy/intolerance

3) Langkah kedua : Intake makanan


Tahap ini untuk mengetahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi :
pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien mendapat intake
makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan diberi skor 2, atau pasien
mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi skor 0. Hal ini bisa dilakukan
dengan wawancara/bertanya pada orang tua/pengasuh pasien.
4) Langkah ketiga: berat badan dan tinggi badan
Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi badan.
Hasilnya dibandingkan dengan buku acuan-centile dan diberi score.

Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah:


a) Ukuran berat badan dan tinggi badan anak.
b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan table growth chart.
c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3:
 Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi score 3.
 Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi score 2.
 Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0.
5) Langkah keempat : Resiko malnutrisi secara keseluruhan
Pada tahap ini score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan buku acuan untuk menentukan resiko
malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat
sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah.
Cut off Score

High risk ≥4

Medium risk 2-3

Low risk 0-1

6) Langkah kelima : Asuhan gizi


Pada tahap ini, terdapat saran asuhan gizi yang harus dilakukan terkait dengan
hasil yang diperoleh pada tahap 4.
a) High Risk
 Memberikan intervensi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi.
 Merujuk kepada Ahli Gizi, Tim Support Gizi, atau konsultan.
 Memonitor setiap perencanaan intervensi yang dilakukan.
b) Medium Risk
 Memonitor intake gizi selama 3 hari.
 Mengulangi screening setelah 3 hari.
 Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan.
c) Low Risk
 Melanjutkan intervensi klinik dan gizi secara rutin.
 Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada pada
rawat Rumah Sakit.
 Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan.
7) Catat pada form skrining gizi pada pasien anak.

2.2 Skrining gizi pada pasien Dewasa (14- 64 tahun)


1) Assessment Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Malnutrition Universal Screening
Tools (MUST).
2) Langkah pertama: hitung Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien dengan
menggunakan kurva terlampir dan berikan skor.
Alternatif (perhitungan Lingkar lengan atas/LLA berdasarkan umur)
 Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90̊ terhadap siku, dengan lengan
atas parallel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulang bahu (akromion)
dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya.
 Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan
atas dititik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu ketat.
Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan table
LILA berdasarkan umur:
Kemudian diberikan skor berdasarkan:

LILA/U Skor
>120 % 0
90% - 120% 0
70% - 90% 1
< 70% 2

3) Langkah kedua : nilai persentase kehilangan berat badan yang tidak direncanakan
dan diberi skor 1 bila ada penurunan berat badan, dan 0 bila tidak ada penurunan
berat badan.
4) Langkah ketiga : nilai efek/pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien dan
diberikan skor(rentang antar 0 – 2). Sebagi contoh, jika pasein sedang mengalami
penyakit akut dan sangat sedikit/tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, berikan
skor 2.
5) Langkah ke empat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3
untuk menilai adanya resiko malnutrisi.
i. Skor 0 = resiko rendah
ii. Skor 1 = resiko sedang
iii. Skor 2 = resiko tinggi
6) Langkah kelima : gunakan paduan tatalaksana untuk merencanakan strategi
keperawatan berikut ini
a. Resiko Rendah
Perawatan rutin : ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap minggu.
b. Resiko Sedang
Melakukan observasi, mencatat asupan makanan selama 3 hari.Bila adekuat,
ulangi skrining setiap minggu selama dirawat di rumah sakit.Jika tidak
adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan gizi,
pantau, dan kaji ulang program pemberian makanan secara teratur.
c. Resiko Tinggi
Perbaiki dan tingkatkan asuoan gizi, pantau dan kaji ulang program
pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi.
Untuk semua kategori :
 Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis
makanan.
 Catat kategori resiko malnutrisi.
 Catat kebutuhan akan diet khususnya.
Catat pada form skrining gizi pada pasien dewasa.
2.3 Skrining Gizi pada Pasien Lansia (>65 tahun).
1) Assessmet Gizi dilakukan berdasarkan criteria Mni Nutritional Assessment
(MNA).
2) MNA menggunakan instrument checklist dengan mengisikan kolom yang tersedia
sesuai kondisi pasien.
3) Form screening MNA terdiri dari 6 perntanyaan meliputi intake makanan,
penurunan berat badan, mobilitas, strees psikologi, masalah neuropsichologi, dan
BMI.
4) Isikan nama, berat badan, tinggi badan, dan tanggal melakukan skrining.
5) Pertanyaan dari form MNA adalah :
a. Food intake
Menurut intake makanan berkisar sejak 3 bulan yang lalu akibat kehilangan
nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau menelan,
dengan skor:
0 = penurunan intake berat
1 = penurunan intake ringan
2 = tidak terjadi penurunan intake
Dapat ditanyakan dengan :
 Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu?
 Jika iya, apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan mengunyah
atau menelan?
 Jika iya, apakah hanya sedikit sekali makanan yang anda konsumsi?
 Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makan anda berubah
sejak pengukuran terakhir?
b. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu dengan skor:
0 = penurunan BB > 3 kg
1 = penurunan BB tidak diketahui
2 = penurunan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak terjadi penurunan BB
Dapat ditanyakan dengan:
 Apakah anda mengalami penurunan BB tanpa direncanakan sejak 3 bulan
terakhir?
 Apakah ikat pinggang anda menjadi lebih longgar?
 Berapa kg kira-kira penurunan BB yang anda alami?
c. Mobilitas
Dengan skor
0 = hanya berada di kasur atau kursi
1 = dapat beranjak dari kasur/kursi namun tidak keluar rumah
2 = dapat pergi keluar rumah
Dapat ditanyakan dengan :
 Apakah anda dapat beranjak dari kasur/kursi?
 Apakah anda dapat pergi keluar rumah?
d. Strees psikologi
Strees psikologi atau penyakit akut yang diderita pasein, dengan skor
0 = iya
1 = tidak
Dapat ditanyakan dengan
 Apakah anda sakit baru-baru ini?
 Apakah anda merasa kehilangan akhir-akhir ini?
e. Masalah neuropsikologi
Dengan skor:
0 = depresi atau dementia berat
1 = dementia ringan
2 = tidak ada masalah neuropsikologi
Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien, jika
pasien lambat merespon, atau mengalami dementia berat maka perlu diadakan
cross check pada petugas medis maupun pihak yang merawat pasien
mengenai pertanyaan A, B, C, D.
f. IMT
Dengan skor :
0 = IMT < 19
1 = IMT < 21
2 = IMT < 23
3 = IMT 23 atau lebih
Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan dibawah ini
Lingkar Lengan Atas (LILA)
0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm
3 = Hasil pengukuran ≥ 23, 5

6) Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skor skrining:


12 – 14 : status gizi normal
8 – 11 : berisiko malnutrisi
0–7 : malnutrisi

7) Asuhan gizi dilakukan berdasarkan total skor yang didapatkan:


a. Status gizi normal :
 Dilakukan skrining ulang seyelah kejadian akut atau penyakit.
 Dilakukan skrining ulang sekali dalam setahun di komunitas.
 Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan.
b. Beresiko malnutrisi:
Pada pasien tanpa penurunan berat badan.
 Dilakukan monitoring terhadap berat badan.
 Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali.

Pada pasien dengan penurunan berat badan:

 Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan


kebutuhannya dan memberikan suplentasi oral (400kkal/hari).
 Dilakukan monitoring terhadap berat badan.
 Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi formulir
pengkajian gizi.
c. Malnutrisi:
 Dilakukan intervensi dengan memberikan suplentasi oral (400 – 600
kkal/hari) dan memberikan diet sesuai kebutuhannya.
 Dilakukan monitoring terhadap berat badan.
 Dilakukan assessment gizi secara mendalam dengan mengisi Formulir
Asuhan Gizi.
BAB III. TATA LAKSANA

Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan mengisi
formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menuliskan data diri pasien


2. Melakukan assessment gizi berupa:
a. Antropometri
Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut kemudian
disimpulkan status gizinya.Bisa menggunakan data dari skrining gizi.
b. Biokimia
Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait dari gizi rekam medis dan
menyimpulkan sesuai cut off yang digunakan, dan mencantumkan tanggal
pemeriksaan lab.
c. Fisik dan klinis
Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam medis dan
menyimpulkan hasilnya.
d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dan sekarang.
Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan pasien sebelum masuk
rumah sakit berupa:
 Berapa kali makan dalam sehari
 Makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan porsinya.
 Lauk hewani yang sering dikonsumsi dan cara pengolahanya.
 Lauk nabati yang sering dikonsumsi dan cara pengolahnya.
 Sayuran yang sering dikonsumsi dan cara pengolahanya.
 Kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering dikonsumsi .
 Kebiasaan minum dan porsinya.
 Kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/kebiasaan olahraga.
e. Menyimpulkan riwayat dahulu.
3. Membuat diagnose gizi pasien terkait maslah yang ditemukan, menggunakan NCP
(problem-etiologi-sign/symptom), misalnya ..(problem)… disebabkan oleh ..
(etiologi)..ditandai dengan …(sign/symptom)…
4. Menghitung kebutuhan energy untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x FS),
sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris Benedict. Pasien
dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada kolom
rencana intervensi gizi.
5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya)
6. Menentukuan rencana monitoring dan evaluasi.
7. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi, dan
menandatangani Formulir Asuhan Gizi pasien.
BAB IV. PENUTUP

Demikian panduan skrining gizi kami buat, sebagai acuan dalam melakukan
skrining gizi di Rumah Sakit Mardi Waluyo. Sehingga pelayanan yang
dilakukan berjalan secara terstruktur.

Metro, 10 Januari 2015 Mengetahui,


Ketua Tim Akreditasi Direktur RS. Mardi
Waluyo
dr. Suwardiman, M.Kes dr. Paran Bagionoto, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai