Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIK 1

Oleh:
RESKIANA
200305501028

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KEOLAHRAGAAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Skrining .................................................................................................... 2
BAB II NUTIRONAL CARE PROCES ................................................................ 3
A. Identitas Pasien ......................................................................................... 3
B. Assessment ............................................................................................... 3
C. Diagnosis .................................................................................................. 5
D. Rencana Intervensi ................................................................................... 5
E. Rencana Monitoring dan Evaluasi............................................................ 7
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 9
A Gambaran Umum Kondisi Pasien ................................................................ 9
B Asupan Makan Pasien .................................................................................. 9
C Antropometri dan Biokimia ......................................................................... 9
D Fisik Klinis ................................................................................................. 10
E Edukasi dan Konseling............................................................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Formulir Skrining Gizi ................................................................... 2


Tabel 2.1. Data antropometri ........................................................................... 3
Tabel 2.2. Data Biokimia Pasien ..................................................................... 3
Tabel 2.3. Data Fisik Klinis Pasien ................................................................. 4
Tabel 2.4. Hasil 24H Recall Pasien ................................................................. 5

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PAGT (Proses Asuhan Gizi) ............................................................ 14

Lampiran 2 Perencaaan Menu ......................................................................... 18

Lampiran 3 Resep Menu ................................................................................. 19

Lampiran 4 Analisis Zat Gizi ................................................................................. 20

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gizi buruk adalah suatu keadaan dimana seseorang dinyatakan kurang
gizi, atau dengan kata lain status gizinya di bawah standar rata-rata, zat gizi
yang dimaksud dapat berupa protein, karbohidrat dan kalori. Pengukuran gizi
buruk menggunakan WHO Antro untuk kateori malnutrisi adalah berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB) dengan z-score <-3 dikateori sanat kurus
disertai tanda klinis. Pada tahun 2007 persentase gizi buruk sebesar 5,4%,
terjadi peningkatan pada tahun 2013 menjadi 5,7%. Dengan berbagai program
dan prosedur pemerintah, persentase gizi buruk menurun menjadi 3,9% pada
tahun 2018 (Riskesdas, 2018)
Berdasarkan Amanda, E. (2022) Banyak faktor yang dapat menyebabkan
gizi buruk, sebagian besar terkait dengan pola makan yang salah, kondisi
infeksi yang parah dan berulang, terutama masalah ekonomi yang buruk.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya KTD adalah kurangnya pengetahuan
wali anak (orang tua/kerabat terdekat), status sosial ekonomi, dan berat badan
lahir rendah (BBLR). Selain itu, pola makan yang tidak tepat, penyakit
menular dan terkait, standar hidup secara umum, kondisi lingkungan yang
tidak memadai, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, tempat tinggal dan pelayanan kesehatan.
Menurut Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moelok (2015) menyatakan
bahwa kasus gizi buruk yang terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat
untuk menjadikan makanan kaya nutrisi dengan baik, yang dapat menurunkan
kualitas bahan makanan. Kementerian Kesehatan (2011) menyatakan bahwa
ada tiga fase dalam proses penanganan gizi buruk seperti kwashiorkor,
marasmus dan marasmic-kwashiorkor yaitu fase stabilisasi, fase transisi dan
fase rehabilitasi. Dalam praktikum ini F- 75 akan dibuat untuk fase stabilisasi
dan fase gizi kurang fase stabilisasi biasanya berlangsung 1-2 hari. Pada awal
fase stabilisasi diperlukan pendekatan yang sangat hati-hati, karena keadaan
fisiologis anak sangat lemah dan kapasitas homeostatis berkurang. Pemberian

1
makan harus dimulai dari saat ini anak dirawat dan dirancang sedemikian
rupa sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi metabolisme basal
saja.Pada fase stabilisasi, pemberian susu formula dalam jumlah yang
meningkat secara bertahap dengan tujuan memberikan nutrisi sejak dini
sehingga anak mampu menjadi stabil. Rumusnya harus rendah laktosa
hipoosmolar, porsi kecil dan sering. Sehingga melakukan pembuatan formula
makanan bagi penderita gizi buruk dengan zat gizi yang tepat agar dapat
meningkatkan status gizi penderita pada fase stabilisasi.

