Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS DIETETIK I

GASTRITIS DISERTAI ULKUS LAMBUNG

Dosen pengampu :
Choirun Nissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si.
Ahmad Syauqy, S.Gz, MPH, PhD

Disusun oleh :

TAZKIAH SYAHIDAH 22030117130069

UNIVERSITAS DIPONEGORO
FAKULTAS KEDOKTERAN
ILMU GIZI
2019
DAFTAR ISI

I. LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
II. SKRINING (DATA UMUM)......................................................................................................2
2.1 Pemilihan metode skrining................................................................................................2
2.2 Pengisian kuesioner...........................................................................................................3
2.3 Kesimpulan kuisioner.......................................................................................................4
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI...........................................................................................5
3.1 Pengkajian data riwayat pasien (CH)................................................................................5
3.2 Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH).................................................................6
3.3 Pengkajian antropometri (AD)..........................................................................................8
3.4 Pengkajian data biokimia (BD).........................................................................................9
3.5 Pengkajian data klinis/ fisik (PD).....................................................................................9
3.6 Comparative standar.......................................................................................................10
IV. DIAGNOSIS GIZI...................................................................................................................11
V. INTERVENSI GIZI...................................................................................................................12
5.1 Tujuan Intervensi Gizi.....................................................................................................12
5.2 Perencanaan (Planning)..................................................................................................12
5.3 Implementasi...................................................................................................................14
VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI........................................................16
6.1 Antropometri (AD)......................................................................................................16
6.2 Biokimia (BD).............................................................................................................16
6.3 Klinis/ fisik (PD).........................................................................................................16
6.4 Asupan makanan (FH).................................................................................................17
VII. PEMBAHASAN KASUS......................................................................................................18
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN.................................................................................................24
IX. LAMPIRAN............................................................................................................................25
9.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI.................................................................25
9.2 HASIL RECALL............................................................................................................28
9.3 LEAFLET.......................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................31
I. LATAR BELAKANG
Lambung sebagai reservoir makanan berfungsi menerima makanan/minuman, mengiling,
mencampur, dan mengosongkan makanan ke dalam duodenum. Lambung yang selalu
berhubungan dengan semua jenis makanan, minuman dan obat-obatan akan mengalami iritasi
kronik. Lambung sebenarnya terlindungi oleh lapisan mukus, tetapi oleh karena beberapa faktor
iritan seperti makanan, minuman dan obat-obatan anti-inflamasi non-steroid (NSAID), dan
alkohol yang dapat menimbulkan defek lapisan mukosa sehingga timbul tukak peptik. Dengan
ditemukannya kuman Helicobacter pylori pada kelainan saluran cerna, saat ini dianggap
Helicobacter pylorimerupakan penyebab utama tukak peptik, disamping NSAID, alkohol, dan
sindrom Zollinger Ellison. Organisme ini melekat pada epitel lambung dan merusak lapisan
mukosa pelindung dan meninggalkan daerah-daerah epitel yang rusak.7

Ny N berusia 68 yang dikategorikan sebagai Usia Lanjut menurut WHO, memiliki keluhan mual,
lemas, bab berwarna hitam, bahkan transfusi rutin dilakukan sejak 6 tahun lalu karena kadar Hb
rendah. Ny N didiagnosis anemia mikrositik dan gastritis disertai ulkus lambung. Semenjak
masuk RS, Ny N telah mendapat 2 kantong transfusi darah. Pasien memiliki panjang ulna 22 cm
dan Lila 25,4 cm. Ny N belum pernah mendapat konseling gizi sebelumnya. Sehari hari, Ny N
berperan sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir SD, dan hidup bersama anak,
menantu, dan cucu perempuannya Ny N memiliki riwayat penyakit maag karena sering
melewatkan waktu makan dan tidak memiliki riwayat penyakit dalam keluarga. Sehari –hari
lebih banyak beristirahat karena mudah lelah (bedrest).

Ny N terbiasa makan nasi 2/hari 1 ctg, tahu 2x/hari @ 1 ptg sedang, tempe 1 ptg/hari @ 1 ptg
sedang, ayam 3x/minggu @ 1 ptg sedang 1x, telur 3x/minggu @ 1 butir, daging sapi 1x/bulan @
1 ptg sedang 1x, bandeng presto goreng telur 2x/minggu @ 1 ptg sedang 1x, tumis sawi 2x/hari
@ 1 sendok sayur, labu siam 1x/hari @ 1 sendok sayur, pisang 2x/hari @ 1 bh, apel 3x/minggu
@ 1 bh 1x, roti 2 lembar/hari, teh manis 3 gelas/hari, susu 1x/bulan 1 gelas. Air mineral 6
gelas/hari. Ny N lebih suka lauk yang digoreng daripada direbus.

Saat di RS, Ny N minum susu 3 gelas susu isokal dengan takaran 2 sendok setiap kali penyajian.
Tekanan darah 110/70 mmHg,RR 20x/menit, nadi 72x/menit, suhu 36,4°C.

Hasil lab menunjukkan eritrosit 3,16 Juta/ul, Hb 7,5 g/dl, hematokrit 23,5%, MCV 74,4 fl, MCH
23,7 pg, trombosit 629 ribu/ul, GDS 120 mg/dl. Ny. N mendapatkan terapi medis NaCl 20 tpm,
omeprazole 40 mg dan asam tranexamat 50 mg injeksi.

