Anda di halaman 1dari 21

Tugas SPMI Dasar

MAKALAH SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI NON RUMAH


SAKIT
(ASRAMA)

DI SUSUN OLEH

NI KOMANG A. SENIARI

P00313019019

D-IV GIZI TINGKAT 2 A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN D IV GIZI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena izin-Nya tugas
perkulihan tentang “Penyelenggaraan makanan non rumah sakit ( Asrama )” ini dapat
diselesaikan. Penulisan tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar (SPMI Dasar).
Pada penulisan makalah ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu yaitu ibu Hariani, SST, MPH yang turut membimbing dalam menyelesaikan makalah
ini.
Meskipun mempunyai kelemahan, penulis berharap tugas ini bermanfaat bagi pembaca
sebagai salah satu sumber informasi yang dapat menambah pengetahuan tentang Sistem
Penyelenggaraan Makanan Institusi Dasar.

Kendari, 03 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................4
D. Manfaat Penulisan…………………………………………………………………………5

BAB II
PEMBAHASAN / ISI
1. Definisi penyelenggaraan makanan isntitusi asrama………………………………….6
2. Karakteristik penyelenggaraan makanan asrama………………………………..……9
3. Ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama…………………………………………10
4. Kelemahan penyelenggaraan makanan asrama……………………………………..10
5. Keuntungan penyelenggaraan makanan asrama…………………………………….12
6. Tipe penyelenggaraan makanan asrama……………………………………………..12
7. Sifat penyelenggaraan makanan asrama……………………………………………..13
8. Sistem pelayanan penyelenggaraan makanan asrama………………………………..13
9. Contoh penyelenggaraan makanan asrama di Asrama Haji…………………….14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................................16
B. Saran…………………………………………………………………………………........16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asrama merupakan tempat atau wadah yang diorganisir oleh sekelompok masyarakat
tertentu, yang mendapat pelayanan makanan secara kontinyu. Tujuan dari penyelenggaraan
makanan institusi asrama ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan
tertentu yang tinggal diasrama baik pelajar, mahasiswa, ABRI (TNI dan POLRI), Haji dan
sebagainya. (Mukrie, 1990)

Menurut Nursiah A. Mukrie, makanan untuk asrama memiliki ciri khusus seperti :

1. Dikelola oleh pemerintah ataupun peran serta masyarakat.


2. Standar gizi disesuaikan menurut kebutuhan golongan yang di asrmakan serta
disesuaikan dengan sumber yang ada
3. Melayani berbagai golongan umur ataupun kelompok usia tertentu.
4. Dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi institusi, bila dipandang perlu, dan
terletak ditengah kota.
5. Frekuensi makan 2-3 kali sehari, dengan atau tanpa makanan selingan.
6. Jumlah yang dilayani tetap
7. Macam pelayanan makanan tergantung peraturan asrama
8. Tuuan penyediaan makanan lebih di arahkan untuk pencapaian status kesehatan
penghuni.

Adanya kontinyuitas dalam pelaksanaan penyelenggaraan makanan asrama, merupakan


faktor yang paling penting. Penentuan standar makanan tergantung dari kebutuhan dari
kelompok yang berada dalam asrama tersebut. Khusus untuk asrama atlit ataupun angkatan
bersenjata (TNI dan POLRI) dibutuhkan pengaturan menu yang tepat karena kegiatan mereka
dikategorikan sebagai pekerjaan yang berat sehingga dapat menghasilkan makanan dalam
volume kecil tetapi dapat memenuhi kecukupan gizi mereka. (Mukrie, 1990)

1
Dalam sistem penyelenggaraan makanan institusi atau penyediaan makanan terdapat beberapa
tahapan sebagai berikut :

1. Perencanaan anggaran belanja.

2. Perencanaan menu

3. Perhitungan kebutuhan makanan

4. Pembelian bahan makanan

5. Penerimaan bahan makanan

6. Penyimpanan bahan makanan

7. Persiapan bahan makanan

8. Pemasakan / pengolahan bahan makanan

9. Pelayanan / distribusi makanan (Mukrie, 1990)

Salah satu tujuan dari pembangunan nasional bangsa Indonesia adalah meningkatkan
kualitas sumber daya manusia melalui gerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Gerakan tersebut merupakan salah satu strategi dalam mewujudkan visi Indonesia 2010
(Departemen Kesehatan RI 2003). Pola pembangunan kesehatan nasional telah bergeser dari
paradigma lama (paradigma sakit yang menekankan upaya kuratif dan rehabilitatif) beralih ke
paradigma baru (paradigma sehat yang menekankan upaya protektif dan preventif). Hal ini
dilaksanakan guna mewujudkan visi Indonesia sehat 2010 yang mencita-citakan manusia
Indonesia yang ideal sehat secara fisik dan mental (Depkes RI 2003).
Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh dalam
perilaku sehari-hari. Manusia pada hakekatnya telah mengenal akan arti dan guna makanan
secara harfiah, tetapi pada dasarnya manusia belum meyadari sepenuhnya kepentingan makanan
dalam menyusun pertumbuhan dan perkembangan fisiknya.

2
Karena itu dalam penyelenggaraan penyediaan makanan, kebutuhan masyarakat akan
makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makan dan sosial budaya klien, sehingga
makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makanan yang disajikan dapat diterima klien
(Mukrie et al 1990).
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia semakin menyadari
akan pentingnya kualitas makanan bagi peningkatan produktivitas dan kualitas sumber daya
manusia. Perkembangan pangan telah memberikan peluang bisnis dalam berbagai bidang seperti
kesehatan, usaha jasa boga, industri pangan dan lain sebagainya.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa Definisi penyelenggaraan makanan isntitusi asrama ?
2. Bagaimana karakteristik penyelenggaraan makanan asrama?
3. Bagaimana ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama?
4. Bagaimana kelemahan penyelenggaraan makanan asrama?
5. Bagaimana keuntungan penyelenggaraan makanan asrama?
6. Bagaimana tipe penyelenggaraan makanan asrama?
7. Bagaimana sifat penyelenggaraan makanan asrama?
8. Bagaimana sistem pelayanan penyelenggaraan makanan asrama?
9. Contoh penyelenggaraan makanan asrama di Asrama Haji

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat dirumuskan tujuan penulisan makalah adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu Definisi penyelenggaraan makanan institusi Asrama
2. Mendeskripsikan karakteristik penyelenggaraan makanan asrama
3. Mendeskripsikan ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama
4. Mendeskripsikan kelemahan penyelenggaraan makanan asrama
5. Mendeskripsikan keuntungan penyelenggaraan makanan asrama
6. Mendeskripsikan tipe penyelenggaraan makanan asrama
7. Mendeskripsikan sifat penyelenggaraan makanan asrama
8. Mendeskripsikan sistem pelayanan penyelenggaraan makanan asrama
9. Contoh penyelenggaraan makanan asrama di Asrama Haji

4
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan ini dapat ditujukan kepada berbagai pihak berikut.
1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
2. Bagi pembaca mahasiswa, untuk memberikan informasi tentang pengaruh obat diet terhadap
kesehatan dan dijadikan tambahan pengetahuan
3. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi tentang penyelenggaran makanan asrama

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Penyelenggara Makanan Institusi Asrama

Penyelenggaraan berasal dari kata dasar “selengara” yang artinya “ menyelenggarakan,