B. Skrining
Proses skrining yang dilakukan pada pasien menggunakan skrining tools
strong kid
Tabel 1.1. Formulir Skrining Gizi

Nama : An S
Jenis kelamin : Perempuan
Parameter Jawaban Skor
Apakah terdapat penyakit atau keadaan yang Tidak : 0 0
mengakibatkan pasien berisiko malnutrisi atau Ya : 2
apakah pasien rencana operasi mayor ?
Apakah pasien berstatus gizi kurang/buruk Tidak : 0 1
Ya : 1
Apakah terdapat salah satu dari kondisi berikut ? Tidak : 0 0
 Diare ≥ 5 kali/hari atau muntah > 3 kali /hari Ya : 1
 Asupan makan berkurang selama beberapa
hari terakhir
 Mendapat intervensi gizi
 Ketikcukupan asupan gizi karena sakit
Apakah terdapat penurunan berat badan tidak Tidak : 0 0
adanya penambahan berat badan (bayi < 1 tahun) Ya : 1
selama beberapa minggu atau bulan terakhir
Total skor 1 (Resiko Sedang)
Skor 4-5 : Resiko Tinggi Skor 1-3 : Resiko Sedang Skor 0 : Resiko Ringan

2
BAB II
NUTRITIONAL CARE PROCESS (NCP)

A. Identitas Pasien
Nama : An. S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 36 bulan (3 tahun)
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Kwandang
Diagnosis medis : Gizi Buruk

B. Assessment
1. Antropometri
Tabel 2.1. Data antropometri

Data Antropometri
Umur 36 bulan
Berat Badan 11 kg
Tinggi Badan 71 cm
Indeks Massa Tubuh 21,8 (Normal)
Indeks status gizi
BB/U -1,85 (Gizi Buruk)
BB/TB 2,70 ( Gemuk)
TB/U -6,32 (Sangat Pendek)
IMT/U 3,81 (Obesitas)

2. Biokimia
Nilai laboratorium dilihat dari hasil pemeriksaan yang diperoleh dari
rekam medis pasien.
Tabel 2.2. Data Biokimia Pasien
Nilai Interp
Data Lab Hasil Analisis*
normal retasi
Albumin 3,5-5,5 2 gr/dl ↓ Albumin rendah

3
gr/dl karena kurangnya
asupan protein
mengakibatkan
asties

3. Fisik Klinis
Data pemeriksaan fisik klinis dilihat dari rekam medis dan observasi
langsung dengan hasil dibuat dalam bentuk tabel.
Tabel 2.3. Data Fisik Klinis Pasien
Nilai
Data Hasil Interpretasi Analisis
normal
Pasien dalam
Kondisi Tidak
Lemah Cukup kondisi
Umum (KU) normal
lemah
Suhu tubuh
38 36-37 tinggi atau
Suhu celcius celcius ↑ dalam
derajat derajat keadaan
demam
Respiration 20×/men 20-25 Normal -
rate it ×/menit
Nadi Hampir 80-120 - Normal
tidak ×/menit
teraba
Tensi - - -
Fisik : Moon face, CPD, sinar mata sayu, dan Asites (+)

4. Dietary Assessment
Riwayat Makan Dahulu
a makan sehari 2x makanan utama nasi sejak umur 6 bulan,
b Selingan Sering (wafer crean & biskuat)
c Lauk hewani: jarang diberikan (telut 2-3 x seminggu), ayam (-)
d Lauk nabati: (sering hampir setiap hari-)
e Sayuran & buah : tidak disukai
Riwayat Makan Sekarang
Riwayat makan pasien saat ini berdasaran hasil recall 24 jam.

4
Tabel 2.4. Hasil 24H Recall Pasien
Tingkat Kategori
Asupan Hasil Kebutuhan
Asupan (%) Asupan
Energi (kkal) 765 880 87% Defisit ringan
Protein (gram) 15 16,5 90% Cukup
Lemak (gram) 25 29,3 85% Defisit ringan
Karbohidrat Defisit ringan
120 136,8 87%
(gram)

5. Sosial Ekonomi
a Orang tua bekerja sebagai PNS
b Pendidikan orang tua tidak tamat SMA
6. Riwayat Personal
Riwayat Sekarang
Pasien saat masuk rumah sakit diagnosis status gizi buruk

C. Diagnosis
1. NI- 1.4 Diperkirakan asupan energy kurang optimal disebabkan oleh
kondisi fisiknya lemah ditandai dengan asupan energi rendah (87%)
2. NI 5.8.1 Asupan karbohidrat tidak adekuat berkaitan dengan hanya
konsumsi nasi sebagai sumber karbohidrat ditandai dengan asupan
karbohidrat rendah (86%)
3. NC-2.2 Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
ganguan fungsi hati ditandai dengan albumin rendah 2 g /dl dan
mengalami asites
4. NB 1.1 Kurangnya pegetahuan terkait makanan dan zat gizi berkaitan
dengan Pendidikan orang tua rendah ditandai dengan kebiasaan makan
anak buruk karena jarang komsumsi protein hewani dan tidak suka
komsumsi buah serta ASI hanya diberikan 2 bulan

