Oleh :
Irdina Sahira
5183240020
iii
C. Analisis Diagnosis Gizi ................................................................................. 28
D. Analisis intervensi Gizi ................................................................................. 29
E. Analisis monitoring dan Evaluasi .............................................................. 31
BAB VI KESIMPULAN...................................................................................... 32
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 33
LAMPIRAN....................................................................................................... 34
iv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Pengkajian Data Biokimia…………………………………………………..2
v
GAMBARAN KASUS
Ny.T yang berusia 74 tahun datang ke rumah sakit umum Haji Medan pada
tanggal 06 Oktober 2021 dan dirawat di ruangan Annisa IIID. Pasien datang dengan
keluhan nyeri ulu hati, mual, muntah, lemas dan nafsu makan menurun serta dada
terasa nyeri dan panas. Dengan diagnosa medis yang didapat yaitu Colic Abdomen,
Dyspepsia, CHF serta adanya riwayat hipertensi. Pasien memiliki tinggi badan 156 cm
dan berat badan 55 kg. Pengambilan kasus ini dilaksanakan pada tanggal 07 Oktober
2021.
Pada saat masuk rumah sakit adanya pemeriksaan terhadap tekanan darah
pasien yaitu sebesar 164/73 mmHg, Nadi 86 x/ menit, Suhu 37.0 ֯C, dan RR (Respirasi)
24 x/ menit. Hasil pengecekan Laboratorium biokimia pasien dilakukan pada tanggal
06 Oktober 2021 mendapatkan hasil yaitu kadar hemoglobin sebesar 10.0 g/dL,
Hematokrit 30.4%, Leukosit sebesar 12.50 ribu/mm3, Trombosit sebesar 78
ribu/mm3, Eritrosit sebesar 3.57 juta/uL, Limfosit sebesar 9 %, Total Neutrofil 10.3
ribu/uL, Ureum sebesar 9.7 ribu/uL, GDA (Glukosa Darah Abrandom) sebesar 64
ribu/uL, kadar Natrium (Na) sebesar 132 mEg/L, Kalium (K) 2.50 mEg/L dan kadar
Klorida (Cl) 90.00 mEg/L.
Sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami penurunan nafsu makan
dikarenakan mual, muntah dan nyeri ulu hati yang dialami pasien selama 3 hari,dan
adanya riwayat penyakit jantung serta hipertensi dari tahun-tahun sebelumnya serta
adanya keluhan dada yang terasa nyeri dan panas sehingga pasien jarang
menghabiskan makanan yang telah disediakan. Sehingga pada saat evaluasi
mendapatkan bahwa pasien hanya mengkonsumsi 2-3 suap saja dari makanan yang
diberikan oleh pihak rumah sakit.
Sebelum masuk rumah sakit aktivitas pasien hanya sekedar mengerjakan
kegiatan rumah dan tinggal bersama anak dan menantunya serta Ny.T jarang
berolahraga dan tidak memiliki alergi apapun terhadap makanan dan tidak mengalami
gangguan kesulitan menelan. Akan tetapi didapat bahwa sebelum masuk rumah sakit
pasien suka mengkonsumsi tape ubi yang dibuat sendiri serta pasien suka
mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gas seperti minuman sprite,
dan pasien suka makan makanan manis.
vi
BAB I
PENGKAJIAN GIZI
A. Skrining Gizi
Skrining Gizi dilakukan pada Ny. T pada tanggal 06 Oktober 2021 menggunakan
formulir MST (Malnutrition Skrining Tools) dengan skor 1. Dari skor tersebut dapat
dilihat bahwasannya pasien tidak beresiko malnutrisi (Rekam Medis, 2021). (Bila skor ≥
2 pasien beresiko mengalami malnutrisi, konsul ke ahli Gizi)
B. Antropometri
Hasil pengukuran anthropometri pada tanggal 06 Oktober 2021 didapatkan hasil
sebagai berikut :
• BB Sekarang : 55 kg (AD-1.1.2)
• BB Ideal : 47, 6 kg
BBI = (TB/cm - 100) – (( TB/cm – 100) x 15 %)
= (156 - 100) – ((156 – 100) x 15%)
= 56- 8,4 = 47,6 kg
Perhitungan Berat Badan Ideal (Rumus Broca, Pierre Paul Broca )
Kesimpulan: Berdasarkan data IMT, status gizi pasien tergolong normal yaitu 22,6
kg/𝑚2 dengan nilai rentang normal 18,5 - 25,0 kg/m2 (Kemenkes, 2014).
1
C. Biokimia
Pemeriksaan Laboratorium dilaksanakan pada tanggal 06 Oktober 2021
Tabel I. Pengkajian Data Biokimia
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Ket.
Hemoglobin 10.0 11.7 – 15.5 g/dL Rendah
Hematokrit 30.4 37- 45 % Rendah
Leukosit 12.50 4 – 11 ribu/mm3 Tinggi
Trombosit 78 150 – 440 ribu/mm3 Rendah
Eritrosit 3.57 4.00 – 5.00 juta/uL Rendah
Limfosit 9 20 – 45% Rendah
Total Neutrofil 10.3 1.88 – 7.82 ribu/uL Tinggi
Ureum 9.7 10 – 38 mg/dL Rendah
Kreatinin 0.70 0.7-1.2 mEg/L Normal
GDA 64 <200 mEg/L Rendah
Natrium (Na) 132 135-155 mEg/L Rendah
Kalium (K) 2.50 3.3 – 4.9 mEg/L Rendah
Klorida (Cl) 90.00 96 – 113 mEg/L Rendah
Sumber: Data Rekam Medik, 2021
3
b. Kuantitatif
❖ Recall Pasien
Hasil recall asupan makan pasien saat di rumah sakit pada tanggal 07 Oktober
2021 menggunakan nutrisurvey sebesar:
Tabel IV. Hasil Recall Pasien
Total Asupan Nilai
Energi 1.246,6 kkal
Protein 56,4 gr
Lemak 34,2 gr
Karbohidrat 198,7 gr
Kesimpulan : Asupan energi yang diperoleh pasien sebesar 1.246,6 kkal dan kurang
dari kebutuhan pasien sebesar 1.615 kkal. Untuk pemenuhan kebutuhan asupan protein
masih kurang dari kebutuhan yaitu 56,4 gr dari kebutuhan yaitu 60,5 gr, sedangkan
untuk asupan lemak kurang sebesar 34,2 gr dari kebutuhannya yaitu 35,8 gr. Sedangkan
untuk pemenuhan karbohidrat pasien masih kurang dari kebutuhan yaitu sebesar 262,4
gr. Kurangnya asupan berkaitan dengan pola konsumsi serta porsi makanan pasien
belum teratur, sehingga pasien hanya makan sedikit dan sering menyisakan makanan,
sehingga asupan makanan perharinya belum mencakup kebutuhan perharinya.
Pemenuhan kebutuhan gizi di rumah sakit dari hasil recall pada 07 Oktober 2021:
Tabel V. Perbandingan asupan makanan dan kebutuhan di rumah sakit
Total Asupan Nilai Kebutuhan Persentase Interpretasi
Energi (kkal) 1.246,6 kkal 1.615 kkal 77 % Kurang
Protein (gr) 56,4 gr 60,5 gr 93 % Cukup
Lemak (gr) 34,2 gr 35,8 gr 95 % Cukup
Karbohidrat (gr ) 198,7 gr 262,4 gr 75% Kurang
Sumber: Data Primer, 2021
Kesimpulan:Dikatakan asupan makanan tercukupi apabila persentase kebutuhan
mencapai 80- 110%, kurang <80%, dan berlebih bila diatas 110% (Supariasa,2012).
Dapat disimpulkan berdasarkan data diatas asupan zat gizi makro Ny.T yaitu pada
pemenuhan asupan protein dan lemak tercukupi, sedangkan pada aspek pemenuhan
asupan energi dan karbohidrat masih dalam kategori kurang dikarenakan <80% dari
kebutuhan.
4
2. Pengetahuan dan Perilaku Gizi
Pasien Ny. T dan keluarga belum pernah mendapatkan edukasi mengenai
penyakit Jantung, Lambung, dan hipertensi. Sehingga pasien belum banyak
mengetahui edukasi tentang penyakitnya dan makanan yang dianjurkan, dibatasi, dan
dihindari khususnya pada permasalahan kasus penyakitnya yaitu jantung, lambung,
serta hipertensi.
Kesimpulan: Ny. T belum pernah mendapatkan edukasi sebelumnya sehingga
kurangnya pengetahuan tentang diet yang harus dilakukan untuk penyakitnya.
3. Aktivitas fisik
Sebelum masuk rumah sakit aktivitas pasien hanya sekedar mengerjakan aktivitas
rumamh tangga yaitu seperti bebersih rumah dan pasien juga jarang berolahraga.
b. Aktivitas fisik dirumah sakit
Saat di rumah sakit pasien dalam keadaan sadar, aktivitas Ny.T hanya berbaring
dan sesekali duduk ditempat tidur, serta masih dapat berjalan sendiri saat ke kamar
mandi.
5
pasien masih mengkonsumsi melalui mulut atau oral. Dengan porsi kecil tapi
sering diberikan, untuk mencegah terjadinya mual dan modifikasi makanan
menjadi bentuk lunak (MII).
Kesimpulan : Kemampuan pasien untuk menerima makanan yaitu dari bentuk
makanan biasa menjadi makanan lunak (MII).
6. Pemenuhan kebutuhan pasien
Perhitungan Kebutuhan pasien (Rumus Mifflin St- Jeor) (C.S-1.1.2) :
BMR = 10 (BB/kg) + 6,25 (TB/cm) – 5(Umur/thn) - 161
= 10 (55 kg) + 6,25 (156)- 5 (74 th) – 161
= 550 + 975 – 370 -161
= 994 kkal
Koreksi Faktor Aktivitas (FA)
Faktor aktivitas dengan keadaan tidak bedrest, bisa jalan (1.2-1.3) (Mifflin)/ Buku
Penuntun Diet Sunita Almatsier
= 994 x 1.3
= 1.292,2 kkal
Koreksi Faktor Stres (FS)
Faktor stress dengan keadaan gizi normal (1.2 – 1.3) (Mifflin)/ Buku Penuntun Diet Sunita
Almatsier
= 994 x 1.2
= 1.242,5 kkal
Kebutuhan Energi Total (Rumus Mifflin St- Jeor)
Energi = BMR x Faktor Aktivitas x Faktor Stress
= BMR x FA x FS
= 994 x 1.3 x 1.25
=1.615 kkal (C.S-1.1.1)
Kebutuhan Protein
Protein cukup yaitu rata-rata 15% dari kebutuhan energi total
= 15 % x 1.615 kkal
= 242,25 kkal
= 242,25 kkal : 4 gr
= 60,5 gr (CS-2.2.1)
6
Kebutuhan Lemak
Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total
= 20 % x 1.615
= 323 kkal
= 323 kkal : 9 gr
= 35,8 gr (CS-2.1.1)
Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat sedang yaitu 65 % dari kebutuhan total
= 65 % x 1.615
= 1.049 kkal
= 1.049 kkal : 4 gr
= 262,4 gr (CS-2.3.2)
7
Amlopidine Obat penghambat saluran Interaksi amlopidine yang perlu
kalsium yang digunakan diperhatikan adalah peningkatan risiko
untuk mnengobati tekanan terjadinya rhabdomolisis pada penggunaan
darah tinggi atau penyakit bersama simvastatin.
arteri koroner.
Candesartan Obat untuk menurunkan Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia,
tekanan darah pada hipotensi, dan kerusakan ginjal jika
hipertensi. Obat ini juga digunakan oleh penderita diabetes yang
digunakan dalam sedang mengonsumsi aliskiren.
pengobatan gagal jantung
Sucralfate Obat untuk mengatasi tukak Meningkatkan kadar sulkrafat di dalam
lambung , ulkus duodenum, darah jika digunakan bersama suplemen
atau gastritis kronis. vitamin D.
8. Riwayat personal
1. Keluhan utama pasien
Ny. T mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, nyeri pada bagian ulu
hati dan rasa nyeri dan panas bagian dada.
2. Riwayat penyakit sekarang
Ny. T mendapatkan diagnosis medis dari dokter yaitu Jantung, lambung dan
hipertensi.
8
BAB II
DIAGNOSA GIZI
Domain Intake :
Asupan Oral Tidak Adekuat (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan nafsu makan, mual
dan sesak akibat nyeri ulu hati yang dialami pasien ditandai dengan persentase
asupan energi kurang dari pemenuhan kebutuhan yaitu sebesar 77%, dan karbohidrat
kurang dari kebutuhan yaitu sebesar 75%.
Penurunan Zat Gizi tertentu (Natrium) (NI- 5.4) berkaitan dengan kondisi jantung
dan hipertensi pada pasien ditandai dengan nilai tekanan darah pasien yaitu 164/73
mmHg.
Domain Klinis :
Perubahan fungsi Gastrointestinal (NC-1.4) berkaitan dengan adanya riwayat
penyakit dyspepsia ditandai dengan keluhan mual, muntah dan lemas.
Perubahan Nilai Biokimia (NC-2.2) berkaitan dengan diagnosa medis pasien yaitu
colic abdomen, dyspepsia, CHF, dan Hipertensi ditandai dengan nilai Lab biokimia
dari kadar hemoglobin rendah yaitu 10.0 g/dL ,Leukosit sebesar 12.50 ribu/mm3,
Trombosit sebesar 78 ribu/mm3, Eritrosit sebesar 3.57 juta/uL, Limfosit sebesar 9 %,
GDA (Glukosa Darah Adrandom) sebesar 64 ribu/uL, kadar Natrium (Na) sebesar
132 mEg/L
Domain Behavior :
Ketidaksiapan untuk diet/ merubah perilaku (NB-1.3) berkaitan dengan pasien tidak
melakukan diet yang dianjurkan ditandai dengan timbulnya kambuhnya keluhan
penyakit yang dialami pasien seperti hipertensi, jantung, dan gangguan colic abomen
serta dyspepsia yang dialami pasien.
9
BAB III
INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan
Adapun intervensi gizi yang dilakukan terhadap kasus ini terbagi menjadi dua
yaitu terapi diet dan terapi edukasi, sebagai berikut:
2. Terapi Diet :
Tujuan :
2. Mengurangi rasa nyeri pada ulu hati, sesak dan panas bagian dada serta
mengurangi rasa mual muntah dalam upaya meningkatkan nafsu makan pasien .
Syarat Diet :
1. Bentuk makanan yang diberikan sesuai dengan keadaan penyakit pasien yaitu
dalam bentuk lunak (MII) dan mudah dicerna, porsi kecil tapi sering.