mengurus, dan mengusahakan sesuatu, seperti: memelihara, merawat ”. (Ali, 1990:403). Jika
dikaitkan dengan makanan, maka penyelenggaraan makanan pada hakikatnya merupakan
kegiatan mengurus dan mengusahakan masalah makanan, atau proses pengolahan makanan pada
satu jenis kegiatan tertentu.
Menurut Moehyi (1992), penyelenggaraan makanan adalah suatu proses menyediakan
makanan dalam jumlah besar dengan alasan tertentu. Sedangkan Depkes (2003) menjelaskan
bahwa penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaiana status
yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi bertujuan untuk mencapai status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makan yang tepat (Rahmawati, 2011).
Makanan merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu,
penyelenggaraan makanan merupakan suatu keharusan , baik di lingkungan keluarga maupun di
lingkungan luar. Penyelenggaraan makanan di luar lingkungan keluarga diperlukan oleh
sekelompok konsumen karena berbagai hal tidak dapat makan bersama keluarganya di rumah.
Mereka itu dapat terdiri dari karyawan pabrik atau perusahaan, pekerjaan perkebunan, para
prajurit, orang sakti, penghuni asrama atau panti asuhan , narapidana dan sebagainya. Mereka ini
memerlukan pelayanan makanan di luar rumah yang diselenggarakan khusus untuk mereka.
Penyelenggaraan makanan bagi sekelompok konsumen yang bukan merupakan satu
keluarga, tetapi merupakan satu kesatuan dikenal dengan istilah penyelenggaraan makanan
kelompok. Kelompok konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan
keluarga biasanya memperlihatkan ciri-ciri berikut :
a. Umumnya mereka berada jauh dari lingkungan kerja keluarga.
6
b. Mereka tidak bebas meninggalkan tempat mereka berada sehingga makanan harus
disediakan secara khusus untuk mereka.
c. Mereka merupakan satu kesatuan karena berbagai hal, seperti orang di rumah sakit
narapidana, pengungsi, kelompok prajurit yang sedang bertugas atau tinggal di asrama,
dan para pekerja di suatu pabrik.
d. Tidak ada batasan yang pasti mengenai jumlah orang yang diberi makanan yang dapat
disebut sebagai makanan kelompok. Namun orang sakit di rumah sakit yang mempunyai
30 tempat tidur sudah dapat disebut kelompok yang memerlukan pelayanan makanan.
Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan menurut :
 waktu penyelenggaraan
 sifat penyelenggaraan
 tempat penyelenggaraan.
Penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Dalam
pembuatan bangunan seperti kuil, candi, piramid atau benteng untuk melindungi negara dari
serangan musuh, sebagaimana halnya dengan Tembok Besar di Cina yang mempekerjakan
puluhan, ratusan bahkan mungkin ribuan orang, penyelenggaraan makanan bagi kelompok
pekerja bangunan ini sudah dilakukan di zaman itu. Demikian halnya pada waktu
penyelenggaraan berbagai upacara agama dan upacara adat, kegiatan penyelenggaraan makanan
kelompok merupakan kegiatan yang tidak di anggap remeh. Di Indonesia pada berbagi kegiatan
upacara seperti itu penyajian makanan merupakan suatu kegiatan pokok, baik sebagai ungkapan
rasa terima kasih kepada Maha Pencipta maupun sebagai ungkapan rasa hormat terhadap para
tamu yang hadir. Akan tetapi, penyelenggaraan makanan kelompok yang dilakukan pada masa
itu belum di kelola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial. Penyelenggaraan
pelayanan makanan kelompok masih bersifat keramah tamahan (bospitality).
Penyelenggaraan makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada
pertengahan abad ke -17 bersamaan dengan awal revolusi Industri Eropa. Pada masa itu
dirasakan perlu adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di berbagai
industri. Pemberian makanan yang memenuhi syarat terbukti dapat meningkatkan produktivitas
kerja para pekerja pabrik.

