Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERDAGANGAN BEBAS DAN POLITIK DUMPING

Mata Kuliah : Ekonomi Pangan dan Gizi

Dosen : Nur M. Ali, SKM, MPH

Disusun Oleh :

Kelompok 7

1. Kariyono Hidi
2. Yufita Tri Reski Efendi
3. Yuyun Muhlis
4. Siti Rahmatia Hijrah
5. Yulianti Kasim
6. Sitti Sammi Saban

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Perdagangan dan Politik Dumping”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi


tugas dari salah satu dosen mata kuliah Ekonomi Pangan dan Gizi.
Dalam penyusun makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh Karena itu, saran dan kritik semoga kedepan dalam
menyusun makalah lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Ternate, 21 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ………………………………………………..………................... i
KATA PENGANTAR …………………………………………………..…. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………..…….. iii
BAB I : PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………….……..…. 1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………. 2
BAB II : PEMBAHASAN …………………………………..………..… 3
A. PENGERTIAN POLITIK 3
DUMPING……………………………….................................
B. TUJUAN POLITIK DUMPING.....……………………………….. 5
C. JENIS-JENIS POLITIK DUMPING............................... 5
………………………………..
D. KRITERIA NEGARA MENGANUT POLITIK 6
DUMPING...............................………………………………..
E. DUMPING DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL........ 6
F. DUMPING DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL........ 7
BAB III PENUTUP ………………………………………………………… 9
A. KESIMPULAN ………..……………………………………...…….. 9
B. SARAN ………………………………………………………........... 9
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perdagangan bebas telah menciptakan mekanisme lalu lintas


barang dan jasa yang bebas hambatan, sehingga produk yang
dihasilkan dan diedarkan di pasar terutama pasar ekspor, akan
menjadi perhatian dan kepentingan konsumen negara tujuan ekspor.
Sehingga perilaku pasar akan menentukan kriteria produk barang dan
jasa yang akan dipasarkan. Kesenjangan kesadaran dan intelektualitas
antara bangsa di negara maju dan di negara berkembang akan
menjadi salah satu hambatan hubungan bisnis secara timbal balik.
Konsumen negara maju sangat selektif terhadap barang dan jasa yang
ingin dibelinya. Banyak kriteria yang harus dipenuhi, seperti masalah
produk bersahabat lingkungan.

Kondisi perekonomian dunia sekarang ini sudah berubah dimana


kondisi perekonomian dunia semakin mendunia sehingga memberikan
kesempatan bagi negara yang satu dan negara yang lainnya untuk
melakukan peredaran barang dan jasa. Dengan menurunkan biaya
transportasi, komunikasi, berkembangnya teknologi dan informasi dan
hilangnya hambatan bagi arus barang dan jasa antar negara
menghilangkan batas antar negara yang satu dan negara yang lain,
sehingga terbentuklah penyatuan ekonomi antar negara-negara.
Indonesia juga melakukan kegiatan perdagangan internasional
mengikuti berbagai kerja sama ekonomi khususnya di kawasan ASEAN
baik regional maupun multilateral contohnya AFTA (ASEAN Free Trade
Area), dan yang diterapkan pada Januarim2010 ini adalah ACFTA
(ASEAN-China Free Trade Area).

1
Seiring dengan penyatuan ekonomi antar negara itu terjadi
ketergantungan dan integrasi ekonomi nasional kedalam ekonomi
global dan menciptakan mekanisme pasar yang memiliki persaingan
yang tinggi. Tindakan persaingan antara pelaku usaha tidak jarang
mendorong dilakukannya persaingan curang, baik dalam bentuk harga
maupun bukan harga (price or nor price). Dalam bentuk harga
misalnya terjadi diskriminasi harga (price discrimination) yang dikenal
dengan istilah dumping.

Dumping merupakan suatu hambatan perdagangan yang


bersifat nontarif, berupa diskriminasi harga. Masalah dumping
merupakan substansi di bidang rules making yang akan semakin
penting bagi Negara berkembang yang akan meningkatkan ekspor
nonmigas terutama dibidang manufaktur.