1
II. SKRINING (DATA UMUM)
2.1 Pemilihan metode skrining

Skrining gizi bertujuan untuk memprediksi outcome yang berkaitan dengan faktor
gizi dan mengetahui pengaruh dari intervensi sehingga mencegah timbulnya malnutrisi
dan mempercepat proses penyembuhan. Dengan adanya skrining dietisien dapat
memberikan rencana tindak lanjut kepada pasien. Skrining gizi dilakukan dalam kurun
waktu 24 jam dari kedatangan pasien di rumah sakit dan dilakukan oleh tenaga medis
maupun non medis.
Menilai status gizi pada lansia memerlukan metode pengukuran yang sesuai
dengan perubahan yang terjadi pada struktur tubuh, komposisi tubuh, serta penurunan
fungsi organ-organ tubuh. Metode yang tepat untuk dijadikan alat pengukuran status gizi
Ny. N yaitu metode skrining Mini Nutritional Assesment (MNA), dikarenakan Ny. N
berusia 68 tahun yang dikategorikan kedalam daur lansia. Mini Nutritional Assesment
adalah alat skrining gizi yang telah direkomendasikan oleh organisasi internasional
ESPEN, karena alat ini sangat spesifik, reliabel, dan sudah divalidasi sebagai alat
skrining untuk digunakan untuk geritatri atau kaum lansia. Alat skrining MNA ini
merupakan alat yang sederhana, tidak invasif, murah dan mudah untuk digunakan oleh
berbagai tenaga kesehatan. Selain itu, alat skrining gizi MNA juga dikembangkan sebagai
alat diagnostik dan juga prognostik. Bentuk MNA terbaru yaitu MNA-short- form (MNA-
SF), merupakan instrumen terpilih karena cukup sederhana, cepat tetapi lengkap dalam
menilai faktor-faktor yang mungkin berperan pada status nutrisi, dan validitasnya sudah
banyak diuji oleh berbagai studi di berbagai negara dan pada berbagai kondisi.1
Mini Nutritional Assesment merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mendeteksi adanya risiko malnutrisi maupun malnutrisi. Apabila subyek mempunyai
masalah malnutrisi, maka perlu dilakukan intervensi gizi, dan pemantauan serta evaluasi
penatalaksanaan gizi.

2
2.2 Pengisian kuesioner

Tabel 1Skrining Tools Mini Nurtrition Assesment

SKRINING SKOR
A. Apakah terjadi penurunan asupan makan selama 3 bulan terakhir berkaitan
dengan penurunan nafsu makam gangguan saluran cerna,
kesulitan mengunyah atau kesulitan menelan?
0 = asupan makan sangat berkurang
0
1 = asupan makan agak berkurang
2 = asupan makan tidak berkurang

B. Penurunan berat badan selama 3 bulan terakhir


0 = penurunan berat badan > 3kg
1 = penurunan berat badan tidak diketahui
2 = penurunan berat badan antara 1 dan 3 kg 1
3 = tidak terjadi penurunan beratbadan

C. Mobilitas
0 = hanya diatas kasur atau di kursi roda
1=dapat beranjak dari kursi/kasur, namun tidak mampu beraktifitas normal 1
2 = mampu beraktifitas normal

D. Menderita tekanan psikologis atau penyakit yang berat dalam 3 bulan


terakhir
0
0 = ya 2 = tidak

E. Gangguan neuropsikologis

0 = depresi berat atau kepikunan berat


2
1 = kepikunan ringan

2 = tidak ada gangguan psikologis

F. Indeks Massa Tubuh (IMT) (berat dalam kilogram) / (tinggi dalam m2) 2

0 = IMT kurang dari 19 (IMT < 19)

1 = IMT 19 hingga kurang dari 21 (IMT: 19 hingga < 21)

2 = IMT 21 hingga kurang dari 23 (IMT: 21 hingga < 23)

3 = IMT 23 atau lebih (IMT ≥ 23)

TOTAL SKOR 6
3
2.3SKOR SKRINING KETERANGAN
Skor 12-14 Status Gizi Normal
Skor 8 – 11 Beresiko Malnutrisi
Skor 0 – 7 Malnutrisi
Kesimpulan kuisioner

Kesimpulan pemeriksaan Mini Nutritional Assesment(MNA) adalah menggolongkan


pasien atau lansia dalam keadaan status gizi baik, beresiko malnutrisi ataukah malnutrisi berat.
MNA mempunyai dua bagian besar yaitu screening dan assessment, dimana penjumlahan semua
skor akan menentukan seorang lansia pada status gizi baik, beresiko malnutrisi, atau beresiko
underweight.
Setelah dilakukan skrining kepada Ny N mendapatkan skor 6 yang berarti Ny N
mengalami kondisi malnutrisi. Proses menua dan perubahan fisiologis pada lansia
mengakibatkan beberapa kemunduran dan kelemahan, serta implikasi klinik berupa
penyakit kronik dan infeksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ny N perlu melakukan
lanjutan ke assessment.

4
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
3.1 Pengkajian data riwayat pasien (CH)

Tabel 2 Tabel Assesment Client History

Domain Data Keterangan

CH-1.1.1 Age 68 tahun Lansia

CH-1.1.2 Gender Wanita

CH-1.1.6 Education Lulusan SD

CH-1.1.7 Role in Ibu rumah tangga


family

CH-1.1.10 Mobility Lebih banyak beristirahat Mudah Lelah


(bedrest)

CH-2.1.5 Ulkus pada lambung dan Skiping meal


Gastrointestinal Gastritis

CH-2.1.7 Anemia mikrositik


Hematology/oncology

CH-2.2.1 Medical Transfuse darah Semenjak 6 tahun lalu


treatment

Kesimpulan :

Ny N merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 68 tahun. Pasien


mengalami anemia mikrositik dan sudah melakukan transfuse darah sejak 6 tahun yang
lalu. Pasien juga mengalami masalah pencernaan atas yaitu ulkus pada lambung dan
gastritis karena pola makan yang tidak teratur sehingga membatasi mobilitas pasien yang
lebih banyak beristirahat (bedrest).

5
3.2 Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH)

Tabel 3Food History Sebelum Masuk Rumah Sakit

Domain Data Kebutuhan Interpretasi


FH-1.1.1.1 1153,9 kkal 1636,18 kkal 70,4%
Total energy intake
FH-1.2.2.1 Nasi 2ctg/hari, tahu 2 ptg sdg/hari, tempe 1 ptg Sudah bervariasi
Amount of food sdg/hari, ayam 3 ptg sdg/minggu, telur 3
butir/minggu, daging sapi 1 ptg sdg/bulan,
bandeng presto 2 ptg sdg/minggu, tumis sawi 2
sdk sayur/hari, labu siam 1 sdk sayur/hari,
pisang 2 bh/hari, apel 3 bh/minggu, roti 2
lembar/hari, the manis 3 gls/hari, susu 1
gls/bulan, air mineral 6 gls/hari
FH-1.2.2.5 Makan besar 2x/hari Sudah baik
Food Variety Konsumsi sayur dan buah setiap hari
FH-1.5.1.1 32,8 g 27,2 g 120%
Total fat
FH-1.5.2.1 39,6 g 102,25 g 38,8%
Total protein
FH-1.5.3.1 177,9 g 245,5 g 60%
Total carbohydrate
FH-1.5.4.1 8,6 g 21 g 50%
Total fiber
FH-1.6.1.1 910 µg 800 µg 114%
Vitamin A
FH-1.6.1.2 19,7 mg 60 mg 33%
Vitamin C
FH 1.6.1.6 0,4 mg 1 mg 39%
Thianin
FH 1.6.2.1 207,7 mg 800 mg 26%
Kalsium
FH-1.6.2.3 8,4 mg 10 mg 84%
Iron
FH 1.6.2.4 239,3 mg 280 mg 85%
Magnesium
FH-1.6.2.8 4,2 mg 12 mg 35%
Zinc
Kesimpulan :

Asupan Ny. N sebelum masuk rumah sakit memiliki asupan makan yang kurang pada
energi, karbohidrat, dann protein. Dan sangat berlebih pada asupan lemak. Zat besi dan
magnesium sudah baik, namun pada Mikronutrient Vitamin C, tiamin, kalsium, dan zinc
masih kurang.

Tabel 4 Food History Setelah Masuk Rumah Sakit

Domain Data Kebutuhan Interpretasi


FH-1.1.1.1 325 kkal 1510,3 21,5%

6
Total energy intake
FH-1.2.2.1 Susu Isocal 3 gls
Amount of food dengan takaran 2 sdm
setiap kali penyajian
FH-1.2.2.5 Susu Isocal Susu yang biasanya
Food Variety digunakan oleh
pasien rumah sakit
untuk pemulihan
FH-1.5.1.1 13,5 gram 41,95 g 32,2%
Total fat
FH-1.5.2.1 13,5 gram 56,63 g 23,8%
Total protein
FH-1.5.3.1 51 gram 226,55 22,5%
Total carbohydrate
FH-3.1.1 NaCl 20tpm Omeprazole untuk
Prescription Omeprazole 40 mg x 2 menurunkan kadar
medication use Asam tranexamat 50 mg asam lambung, dan
injeksi asam tranexamat
untuk menghentikan
pendarahan yg
terjadi pada
lambung.

Kesimpulan :

Asupan Ny N setelah masuk rumah sakit sangat kurang, ditandai dengan persen
kecukupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein dibawah 50%. Hal ini disebabkan karena
nafsu makan Ny N menurun karena penyakit yang dideritanya. Asupan Ny N yang kurang
menyebabkan Ny N mengalami lemas tidak bertenaga

3.3 Pengkajian antropometri (AD)

Tabel 5 Antropometri Data

Domain Data Keterangan Interpretasi


AD-1.1.1 22 cm Panjang ulna
Height/ Length 152 cm Perkiraan tinggi
badan

7
AD-1.1.2 49,6 kg Perkiraan berat
Weight badan
AD-1.1.5 2 Rumus BMI Normal
21,5 kg/m
BMI menurut lila
AD-1.1.7.1 36% % lemak tubuh = 20 Obese
Body fat percentage – 25%
AD-1.1.7.1 25,4 cm Normal >23,5 cm Normal
Mid-arm muscle
circumference
Kesimpulan : Ny. N memiliki status gizi yang baik atau normal.

 Panjang ulna = tinggi badan

22 cm = 1,52 m

 IMT/BMI = (1,10 X LILA)+(0,023XU)-8.0

= (1,10 X 25,4 cm) + (0,023 X68) – 8.0

= 27,94 + 1,56-8 = 21,5 kg/m2

 BB = IMT x TB2
= 21,5 x (1,52)2 = 49,6 kg

 % lemak tubuh = (1,2 x IMT) + (0,23 x umur) – (10,8 x G(F =0, M=1) – 5,4

= (1,2 x 21,5) + (0,23 x 68) – (10,8 x 0) – 5,4

= (25,8) + (15,64) – (0) – 5,4

= 36 %

LILA ( pengukuran)
 % LILA = x 100
LILA standar
25,4
= x 100 = 89.1 (90% - 110% = Status gizi normal)
28,5

3.4 Pengkajian data biokimia (BD)

Tabel 6 Bichemical data

8
Domain Data Normal Keterangan
BD-1.5.2 120 mg/dl 80-180 mg/dl Normal
Glucose, casual
BD-1.10.1 7,5 g/dl 13-18 g/dl Rendah
Hemoglobin
BD-1.10.2 23,5 % 40% - 50% Rendah
Hematrocit
BD-1.10.3 74,4 fl 80 – 100 fl Rendah
MCV
MCH 23,7 pg 28 – 34 pg/sel Rendah
Eritrosit 3,16 juta/ul 3,8 – 5,0 x 106/ul Rendah
Trombosit 629 ribu/ul 170 – 380 ribu/ul Tinggi
Kesimpulan :

Dari data biokimia Ny N dapat terlihat bahwa pasien mengalami anemia


mikrositik karena kadar MCV, MCH dan hemoglobin pasien rendah atau dibawah
normal. Anemia mikrositik dapat disebabkan karena Ny N kurang asupan zat besi.

3.5 Pengkajian data klinis/ fisik (PD)

Tabel 7 Physical Data

Domain Data Normal Interpretasi


PD-1.1.1 Merasa lemas Kurang energi
Overall appearance
PD-1.1.5 BAB berwarna hitam, mual,
Digestive system ulkus pada lambung
PD-1.1.8 Kulit tampak pucat Karena anemia
Skin mikrositik
PD-1.1.9 Tekanan darah = 110/70 Tekanan darah = 120/80 Pre-Hipotensi
Vital signs mmHg mmHg
Nadi = 72x/menit Nadi = 60-100 x/menit
RR = 20x/menit RR = 12 – 20 x/menit
0
Suhu tubuh = 36,4 C

Kesimpulan:
Ny N mengalami lemas dan masalah pada pencernaan seperti BAB berwarna
hitam dan ulkus pada lambung yang mengakibatkan penurunan nafsu makan. Tekanan
darah dan nadi normal.