7
Robert Owen adalah salah seorang tokoh industri di Eropa yang mempelopori penyelenggaraan
makanan bagi para pekerja industri yang di kelola secara efektif dan efisien. Inilah awal dari
penyelenggaraan makanan industri (inflant food service). Karena berjasa mengembangkan usaha
penyelenggaraan makanan bagi para pekerja di berbagi pusat industri, maka Robert Owen
dianggap sebagai pelopor penyelenggaraan makanan institusi terutama di pabrik-pabrik. Upaya
nya itu kemudian menyebar bukan saja di daratan Eropa tetapi sampai juga di Amerika Serikat.
Penyelenggaraan makanan institusi mulai dikembangkan di berbagai industri tekstil, bank dan
sebagainya.
Penyelenggaraan makanan yang didasarkan atas kebutuhan karyawan akan zat gizi agar
memperoleh tingkat kesehatan yang optimal yang memungkinkan tercapainya produktivitas
kerja maksimal baru dilaksanakan pada awal abad ke -20. Secara kumulatif berbagai faktor telah
mendorong perkembagan penyelenggaraan makanan komersial, antara lain sebagi berikut :
 Timbulnya kesadaran dan keyakinan para pengusaha industri bahwa pelayanan makanan
di institusi tempat karyawan bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
Dengan berkembangnya berbagai jenis industri dan perusahaan yang mempekerjakan
karyawan dalam jumlah besar menjadikan usaha penyelenggaraan makanan komersial
menjadi lebih berkembang.
 Berbagai kemajuan sebagai hasil pembangunan telah membuka kesempatan bagi para
wanita untuk memperoleh pekerjaan di luar rumah. Terbatasnya waktu mereka di rumah
tidak memungkinkan mereka untuk menyipkan makanan di rumah.
 Lokasi tempat bekerja yang jauh dari tempat pemukiman dan berbagai hambatan
transportasi tidak memungkinkan para karyawan pulang kerumah mereka untuk makan.
Jasa pelayanan makanan komersial merupakan satu-satunya pilihan untuk mengatasi
maslah itu.
 Pada masa lalu apabila sekarang ingin mengadakan perheletan, penyelenggaraan
makanan dilakukan secara bergotong-royong.
 Berbeda dengan penyelenggaraan makanan komersial, penyelenggaraan makanan
institusi non komersial berkembang sangat lambat.

8
2. Karakteristik Penyelenggaraan Makanan Asrama

Karakteristiknya adalah sebagai berikut :


a. Standar makanan yang disediakan diperhitungkan sesuai dengan beban kerja dan lama
pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja. Dengan waktu kerja sekitar 8 jam, anggota
asrama memerlukan energi makanan yang mengandung sepertiga atau lebih makanan dari
kebutuhan makanan sehari. Untuk variasi pekerja berat dan sedang yang membutuhkan
sebanyak 2800 kalori dan 2500 kalori sehari.
b. Frekuensi makanan berkisar 1-6 kali yaitu 1-3 kali makanan lengkap dan selebihnya
makanan atau minuman selingan.
c. Waktu makan pada umumnya seperti waktu makan di rumah, terutama makan siang atau
makan sore, kadang-kadang makan pagi dan makan malam. Semua makanan diberikan di
ruang makan lengkap dengan minuman.
d. Saat pabrik atau asrama tidak menyediakan makanan atau tidak berproduksi, yaitu pada hari
libur, maka pemberian makanan ditiadakan/diganti bahan lain.
e. Diperlukan tenaga khusus yang mengelola makanan serta melayani makanan di ruang
makan.
f. Jumlah yang harus dilayani harusnya tetap, atau sedikit sekali perubahan. Penyediaan untuk
tamu dilakukan tersendiri atau terpisah.
g. Macam hidangan sederhana tidak banyak variasi dan disajikan menurut kemampuan
perusahaan, tanpa mengabaikan kebutuhan klien.
h. Pelayanan dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan paling banyak dilakukan adalah
menggunakan tiket makanan yang bertanggal. Makanan tidak dapat digantikan dengan uang.
Pengelola pelayanan gizi lembaga industri ini sudah banyak dilakukan di Indonesia terutama
untuk perusahaan besar yang mempekerjakan lebih dari 500 buruh dan cukup baik
pengelolaannya.