2. Kebutuhan asupan energi pada pasien sebesar 1.615 kkal untuk memenuhi
kebutuhan asupan energi perharinya. (CS-1.1.1)
Kebutuhan Energi Total (Rumus Mifflin St- Jeor) disesuaikan dengan faktor
aktivitas yaitu keadaan tidak bedrest, bisa jalan (1.2-1.3) Faktor stress dengan
keadaan gizi normal (1.2 – 1.3) (Buku Penuntun Diet Sunita Almatsier)
3. Energi = BMR x Faktor Aktivitas x Faktor Stress
= BMR x FA x FS
= 994 x 1.3 x 1.25
=1.615 kkal
4. Lemak diberikan 20% dari kebutuhan energi total yaitu sebanyak 35,8 gr.(CS-
2.1.1)
Lemak = 20 % x 1.615 kkal
= 323 kkal
= 323 kkal : 9 gr
= 35,8 gr
10
5. Protein cukup yaitu rata-rata 15% dari kebutuhan energi total yaitu sebanyak
60,5 gr. (CS-2.2.1)
Protein = 15 % x 1.615 kkal
= 242,25 kkal
= 242,25 kkal : 4 gr
= 60,5 gr
6. Karbohidrat sedang yaitu 65 % dari kebutuhan total yaitu sebanyak 262,4 gr/
hari. (CS-2.3.2)
Karbohidrat = 65 % x 1.615 kkal
= 1.049 kkal
= 1.049 kkal : 4 gr
= 262,4 gr
7. Garam Rendah II yaitu diberikan 1⁄4 sdt garam dapur (600-800 mg Na) per hari
yang akan dimasukkan ke dalam makanan yang dimakan.
11
3. Terapi Edukasi
A. Tujuan :
1. Agar pasien dan keluarga dapat memahami dan mematuhi diet yang diberikan.
2. Agar pasien dan keluarga mengetahui tentang menu yang tepat untuk pasien
yang menderita penyakit Jantung dan Lambung dan Hipertensi.
3. Agar pasien dan keluarga mengetahui makanan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi untuk penderita Jantung, Lambung, dan Hipertensi.
4. Agar pasien dapat menyeimbangkan asupan makanan per harinya untuk
mempertahankan status gizi yang optimal (C-1.1).
B. Sasaran :
Pasien dan keluarga pasien (C-2.5).
C. Waktu :
± 30 menit
D. Metode:
Konseling secara langsung di ruang rawat inap saat ahli gizi mengunjungi kamar
untuk evaluasi
E. Alat Bantu : Leaflet penyakit Jantung, Dyspepsia (Lambung), dan Hipertensi.
F. Materi :
1. Pengertian Diet Jantung
2. Tujuan dan syarat Diet Penyakit Jantung
3. Pengaturan makanan Diet untuk penderita penyakit jantung (makanan yang
dianjurkan, dibatasi, dihindari)
4. Pengertian Diet Lambung
5. Tujuan dan syarat Diet Penyakit Lambung
6. Pengaturan makanan Diet untuk penderita penyakit Lambung (makanan
yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari )
7. Pengertian Diet Hipertensi
8. Tujuan dan syarat Diet Penyakit Hipertensi
9. Pengaturan makanan Diet untuk penderita penyakit hipertensi (makanan
yang dianjurkan, dibatasi, dan dihindari)
10. Contoh menu yang baik untuk penderita penyakit jantung, lambung, dan
hipertensi.
12
G. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali mengenai bagaimanan diet
untuk penyakit jantung, lambung, dan hipertensi
2. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan kembali jenis makanan yang
dianjurkan, dibatasi, dan dihindari untuk penderita penyakit jantung,
lambung dan hipertensi.
B. Implementasi
1. Pemberian Makanan / terapi Diet (ND-1.2)
Jenis diet yang diberikan adalah Diet jantung III dan Diet Lambung dengan
jumlah energi cukup 1.615 kkal , protein cukup yaitu 15% dari kebutuhan
energi total yaitu sebanyak 60,5 gr, kebutuhan lemak cukup 20 % dari
kebutuhan energi total yaitu sebanyak 35,8 gr dan karbohidrat cukup yaitu
65 % dari kebutuhan energi total yaitu sebanyak 262,4 gr.
2. Diet diberikan melalui oral dalam bentuk makanan lunak dikarenakan pasien
mengalami mual dan muntah.
3. Pemberian diet dengan prinsip kecil namun sering diberikan yaitu tiga kali
makanan utama dan dua kali selingan yaitu selingan pagi dan sore.
4. Makanan tidak berbumbu tajam dan berbau tajam
5. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
6. Terapi edukasi.
Tabel VII. Rencana Pemberian Zat Gizi
Zat Gizi Hari Ke-1 Hari ke-2 Hari Ke-3
Energi (kkal) 1.612,6 1.622,5 1.612,7
Protein (gr) 60,4 60,3 60,1
Lemak (gr) 38,9 52,1 38,0
Karbohidrat (gr) 245,2 224,9 251,2
Natrium (mg) 1200 1200 1200
Rencana Pemberian zat gizi dilakukan dengan pemantauan dengan waktu recall 3
hari yaitu pada tanggal 08,09, dan 11 Oktober 2021.
13
Tabel VIII. Edukasi Gizi
Pelaksanaan Edukasi Gizi
Hari dan tanggal Selasa, 12 Oktober 2021
Jam 13:10 WIB
Tempat Annisa IIID
Topik Diet Jantung, Diet lambung, dan Diet Hipertensi
Tujuan Untuk meningkatkan pengetahuan gizi pasien beserta
keluarga terkait jenis diet yang diberikan kepada pasien
Kesimpulan : Edukasi dilakukan pada tanggal 12 oktober 2021 pada pukul 13.00 wib
dengan topik penyakit jantung, lambung dan hipertensi yang bertujuan untuk Untuk
meningkatkan pengetahuan gizi pasien beserta keluarga terkait jenis diet yang
diberikan kepada pasien beserta keluarga. Dengan bantuan leaflet yang berisi materi
14
tentang Pengertian Diet Jantung, Diet lambung, Diet Hipertensi yang disertai dengan
Tujuan dan syarat Diet Penyakit, pengaturan makanan Diet (makanan yang dianjurkan,
dibatasi, dihindari). Edukasi ini dilakukan dengan metode konseling dan tanya jawab
yang berlangsung 30 menit. Kemudian evaluasi dilakukan diakhir sesi edukasi dengan
memperhatikan bahwa Pasien dan keluarga dapat memahami mengenai diet untuk
penderita Jantung, Lambung, dan Hipertensi, serta memperhatikan pasien dan keluarga
mengetahui bagaimana gaya hidup yang baik untuk penderita jantung, dyspepsia, dan
hipertensi serta Pasien dan keluarga mengetahui jenis makanan yang dianjurkan ,
dibatasi, dan dihindari untuk penderita penyakit jantung, lambung dan hipertensi dan
kepatuhan Diet Ny.T.
15
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
Dampak perilaku dan lingkungan terhadap gizi dapat dilihat dari tingkat
pengetahuan mengenai makanan dan gizi dari pasien. Metode yang dilakukan untuk
melihat hal tersebut dengan tanya jawab secara langsung dengan pasien mengenai
penyakit yang dialami pasien yaitu Penyakit jantung, lambung dan hipertensi. Setelah
dilakukannya tanya jawab, pasien dan keluarga pasien memahami mengenai penyakit
yang dialami pasien dan akan berusaha untuk merubah pola hidupnya menjadi lebih
sehat, salah satunya dengan memperhatikan asupan makan yaitu memperhatikan
makanan yang dianjurkan, dibatasi dan dihindari untuk pasien.