D. Rencana Intervensi
1. Terapi Diet
Diet pada anak gizi buruk dengan formula 75

5
a. Tujuan
- Memenuhi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan
- Mencegah dan mengatasi dehidrasi.
- Memberikan makanan dengan porsi kecil dan sering
b. Prinsip
- Pemberian cairan dan makanan (terapi gizi) dilakukan secara
teratur (selama 24 jam).
- Bertahap mulai dari bentuk cair, lumat dan padat (mudah diserap)
dengan porsi kecil, sering dan rendah natrium.
- Melalui fase stabilisasi, transisi dan rehabilitasi.
c. Syarat
- Porsi kecil dan sering dengan formula rendah laktosa dan hipo/iso
osmolar
- Berikan secara oral/nasogastris
- Energi 80-100 kkal/kg BB/hari
- Protein 1 – 1,5 g/kg BB/hari
- Cairan 130 ml/kg BB/hari (100 ml/kg BB /hari, bila ada odema)
- Diberikan Formula 75 atau modisco 0,5
d. Perhitungan kebutuhan
- Energi diberikan 80 – 100 kkal/kg BB
Energi = 80 kkal × 11 kg
= 880 kkal
- Protein 1 – 1,5 g/kg BB
Protein = 1,5 × 11 kg
= 16,5 kg (7,5%)
- Lemak
Lemak = 30% × 880 kkal

= 64 kkal
9
= 29,3 kg
- Karbohidrat

6
KH = 62,5% × 880 Kkal
= 547, 3
4
= 136,8 kg

2. Terapi Edukasi
Edukasi/konseling pengetahuan gizi
a. Tujuan
- Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien terkait gizi buruk
hubungannya dengan pemberian makan.
- Orang tua pasien mampu memahami dan membuat menu sehat bagi
anak gizi buruk
b. Sasaran: keluarga pasien
c. Waktu: 10-15 menit
d. Tempat: Rumah Sakit
e. Metode:
f. Media: poster dan pamflet
g. Topik: gizi buruk
h. Materi: Menjelaskan tentang gizi buruk kepada orang tua pasien,
tujuan pemberian diet, memberikan contoh menu anak gizi buruk dan
memberi saran memberi makanan penderita gizi buruk dengan porsi
kecil dan sering.
3. Kolaborasi
a. Tujuan : untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien
b. Tenaga kesehatan terkait yaitu dokter dan perawat
c. Bentuk Kolaborasi
- Dokter: kondisi umum pasien dan pemberian suplemen dan obat
yang diresepkan oleh dokter
- perawat: jadwal pemberian makan pasien

E. Rencana Monitoring dan Evaluasi


1. FH-1 Asupan
a Target: 80%

7
b Metode: Observasi dengan recall, bertanya ke keluarga, dan mengecek
lembar cairan
c Waktu: Setiap hari
2. BD-1.11 Profil Protein
a Target: Albumin
b Metode: Pengecekan data laboratorium
c Waktu: Setiap dilakukan pemeriksaan laboratorium
3. PD 1.1 Fisik klinis
a Target: KU, kesadaran, nadi, pernafasan, dan suhu
b Metode: Rekam medis atau kolaborasi dengan perawat
c Waktu: Setiap hari
4. FH-4.1 Pengetahuan Makanan dan Gizi
a Target: pemahaman terkait materi edukasi yang diberikan
b Metode: tanya jawab
c Waktu: setelah edukasi dilakukan

8
BAB III
PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Kondisi Pasien


Pasien berusia 36 bulan berjenis kelamin perempuan masuk rumah sakit
dengan diagnosis medis Gizi buruk. Adapun keluhan utama pasien adalah
Sesak nafas dan suhu tubuh panas. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit
dahulu dan riwayat penyakit keluarga. Pasien memiliki masalah asites yaitu
penumpukan cairan pada rongga perut bahkan cairannya juga dapat bergerak
ke dada dan mengelilingi paru-paru, sehingga membuat susah bernapas