9
3.6 Comparative standar

Tabel 8 Comparative Standard Sebelum Masuk Rumah Sakit

Domain Data Interpretasi


CS-1.1.1 Total energy estimated needs 1636,18 kkal
CS-1.1.2 Methods for estimating needs Mifflin Aktivitas fisik 1,3
Faktor Stress ringan
(peradangan sal.cerna)
1,4
CS-2.1.1 total fat estimated needs 27,3 g
CS-2.2.1 total protein estimated needs 102,5 g
CS-2.3.1 total carbohydrate estimated 245,4 g
needs
Tabel 9 Comparative Standard Setelah Masuk Rumah Sakit

Domain Data Interpretasi


CS-1.1.1 Total energy estimated needs 1434,5 kkal
CS-1.1.2 Methods for estimating needs Mifflin Aktivitas fisik bedrest 1,2
Faktor Stress ringan
(peradangan sal.cerna) 1,4
CS-2.1.1 total fat estimated needs 41,95 g
CS-2.2.1 total protein estimated needs 56,63 g
CS-2.3.1 total carbohydrate estimated 226,55 g
needs

10
IV. DIAGNOSIS GIZI
1. Inadequate Oral Intake (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai
dengan rasa nyeri pada perut saat makan dan mual

2. Altered GI function (NC-1.4) berkaitan dengan ulkus pada lambung ditandai dengan
BAB berwarna hitam.

3. Food and Nutrition Related Knowledge Deficit (NB-1.1) berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya makan ditandai dengan kebiasaan makan yang sering
telat.

11
V. INTERVENSI GIZI
5.1 Tujuan Intervensi Gizi

1. Mencukupi kebutuhan zat gizi sesuai kebutuhan pasien agar status gizi optimal
dengan mencukupi asupan minimal 80% dari total energi secara bertahap dengan
menu seimbang.

2. Mengurangi gejala mual dan muntah dan meningkatkan nafsu makan

3. Menaikkan jumlah hemoglobin, hematokrit, MCV, MCH, dan eritrosit sampai batas
normal diimbangi dengan asupan zat besi.

4. Memberikan edukasi dan konseling mengenai pola makan seimbang dengan makan
makanan yang beragam dan pola hidup sehat bagi pasien yang menderita anemia dan
ulkus dilambung untuk meningkatkan kesehatan. Serta memperhatikan kebutuhan
gizi pasien dengan keinginan pribadi dan kesiapan untuk berubah.

5.2 Perencanaan (Planning)

5.2.1 Pemberian Diet


A. Preskripsi Diet
a. Jenis diet: Diet Lambung 1
b. Tujuan diet :
 Meringankan kerja lambung.
 Mencegah sekresi asam lambung berlebihan
 Mencegah risiko pendarahan ulang
c. Rute makanan : Oral
d. Modifikasi bentuk makanan : saring
e. Jadwal pemberian makanan : Makanan saring sebanyak 6-8 kali dalam
sehari. Makanan lunak dalam porsi kecil sebanyak 5-6 kali dalam satu hari,
bertahap menjadi porsi sedang sebanyak 3 kali dengan 3 kali selingan.
B. Syarat Diet
1. Energi berdasarkan perhitungan BMR
2. Karbohidrat dan protein cukup, lemak dibatasi
3. Makanan secara berangsur memenuhi kebutuhan gizi normal
4. Rendah serat dan tidak menimbulkan gas
5. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering
6. Hindari snack malam yang dapat merangsang pembentukan asam
lambung di malam hari
7. Cukup cairan terutama ada mual dan muntah

12
8. Makanan tidak berbumbu yang merangsang

5.2.2 Pemberian Konseling Gizi

Pelaksanaan Konseling Gizi


Hari, Senin, 19 Agustus 2019
tanggal
Jam 08.00
Tempat Rawat Inap
Topik Pengaturan Pola Makan yang baik dan benar
Tujuan Agar Ny. N mengetahui prinsip diet yang diberikan, mendiskusikan
perubahan pola makan yang seimbang, serta merubah perilaku
makan yang tidak teratur.
Sasaran Pengetahuan Ny N yang meningkat tentang pengaturan pola
makan yang baik dan benar
Waktu 15 menit
Materi Menjelaskan mengenai pengaturan pola makan bagi pasien yang
sehat serta bahan makanan yang dianjurkan dan yang harus
dibatasi
Memberikan motivasi pada pasien agar dapat menjalankan dietnya
dengan baik
Memberikan motivasi pada keluarga pasien untuk memberikan
dukungan dan pelayanan makan yang sesuai dengan kondisi
pasien
Metode Tatap muka
Media Buku Foto Makanan

5.2.3 Koordinasi dengan profesi kesehatan lain

Hal yang didiskusikan Solusi Profesi

13
kesehatan
mendapatkan informasi terkait diagnosis Menemukan Dokter
medis pasien dan perkembangan kondisi diagnosis dan
klinis pasien. intervensi gizi secara
tepat
Pemantauan perkembangan kondisi fisik Pengecekan dan Perawat
dan klinis pasien catatan medis
Menyajikan makanan sesuai dengan Menyajikan Pramusaji
preskripsi diet pada jam yang sesuai makanan

5.3 Implementasi

5.3.1 Jenis Diet :


Pemberian diet untuk pasien dengan anemia dan ulkus dilambung yaitu diet
tinggi zat besi dan diet lambung 1. Jenis diet ditentukan secara perorangan dengan
melihat kemampuan menelan pasien. Terlihat Ny. N masih menjalani diet pasca
hematemesis, yakni diet dalam bentuk cair kental, sehingga diet lanjutan yakni
diet lambung 1 dalam bentuk saring, agar mencukupi pemenuhan energi basal
pasien. Perlu diperhatikan makanan kesukaan pasien. Pada pasien dengan ulkus
dilambung harus membatasi konsumsi makan yang menggandung gas dan pedas.
5.3.2 Bentuk makanan
Bentuk makanan yang diberikan bertahap, mulai dari makanan saring
sebanyak 6-8 kali dalam sehari, setelah itu makanan diberikan dalam bentuk lunak
porsi kecil sebanyak 5-6 kali dalam sehari, tahap akhir pemberian makanan lunak
porsi sedang sebanyak 3 kali dan 3 kali selingan dalam sehari.