Tabel IX. Dampak perilaku dan lingkungan terhadap gizi
Indikator Waktu Metode Target Hasil
Pencapaian
16
B. Dampak asupan makanan dan zat gizi
Asupan makanan dan gizi pasien dipantau selama 3 hari serta recall yang dilakukan
juga 3 kali dalam jangka waktu 3 hari.
Berikut perhitungan asupan makan sesuai dengan kebutuhan pasien dirumah sakit
selama 3 hari (3x24 jam) yang sudah disesuaikan dengan diet pasien dan menggunakan
nutrisurvey :
Tabel X. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Asupan makan Hari-1
Waktu Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
(kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
08 Total 1.240,6 60,7 29,2 179,9 210
Oktober Kebutuhan 1.615 60,5 35,8 262,4 1200
2021 Persentase 76 % 100 % 81% 68% 10 %
Kategori Defisit Baik Baik Defisit Defisit
Defisit Ringan Sedang Berat
(Depkes,1999)
Kesimpulan : Dapat dilihat pada tabel VII yaitu persentase kebutuhan asupan makan
hari-1 pada tanggal 08 Oktober 2021, didapat bahwa asupan energi, karbohidrat,
natrium masih kurang dari kebutuhan perharinya, sementara untuk pemenuhan
asupan protein danlemak sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan perharinya.
Tabel XI. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makan Hari-2
Waktu Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
(kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
09 Total 1.250,5 61,1 32,2 158,5 157,9
Oktober Kebutuhan 1.615 60,5 35,8 262,4 1200
2021 Persentase 77% 100% 89% 60% 13%
Kategori Defisit Baik Baik Defisit Defisit
Defisit Ringan Sedang Berat
(Depkes,1999)
Kesimpulan : Dilihat dari tabel VIII yaitu persentase pemenuhan kebutuhan asupan
makan hari ke-2, didapat bahwa pada tanggal 09 oktober pemenuhan asupan energi,
karbohidrat, dan natrium masih kurang (Defisit) dari kebutuhan dan untuk asupan
lemak dan protein terpenuhi dengan baik dengan memenuhi asupan sesuai dengan
17
kebutuhan yaitu lebih dari persentase kebutuhan (> 80%).
Tabel XII. Persentase Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makan Hari-3
Waktu Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium
(kkal) (gr) (gr) (gr) (mg)
11 Total 1.241,5 51,9 34,2 178,7 161,1
Oktober Kebutuhan 1.615 60,5 35,8 262,4 1200
2021 Persentase 76% 85% 95% 68% 13%
Kategori Defisit Baik Baik Defisit Defisit
Defisit Ringan Sedang Berat
(Depkes,1999)
Kesimpulan : pada tabel IX yaitu persentase pemenuhan kebutuhan asupan
makan pasien dihari ke-3 yaitu pada tanggal 11 oktober, didapat bahwa
pemenuhan asupan energi, karbohidrat, natrium masih kurang dari kebutuhan
(Defisit) dan untuk pemenuhan asupan proteindan lemak sudah terpenuhi dengan
baik. Dikatakan asupan makanan tercukupi apabila persentase kebutuhan
mencapai 80- 110%, kurang <80%, dan berlebih bila diatas 110%
(Supariasa,2012).
Grafik.I Pemenuhan asupan energi pasien di rumah sakit pada tanggal 08,09,11
Oktober
Energi
2000
1615 1615 1615
1500
1241.5
1000 1240.6 1250.5
500
0
8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober
Asupan 1240.6 1250.5 1241.5
Kebutuhan 1615 1615 1615
18
Grafik.II Pemenuhan asupan protein pasien di rumah sakit pada tanggal
08,09,11 Oktober
Protein
62 60.5 60.5 60.5
60
60.7 61.1
58
56
54
52 51.9
50
48
46
8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober
Asupan 60.7 61.1 51.9
Kebutuhan 60.5 60.5 60.5
Lemak
40 35.8 35.8
35.8
35 34.2
30
29.2 32.2
25
20
15
10
5
0
8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober
Asupan 29.2 32.2 34.2
Kebutuhan 35.8 35.8 35.8
Karbohidrat
300
265.4 262.4 262.4
250
200
178.7
150 179.9
158.5
100
50
0
8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober
Asupan 179.9 158.5 178.7
Kebutuhan 265.4 262.4 262.4
Natrium
1400
1200 1200 1200
1200
1000
800
600
400
200 161.1
210
0 157.9
8 Oktober 9 Oktober 10 Oktober
Asupan 210 157.9 161.1
Kebutuhan 1200 1200 1200
20
Rata- rata Pemenuhan asupan makanan selama 3 hari (3 x 24 jam) di rumah sakit :
Tabel XIII. Rata-rata pemenuhan asupan makan selama 3 hari dilakukannya
Intervensi berdasarkan dari data pada tabel VII, VIII, IX dengan adanya
Persentase Pemenuhan Kebutuhan Asupan Makan Hari ke-1,2, dan 3.
Zat Gizi Kebutuhan Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Rata- Persentase
(08.10.2021) (09.10.2021) (11.10.2021) Rata
Energi 1.615 kkal 1.240,6 1.250,5 1.241,5 1.244,2 77%
(kkal)
Protein (gr) 60,5 60,7 61,1 51,9 57,9 95%
Lemak (gr) 35,8 29,2 32,2 34,2 31,8 88%
Karbohidrat 262,4 179,9 158,5 178,7 172,3 65%
(gr )
Natrium 1200 210 157,9 161,1 176,3 14%
(mg)
Kesimpulan : Perhitungan mengunakan nutrisurvey dengan memasukkan menu
makan pasien selama tiga hari yang sudah disediakan rumah sakit yaitu pada tanggal
08,09, dan 11 oktober 2021.
Asupan makanan dan gizi pasien dipantau selama 3 hari serta recall yang
dilakukan juga 3 kali dalam jangka waktu 3 hari.
Tabel XIV. Dampak asupan makanan dan zat gizi
Indikator Waktu Metode Target Hasil
Pencapaian
Asupan Rata-rata pemenuhan asupan
energi energi belum tercukupi
(FH 1.2.1.) (kurang) yaitu memiliki
persentasi pemenuhan 77 %
dari total kebutuhan energi
perharinya.
Asupan Rata-rata pemenuhan asupan
Comestock Asupan makan
protein protein sudah tercukupi yaitu
3x24jam pasien mencapai
( FH 1.6.2.) 12 mencapai 95 % dari total
(08,09, dan 11 80% dari total
Oktober kebutuhan asupan protein
Oktober 2021) kebutuhan gizi
2021 perharinya.
Asupan Rata-rata pemenuhan asupan
lemak (FH lemak tercukupi yaitu
1.6.1.) mencapai 88 % dari total
kebutuhan lemak perharinya
Asupan Rata-ratra pemenuhan
Karbohidrat asupan karbohidrat belum
(FH 1.6.3) tercukupi (kurang) yaitu
memiliki persentasi
pemenuhan sebesar 65 %
dari total kebutuhan
karbohidrat perharinya.
21
Asupan Kebutuhan Rata-rata pemenuhan asupan
Natrium asupan Natrium natrium kurang dari
1200 mg/hari. kebutuhan yaitu
sebesar176,3 mg dengan
persentase 14% dari total
kebutuhan.