B Asupan Makan Pasien


Penderita makan sehari 2x makanan utama nasi sejak umur 6 bulan,
Selingan Sering (wafer crean & biskuat), Lauk hewani: jarang diberikan (telut
2-3 x seminggu), ayam (-), Lauk nabati: (sering hampir setiap hari-), Sayuran
& buah : tidak disukai. Recall 24 jam asupan di rumah sakit : P 15 gr, L 25,
KH 120 gr. ASI diberikan hanya 2 bulan setelah itu disapih. Asupan makanan
pasien dapat dikatakan tidak tercukupi.
Adapun diet yang diberikan diet formula 75 untuk pasien gizi buruk.
Formula 75 dalam fase stabilisasi bertujuan agar kondisi anak stabil dan
memenuhi kebutuhan zat gizi. Diberikan dalam bentuk cair melalui oral
dengan 12 kali/ 2 jam (selama 24 jam). Diet formula 75 cocok diberikan
karena merupakan intervensi asupan khusus untuk Penatalaksanaan Gizi
buruk. Pada saat praktikum dilakukan, sesuai dengan perencanaan menu yang
dibuat, adalah Formula 75 Alternatif tinggi energy dengan berbahan susu
skim, gula, tepung beras, minyak dan air. Berdasarkan hasil presentasi
praktikum untuk formula 75 lebih di rekomendasi untuk bahannya
menggunakan mineral mix dari pada tepung beras.

C Antropometri dan Biokimia


Pasien memiliki BB 11 kg, TB 71 cm, dan BBI 14 kg. Berdasarkan
BB/U diperoleh nilai Z-score -1.85 (Gizi Buruk), BB/TB diperoleh nilai Z-
score 2.70 (Gemuk), TB/U diperoleh nilai Z-score -6.32 (Sangat Pendek), dan

9
IMT/U diperoleh nilai Z-score 3.81 (Obesitas). Dan berdasarkan hasil
pemeriksaan lab. di peroleh nilai kadar albumin pasien rendah. Pemberian
F75 alternatif pada fase stabilisasi terhadap pasien tidak memiliki pengaruh
terhadap berat badan dan tinggi badan anak, karena dimana tujuan tahap ini
yaitu untuk menstabilkan kondisi anak serta untuk mencegah terjadinya
keadaan lebih buruk yakni hipoglikemia dan dehidrasi sedangkan untuk
perubahan data lab akan mempengaruh karena keitka asupan protein
terpenuhi makan albumin akan menjadi normal.

D Fisik Klinis
Setelah melakukan pemeriksaan fisk klinis diperoleh hasil pemeriksaan
dimana kondisi umum pasien lemah, pernapasan normal dengan frekuensi 20
kali/menit, nadi pasien hampir tidak teraba, suhu tinggi (38.5’C), mengalami
sesak nafas dan kondisi fisik pasien pasien mengalami moon face, CPD, sinar
mata sayu Asitesis (+). Ketika pemberian diet formula 75 tidak
mempengaruhi terjadinya perubahan fisik tapi dengan pemberian formula 75
maka akan memudahkan pasien mengonsumsi makanan ketika sesak napas
dan keadaan yang lemah karena diet ini berbentuk cair yang tidak susah untuk
di cerna.

E Edukasi dan Konseling


Edukasi dan konseling yang diberikan kepada orang tua pasien yaitu
Menjelaskan tentang gizi buruk, Menjelaskan tujuan pemberian diet,
Memberikan contoh menu anak gizi buruk, dan Memberi saran saat
pemberian makanan penderita gizi buruk dengan porsi kecil dan sering.
Edukasi dan konseling yang dilakukan kepada orang tua dimana memiliki
Peran penting terhadap kondisi pasien. Karena, edukasi dan konseling yang
diiberikan melakukan sesi tanya jawab sehingga jika terjadi kekeliruan
terhadap orang tua pasien dapat bertanya sehingga edukasi dan konseling
berpengaruh terhadap kondisi pasien.
..