9
3. Ciri-ciri Penyelenggaraan Makanan Asrama

Pelayanan Gizi Institusi Asrama memiliki tujuan untuk mencapai status gizi dan
kesehatan yang baik bagi penghuni. Adapun ciri-ciri penyelenggaraan makanan asrama yaitu
a. pengelolanya pemerintah/peranserta masyarakat.
b. standar gizinya sesuai kebutuhan penghuni asrama.
c. melayani berbagai kelompok usia untuk memenuhi kebutuhan gizi masing-masing
kelompok.
d. dapat bersifat komersial, memperhitungkan laba rugi Institusi, bila dipandang perlu dan
terletak diperdagangan/kota.
e. frekuensi makan 2-3 kali sehari dengan atau tanpa makanan selingan.
f. jumlah konsumen tetap.
g. jenis pelayanan mengikuti peraturan asrama.
h. kuntinuitas pelaksanaan merupakan faktor penting Khusus untuk asrama atlit, angkatan
bersenjata, dimana kegiatan mereka dikategorikan sebagai pekerja berat, sedang ataupun
sangat berat, maka dibutuhkan pengaturan menu yang tepat agar dapat diciptakan makanan
dalam volume kecil tetapi memenuhi kebutuhan gizi mereka contohnya ABRI total energi
yang dibutuhkan yaitu 4000-4500 Kal, pembagian kebutuhannya yaitu makan pagi 1750
Kal, makan siang 2500 Kal dan makan malam 1750 Kal.

4. Kelemahan Penyelenggaraan Makanan Asrama

Makanan adalah keperluan bagi semua makhluk hidup di dunia. Makanan dapat menyediakan
nutrien-nutrien penting untuk keperluan perkembangan dan pertumbuhan. Penting sekali
mengkonsumsi makanan yang bersih dan bergizi bagi menjamin kesehatan. Berikut beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan makanan di asrama yang dapat menjadi
kelemahan PGI di asrama yaitu sebagai berikut.

10
a. Sanitasi Makanan
Sanitasi makanan merupakan awal kebersihan dan keselamatan dengan mengamalkan prinsip
kebersihan semasa penyediaan dan penyimpanan makanan supaya pencemaran makanan tidak
berlaku (Fatimah, 2002).
Menurut Rosmina (1994), hal-hal yang perlu diutamakan untuk memastikan makanan itu bersih
ialah dengan menjaga kebersihan bahan mentah, pengendalian makanan yang bersih, kebersihan
pengendali makanan, keperluan kesihatan asas yang mencukupi, pengurusan dan
penyelenggaraan premis makanan yang sempurna dan penyediaan makanan yang betul.
b. Kebersihan Diri Pengendali Makanan
Pengendali makanan di asrama adalah individu terlibat dalam penyediaan makanan.
Pengendali makanan juga bertanggungjawab menentukan makanan yang disediakan, pengendali
makanan juga perlu diakui kebersihannya oleh dinas kesehatan dan mempunyai sertifikat resmi.
c. Kebersihan Peralatan
Kebersihan peralatan perlu di titik beratkan dari segi pembersihan dan penjagaannya. Jika hal ini
diabaikan maka menjadi tempat pemkembangbiakan dan penyebaran bakteria. Menurut Jamal
(1998), peralatan dapur perlu dibersihkan dengan bahan pencuci yang sesuai dan perlu disimpan
di tempat yang sesuai supaya tidak di cemari apabila digunakan.
d. Kebersihan Makanan
Menurut Rosmina (1994), kebersihan dalam penyediaan dan penyimpanan makanan
sangat penting.
e. Kebersihan Tempat Menyediakan Dan Menghidang Makanan
Kebersihan dapur perlu dijaga baik sebelum dan setelah menyediakan makanan. Sisa-sisa
makanan yang jatuh di lantai dan di permukaan lantai dapat menjadi tempat pertumbuhan
bakteria dan menarik perhatian hewan perusak dan serangga (Betty dalam Rozita Jais, 2000).
f. Butuh waktu yang lama dalam menyediakan makanan
g. Butuh biaya yang tinggi
h. Butuh karyawan yang banyak
i. Adanya kemungkinan makanan terkontaminasi karena sulit menjaga kebersihan sehingga
akan mudah terjadi keracunan
11
j. Kualitas bahan makanan kurang baik
k. Cita rasa kurang diperhatikan
l. Makanan kurang bervariasi
m. Porsi tidak sesuai, setiap karyawan mungkin memiliki porsi makan yang berbeda dan
kebutuhan gizi yang berbeda.