Kesimpulan : Hasil dari pemantauan dan perhitungan asupan makan pasien selama 3
hari yang menggunakan metode comestock dengan target pencapaian asupan makan
pasien mencapai 80 % dati total kebutuhan gizi pasien. Sehingga hasil menunjukkan
bahwasannya Asupan energi belum tercukupi (kurang) yaitu memiliki persentasi
pemenuhan 77 % dari total kebutuhan energi perharinya, sedangkan asupan protein
sudah tercukupi yaitu mencapai 95 % dari total kebutuhan asupan protein perharinya
dan Asupan lemak tercukupi yaitu mencapai 88 % dari total kebutuhan lemak
perharinya, sementara itu Asupan karbohidrat belum tercukupi (kurang) yaitu
memiliki persentasi pemenuhan sebesar 65 % dari total kebutuhan karbohidrat
perharinya.
22
Tabel XVI. Perkembangan data fisik pasien
Data klinis 06-10-21 09-10-21 12-10-21
Mual Ada Berkurang Berkurang
Muntah Ada Berkurang Tidak ada
Sesak Ada Berkurang Berkurang
Nyeri ulu hati Ada Ada Berkurang
Lemas Ada Ada Ada
Penurunan Ada Ada Ada
Nafsu Makan
Kesimpulan : Adanya perkembangan pada aspek data fisik yaitu mual sudah berkurang
dan frekuensi muntah juga sudah tidak ada, sesak dan nyeri ulu hati yang dirasakan
pasien juga sudah berkurang, akan tetapi lemas dan penurunan nafsu makan masih saja
dirasakan oleh pasien Ny.T.
23
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis skrining dan antropometri
Skrining gizi pasien dilakukan untuk melihat apakah pasien beresiko malnutrisi
atau tidak. Skrining gizi menggunakan formulir MST (Malnutrition Skrining Tools)
mendapatkan skor 1. Skrining Gizi dilakukan pada Ny. T pada tanggal 06 Oktober
2021 menggunakan formulir MST (Malnutrition Skrining Tools) dengan skor 1. Dari
skor tersebut dapat dilihat bahwasannya pasien tidak beresiko malnutrisi (Rekam
Medis, 2021). (Bila skor > 2, pasien beresiko mengalami malnutrisi dan perlu adanya
konsul ke ahli Gizi).
Pengukuran Antropometri secara umum diartikan sebagai ukuran tubuh manusia
. Ditinjau dari pandangan gizi, maka antropometri berhubungan dengan kebutuhan
energi pasien dan status gizi pasien. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, Ny.
T memiliki berat badan 55 kg dan tinggi badan 156 cm dengan status gizi normal yaitu
dengan IMT 22,6 kg/m2 (Kemenkes, 2014).
B. Analisis Dokter
Analisis dokter terhadap Ny.T yaitu pasien mengidap penyakit colic abdomen ,
dyspepsia, serta adanya riwayat hipertensi dan CHF (Jantung). Dengan adanya keluhan
yang dirasakan pasien yaitu berupa mual muntah, lemas, nyeri ulu hati, panas dan nyeri
pada dada, serta adanya penurunan nafsu makan. Pada kasus yang dialami pasien Ny.T
yang mengalami penyakit colic abdomen, dyspepsia, CHF (jantung), dan hipertensi.
Dimana colic abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011) kondisi ini menyebabkan nyeri
hebat pada perut yang sifatnya hilang-timbul. Kejadian penyakit colic abdomen terjadi
karena pola hidup yang tidak sehat sehingga berdampak pada kesehatan tubuh
(Bare,2010).
24
didapat bahwa tingginya kadar leukosit pada hasil pemeriksaan dapat disebabkan oleh
infeksi/ radang yang memicu keluhan penyakit colic abdomen, sehingga nyeri abdomen
dapat berasal dari dalam organ abdomen termasuk nyeri viseral dan dari lapisan dinding
perut (nyeri somatik) lokasi nyeri abdomen bisa mengarah padapenyebab nyeri, walaupun
sebagian nyeri yang dirasakan merupakan penjalaran dari tempat lain (Bare, 2010).
Dyspepsia menggambarkan keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari
nyeri epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang dan lainnya. Seindrom atau
keluhan ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit tentunya terutama penyakit lambung
(Pardiansyah & Yusran, 2016).
25
Selain itu, penyakit hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan darah
di dalam arteri yang menyebabkan meningkatnya resiko terhadap gagal jantung (CHF)
yang dimana tekanan darah yang abnormal tinggi di dalam arteri. Seseorang dikatakan
mengalami hipertensi jika memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg atatu tekanan
darah diastolik >90 mmHg atau keduanya (Ridwan,2009).
Volume Cairan
Kontriksi Vena
Kontriksi Hipertrofi
Preload Kontraktilitas Fungsionil Struktural
26
• Patofisiologi Penyakit Colic Abdomen Dan Dyspepsia
Virus/ Bakteri
Peradangan
Mediator nyeri Defisit Informasi
Stres
Nyeri epigastrium
berdampak iritasi pada
mulkosa lambung Perangsangan
saraf simpatis NV
Produksi HCL di
lambung
Mual
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan Muntah
Kekurangan
Volume cairan
Sumber : Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid II (2001)
Dyspepsia dan colic abdomen yang diderita pasien merupakan penyakit yang
menimbulkan rasa nyeri hebat pada bagian perut dan ketidaknyamanan perut bagian
atas dan pasien akan merasakan panas dan sensasi terbakar, kembung atau begah, mual
atau perasaan cepat kenyang setelah memulai makan sehingga pasien makan dengan
porsi sedit perharinya yang menyebabkan tidak terpenuhi asupan gizi yang dibutuhkan
tubuh perharinya.
Dilihat dari bagan diatas bahwa penyakit colic abdomen didasarkan dengan
adanya virus/ bakteri yang akan mengakibatkan infeksi dan peradangan, dan akan
mengakibatkan nyeri, dampak dari itu pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh
27
yang berakibatkan perubahan status kesehatan dimana pasien akan mengalami defisit
informasi (ketiadaan/ kurangnya informasi pengetahuan) dan akan berdampak mudah
cemas dan kemudian merasakan stres yang berlebih . Sehingga apabila pasien
merasakan stres yang berlebih akan mengakibatkan timbulnya penyakit dyspepsia,
dimana salah satu faktor munculnya penyakit dyspepsia adalah stres yang berlebihan
dan akan mengakibatkan terjadinya perangsangan saraf simpatis NV (Nervus Vagus)
yang berdampak pada peningkatan produksi HCL di lambung sehingga
mengakibatkan pasien mengalami mual, muntah dan rasa nyeri epigastrium dan
berdampak iritasi pada mulkosa lambung akibat dari itu pasien menjadi kekurangan
voleme cairan dan beresiko terjadinya ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari
kebutuhan.
28
Menurut Nuraini dkk (2017) diagnosa ini salah satu hal yang terkait dengan
penyakit pasien tersebut seperti asupan oral tidak adekuat. Asupan oral inadekuat
terkait dengan kondisi pasien yang mengalami mual dan muntah sehingga terjadinya
penurunan nafsu makan yang tidak dapat terpenuhi kebutuhan yang seharusnya.
Mual dan muntah bmerupakan salah satu tanda-tanda dari penyakit dyspepsia.