10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
- Berisi kesimpulan yang berhubungan dengan pasien dan rencana
intervensi yang diberikan. Semisal:
- Diagnosis gizi pasien
- Intervensi terapi makanan
- Status gizi
- Kondisi umum pasien
- Edukasi dan konseling yang diberikan.
1) Nama : An. S, Umur : 36 bulan, berjenis kelamin perempuan masuk rumah
sakit dengan diagnosis medis Gizi buruk. Pasien memiliki masalah
asites yaitu penumpukan cairan pada rongga perut
2) Pasien memiliki BB 11 kg, TB 71 cm, dan BBI 14 kg. Berdasarkan BB/U
diperoleh nilai Z-score -1.85 (Gizi Buruk), BB/TB diperoleh nilai Z-score
2.70 (Gemuk), TB/U diperoleh nilai Z-score -6.32 (Sangat Pendek), dan
IMT/U diperoleh nilai Z-score 3.81 (Obesitas).
3) Berdasarkan hasil lab nilai kadar albumin pasien rendah sebab kurangnya
asupan protein berkaitan terjadinya asites
4) Setelah melakukan pemeriksaan fisk klinis diperoleh hasil pemeriksaan
dimana kondisi umum pasien lemah, pernapasan normal dengan frekuensi
20 kali/menit, nadi pasien hampir tidak teraba, suhu tinggi (38.5’C),
mengalami sesak nafas dan kondisi fisik pasien pasien mengalami moon
face, CPD, sinar mata sayu Asitesis (+).
5) diet yang diberikan diet formula 75 untuk pasien gizi buruk. Formula 75
dalam fase stabilisasi bertujuan agar kondisi anak stabil dan memenuhi
kebutuhan zat gizi. Diberikan dalam bentuk cair melalui oral dengan 12
kali/ 2 jam (selama 24 jam).
a Diet formula 75 cocok diberikan karena merupakan intervensi asupan
khusus untuk Penatalaksanaan Gizi buruk.

11
b Pemberian F75 alternatif pada fase stabilisasi terhadap pasien tidak
memiliki pengaruh terhadap berat badan dan tinggi badan anak,
sedangkan untuk perubahan data lab akan mempengaruh karena keitka
asupan protein terpenuhi makan albumin akan menjadi normal.
c Ketika pemberian diet formula 75 tidak mempengaruhi terjadinya
perubahan fisik
6) Edukasi dan konseling yang dilakukan kepada orang tua dimana memiliki
Peran penting terhadap kondisi pasien, dapat dikatakan Edukasi dan
konseling memiliki pengaruh terhadap kondisi pasien

Saran
Orang tua diharapkan lebih kreatif dalam menyajikan makanan sesuai
kebutuhan gizi dan merangsang nafsu makan anak serta memperhatikan
makanan yang layak dikonsumsi sesuai usia dan kebutuhan.
.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Nila F Moeloek, (2015). Gizi buruk. Kementerian Kesehatan RI, 8(5), 1–17.
2. Departemen Kesehatan RI. (2011). Pedoman pelayanan gizi buruk. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
3. Amanda, E. (2022). 5.2 Gizi buruk. Gizi kesehatan, 49. Padang: PT GLOBAL
EKSEKUTIF TEKNOLOGI

13
LAMPIRAN
Lampiran 1 PAGT (Proses Asuhan Gizi)

Assessment Rencana
Diagnosa Intervensi Monitoring dan
Data Dasar Sintesa Data
Evaluasi
Antropometri NI- 1.4 Diperkirakan ND. 1 Makanan FH-1 Asupan
BB SMRS: Status gizi buruk asupan energy kurang Pemberian makanan  Target : Sesuai
BBA : 11 kg optimal disebabkan dengan formula F75 kebutuhan yaitu
*TB : 71 cm oleh kondisi fisiknya sebagai menu energi tinggi 880 kkal
LILA : cm lemah ditandai Tujuan :
 Metode :
*TL : cm dengan asupan energi - Memenuhi
Obsevasi recall
Status gizi berdasarkan Z-score rendah (87%) kebutuhan zat gizi
dan bertanya ke
 Status Gizi Buruk sesuai kebutuhan
keluarga
BBI : 14 kg NI 5.8.1 Asupan
- Mencegah dan
 Waktu : setiap
Biokimia Kadar albumin karbohidrat tidak
mengatasi dehidrasi.
Data Nilai Rendah adekuat berkaitan hari
Hasil Interpretasi - Memberikan
Lab. normal menakibatkan dengan hanya BD-1.11 Profil
makanan dengan
Albumin 3.5 – 2 ↓ terjadinya asites konsumsi nasi Protein
(g/dL) 5.5 porsi kecil dan