5.3.3 Menu (1400 kkal)

Tabel 10 Rekomendasi menu makanan saring 1400 kkal

Waktu Menu Makanan Bahan URT Berat Energi


Makanan (kkal)
Pagi Nasi tim Beras putih ¾ gls 100 g 177,1
Telur rebus Telur 1bh 50 g 95
Pepaya Pepaya ½ ptg 50 g 87,5

14
10.00 Pisang Pisang 1 ptg sdg 75 58
Siang Nasi tim Beras putih 1 gls 115 g 219,5
Semur daging Daging sapi 1 ptg 50 g 215
Tumis buncis Bayam ¼ gls 25 g 12,5
tauge tauge ¼ gls 50 g 12,5
Buah Melon 2 ptg 50 g 87,5
Air putih
16.00 Puding maizena Puding 1ptg 40g 50
Malam Nasi tim Beras putih 1 gls 115 g 219,5
Ayam kalasan ayam 1 ptg 50 g 157
Tumis sayur Kangkung ¾ gls 75 g 37,5
Buah Pear 1 ptg 85 66,4
Air putih
20.00 Semangka Semangka 1 ptg 90 g 25
Total energi 1416 kkal

15
VI. PERENCANAAN MONITORING – EVALUASI GIZI

6.1 Antropometri (AD)


Intervensi Monitoring Evaluasi
Menurunkan % lemak tubuh Menjaga asupan lemak, Persen lemak tubuh pasien
menjadi normal serta menyarankan menjadi normal yakni 20-
aktifitas fisik ringan 25%
6.2 Biokimia (BD)
Intervensi Monitoring Evaluasi
Mengembalikan nilai Setelah melakukan
Pemberian kombinasi
biokimia yang rendah pemeriksaan biokimia
menu diet tinggi zat
menjadi normal kembali, kadar
besi dan diet lambung
hemoglobin, hematocrit,
dengan menu diet yang
MCV, MCH, dan
sesuai dengan keadaan
tromobosit pasien menjadi
mual pasien
normal.
6.3 Klinis/ fisik (PD)
Intervensi Monitoring Evaluasi
Membuat pasien tidak lemas Menjaga asupan pasien,
dan tidak terlihat gejala kalori serta Menghilangnya tanda-
klinis anemia memberikan suplemen tanda klinis anemia
Fe
Memberikan Diet Lambung
Memastikan diet yang
1 agar tidak terjadi Tidak ada pendarahan
diberikan sudah benar
pendarahan bagian abdomen ulang, sehingga warna
dan memantau
yang menyebabkan BAB BAB kembali normal
perubahan warna BAB
berwarna hitam

16
6.4 Asupan makanan (FH)
Intervensi Monitoring Evaluasi
1. Energi diberikan sebesar
1636,18 kkal secara
bertahap.
2. Lemak dibatasi dengan
pemberian hanya 15 % Tidak ada sisa makanan
dari total energi, yaitu pasien, dan di hari
Memantau melalui food
41,9 gram selanjutnya mampu
recall 24 jam dan
3. Karbohidrat diberikan meningkatkan asupan yang
pengukuran comstock
sesuai dengan diberikan sedikit demi
perhitungan, yaitu sedikit
226,55 gram
4. Protein diberikan 25%,
yaitu 56,6 gram

17
VII. PEMBAHASAN KASUS

A. Skrining
Pada kasus Ny N digunakan skrining MNA (Mini Nutritional Assessment) yang sudah
terkenal dikalangan ahli kesehatan dalam mengetahui kondisi kesehatan lansia. Salah satu
keuntungannya adalah identifikasi risiko malnutrisi sebelum terjadi perubahan klinis dan
tidak memerlukan tes laboratorium1. Selain itu, MNA mudah digunakan, valid, tidak mahal,
dan sudah terpercaya bagi tenaga kesehatan sejak tahun 1994.
Hasil skrining Ny N diketahui bahwa Ny N mengalami malnutrisi karena skor yang
dihasilkan adalah 6 yang termasuk dalam kategori malnutrisi. Ny N perlu mendapatkan
penanganan gizi lebih lanjut yaitu asesmen.
B. Asesmen
Ny N adalah seorang ibu rumah tangga berusia 68 tahun yang selama 6 tahun terakhir
melakukan transfusi darah karena menderita anemia mikrositik hipokrom berdasarkan hasil
laboratorium. Anemia mikrositik hipokrom adalah gangguan pada bentuk sel darah merah
yang lebih kecil daripada normal dan rendahnya konsentrasi hemoglobin dalam sel darah
merah.2 Ny N selalu merasa lemas dan tidak kuat untuk melakukan aktivitas terlalu banyak
sehingga menyebabkan Ny N lebih sering bedrest.
1. Antropometri
Berdasarkan hasil perhitungan, IMT Ny N termasuk dalam kategori normal yaitu
21,35 kg/m2 dengan batas normal 18-23 kg/m2. Rumus yang digunakan untuk mencari
Perkiraan TB menurut ulna memakai Tabel berikut8 :

Tabel 11Perhitungan Perkiraan TB Individu


Ulna Tinggi Badan (m)
(cm) Laki-laki Perempuan
16 – 54 th > 54 th 16 – 54 th > 54 th
18.5 1.46 1.45 1.47 1.40
19.0 1.48 1.46 1.48 1.42
19.5 1.49 1.47 1.50 1.44
20.0 1.51 1.49 1.51 1.45
20.5 1.53 1.51 1.52 1.47
21.0 1.55 1.52 1.54 1.48
21.5 1.57 1.54 1.55 1.50
22.0 1.58 1.56 1.56 1.52
22.5 1.60 1.57 1.58 1.53

18
Rumus yang digunakan untuk mencari status gizi ny. N menggunakan Lila dibagi
Lila Standar x 100 % didapatkan nilai 89% yang dapat dikategorikan sebagai status gizi
baik atau normal.
Selain itu persen lemak tubuh Ny N dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Setelah Perhitungan persen lemak tubuh Ny N didapatkan nilai sebesar 36% yang
dikategorikan sebagai obesitas. Untuk mencegah obesitas, maka Ny N perlu menjaga
asupan lemak. Menjaga asupan lemak juga penting untuk meringankan kerja lambung.
2. Biokimia
Hasil laboratorium Ny N menunjukkan bahwa nilai MCV, MCH, hemoglobin,
hematokrit yang rendah dan trombosit yang tinggi. MCV sebagai indikator ukuran sel
darah merah dan MCH sebagai indikator kandungan hemoglobin dalam sel darah
merah. Ny N mengalami anemia mikrositik hipokrom yaitu gangguan bentuk sel darah
merah yang lebih kecil dari normal serta kandungan hemoglobin yang lebih sedikit dari
seharusnya. Anemia defisiensi besi juga terjadi karena peradangan saluran cerna
menyebabkan absorpsi besi dan vitamin B12 terganggu. Hal ini menyebabkan kelelahan
dan kulit pucat pada Ny N, untuk itu Ny N menjalani transfusi darah 2. Selain itu Ulkus
pada lambung dapat menyebabkan kekurangan darah karena terjadi perdarahan.
Sedangkan kadar trombosit Ny N yang tinggi mengindikasikan adanya perdarahan di
dalam tubuh karena trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan.7
2. Fisik
Hasil pemeriksaan secara fisik diketahui bahwa Ny N terlihat sangat pucat dan
lemas. Selain itu Ny N menderita nyeri pada lambung saat mengkonsumsi makanan
dengan riwayat maag dan kebiasaan makan telat. Kemudian diketahui bahwa terdapat
ulkus pada lambung dan BAB Ny N berwarna hitam. Hal ini mengindikasikan Ny N