Intervensi gizi adalah upaya untuk mencegah dan mengurangi masalah gizi
secara langsung. Sehingga untuk mengkompensasi terjadinya penurunan fungsi
fisioligis lansia dan berbagai masalh yang menyertai, maka harus diberikan nutrisi
yang cukup pada lansia agar sesuai dengan aktivitas lansia. Asupan gizi seimbang
sangat diperlukan bagi usia lanjut dengan berbagai penyakitnya untuk
mempertahankan kualitas hidupnya serta diperlukan dalam proses penyembuhan dan
mencegah agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut dari penyakit yang dideritanya
(Maryam, dkk, 2009)
Dyspepsia dan colic abdomen yang diderita pasien merupakan penyakit yang
menimbulkan rasa nyeri hebat pada bagian perut dan ketidaknyamanan perut bagian
atas dan pasien akan merasakan panas dan sensasi terbakar, kembung atau begah, mual
atau perasaan cepat kenyang setelah memulai makan sehingga pasien mankan dengan
porsi sedit perharinya yang menyebabkan tidak terpenuhi asupan gizi yang dibutuhkan
tubuh perharinya.
Dyspepsia itu sendiri merupakan istilah yang sering dipakai pasien untuk
menjelaskan sejumlah gejala yang umunya dirasakan sebagai gangguan perut bagian
atas dan gejala tersebut sering muncul berkaitan dengan asupan makanan. Berdasarkan
penelitian (Hervina Dwijayanti, dkk, 2016) menunjukkan bahwa semakin besar asupan
natrium , semakin besar pula frekuensi kekambuhan sindrom dispepsia. Sehingga
perlu dilakukannya pembatasan asupan natrium yaitu sebesar 1200 mg yang
disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG 2019) berdasarkan jenis kelamin
dan usia Ny. T yaitu 74 tahun.
29
darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah > 140
mmHg (sistolik) dan atau > 90 mmHg.
30
E. Analisis monitoring dan Evaluasi
Hasil monitoring menunjukan bahwa dalam pemenuhan zat gizi yaitu asupan
protein dan lemak berdasarkan hasil recall (3x24 jam) bahwasannya asupan lemak dan
protein sudah terpenuhi dengan nilai persentasi pemenuhan kebutuhan masing-masing
sebesar 95% untuk kecukupan pemenuhan kebutuhan asupan protein sedangkan untuk
asupan lemak sudah terpenuhi sebanyak 88 % dari kebutuhan total asupan lemak.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan energi dan asupan karbohidrat masih belum
cukup terpenuhi yaitu masih memiliki persentasi kurang sebesar 77% untuk energi dan
65 % untuk asupan karbohidrat.
Monitoring data laboratorium dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada awal masuk
rumah sakit pada tanggal 06 Oktober dan dilakukan pengecekan lanjutan pada tanggal
08 oktober. Yang dimana hasil yang didapatkan yaitu adanya penurunan pada kadar
hemoglobin dari 10.0 menjadi 9.8 g/dL (Nilai normal : 11.7-15.5), adanya penurunan
kadar hematokrit yaitu dari 30.4 % menjadi 29.3 dengan nilai normal:37-45 %, pada
kadar trombosit mengalami perubahan 78 ribu/mm3 menjadi 188 yaitu mencapai nilai
normal (150-440 ribu /mm3). Pemberian edukasi dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan pasien maupun keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita oleh
pasien.
Setelah mendapatkan edukasi dengan didampingi pemberian leaflet, pasien
mulai memahami mengenai penyakit jantung, lambung, serta hipertensi secara umum,
dan pengaturan makanan yaitu makanan yang dianjurkan, dibatasi maupun tidak
dianjurkan sesuai diet penyakit yang telah pasien jalankan dan dapat menyampaikan
kembali apa yang sudah dijelaskan pada saat konsultasi berlangsung.
31
BAB VI
KESIMPULAN
Pasien Ny. T masuk rumah sakit dengan diagnosis medis yaitu Colic Abdomen,
Dyspepsia , CHF dan disertai dengan hipertensi. Pasien datang dengan keluhan nyeri
ulu hati, mual dan muntah, lemas dan nafsu makan menurun serta dada terasa nyeri
dan panas. Selama intervensi Ny.T mendapatkan diet jantung III dan diet lambung
dengan pengaturan makanan yang diberikan rumah sakit yang disesuaikan dengan diet
pasien yaitu pasien diberikan makanan dalam bentuk lunak (MII) , dengan lemak yang
diberikan 20 % dari kebutuhan energi total yaitu sebanyak 35,8 gr, protein cukup yaitu
rata-rata 15% dari kebutuhan energi total yaitu sebanyak 60,5 gr, dan untuk asupan
karbohidrat sedang yaitu 65 % dari kebutuhan total yaitu sebanyak 262,4 gr/ hari, serta
vitamin dan mineral diberikan cukup dan mengurangi pengonsumsian makanan yang
berbumbu tajam dan mengandung gas.
Hasil monitoring menunjukan bahwa dalam pemenuhan zat gizi yaitu asupan
protein dan lemak berdasarkan hasil recall (3x24 jam) bahwasannya asupan lemak dan
protein sudah terpenuhi dengan nilai persentasi pemenuhan kebutuhan masing-masing
sebesar 95% untuk kecukupan pemenuhan kebutuhan asupan protein sedangkan untuk
asupan lemak sudah terpenuhi sebanyak 88 % dari kebutuhan total asupan lemak.
Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan energi dan asupan karbohidrat masih belum
cukup terpenuhi yaitu masih memiliki persentasi kurang sebesar 77% untuk energi dan
65 % untuk asupan karbohidrat.
Adapun pemberian edukasi gizi yang ditujukan kepada pasien dan keluarga
pasien diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi pasien dan keluarga.
Diharapkan pasien mampu mengubah pola hidup dan pola makan sesuai dengan
anjuran yang diberikan terkait penyakit lambung, jantung dan hipertensi yang dialami
pasien.
32
DAFTAR PUSTAKA
Arant CB, Wessel TR, Olson MB. (2004). “Hemoglobin level is an independent
predictor for adserve outcomes in women undergoing evaluation for chest
pain”. JACC: Vol 43: No 11
H. Selamet Suyono. Prof. Dr. SpPD. KE., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II,
FKUI Jakarta, 2001.
Hervina Dwijayanti, Neneng Ratnasari, Susetyowati. 2008. “ Asupan natrium dan
kalium berhubungan dengan frekuensi kekambuhan sindrom dispepsia
fungsional”. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 5(1): 36-40 .
Kasim Zahra Inayah dkk. (2019). Analisis hubungan rasio trombosit limfosit
dengan derajat keparahan stenosis pada pasien coronary artery disease.
Intisari Sains Medis, 10(2), 388-392.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta. Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI.(2019). Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Masyarakat Indonesia. Jakarta. Kementerian Kesehatan RI.
Kurniasari, Lutfiana Dewi. (2015). Hubungan asupan Vitamin E dan kadar
kolesterol dengan kadar High Density Lipprotein (HDL) pada pasien penyakit
jantung koroner diruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Fakultas
Ilmu kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sarlina Palimbong, dkk. (2018). “Keefektifan diet rendah garam pada makanan biasa
dan lunak terhadap lama kesembuhan pasien hipertensi”. Jurnal Keperawatn
Muhammadiyah 3(1).
Suharyanti dkk. (2019). Penuntun Diet dan Terapi Diet. Jakarta: EGC.
Sunita Almatsier. (2002). “Penuntun Diet Edisi Baru”. Gramedia Pustaka Utama
Supariasa, I Dewa Nyoman.(2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC
Suryani Isti dkk. (2018). Dietetika Penyakit Tidak Menular. Jakarta. Kemenkes
Yuli Amran, dkk. (2010). “Pengaruh tambahan asupan kalium dari diet terhadap
penurunan Hipertensi sistolik tingkat sedang pada lanjut usia”. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.5 (3).
33
LAMPIRAN
1.1 Tabel Skrining Gizi
Dewasa
1. Apakah pasien mengalami penurunan Berat Badan yang tidak direncanakan/ tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir ? Skor
Tidak 0
Tidak yakin (Ada tanda: baju menjadi longgar) 2
Ya, ada penurunan Berat Badan sebanyak :
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 kg 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa penurunannya 2
Apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu makan/ kesulitan menerima
makanan?
Tidak 0
Ya 1
Total Skor 1
Resiko Malnutrisi : 0-1 Tidak beresiko malnutrisi
≥ 2 Beresiko malnutrisi
1.2 Hasil Laboratorium
Pemeriksaan pertama (06/10/2021)
34
Pemeriksaan Lanjutan (08/10/2021)
35
1.4 Pemorsian dan pemantauan asupan makan dari sisa makan pasien selama 3 hari
1.4.1 Penimbangan porsi makanan sesuai kebutuhan asupan pasien
36
37
1.4.2 Sisa makan pasien
38
MENU RS HAJI MEDAN(Tanggal 08/10/2021)
Nama Bahan Energi Protein Lemak KH Serat Choleste Vit.c Besi Natrium
Waktu gr rol (mg) (mg)
Masakan Masakan (kcal) ( g) (g) (g) ( g) (mg)
(mg)
Nasi uduk Nasi 300 354,2 6,3 4,5 70,5 1,8 0,0 0,0 1,2 3,0
SARAPAN
PAGI Telur Dadar Telur Ayam 60 112,1 6,9 8,8 0,7 0,0 229,2 0,0 0,6 68,4
Timun Timun Mentah 30 3,9 0,2 0,0 0,8 0,2 0,0 1,5 0,1 0,6
Teh manis encer Teh 270 34,8 0,0 0,0 8,6 0,0 0,0 5,0 0,0 8,1
Agar-agar pelangi Agar-agar 60 58,2 1,1 0,4 13,9 0,8 0,0 7,8 0,7 141,6
Selingan Pagi
Bubur nasi Nasi 350 255,1 4,5 0,3 56,0 0,7 0,0 0,0 0,7 0,0
Daging Daging sapi 50 134,4 12,4 9,0 0,0 0,0 37,5 0,0 2,0 26,5
Semur tahu Tahu 50 68,5 6,8 2,3 5,3 0,2 14,0 0,0 1,0 13,0
MAKAN Buncis 30 10,5 0,6 0,1 2,4 1,0 0,0 3,0 0,1 0,9
SIANG Tumis Buncis wortel
Wortel 30 7,7 0,3 0,1 1,4 1,1 0,0 2,1 0,2 18,1
Ayam,wortel, 70 58,2 4,3 1,0 7,8 0,8 8,4 2,6 0,7 14,2
Sayur sop ayam + kentang, kaldu
kentang
Pisang ambon 65 59,8 0,6 0,3 15,2 1,6 0,0 5,8 0,1 0,6
Pisang
Nasi 350 255,1 4,5 0,3 56,0 0,7 0,0 0,0 0,7 0,0
MAKAN Bubur nasi
MALAM Ikan Kembung 60 130,8 10,0 9,4 1,7 1,0 35,4 1,2 0,9 28,2
Ikan bumbu kuning
Sayur bayam 60 4,7 0,6 0,1 0,8 0,5 0,0 1,8 0,2 13,8
Bening bayam
Broccoli 20 4,6 0,6 0,0 0,4 0,6 0,0 12,2 0,1 3,0
Tumis broccoli wortel
Wortel 15 3,9 0,1 0,0 0,7 0,5 0,0 1,0 0,1 9,0
Minyak 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Semangka 40 12,8 0,2 0,2 2,9 0,2 0,0 4,0 0,0 0,8
Semangka
Total 1.612,6 60,4 38,9 245,2 11,6 324,5 43,1 9,5 349,8
38
MENU RS HAJI MEDAN(Tanggal 09/10/2021)
Nama Bahan Energi Protein Lemak KH Serat Choleste Vit C Besi Natrium
Waktu gr rol (mg)
Masakan Masakan (kcal) ( g) (g) (g) ( g) (mg) (mg)
(mg)
Nasi uduk Nasi 300 354,2 6,3 4,5 70,5 1,8 0,0 0,0 1,2 3,0
SARAPAN
PAGI Sosis goreng Sosis 30 111,0 7,1 9,0 0,0 0,0 31,2 0,0 1,1 16,5
Timun Timun Mentah 20 2,6 0,1 0,0 0,6 0,2 0,0 1,0 0,0 0,4
Tomat Tomat 15 2,6 0,1 0,0 0,4 0,1 0,0 3,7 0,0 0,9
Teh manis Teh 270 34,8 0,0 0,0 8,6 0,0 0,0 0,0 0,0 8,1
Pastel Pastel 30 105,3 3,5 8,0 4,7 0,2 33,3 0,0 0,4 12,3
Selingan Pagi
Bubur nasi Nasi 300 218,7 3,9 0,3 48,0 0,6 0,0 0,0 0,6 0,0
Daging sapi Daging 50 134,4 12,4 9,0 0,0 0,0 37,5 0,0 2,0 26,5
Pergedel jagung Jagung 30 42,9 2,2 2,2 4,2 0,4 11,7 0,9 0,3 7,8
MAKAN Minyak 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
SIANG Tumis Buncis wortel
Buncis 20 7,0 0,4 0,1 1,6 0,6 0,0 2,0 0,1 0,6
Wortel 20 5,2 0,2 0,0 1,0 0,7 0,0 1,4 0,1 12,0
Daging, wortel, 60 39,6 3,9 1,0 3,5 0,5 8,4 0,0 0,6 13,2
Sayur sop daging cincang kentang, kaldu
wortel
Pisang ambon 60 55,2 0,6 0,3 14,0 1,4 0,0 5,4 0,1 0,6
Pisang
Selingan siang Agar-agar 50 48,5 0,9 0,3 11,6 0,6 0,0 6,5 0,6 118,0
Agar-agar
MAKAN Nasi 300 218,7 3,9 0,3 48,0 0,6 0,0 0,0 0,6 0,0
MALAM Bubur nasi
Ikan Kembung 45 98,1 7,5 7,1 1,3 0,8 26,5 0,9 0,7 21,1
Ikan bumbu kuning
Sayur sawi 40 11,2 0,7 0,8 0.6 0,6 0,0 7,6 0,0 4,8
Tumis sawi
Daging cincang, 60 39,6 3,9 1,0 3,5 0,5 8,4 0.0 0,6 13,2
Sayur sop daging cincang wortel, kentang
wortel Bakso pentol 10 37,0 2,3 3,0 0,0 0,0 10,4 0,0 0,4 34