14
sebagai sumber sering  Target :
karbohidrat ditandai C. 2 Strategi konseling Albumin
Fisik Klinis dengan asupan gizi  Metode :
KU : Lemah karbohidrat rendah Terkait diet yang diberikan Pengecekan data
Kesadaran : (86%) untuk dapat diterapkan
laboratorium
TD :- baik di rumah sakit
 Waktu : Setiap
RR : 20x/menit NC-2.2 Perubahan maupun setelah pulang ke
dilakukan
Nadi : Hampit tidak teraba nilai lab terkait zat rumah.
pemeriksaan
Suhu : 38,5’C gizi khusus berkaitan Tujuan
laboratorium
Fisik : Moon face, CPD, sinar mata dengan ganguan  Meningkatkan
sayu Asites (+) fungsi hati ditandai PD 1.1 Fisik klinis
pengetahuan
Dietary dengan albumin  Target : KU,
keluarga pasien
Dahulu: rendah 2 g /dl dan TD, nadi,
terkait kondisi pasien
 Frekuensi makan 2 kali sehari mengalami asites pernafasan, dan
hubungannya dengan
 Jarang mengkonsumsi lauk hewani @ suhu
pemberian makan.
telur 2-3 kali/minggu NB 1.1 Kurangnya
 Metode : Rekam
pegetahuan terkait  Memberikan
 Tidak menyukai sayur dan buah medis atau
 ASI hanya 2 bulan makanan dan zat gizi penjelasan terkait
kolaborasi
berkaitan dengan pemberian F75 untuk
dengan perawat
Pendidikan orang tua anak gizi buruk.
 Waktu : Setiap

15
rendah ditandai hari
dengan kebiasaan RC-1 Kolaborasi dengan FH-4.1
makan anak buruk tenaga kesehatan lainnya Pengetahuan
karena jarang untuk meningkatkan
Makanan
komsumsi protein derajat kesehatan pasien
 Target :
hewani dan tidak Dokter:
Pemahaman
suka komsumsi buah  Kondisi umum
terkait materi
serta ASI hanya pasien
diberikan 2 bulan
edukasi yang
Perawat:
diberikan
 Jadwal pemberian
 Metode : Tanya
makan pasien
jawab
 Waktu :
Setelah edukasi
dilakukan

16
Sekarang:
Hasil Recall 24 jam di Rumah Sakit Hasil recall 24 jam
Protein : 15 gr Asupan protein
Lemak : 25 gr kurang
KH : 120 gr Asupan KH kurang

Sosial Ekonomi
 Orang tua bekerja sebagai PNS
 Pendidikan orang tua tidak tamat
SMA
Riwayat Personal
Riwayat Sekarang
Pasien saat masuk rumah sakit
diagnosis status gizi buruk

17
Lampiran 2 Perencaaan Menu

Menu Makanan Kasus 2 (Gizi Buruk) Untuk 12 Kali Pemberian


Per 2 Jam Sekali

Formulasi 75 WHO
Bahan Berat
Susu skim 45 g
Gula pasir 110 g
Minyak sayur 30 g
Mineral mix 20 g
Air 900 ml

Formulasi 75 Alternatif
Bahan Berat
Susu skim 40 g
Gula pasir 85 g
Minyak sayur 30 g
Tepung beras 40 g
Air 900 ml

18
Lampiran 3 Resep Menu

Formulasi 75 Alternatif
Bahan Berat Alat
Susu skim 40 g 1. Timbangan Digita 5. Gelas
Gula pasir 85 g 2. Gelas Ukur
Minyak sayur 30 g 3. Piring/ Mangkok 6. Plastik Klip
Tepung beras 40 g 4. Sendok 7. Panci
8. Pengasuk (Spatula/Whisk)
Air 900 ml

Langkah – langkah :

1. Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata.


2. Tambahkan susu skim sedikit-sedikit.
3. Tambahkan tepung beras
4. Encerkan dengan air sedikir demi sedikit, sambil diaduk sampai homogen sampai menjadi jumlah cairan yang diinginkan.
5. Masak selama 4 menit atau sampai mendidih
6. Larutan siap

19
Lampiran 4 Analisis Zat Gizi

Jumlah

Protein

Lemak

KH (g)
Waktu

Energi
Bahan

(kkal)
Diet

(g)

(g)

(g)
12 kali Susu skim 40 147,2 14,3 0,8 20,6
makan / Gula pasir 85 328,9 0 0 84,9
2 jam F 75 Alternatif Minyak sayur 30 258,6 0 30 0
Tepung beras 40 144,4 2,7 0,2 31,8
air 900 ml 0 0 0 0
TOTAL 879,1 17 31,1 137,3
KEBUTUHAN 880 16,5 29,3 136,8
PRESENTASE (%) 99% 103% 106% 100%

20

Anda mungkin juga menyukai