19
mengalami ulkus peptikum. Ulkus peptikum terjadi karena adanya luka yang dalam
pada dinding lambung.3 Luka ini menyebabkan terjadinya perdarahan didalam lambung
kemudian terbawa menuju usus dan tercampur dengan feses sehingga menyebabkan
warna feses hitam atau yang disebut melena.4
Tanda vital Ny N yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, RR 20x/menit, nadi
72x/menit, dan suhu tubuh 36,4ºC termasuk dalam kategori normal.
3. Riwayat Asupan
Pada data asupan MRS Ny N diketahui bahwa hanya 21,5% energi yang tercukupi
dari kebutuhan, 22,5% karbohidrat yang tercukupi dari kebutuhan, 32,2% lemak
tercukupi dari kebutuhan, 23,8% protein yang tercukupi dari kebutuhan, dan 40% cairan
yang tercukupi dari kebutuhan. Asupan MRS sangat kurang untuk memenuhi
kebutuhan asupan Ny N dalam sehari. Asupan Lemak baik untuk cadangan energi,
namun perlu dibatasi agar tidak memberatkan kerja lambung. Asupan Protein harus
ditingkatkan karena untuk pemulihan jaringan lambung yang rusak. Bentuk makanan
yang diberikan kepada Ny N menyesuaikan terhadap kondisi dan keadaan Ny N, yakni
makanan lunak yang mudah dikunyah dan ditelan.
Kebiasaan makan Ny N terbiasa makan nasi 2/hari 1 ctg, tahu 2x/hari @ 1 ptg
sedang, tempe 1 ptg/hari @ 1 ptg sedang, ayam 3x/minggu @ 1 ptg sedang 1x, telur
3x/minggu @ 1 butir, daging sapi 1x/bulan @ 1 ptg sedang 1x, bandeng presto goreng
telur 2x/minggu @ 1 ptg sedang 1x, tumis sawi 2x/hari @ 1 sendok sayur, labu siam
1x/hari @ 1 sendok sayur, pisang 2x/hari @ 1 bh, apel 3x/minggu @ 1 bh 1x, roti 2
lembar/hari, teh manis 3 gelas/hari, susu 1x/bulan 1 gelas. Air mineral 6 gelas/hari. Ny
N lebih suka lauk yang digoreng daripada direbus. Kebiasaan konsumsi teh yang cukup
banyak sangat tidak disarankan karena teh mengandung kafein yang akan merangsang
lambung sehingga menyebabkan nyeri.5 Kegemaran Ny N mengonsumsi makanan yang
digoreng menyebabkan asupan lemak pada Ny N berbelebih, sehingga menyebabkan
persen lemak tubuh Ny N dikategorikan kedalam obesitas dikarenakan mencapai lebih
dari 30%. Kurangnya Asupan sumber Zat besi, dan Vitamin C membuat Ny N
mengalami Anemia.

4. Riwayat Pasien

20
Ny N merupakan ibu rumah tangga yang berusis 68 tahun. Ny N adalah seorang
lulusan sekolah dasar dan memiliki riwayat maag. Selama 6 tahun terakhir Ny N
melakukan transfusi darah untuk mengatasi anemia mikrositik hipokrom yang
dideritanya. Tidak ada keluarga Ny N yang memiliki riwayat penyakit maag atau
pencernaan lainnya. Ny N diberikan obat NaCl 20 tpm untuk menjaga cairan dan
elektrolit Ny N, omeprazole 40 mgx 2 untuk menurunkan asam lambung yang
diproduksi, dan asam tranexamat 50 mg injeksi untuk mengurangi perdarahan yang
terjadi. Ny N memiliki pendidikan terakhir SD, dimana Ny N kurang memiliki edukasi
terkait penyakit yang dideritanya, sehingga Ny N tidak menerapkan pola makan yang
teratur dan sering telat makan.
5. Perhitungan Kebutuhan
Kebutuhan Ny N dihitung menggunakan rumus Mifflin dengan faktor aktivitas 1,2
karena Ny N bedrest dan faktor stress ringan 1,4 karena Ny N dalam kondisi
peradangan saluran cerna, lalu dikurang 10% dari BMR karena usia Ny N 68 tahun
yang memasuki 2 dekade. Perhitungan menurut rumus Perkeni, TEE dikurang 5% tiap 1
dekade detelah 50 tahun untuk lansia. Kemudian didapatkan hasil energi sebesar 1434,5
kkal dengan persentase kecukupan sebesar 49,6 dengan karbohidrat 219 gram, lemak
24,3 gram, dan protein 91,25. Kebutuhan Ny N hanya terpenuhi sebesar 6% yang
dikarenakan asupan MRS sangat kurang karena Penyakit yang diderita oleh Ny N, yang
menyebabkan rasa mual dan tidak nafsu makan. Selama dirumah sakit Ny N hanya
mengonsumsi susu isocal. Sehingga asupan MRS Ny N jauh dari target kebutuhan.
C. Diagnosis
Inadequate Oral Intake (NI-2.1) berkaitan dengan penurunan nafsu makan ditandai
dengan rasa nyeri pada perut saat makan dan mual. Penurunan nafsu makan yang terjadi
karena nyeri perut dan mual menyebabkan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh
hanya sedikit sehingga asupan tidak memenuhi kebutuhan.
Altered GI function (NC-1.4) berkaitan dengan ulkus pada lambung ditandai dengan
feses berwarna hitam. Feses berwarna hitam dapat diakibatkan karena ulkus peptikum yang
diderita pasien, terdapat perdarahan didalam tubuh yaitu ulkus di lambung yang termasuk
dalam gangguan fungsi saluran pencernaan.
Food and Nutrition Related Knowledge Deficit (NB-1.1) berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya makan ditandai dengan kebiasaan makan yang tidak teratur
dan sering telat. Kebiasaan makan pasien dapat menyebabkan berbagai penyakit bagi tubuh

21
untuk itu penting untuk memiliki pengetahuan mengenai makanan bergizi seimbang, agar
memiliki pola makan yang teratur sehingga mengurangi resiko kekambuhan.