5,5
Semangka 40 12,8 0,2 0,2 2,9 0,2 0,0 4,0 0,0 0,8
Semangka
Total 1.622,5 60,3 52,1 224,9 9,9 167,4 33,4 9,7 265,3
39
MENU RS HAJI MEDAN(Tanggal 11/10/2021)
Nama Bahan Energi Protein Lemak KH Serat Choleste Vit C Besi Natrium
Waktu gr rol (mg) (mg)
Masakan Masakan (kcal) ( g) (g) (g) ( g) (mg)
(mg)
Bubur ayam Nasi, suiran ayam 300 476,8 15,3 6,3 85,8 0,9 24,0 0,0 1,8 21,0
SARAPAN
PAGI Telur dadar Telur ayam 60 112,1 6,9 8,8 0,7 0,0 229,2 0,0 0,6 68,4
Kerupuk Kerupuk udang 10 54,9 0,6 2,8 6,7 0,1 5,9 0,1 0,1 7,4
Teh manis Teh 270 34,8 0,0 0,0 8,6 0,0 0,0 0,0 0,0 8,1
Kue Nagasari Kue nagasari 50 92,5 1,0 1,4 20,0 1,4 0,0 3,5 0,2 1,0
Selingan Pagi
Bubur nasi Nasi 300 218,7 3,9 0,3 48,0 0,6 0,0 0,0 0,6 0,0
Ayam goreng Daging ayam 50 166,0 13,1 11,6 1,9 0,4 37,5 0,0 0,9 35,0
goreng
Sayur bening labu siam Labu siam 30 6,0 0,3 0,1 1,3 0,4 0,0 1,8 0,1 0,3
MAKAN
Sayur sop Sayur sop 60 39,6 3,9 1,0 3,5 0,5 8,4 0,0 0,6 13,2
SIANG
daging cincang
wortel
Pisang ambon 60 55,2 0,6 0,3 14,0 1,4 0,0 5,4 0,1 0,6
Pisang
Selingan sore Apem 40 75,2 0,9 1,7 14,2 0,5 0,0 0,0 0,2 1,2
Kue apem
MAKAN Nas i 250 182,2 3,3 0,3 40,0 0,5 0,0 0,0 0,5 0,0
MALAM Bubur nasi
Ikan Kembung 55 44,6 6,3 2,0 0,0 0,0 23,1 0,6 0,6 17,6
Ikan pepes
Sayur sawi 20 5,6 0,3 0,4 0,3 0,3 0,0 3,8 0,0 2,4
Tumis sawi wotel wortel 10 2,6 0,1 0,0 0,5 0,4 0,0 0,7 0,1 6,0
Daging cincang, 50 33,0 3,3 0,9 2,9 0,4 7,0 0,0 0,5 11,0
Sayur sop daging cincang wortel, kentang
wortel
Semangka 40 12,8 0,2 0,2 2,9 0,2 0,0 4,0 0,0 0,8
Semangka
Total 1612,7 60,1 38,0 251,2 8,0 335,1 19,9 6,9 194,0
40
Menu Rekomendasi
Nama Bahan Energi Protein Lemak KH Serat Choleste Vit C Besi Na
Waktu gr rol (mg)
Masakan Masakan (kcal) ( g) (g) (g) ( g) (mg) (mg)
(mg)
Bubur nasi wortel Nasi, cincangan wortel 200 153,9 3,0 0,2 34,2 1,0 0,0 0,0 0,6 14,0
SARAPAN
PAGI Ayam bagian dada 30 85,5 8,1 5,7 0,0 0,0 23,7 0,0 0,5 14,9
Brocolli 10 2,3 0,3 0,0 0,2 0,3 0,0 6,1 0,1 1,5
Bawang merah 3 1,3 0,0 0,0 0,3 0,0 0,0 0,2 0,0 0,1
Ayam teriyaki
Saus Teriyaki 3 3,06 0,2 0,0 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 139,9
Minyak 5 43,1 0,0 5,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Garam 1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 387,2
Wortel 10 2,6 0,1 0,0 0,5 0,4 0,0 0,7 0,1 6.0
Tahu 20 15,2 1,6 1,0 0,4 0,2 0,0 0,0 0,2 1,4
Sayur bening campur
Tauge 10 6,1 0,7 0,3 0,5 0,0 0,0 0,8 0,1 0,7
Susu Susu rendah lemak 250 87,2 8,5 0,5 12,3 0,0 5,0 0,0 1,0 130
Kelapa 10 17,7 0,2 1,7 0,8 0,4 0,0 4,3 0,1 1,0
Telur 10 15,5 1,3 1,1 0,1 0,0 42,4 0,2 0,1 12,4
Kismis 3 8,9 0,1 0,0 2,0 0,2 0,0 0,0 0,0 0,6
Mentega 8 56,8 0,0 6,4 0,0 0,0 16,6 0,0 0,0 12,7
Selingan pagi Klapertart kukus Tepung Jagung 12 43,5 1,0 0,4 9,2 0,9 0,0 0,0 0,2 4,2
Vanilli 3 2,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,2
Kayu Manis 2 5,2 0,1 0,1 1,6 1,1 0,0 0,6 0,0 0,5
Bubur nasi Nasi 250 182,2 3,3 0,3 40,0 0,5 0,0 0,0 0,5 0,0
Ikan mujahir bumbu Ikan mujahir, wortel, 50 115 8,9 11,6 6,5 0,60 6,4 3,4 2,80 0,0
acar kuning timun
Tahu 20 15,2 1,6 1,0 0,4 0,2 0,0 0,0 0,2 1,4
MAKAN Bola- bola tahu
Garam 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 193,6
SIANG
Wortel 10 2,6 0,1 0,0 0,5 0,4 0,0 0,7 0,1 6,0
Brocolli 15 2,3 0,3 0,0 0,2 0,3 0,0 6,1 0,1 1,5
Sayur Capcay
Kembang Kol 10 10 0,2 0,0 0,4 0,2 0,0 0,0 0,0 2,5
41
Buncis 8 2,8 0,2 0,0 0,6 0,3 0,0 0,8 0,1 0,2
Garam 0,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 193,6
Air jeruk 250 207,3 0,5 0,3 54,5 1,5 0,0 27,5 0,0 2,5
Jus Jeruk Manis
Selingan Sore Ongol-ongol 60 86,3 0,0 0,0 21,7 0,1 0,0 0,0 0,1 4,8
Ongol-ongol
Nasi 250 182,2 3,3 0,3 40,0 0,5 0,0 0,0 0,5 0,0
Bubur nasi
Ikan Kembung 60 67,3 12,8 1,4 0,0 0,0 19,8 0,0 0,2 31,0
Ikan panggang bumbu
tomat Pasta Tomat 10 7,4 0,4 0,0 1,3 0,3 0,0 3,8 0,1 24,0
MAKAN Tempe 25 59,3 2,7 3,8 4,4 0,3 0,0 0,0 0,3 1,3
Tempe bumbu kuning
MALAM
Sayur bayam 30 23,7 1,0 0,3 5,3 0,8 0,0 0,0 0,2 12,2
Sayur bening bayam,
jagung Jagung manis 8 8,6 0,3 0,1 2,0 0,2 0,0 0,5 0,0 1,4
Pepaya 40 15,6 0,2 0,0 3,9 0,7 0,0 8,7 0,0 1,2
Pepaya
Total 1.537 60,8 36,0 242,14 10,57 113,9 64,4 15,4 1.203
42
Lampiran Leaflet
Diet Jantung
43
44
Diet Lambung
45
46
Diet Hipertensi
47
48
Lampiran Jurnal Harian/ Logbook
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Lampiran Penilaian Oleh Pembimbing Lapangan:
59
Surat Lampiran Undangan Seminar PKL
60
61
62
63