B. Rumusan masalah
1.  Apakah yang dimaksud dengan politik dumping?
2. Apa tujuan politik dumping?
3. Apa saja jenis dari politik dumping?
4. Bagaimana kriteria negara yang menggunakan politik
dumping?           
5. Bagaimanakah pengaruh Anti-Dumping dalam perdagangan
Internasional ?
6. Bagaimanakah cara mengatasi politik dumping?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Politik Dumping

Politik Dumping adalah menjual suatu barang yang nilainya


lebih tinggi dari harga beli, baik dijual di luar negeri maupun dalam
negeri tetap mendapat untung. Tetapi dengan politik tersebut
mengakibatkan barang yang dijual sulit terjual sehingga produsen dari
dalam maupun luar negeri enggan mengekspor barang kembali akibat
adanya hambatan tersebut. Adapun beberapa motif dari Politik
Dumping, yaitu antara lain: 1) Barang-barang yang diminati oeh
negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri, 2) Memperkenalkan
suatu produk dalam negeri ke negara lain, 3) Berebut pasar luar
negeri. Hambatan perdagangan mengurangi efisiensi ekonomi. Pihak
yang diuntungkan dari adanya hambatan perdangan internasional
adalah produsen dan pemerintah. Produsen mendapatkan proteksi dari
hambatan perdagangan, sementara pemerintah mendapatkan
penghasilan dari bea-bea.

Politik Dumping adalah Suatu kebijakan yang dilakukan oleh


Negara atau perusahaan pengekspor kepada Negara atau perusahaan
importir, dengan menjual harga barang lebih murah di Negara importir
dari pada dinegaranya sendiri. Politik dumping adalah politik atau
kebijakan yang dilakukan dengan jalan menjual produk di luar negeri
lebih murah dari pada dalam negeri. Kebijakan dumping ini bertujuan
untuk menguasai pasar di luar negeri dan untuk menghasilkan produk
lama yang mungkin kurang maju.
a. Syarat yang harus dipenuhi dalam kebijakan dumping yaitu:

3
1. kekuatan monopoli di dalam negeri lebih besar daripada luar
negeri, sehingga kurva permintaan di dalam negeri lebih
inelastis dibanding kurva permintaan di luar negeri.
2. terdapat hambatan yang cukup kuat sehingga konsumen dalam
negeri tidak dapat membeli barang dari luar negeri.
b. Politik dumping hanya dapat diterapkan jika syarat-syarat berikut
dipenuhi :
1. Permintaan terhadap barang hasil produksi dalam negeri kurang
elastis dibandingkan dengan luar negeri yang keadaan pasarnya
persaingan ini sempurna atau kekuatan monopoli dalam negeri
lebih besar dibandingkan dengan luar negeri.
2. Konsumen di dalam negeri tidak akan mungkin membeli barang
hasil produksi dalam negeri di luar negeri.
3. Kebijakan-kebijakan perdagangan internasional (proteksi, politik
dagang bebas, dan politik dumping) melalui tariff, kuota, premi
dan subsidi.
c. Ada tiga tujuan politik dumping:
1. untuk menguasai pangsa pasar luar negeri,
2. mencapai target pemasaran, dan
3. cuci gudang.
Cuci gudang ini dikarenakan lebih baik menjual barang
dengan harga murah daripada menimbun barang dan tidak
menghasilkan uang. Negara pertama yang mengenalkan
dumping ini adalah Jepang. Akan tetapi, Jepang bukanlah satu-
satunya Negara yang menggunakan politik dumping ini. Ada
Cina, Singapura, dan lain-lain.
d. Terdapat 5 tipe dumping dari tujuannya:
1. Market Expansion Dumping

4
Perusahaan pengekspor bisa meraih untung dengan
menetapkan “mark-up” yang lebih rendah di pasar import
karena menghadapi elastisitas permintaan yang lebih besar
selamaharga yang ditawarkan rendah.
2. Cycling Dumping
Motivasi dumping jenis ini muncul dari adanya biaya
marginal yang luar biasa rendah atau tidak jelas, kemungkinan
biaya produksi yang menyertai kondisi dari kelebihan kapasitas
produksi yang terpisah dari pembuatan produk terkait.
3. State Trading Dumping
Latar belakang dan motivasinya mungkin sama dengan
kategori dumping lainnya, tapi yang menonjol adalah akuisisi.
4. Strategic Dumping
Strategi yang dilakukan negara pengekspor yang
merugikan perusahaan di negara pengimpor melalui strategis
keseluruhan, baik dengan cara pemotongan harga ekspor
maupun dengan pembatasan masuknya produk yang sama ke
pasar negara pengekspor.
5. Predatory Dumping
Istilah predatory dumping dipakai pada ekspor dengan
harga rendah dengan tujuan mendepak pesaing dari pasar,
dalam rangka memperoleh kekuatan monopoli di pasar negara
pengimpor. Akibat terburuk dari dumping jenis ini adalah
matinya perusahan-perusahaan yang memproduksi barang
sejenis.