Masalah yang timbul Dalam Penyelenggaran Makanan Asrama


1. Makanan kurang sesuai dengan selera anggota asrama, sehingga mereka lebih suka mencari
makanan diluar.
2. Jika terjadi kesalahan dalam pengolahan atau terjadi keracunan akan menimbulkan kerugian
dan bahaya yang besar, karena makanan diperuntukkan untuk semua anggota asrama.
3. Perencanaan yang kurang baik akan menyebabkan tidak maksimalnya penyelenggaraan
makanan dalam asrama tersebut.
4. Tenaga pelaksana yang kurang professional akan menghasilkan makanan yang tidak sesuai
harapan.

5. Keuntungan Penyelenggaraan Makanan Asrama


Keuntungan dari penyelenggaraan makanan asrama antara lain:
a. peningkatan kesejahteraan anggota asrama, dengan makanan yang bergizi sehingga lebih
sehat.
b. penyediaan lapangan pekerjaan, dengan adanya penyelenggaraan makanan dalam suatu
asrama sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi ahli gizi dan tukang masak.
c. lebih efektif bagi asrama, dengan disediakannya makanan dalam asrama, anggota asrama
tidak perlu lagi keluar mencari makanan, sehingga lebih menghemat waktu.

6. Tipe Penyelenggaraan Makanan Asrama


Berdasarkan Penggunaan Bahan Makanan, tipe penyelenggaraan makanan Asrama yaitu :
a. Konvensional
 Konvensional : semua dari bahan mentah dari pasar.
 Semi konvensional : digunakan juga makanan dibeli dalam bentuk sudah jadi (kue, roti dll).
12
b. Makanan Terpusat (Commissary Food Service)
 produksi secara massal di dapur pusat dengan peralatan otomatis dan peralatan canggih.
 kemudian didistribusikan ke beberapa penyelenggara makanan institusi
 keadaan makanan : panas, dingin atau beku.
c. Dengan Bahan Siap Masak (Ready Prepared)
 makanan dimasak dan didinginkan atau dibekukan beberapa saat atau hari sebelum
disajikan.
 menghindari puncak kesibukan memasak.
 dapat disajikan sesuai jadwal.
 butuh freezer dan pendingin besar.
 butuh oven microwave untuk memanaskan.
d. Dengan Makanan Olahan Siap Dipanaskan (Assembly Serve System)
 dibeli dlm bentuk makanan beku dari industri makanan
 disimpan - dipanaskan dan siap disajikan
 butuh freezer dan tempat penyimpanan dingin

7. Sifat Penyelenggaraan Makanan Asrama


Sifat penyelenggaraan makanan di asrama adalah Non Komersial karena diselenggarakan
sendiri oleh asrama sebagai pelayanan untuk melengkapi aktifitas mencapai tujuan asrama
mungkin dapat atau tidak mencari keuntungan, setidaknya impas.
Penyelenggaraan makanan asrama dapat bersifat komersial jika memperhitungkan laba rugi
Institusi, bila dipandang perlu dan terletak diperdagangan/kota.

8. Sistem Pelayanan Penyelenggaraan Makanan Asrama


Sistem pelayanan/distribusi penyelenggaraan makanan asrama yaitu
• prasmanan (dengan kupon makan)
• catu (oleh pelayan)
• rantang/bungkus/boks
• kafetaria
• dll
13
9. Contoh penyelenggaraan makanan asrama di Asrama Haji

Kegiatan Di Asrama Haji:


• Penghuni menyerahkan SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama)
• Menerima Kartu Konsumsi dan Nomor Kamar
• Barang bawaan diperiksa beacukai
• Memisahkan barang untuk keperluan di pesawat
• Masuk asrama
• Mencari kamar sesuai Nomor masing-masing
• Makan dgn menukar Nomor pada kartu konsumsi
• Belanja dalam kompleks
• Pemerikasaan ulang kesehatan
• Pembagian Dokumen PPH
• Pembagian uang bekal (33 hari,+ rls 1500) & gelang ident
• Pengumuman dan praktik manasik (terakhir)
Karakteristik Penghuni Asrama Haji
• memiliki niat ibadah
• sebagian besar manula mempunyai penyakit degeneratif
• memerlukan recovery dengan persiapan ‘kerja keras’
• dari berbagai latarbelakang budaya/kebiasaan
Masalah di Asrama Haji:
a. Keracunan Makanan: makanan terlalu lama disiapkan oleh pihak katering. Misal: lebih dari
300 calon haji dari kloter 44 dan 45 embarkasi Jakarta pada tanggal 16/10/2005 mengalami
diare
b. Makanan kadang tidak sesuai preferensi penghuni terutama selera ‘fanatik’ daerah
Kegiatan MPGI di Asrama Haji Donohudan
1. Bekerja sama dengan pihak ketiga: katering
2. Mulai tahun 2005 makanan yang disajikan bagi jemaah disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing.