D. Intervensi

1. Perencanaan

a. Tujuan

Intervensi dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada pasien dengan
menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai selama intervensi. Pada Ny N tujuan
yang akan dicapai yaitu memberikan makanan yang seimbang sesuai keadaan dan
daya terima, mengurangi rasa mual dan muntah, menjaga kerja lambung,
menormalkan nilai laboratorium, dan perubahan perilaku Ny N dalam memilih
makanan.

b. Preskripsi Diet

Diet yang akan diterapkan pada Ny N adalah diet lambung I, menyesuaikan


keadaan dan daya terima pasien. Pada hari pertama diberikan makanan saring yang
kemudian ditingkatkan ke makanan lunak untuk menjaga kerja lambung dan tidak
merangsang lambung. Makanan saring sebanyak 6-8 kali dalam sehari. Makanan
lunak dalam porsi kecil sebanyak 5-6 kali dalam satu hari, bertahap menjadi porsi
sedang sebanyak 3 kali dengan 3 kali selingan.

2. Implementasi

Makanan yang diberikan secara bertahap baik dalam segi tekstur dan kandungan
energi. Jenis karbohidrat yang diberikan dalam bentuk serat rendah seperti nasi putih,
macaroni, kentang. Jenis protein yang rendah lemak diutamakan seperti ikan laut dalam,
tahu, tempe, daging tanpa lemak. Jenis lemak yang dihindari adalah lemak jenuh tinggi
seperti gajih, telur puyuh, jeroan. Sayur dan buah yang dipilih adalah yang rendah serat
seperi bayam, buncis, wortel, papaya. Cairan yang diberikan cukup dan ditambah
apabila pasien muntah. Makanan untuk Ny N dihindari dengan pengolahan digoreng.

22
Edukasi dan konseling yang dilakukan pada pasien bertujuan untuk menambah
pengetahuan pasien, memberi motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
memberikan dukungan untuk menghadapi penyakit yang diderita, dan merencanakan
tujuan-tujuan yang akan dicapai bersama pasien.

E. Monitoring dan Evaluasi

Pada Monitoring dan Evaluasi Antropometri, dietisien mengontrol agar tetap menjaga
asupan lemak pasien, serta menyarankan aktifitas fisik ringan agar persen lemak tubuh
pasien menjadi kembali normal berkisar 20-25%.

Pada monitoring dan evaluasi biokimia, Pemberian kombinasi menu diet tinggi zat besi
dan diet lambung dengan menu diet yang sesuai dengan keadaan mual pasien untuk
mencapai pemeriksaan biokimia kembali normal, yakni pada kadar hemoglobin, hematocrit,
MCV, MCH, dan tromobosit pasien menjadi normal.

Pada monitoring dan evaluasi fisik dan klinis, Menjaga asupan pasien, kalori serta
memberikan suplemen Fe agar menghilangnya tanda-tanda klinis anemia, selain itu perlu
pemantauan warna BAB Ny N agar mengetahui terjadi pendarahan yang berulang atau
sudah berhenti.

Pada monitoring dan evaluasi asupan makanan, perlu Memantau melalui food recall 24
jam dan pengukuran comstock, untuk mencapai tidak ada sisa makanan pasien, dan di hari
selanjutnya mampu meningkatkan asupan yang diberikan sedikit demi sedikit.

23
VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN

Berdasarkan keluhan yang diajukan Ny. K maka dilakukan skrinning gizi untuk
menunjukkan apakah Ny. K membutuhkan proses asuhan, kemudian dilakukan assessment
yang nantinya akan digunakan untuk mendiagnosis masalah gizi yang dialami. Setelah
diagnosis dipaparkan maka akan dibuat intervensi gizi berupa diet yang disesuaikan dengan
masalah gizi pasien yaitu modifikasi diet lambung I, II dan III serta pengontrolan zat – zat
makrontrien, asupan cairan, serat serta mikronutrient tertentu yang berhubungan dengan
penyakit pasien. Intervensi yang dilakukan selain melalui asupan adalah pemberian edukasi
dan konseling. Monitoring dilaksanakan untuk mengontrol pasien apakah sesuai dengan diet
yang diberikan dan untuk memantau perkembangan pada pasien.

24
IX. LAMPIRAN

9.1 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI

TB perkiraan dengan panjang lengan bawah :

 Panjang ulna = tinggi badan

22 cm = 1,52 m

 IMT/BMI = (1,10 X LILA)+(0,023XU)-8.0

= (1,10 X 25,4 cm) + (0,023 X68) – 8.0

= 27,94 + 1,56-8 = 21,5 kg/m2 (Status gizi normal)

 BB = IMT x TB2
= 21,5 x (1,52)2 = 49,6 kg

LILA ( pengukuran)
 % LILA = x 100
LILA standar
25,4
= x 100 = 89.1 (90% - 110% = Status gizi normal)
28,5

 % lemak tubuh = (1,2 x IMT) + (0,23 x umur) – (10,8 x G(F =0, M=1) – 5,4

= (1,2 x 21,5) + (0,23 x 68) – (10,8 x 0) – 5,4

= (25,8) + (15,64) – (0) – 5,4

= 46,8 %

 IBW = (TB – 100) – 10% (TB – 100)

= (152 – 100) – 10% (152 – 100)


= 46,8 kg

25
 AdBW = 0,25 x (ABW – IBW)+IBW

= 0,25 x (45,5 – 46,8) + 46,8


= 46,5 kg

 BMR = (10 x BBA) + (6,25 x TB) – (5 x U) – 161

= (10 x 49,6) + (6,25 x 152) – (5 x 68) – 161


= 496 + 950 – 345 – 161
= 899 kkal

 SMRS

 TEE = BMR x faktor aktivitas x faktor stress -5% BMR

= (899 x 1,3 x 1,4 ) – 44.95


= 1636,18 kkal

1153,9
 Interpretasi = x 100
1636,18

= 82,8%

1636,18 x 15
 Lemak =
9

= 27,2 gr

32.8
 Interpretasi = x 100
27,2

= 120%

1636,18 x 25
 Protein =
4

= 102,25 gr

39,6
 Interpretasi = x 100
102,25

= 38,8%

26
1636,18 x 60
 KH =
4

= 245,4gr

177,9
 Interpretasi = x 100
245,4

= 69%

 MRS

 TEE = BMR x faktor aktivitas x faktor stress – 5% BMR

= 899 x 1,2 x 1,4 – 5%


= 1510,32 – 75.5
= 1434.5 kkal

750
 Interpretasi ¿ x 100
1434.5

= 49,6%

1434.5 x 15
 Lemak ¿
9

= 41,95 g

27
 Interpretasi ¿ x 100 %
41,95

= 64,2 %

1434.5 x 25
 Protein ¿
4

= 56,63 g

27
 Interpretasi ¿ x 100
56,63

= 48,2 %

27
1434.5 x 60
 Karbohidrat ¿
4

= 226,55 g

13,50
 Interpretasi ¿ x 100
226,55

= 45 %

 Cairan = 30 ml/Kg BB

= 30 x 45,5
= 1365 ml

Tabel 12 Asupan Ny N setelah masuk Rumah Sakit

Zat Gizi Kandungan Asupan Ny. N


persajian (56 g) (28 g)
Energi 250 kkal 350 kkal
Lemak 9g 13,5 g
Proten 9g 13,5 g
Karbohidrat 34 g 51 g

28
9.2 HASIL RECALL

Tabel 13 Recall Ny N SMRS


Berat Rata- Rata-
Teknik
Frekuensi Konsumsi Porsi per kali makan mentah rata rata
pengolahan
(n) frek/hr asupan
Nama
Bahan (kebiasaan) berat matang
Minggu Bulan
Makanan (g) (n x f)
Hari URT
gr tm rb x/mg x/ gr tm
x/hr x/bln rbs
g s s g hr g s
Nasi beras
2 1 ctg 150 150 2 300
giling putih
PROTEIN HEWANI
Daging 1 ptg
3 60 60 0,428 25,714
ayam sdg
Telur ayam 3 1 butir 55 55 0,428 23,571
1 ptg
Daging sapi 1 35 35 0,0333 1,1666
sdg
Ikan 1 ptg
2 40 40 0,2857 11,428
bandeng sdg
Susu sapi 1 1 gelas 200 1 200

PROTEIN NABATI
1ptg
Tahu 2 50 50 2 100
sdg
1ptgsd
Tempe 1 25 25 1 25
g
SAYURAN
1 sd
Sawi 2 15 15 2 30
sayur
1 sd
Labu siam 1 15 15 1 15
sayur
BUAH-BUAHAN

Pisang 2 1 buah 50 2 100

Apel 3 1 buah 85 0,4285 36,42

SERBA SERBI
Minyak
1 15 1 15
kelapa
CAIRAN

Air putih 1 6 gelas 1200 1 1200

Teh manis 3 3 gelas 200 3 600

LAINNYA
2
Roti 1 70 1 70
lembar

29
=====================================================================
Analysis of the diet plan
=====================================================================
Food Amount energy carbohydr.
______________________________________________________________________________
nasi putih 300 g 390,1 kcal 85,8 g
tahu 100 g 76,0 kcal 1,9 g
tempeh, soybean, mold process 25 g 49,8 kcal 4,3 g
daging ayam 25 g 71,2 kcal 0,0 g
telur ayam 23 g 35,7 kcal 0,3 g
daging sapi 1g 2,7 kcal 0,0 g
ikan bandeng 11 g 9,2 kcal 0,0 g
sawi putih mentah 30 g 4,5 kcal 0,6 g
labu siam mentah 15 g 3,0 kcal 0,6 g
pisang ambon 100 g 92,0 kcal 23,4 g
apel 36 g 21,3 kcal 5,5 g
minyak kelapa sawit 15 g 129,3 kcal 0,0 g
teh manis 600 g 77,4 kcal 19,2 g
roti tawar 70 g 191,7 kcal 36,3 g
=====================================================================
Result
=====================================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
______________________________________________________________________________
energy 1153,9 kcal 2198,9 kcal 52 %
PUFA 6,4 g - -
cholesterol 124,4 mg - -
protein 39,6 g(14%) 50,0 g(12 %) 79 %
fat 32,8 g - -
carbohydr. 177,9 g - -
dietary fiber 8,6 g - -
retinol 54,8 µg - -
phytic acid 906,8 mg - -
calcium 207,7 mg 800,0 mg 26 %
magnesium 239,3 mg 280,0 mg 85 %
niacineequiv. 0,0 mg 13,0 mg 0%
zinc 4,2 mg 12,0 mg 35 %
iron 8,4 mg 10,0 mg 84 %
Vit. B1 0,4 mg 1,0 mg 39 %
Vit. B2 0,5 mg 1,2 mg 42 %
niacine 5,6 mg - -
Vit. B6 1,0 mg 1,6 mg 65 %
pantoth. acid 2,6 mg - -
tot. fol.acid 113,0 µg - -
Vit. B12 0,7 µg 2,0 µg 34 %
Vit. C 19,7 mg 60,0 mg 33 %
Vit. A 910,1 µg 800,0 µg 114 %

30
9.3 LEAFLET

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Lozoya RM, Alzamora NM, Marin GC, Goris SJAG, Diego RMF. Predictive ability of
the Mini Nutritional Assessment Short Form (MNA-SF) in a free-living elderly
population: a cross-sectional study. PeerJ. 2017.
2. Oehadian A. Pendekatan klinis dan diagnosis anemia. Continuing Medical Education.
2012;39(6):407-412
3. Wahyuninsih R. Penatalaksanaan diet pada pasien. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2013. p. 95-
98
4. Almi DU. Hematemesis melena et causa gastritis erosif dengan riwayat penggunaan obat
NSAID pada pasien laki-laki lanjut usia. Medula. 2013;1(1):72-78
5. Perkebunan Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Kandungan senyawa
kimia pada daun teh. 2013;19(3):12-16

6. Academy of Nutrition and Dietetics. International Dietetics And Nutrition Terminology


(IDNT) Reference Manual: Standardize Language for the Nutrition Care Process. 4th ed.
Chicago: Academy of Nutrition and Dietetics; 2013:51.

32
7. Purbawati, Diyah. Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik Pada Pasien Tukak Peptik
(Peptic Ulcer Disease) Di Instalasi Rawat Inap Rsud Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Surakarta. 2010.
8. Bintanah S, Kusuma HS, Setiawati YN, Mulyati T. 2016. Perhitungan Kebutuhan Gizi
Individu. NextBook, Semarang. Halaman 16.

33

Anda mungkin juga menyukai