B. Tujuan Politik Dumping


1. Untuk menguasai bangsa pasar luar negeri,
2. mencapai target pemasaran,

5
3.   cuci gudang. Cuci gudang ini dikarenakan lebih baik menjual
barang  dengan  harga murah dari pada menimbun barang dan
tidak  menghasilkan uang.
C. Jenis – jenis Politik Dumping

Menurut Jacob Viner, pengamat dan ahli ekonomi dari Kanada


mengatakan, dumping ada tiga bentuk, yaitu :
1. Sporadic Dumping, merupakan dumping yang bersifat tidak tetap.
2. Dumping as Intermitent, bersifat tidak tetap, tidak
berkesinambungan dan dilakukan dalam kurun waktu yang singkat.
3. Dumping as persistent, bersifat tetap dan terus menerus, yang
berarti merupakan dumping bentuk merugikan dan mengandung
unsur dan bersifat sengaja dan direncanakan untuk merebut
pangsa pasar produsen barang sejenis negara tuan rumah. Dan
bentuk ketiga inilah yang benar-benar mengancam produsen dalam
negeri.
D. Kriteria Negara Penganut Politik Dumping

Ada beberapa kriteria negara yang menggunakan politik


dumping, yaitu:
1. Negara memiliki tingkat perekonomian kuat dan stabil.
2. Produktivitas barangnya termasuk tinggi, bahkan berlebih.
3. Kualitas produknya berstandar internasional (ISO).
4. Mampu mempengaruhi pasar internasional untuk menggunakan
produknya keuntungan jangka panjang.
E. Dumping dan Perdagangan Internasional

Dalam hasil perundingan uruguay dumping diatur dalam annex


yang menjadi bagian intergral dan tidak terpisahkan dari persetujuan
umum tentang perdagangan GATT 1994 dan karenanya harus ditaati
oleh semua negara yang telah meratifikasinya. Pengertian dumping

6
diatur dalam pasal 2 paragraf 2.1 yaitu for the purpose of the
agreement, a product is to be concidered of being dumped i.e
introcduced into the commerce of another country a less in than is
normal value. Terjemahan bebas dari arti tersebut adalah untuk
persetujuan ini, suatu produk dianggap sebagai dumping misalnya
dijual dalam perdagangan negara lain di bawah dari nilai normalnya.
Pengertian dumping dalam kamus ekonomi diartikan sebagai praktek
dagang yang dilakukan ekportir dengan menjual komoditi di pasaran
Internasional dengan harga kurang dari nilai wajar atau lebih rendah
dari pada harga barang tersebut di negerinya sndiri dari pada di jual ke
negara lain pada umumnya praktek ini dinilai tidak adil karena merusak
pasaran dan merugikan negara pesaing di negara pengimpor.
Jadi secara singkat dumping dapat dikatakan barang yang
diimport dengan tingkat harga eksport yang lebih rendah dari nilai
normalnya di negara pengeksport. Suatu negara dapat dikatakan
dumping apabila nyata-nyata melakukan :
1. Adanya produk import yang dijual dengan harga dumping.
2. Timbulnya kerugian atau ancaman kerugian.
3. Adanya hubungan secara langsung antar kerugian yang timbul
dengan produk  yang dijual dengan harga dumping.
Ketiga persyaratan tersebut harus terpenuhi agar penyelidikan
dumping dapat ditindaklanjuti, sekalipun demikian tidak ada yang salah
terhadap dumping apabila terbukti bahwa hanya dumping satu-
satunya bukti, maksudnya meskipun telah menjadi produk import
dengan harga dumping apabila tidak menimbulkan kerugian pada
produk-produk sejenis di negara pengimport tindakan dumping tidak
dapat dikenakan terhadap barang dengan harga dumping tersebut.
Bahkan sebaliknya konsumen diuntungkan karna dapat memilih
produk-produk alternatif lainnya dengan harga relatif lebih murah.

7
F. Cara mengatasi politik dumping

Di Indonesia dibuat  Undang-Undang kepabeanan (UU No 10


Thn 1995) dalam pasal 18, 19 dan 20 untuk mengatur dumping. Dalam
pasal 18 adanya bea masuk anti dumping yang dikenakan terhadap
barang impor.  Dalam pasal 19 mengatur besar kecilnya bea masuk
yang dikenakan tersebut sebesar selisih antara nilai normal dengan
harga ekspor dari barang tersebut. Sedangkan pasal 20 mengenai
ketentuan pesyaratan dan tata cara pengenaan bea masuk. Dan bea
masuk sendiri terbagi atas dua, Yaitu :
1. Bea Masuk Anti Dumping
Bea Masuk Anti dumping dikenakan terhadap barang
dumping yang menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri.
Besarnya Bea Masuk Anti-dumping adalah setinggi-tingginya sama
dengan margin dumping yaitu selisih antara nilai normal dengan
harga ekspor dari barang dumping. Nilai normal adalah harga yang
sebenarnya dibayar atau akan dibayar untuk barang sejenis di
pasar domestik negera pengekspor untuk tujuan konsumsi.
2. Bea Masuk Imbalan
Bea Masuk Imbalan dikenakan terhadap barang yang
mengandung subsidi yang menyebabkan kerugian bagi industri
dalam negeri. Besarnya Bea Masuk Imbalan adalah setinggi-
tingginya sama dengan subsidi neto. Subsidi neto adalah selisih
antara subsidi dengan :
a. Biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang
dikeluarkan untuk memperoleh subsidi.
b. Pungutan yang dikenakan pada saat ekspor untuk pengganti
subsidi yang diberikan kepada barang ekspor tersebut dalam hal
importasi barang yang bersangkutan dapat dikenakan Bea

8
Masuk Anti-dumping dan Bea Masuk Imbalan secara
bersamaan, maka harus dikenakan salah satu yang tertinggi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Politik dumping merupakan salah satu jenis kebijakan dari
pelaksanaan perdagangan internasional. Negara yang menggunakan
dan mengenalkan politik dumping adalah Jepang. Tidak banyak negara
yang menggunakan kebijakan politik dumping, karena kebijakan ini
memiliki banyak tidak disenangi oleh banyak negara karena dapat
merugikan negara yang menjadi sasarannya. Politik dumping
merupakan masalah global yang sampai sekarang ini masih
membudaya di kalangan pengindustrian dunia, Penjualan dengan
harga lebih murah di negara lain dari pada di negara sendiri adalah ciri
yang paling menonjol pada politik dumping. Berbagai peraturan telah
di buat oleh negara-negara di dunia untuk meminimalisir maraknya
politik dumping, berbagai cara dan upayapun dilakukan untuk  mencari
efek jera dan menumbuhkan kesadaran kepada oknum-oknum
tersebut bahwa politik dumping merupakan politik yang sangat
merugikan, baik merugikan secara finansial maupun merugikan
kedaulatan suatu produk dalam negeri.

B. Saran

Lembaga yang berfungsi untuk mengurus masalah-masalah


dumping ini, harus lebih ketat lagi melakukan pengawasan kepada
barang-barang dari luar negeri yang masuk, jika terdapat Negara atau
perusahaan yang melakukan dumping maka harus langsung diberi
sanksi berupa BMAD atau BMI kepada Negara atau perusahaan itu,
supaya tidak membuat perusahaan dalam negeri rugi.

DAFTAR PUSTAKA

10
Huala Adolf dan An-An Chandrawulan. 1994. “ Masalah-Masalah Hukum
dalam Perdagangan internacional”. Rajawali Prees, Manajemen,
Yakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
  John H Jackson and William J. Davey, “ Legal Problems of Economics
International”. Cases, Materials and Tax (2nd Edition).
Johnny Ibrahim. 2007. “Hukum Persaingan Usaha: Filosofi, Teori dan
Implikasi Penerapannya di Indonesia”. Bayumedia, Malang.

11

Anda mungkin juga menyukai