14
3. Bagi jemaah berisiko tinggi akan disediakan makanan khusus oleh pihak katering sesuai
anjuran dokter
4. Untuk menjaga keamanan makanan, sebelum disajikan terlebih dahulu sampel makanan
diperiksa di lab (satu jam sebelum disajikan)
Petunjuk Makanan Sehat Penghuni Asrama Haji
1. Sumber makanan yang beraneka ragam
2. Diperbanyak sayur dan buah-buahan
3. Dikurangi makanan yang tinggi lemak
4. Diperbanyak makanan yang mengandung tepung (biskuit dan roti) dan membatasi makanan
manis yang mengandung gula alami
Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Kencing Manis
a. Disediakan makanan dengan jumlah cukup, teratur dan beragam
b. Kalori disesuaikan dengan berat penyakit
c. Hindari makanan berupa gula pasir/merah, sirup, jeli, buah-buahan yang awetkan dengan
susu kental manis, es krim, kue manis, dodol, cake dan dendeng manis
Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Jantung Koroner
a. Disediakan makanan yang beragam dlm jml dan mutu sesuai kebutuhan
b. Hindarkan makanan yang berlemak dan gurih
c. Hindarkan kue yang terlalu manis, sayuran yang mengandung banyak serat (kangkung) dan
banyak gas (kol), cabe dan bumbu lain yang merangsang
d. Hindari minuman yang bersoda, kopi/the kental dan yang mengandung alcohol
e. Batasi makanan yang mengandung garam
Petunjuk Penyediaan Makan bagi Penghuni Asrama Penderita Tekanan Darah Tinggi
a. Sediakan makanan yang beragam, bila obes kurangi makanan yg berkarbohidrat (nasi dll)
b. Gunakan minyak jagung, wijen, dan minyak biji matahari untuk memasak makanan
c. Sediakan sayuran dan buah segar yang banyak mengandung vitamin (jeruk, apel,pir)
d. Batasi pemakaian garam

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Asrama merupakan tempat atau
wadah yang diorganisir oleh sekelompok masyarakat tertentu, yang mendapat pelayanan
makanan secara kontinyu. Tujuan dari penyelenggaraan makanan institusi asrama ini adalah
untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat golongan tertentu yang tinggal diasrama baik
pelajar, mahasiswa, ABRI (TNI dan POLRI), dan sebagainya. (Mukrie, 1990)

1. Penyelenggaraan makanan di asrama memiliki kelemahan dan keuntungan


2. Sifat Penyelenggaraan makanan di asrama adalah bersifat non komersial dan bisa juga
bersifat komersial

B. Saran

Sebaiknya penyelenggaraan makanan institusi dapat dilaksanan dengan baik walaupun


memiliki keuntungan dan kelemahan. Namun harus memperhatikan sanitasi, hygene, maupun
kualitas dari makanan tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anggun Cempaka Putri. Juni 2016. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
https://kangadil.files.wordpress.com/2013/06/anggun-cempaka-putri-mspmi-hubungan-antara-
penampilan-rasa-dan-cita-rasa-makanan-dengan-daya-terima.pdf

Dokumen Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Insitusi.2018;

http://dokumen.tips/documents/mspm5572009a49795991699fb9cf.html

Mukrie, Nursiah A. 1990. Manajemen Pelayanan Gizi Institusi Dasar. Proyek Pengembangan

Pendidikan Tenaga Gizi Pusat dan Akademi Gizi Depkes Jakarta : Jakarta

Penyelenggaraan Makanan (PDF).2010.Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai