Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan

praktikum yang berjudul “Melakukan Skrining Lanjut Dengan Formulir

Skrining Lanjut” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah untuk

memenuhi tugas pada mata kuliah Dietetik. Selain itu, laporan praktikum ini

juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai proses skrining lanjut

dengan menggunkan formulir skrining lanjut bagi pembaca serta menambah

pengalaman bagi penulis.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Juhartini,

S.Gz,M.Kes selaku Dosen Dietetik yang telah memberikan tugas ini dan juga

membimbing saya selama ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan

wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya juga

mengucapkan terimkasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya

sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya dalam penyelesaian tugas

laporan ini.

ii
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun penulis

butuhkan demi sempurnanya laporan praktikum ini.

Demikian laporan praktikum ini saya tulis, saya berharap semoga

laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Ternate, 16 Oktober 2020

(Penulis)

iii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................iv

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………………….1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..1

B. Tujuan......................................................................................2

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….3

A. Pengertian skrining Gizi.............................................................3

B. Proses Skrining Gizi...................................................................4

C. Prinsip Skrining Gizi………………………………………………………………..6

D. Alat Skrining Gizi…………………………………………………………………….7

BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….9

A. Hasil Praktikum..........................................................................9

B. Pembahasan.............................................................................14

BAB IV : PENUTUP…………………………………………………………..15

A. Kesimpulan...............................................................................15

iv
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………16

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….17

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Malnutrisi adalah suatu keadaan patologis dimana tubuh mengalami

kelebihan atau kekurangan zat gizi secara relatif maupun absolut

(Mardalena, 2017). Pada pasien rawat inap malnutrisi dapat berdampak

pada gangguan imunitas yang menyebabkan meningkatnya mobilitas,

mortalitas, dan dapat pula meningkatkan lama waktu rapat inap

(Susetyowati, 2014).

Malnutrisi masih menduduki angka prevalensi yang cukup tinggi,

dengan laporan dari Australia dan penelitian Internasional, yaitu berkisar

40% di negara berkembang seperti di Indonesia, dari beberapa studi

yang dilakukan dijakarta menunjukkan bahwa 20% - 60% pasien rawat

inap di Rumah Sakit Umum dalam kondisi malnutrisi saat masuk

perawatan.

Pada dasarnya, setiap individu sebelum memasuki Rumah Sakit, telah

memiliki risiko mengalami malnutrisi (baik defisiensi maupun overnutrisi)

yang belum terlihat. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan

malnutrisi lebih lanjut, perlu dilakukan skrining gizi (Charney, 2009).

1
Skrining gizi dapat dilakukan menggunakan alat skrining. Alat skrining

yang banyak digunakan rumah sakit di Indonesia untuk pasien rawat inap

dewasa menurut Herawati, et al (2014) antara lain: Malnutrition

Screening Tools (MST), Malnutrition Universal Screening Tools (MUST)

dan Nutrition Risik Screening 2002 (NRS 2002). BAPEN mengembangkan

Malnutrition Universal Screening Tools (MUST) yang melakukan

pemeriksaan dengan 3 kriteria utama: berat badan saat ini, besar

kehilangan berat badan yang tidak diinginkan, dan adanya penyakit akut.

Skor setiap criteria antara 0, 1, atau 2. Berdasarkan penilaian MUST,

pasien diklasifikasikan sebagai risiko rendah, sedang, dan tinggi

(Malnutrition Advisory Group, 2003).

B. TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini yaitu mahasiswa diharapkan mampu

memahami dan melakukan skrining gizi pada kasus penyakit hipertensi

dengan benar sesuai dengan format skrining dan menentukan hasil nilai

dari skrining gizi tersebut.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Skrining Gizi

Pada dasarnya, setiap individu sebelum memasuki rumah sakit, telah

memiliki risiko mengalami malnutrisi (baik defisiensi maupun overnutrisi)

yang belum terlihat.Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan malnutrisi

lebih lanjut, perlu dilakukan skrining gizi. Skrining gizi adalah proses yang

sederhana dan cepat untuk mengidentifikasi individu yang mengalami

kekurangan gizi atau yang berisiko terhadap permasalah gizi (Charney

2009, p.1). Skrining dapat dilakukan oleh perawat, dokter maupun ahli

gizi (RD). Dari pengertian ini dapat diambil simpulan bahwa skrining gizi

bertujuan untuk menentukan seseorang beresiko malnutrisi atau tidak,

mengidentifikasi individu-individu yang membutuhkan terapi gizi segera,

mencegah agar seseorang yang masih sehat tidak menderita masalah

gizi, dan menghindari komplikasi lebih lanjut jika seseorang telah

menderita masalah gizi.

3
B. Proses Skrining Gizi

Langkah pertama dalam proses skrining adalah pengumpulan data

primer yang diperoleh melalui alat skrining, dengan cara mewawancarai

pasien sesuai pertanyaan yang ada pada alat skrining yang digunakan.

Kemudian, hasil dari wawancara tersebut diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel. Proses skrining harus berjalan efektif. Adapun proses

skrining dikatakan efektif jika memenuhi kriteria berikut ini :

1. Sederhana

Proses skrining tidak memerluan alat – alat yang mahal ( modern),

dan pertanyaanya tidak membuat repot pasien.

2. Cepat dan efisien

Proses skrining dilakukan dalam waktu yang singkat, agar pasien

dapat mengetahui hasilnya cepat dan apakah pasien memerlukan

langkah assessment atau tidak.

3. Resiko terhadap pasien rendah

Proses skrining tidak beresiko terhadap kondisi kesehatan pasien,

tidak memperburuk atau memperparah sakitnya.

4. Memiliki nilai sensifitas, spesifitas, dan prediksi negatif dan positif

4
Sensivitas adalah ukuran keakuratan tes yaitu seberapa besar

kemungkinantes untuk mendeteksi positif orang-orang yang memiliki

resiko malnutrisi.

5. Spesifitas adalah seberapa baik tes mengidentifikasi negatif orang-

orangyang tidak memiliki resiko malnutrisi.

Nilai prediktif negatif adalah kemungkinan bahwa orang dengan hasil

tes negatif memang tidak memiliki resiko malnutrisi. Semakin tinggi nilai

prediksi negatif (misalnya, 99 persen), semakin berguna untuk

memprediksi bahwa orang tidak memiliki resiko malnutrisi. Nilai prediktif

positif (positive predictive value) adalah kemungkinan bahwa orang

dengan hasil tes positif benar-benar beresiko malnutrisi. Semakin nilai

prediksi tinggi positif (misalnya, 90 persen), semakin berguna tes

tersebut untuk memprediksi bahwa seseorang beresiko terhadap

malnutrisi.

Skrining gizi memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu

tinggi badan, berat badan, adanya alergi makanan tertentu, diet, adanya

kecenderungan pasien untuk mual atau muntah, dan kemampuan pasien

dalam menelan dan mengunyah (Charney, 2009).

5
C. Prinsip Skrining Gizi

Ada beberapa prinsip dalam alat skrining, yang jika dirumuskan

dalam bentuk kalimat Tanya berupa:

1. Apa kondisinya sekarang?

Tinggi badan dan berat badan dapat menentukan pengukuran IMT

(indeksMasa Tubuh). Range normal adalah pada IMT 20-25. Obesitas

adalah padaIMT > 30. Underweight adalah pada range <18,5. Pada

kondisi-kondisi tertentu, terutama pada orang yang sakit dan tidak

dapat diukur berat badan dan tinggi badannya, maka dapat

dilakukan pengukuran lingkar lengan atas.

2. Apakah kondisinya stabil?

Penurunan berat badan dapat dilihat dari histori pasien, atau lebih

baik, dari pengukuran yang telah tercatat di catatan medis.

Penurunan berat badan yang signifikan lebih dari 5% selama tiga

bulan dapat menjadi indikator terjadinya malnutrisi.

3. Apakah kondisinya akan menjadi lebih buruk di masa yang akan

datang?

Pertanyaan ini dapat dijawab dengan menanyakan apakah terjadi

penurun anasupan gizi sejak dilakukan screening, dan apabila

memang terjadi, maka seberapa besar dan seberapa lama

6
terjadinya. Pengukuran ini dapat diketahui dengan membuat catatan

makanan atau melihat asupan gizi pasien di rumahsakit. Apabila

ditemukan bahwa kebutuhan normal pasien, maka sangatmungkin

terjadi penurunan berat badan

4. Apakah penyakit yang dideritanya akan mempercepat penurunan

asupangizi?

Pada pasien yang menderita penyakit yang berat, dapat terjadi

peningkatan kebutuhan asupan gizi karena terjadi stress

metabolisme dan penurunan nafsu makan. Ini menyebabkan status

gizi bertambah lebih buruk.

D. Alat Skrining Gizi

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 Tahun

2013 tentang Peraturan Pelayanan Gizi Rumah Sakit menyebutkan

beberapa contoh alat skrining gizi pada pasien dewasa antara lain

Subjective Global assessment (SGA), Malnutrition Universal Screening

Tools (MUST), Malnutrition Screening Tools (MST), Nutriton Risk

Screening 2002 (NRS 2002), dan alat skrining gizi pada anak (1-18

tahun) antara lain Pediatric Yorkhill Malnutrition Score (PYMS), Screening

Tool for Assesment of Malnutrition Score (STAM), dan Strong Kids.

7
Hasil penilaian skrining gizi menentukan langkah asuhan gizi

selanjutnya. Jika hasil skrining gizi menunjukkan pasien berisiko

malnutrisi maka tahapan Proses Asuhan Gizi Terstandar yang diawali

dengan Assesment/Pengkajian Gizi dapat dilakukan oleh dietisen. Akan

tetapi jika pasien memiliki status gizi baik atau tidak berisiko malnutrisi

maka sebaiknya dilakukan skrining ulang atau skrining lanjut setelah 1

minggu pasien dirawat di rumah sakit. Jika hasil skrining ulang pasien

berisiko malnutrisi maka perlu dilakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar.

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

1. Kasus Hipertensi

Tn. A umur 78 tahun, laki-laki TB 150 cm, BB 55 kg menderita

hipertensi. Ia sudah berobat bertahun-tahun karena tekanan darah

tinggi, namun ia rajin minum obat dari dokter. Hari ini Tn. A. dibawa

ke Rumah Sakit karena sebelah kiri badannya tidak bisa digerakkan.

Anamnesa kepada anaknya mendapatkan hasil: kemarin ia pergi ke

pesta dan makan kambing guling sepuasnya.

Hasil lab, yang disertakan: Hb, 15 gr/dL, gula darah puasa 100 mg

%, kolesterol total 400 mg/dl, Hdl 40 mg/dl, trigleserida 250 mg/dl,

TD 160/100. Ia masih bisa menelan makanan dan minuman meskipun

agak sulit. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien adalah Tn. A.

sering mengkonsumsi ikan asin, dan paling sering menggunakan

bumbu kecap pada menu ikan, ayam, tempe dan tahu dan hampir

setiap makanan roti di pagi hari dan sore.

9
2. Assesment Gizi

Identitas Pasien

Nama : Tn. A.

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 78 Tahun

Diagnosa : Hipertensi

Antropometri……………(A)

BB : 55 kg

TB : 150 cm

BBI : 50 kg

IMT : 24,44 kg/m2 (Normal)

(Kriteria IMT menurut Kemenkes RI tahun 2019)

Kesimpulan: status gizi pasien adalah normal dengan IMT: 24,44 kg/m 2

dengan BBI: 50 kg.

Pemeriksaan Laboratorium……(B)

Hemoglobin = 15 gr/dL (N: 13,0 – 16,0 gr/dL)

Gula darah puasa = 100 mg/dL (N: 70 – 100)

Kolesterol total = 400 mg/dL (N: 150 – 200 mg/dL)

HDL = 40 mg/dL (N: 35 – 55 mg/dL)

10
Trigliserida = 250 mg/dL (N: 120 – 190 mg/dL)

Kesimpulan: Hiperkolesterlemia, Trigliserida Tinggi.

Pemeriksaan Fisik Klinis……(C)

TD = 160/100 mmHg N: 120/80 mmHg

Kesimpulan: hipertensi tingkat 2 (≥160/100 mmHg).

Riwayat Gizi…………………..(D)

a. Sekarang

Tn. A. sering mengkonsumsi ikan asin, dan paling sering

menggunakan bumbu kecap pada menu ikan, ayam, tempe dan tahu

dan hampir setiap makanan roti di pagi hari dan sore.

b. Dahulu

Kemarin pasian pergi ke pesta dan makan kambing guling

sepuasnya.

Kesimpulan: berdasarkan riwayat gizi pasien, Tn. A. sering

mengknsumsi makanan tinggi natrium.

Riwayat Personal

a. Riwayat Penyakit Sekarang

11
Tn. A. dibawa ke Rumah Sakit karena sebelah kiri badannya

tidak bisa digerakkan. Ia masih bisa menelan makanan dan

minuman meskipun agak sulit.

b. Riwayat Penyakit dahulu

Tn. A. sudah berobat bertahun-tahun karena tekanan darah

tinggi (hipertensi).

Kesimpulan: Tn. A. mengalami stroke karena tekanan darah yang


tinggi yaitu hipertensi tingkat 2, dan mengalami gangguan
pencernaan.

Perhitungan Kebutuhan Energi

BEE = 66 + (13,5 . BB) + (5 . TB) – (6,8 . U)

= 66 + (13,5 x 55) + (5 x 150) – (6,8 x 78)

= 1028,1 kkal

TEE = BEE . FA . FS

= 1028,1 x 1,1 x 1,4 = 1583,27 kkal/hr

Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

Karbohidrat : 65% x 1583,27 = 257,28 gr/hr

Lemak : 18% x 1583,27 = 31,66 gr/hr

Protein : 17% x 1583,27 = 67,28 gr/hr

12
4

3. Formulir Skrining Gizi

Diagnosis Medis: Hipertensi

Nama : Tn. A. Tanggal :-


No. MR Ruang :-
Umur JK BB BBI TB Aktivitas
78 th L 55 kg 50 kg 150 cm -
Parameter Skor
1. Apakah akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan BB yang tidak
dikehendaki?
Tidak =0 (0)
Ya/tidak yakin =2

2. Jika iya, berapa banyak penurunan bb (kg) yang hilang?


1-5 =1
6-10 =2
11-15 =3 ()
>15 =4
Tidak yakin =2

3. Apakah asupan makan pasien sulit dikarenakan penurunan nafsu


makan ?
Tidak =0 (0)
Ya =1

Total Skor = 0
Score 2 atau lebih = Pasien beresiko malnutrisi

Kesimpulan: berdasarkan skrining gizi, total skor yang didapatkan adalah 0.


Pasien tidak beresiko malnutrisi (perlu skrining ulang tiap minggu selama
perawatan di Rumah Sakit).

13
B. Pembahasan

Berdasarkan pada hasil praktikum diatas, terdapat satu kasus pasien

dengan hipertensi, yaitu Tn. A. yang berdasarkan hasil pemeriksaan lab

didapatkan total kolesterol dan trigliserida yang tinggi.

Berdasarkan skrining gizi yang dilakukan, total skor yang didapatkan

adalah 0. Tn. A. tidak beresiko malnutrisi tetapi tetap perlu dilakukan

skrining ulang tiap minggu selama perawatan di Rumah Sakit.

Adapun jenis diet yang diberikan pada pasien yaitu Diet Rendah

Natrium I dengan batasan Natrium 200 – 400 mg/hr.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa hasil skor skrining gizi pada pasien adalah 0 yang artinya pasien

tidak berisiko malnutrisi.

15
DAFTAR PUSTAKA

BAPEN (British Association of Parental and Enteral Nutrition). 2006. Adapted

with permission from Malnutrition Advisory group : Malnutrition

Screening Tool

Susetyowati. 2017. Penerapan Skrining Gizi di Rumah Sakit. Yogyakarta:

gajah Mada University Press

16
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perencanaan menu seimbang pasien hipertensi

Nama : Tn. A. Sex : Laki-laki Umur : # Th. Berat : 55 kg. Tinggi : 150 cm. Tgl :
Standart Energi Protein Lmk KH Bentuk MakananBiasa
Dft Blj DKBM Nilai Gizi Insert Del Help
Menu 1648 69 35 272 Jenis Penyakit Hipertensi
Waktu Menu Bahan B rt ENER GIP ro te in (gr) LMK H A Ca F Fe Vit. A Vit. B 1 Vit. C Na K C ho ls S e ra t

( gr ) Ka l Hwn Nbt (gr) (gr) (m g) (m g) (m g) (S I) (m g) (m g) ( m g ) ( m g ) (m g) (gr)

Pagi Nasi Beras giling 50 180 0 3.4 0.35 39.5 3 70 0.4 0 0.06 0 2.5 50 0 1
Telur Ceplok Telur ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35 27 90 1.35 450 0.05 0 79 89 275 0
Minyak kelapa 3.6 31.32 0 0 3.53 0 0.11 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tumis Daun Pakis Daun pakis 65 22.75 0 2.6 0.2 4.16 27.3 112 0.85 1872.7 0 19.5 10 424 0 6.1
Wortel 30 12.6 0 0.4 0.09 2.79 11.7 11.1 0.24 3600 0.018 1.8 21 73.5 0 1.5
Cabe merah besar ( segar
5 ) 1.55 0 0.1 0.02 0.37 1.45 1.2 0.03 23.5 0.003 0.9 0 0 0 0
Minyak kelapa 2 17.4 0 0 1.96 0 0.06 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Buah Jeruk manis 75 33.75 0 0.7 0.15 8.4 24.8 17.3 0.3 142.5 0.06 14.3 1.5 122 0 0.2
Sub Total 380.37 6.4 7.1 12 55.5 95.4 301 3.16 6088.7 0.191 36.5 114 758 275 8.8
0
Snack Bubur Kacang Ijo Kacang ijo 35 120.75 0 7.8 0.42 22 43.8 112 2.35 54.95 0.224 2.1 0 0 0 13
Gula pasir 10 36.4 0 0 0 9.4 0.5 0.1 0.01 0 0 0 0 0.05 0 0
Santan peras, dengan 10
air 12.2 0 0.2 1 0.76 2.5 3 0.01 0 0 0.2 0.4 32.4 0 0
Sub Total 169.35 0 8 1.42 32.2 46.8 115 2.37 54.95 0.224 2.3 0.4 32.5 0 13
0
Siang Nasi Beras giling 75 270 0 5.1 0.53 59.2 4.5 105 0.6 0 0.09 0 3.8 75 0 1.5
Pepes Ikan Ikan segar 40 45.2 6.8 0 1.8 0 8 80 0.4 60 0.02 0 40 120 0 0
Tempe Goreng Tempe kedele murni 25 37.25 0 4.6 1 3.18 32.3 38.5 2.5 12.5 0.043 0 0 0 0 1.8
Minyak kelapa 2.5 21.75 0 0 2.45 0 0.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sayur Bening Bayam 80 28.8 0 2.8 0.4 5.2 214 53.6 3.12 4872 0.064 64 3.2 333 0 2.8
Jagung muda kuning, untuk
20 rebus
25.8 dan0 bakar
0.8 0.26 6.06 1 21.6 0.22 23.4 0.036 1.8 0 0 0 0
Susu Rendah Lemak Susu skim 170 78.2 0 0.9 0 20.7 39.1 20.4 2.89 620.5 0.068 133 6.8 376 0 4.3
Sub Total 507 6.8 14 6.44 94.4 299 319 9.73 5588.4 0.321 198 54 904 0 10
0
Snack Soup Buah Semangka 35 9.8 0 0.2 0.07 2.42 2.45 4.2 0.07 206.5 0.018 2.1 1.4 21.2 0 0.4
Nenas 35 18.2 0 0.1 0.07 4.8 5.6 3.85 0.11 45.5 0.028 8.4 0.7 43.8 0 1.1
Rambutan 50 34.5 0 0.5 0.05 9.05 8 8 0.25 0 0 29 0 0 0 0.8
Jeruk manis 100 45 0 0.9 0.2 11.2 33 23 0.4 190 0.08 19 2 162 0 0.3
Sub Total 107.5 0 1.7 0.39 27.5 49.1 39.1 0.83 442 0.126 58.5 4.1 227 0 2.4
0
Mlm Nasi Beras giling 60 216 0 4.1 0.42 47.3 3.6 84 0.48 0 0.072 0 3 60 0 1.2
Daging Gulung Daging sapi 40 82.8 7.2 0 5.6 0 4.4 68 1.12 12 0.032 0 37 196 28 0
Telur ayam 50 81 6.4 0 5.75 0.35 27 90 1.35 450 0.05 0 79 89 275 0
Tumis Tahu Tahu 25 17 0 2 1.15 0.4 31 15.8 0.2 0 0.015 0 3 37.8 0 0.1
Minyak kelapa 1 8.7 0 0 0.98 0 0.03 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Cah sayuran Wortel 75 31.5 0 0.9 0.23 6.98 29.3 27.8 0.6 9000 0.045 4.5 53 184 0 3.8
Saw i 50 11 0 1.2 0.15 2 110 19 1.45 3230 0.045 51 5.9 184 0 2
Buah Pepaya 100 36 3.5 0 0.1 5.1 123 97 0.1 0 0.04 1 38 149 0 0
Sub Total 484 17 8.1 14.4 62.2 328 402 5.3 12692 0.299 56.5 219 899 303 7
0
Total 1648.2 69.336 34.7 272 818 1176 21.4 24866 1.16 352 391 2820 578 42
Standar Kebutuhan 1583.3 67.28 32 257 400
% Asupan Terhadap Kebutuhan 104.1 103.056 108 106 98

17

Anda mungkin juga menyukai