Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prevalensi malnutrisi paling tinggi terjadi pada lansia. Hal ini dibuktikan dalam
berbagai bentuk pengaturan kesehatan (perawatan di rumah sakit, perawatan sub-akut
atau perawatan di rumah) dan khusunya fasilitas pelayanan jangka panjang ini harus
ditekankan, terutama untuk meningkatkan usia harapan hidup. Hal sederhana yang perlu
dilakukan berupa validasi instrumen tidak hanya mampu mendeteksi kekurangan gizi
tetapi juga untuk memprediksi komplikasi gizi . Alat penilaian yang sederhana disarankan
secara kninik dan rutin, secara sistematis, menggunakan Mini Nutritional Assessment
(MNA) pada lansia yang direkomendasikan untuk peningkatan status gizi pada lansia.
Menghadapi kesulitan dalam mendapatkan berat badan normal dan tinggi badan, baru-
baru ini diusulkan dan diselidiki untuk memprediksi risiko komplikasi gizi yaitu dengan
Geriatric Nutritional Risk Index (GNRI). Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menyelidiki kemampuan dari GNRI untuk menilai status gizi dan
memprediksi hasilnya dari perawatan di rumah pada lansia, bila dibandingkan dengan
MNA.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi GNRI ?
2. Bagaimana cara mengisi form skrining GNRI ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan GNRI ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dan skrining GNRI ?
2. Mengetahui cara pengisian form skrining GNRI ?
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan GNRI ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi GNRI ( Geriatric Nutritional Risk Index )


GNRI adalah prevalensi malnutrisi dirumah sakit pada pasien usia lanjut di
bangsal bedah masih cukup tinggi yaitu sekitar 40%. Banyak penelitian membuktikan
bahwa malnutrisi erat kaitannya terhadap lama rawat inap yang panjang daan
komplikasi pasca opersi. Geritric Nutritional Risk Index ( GNRI ) merupakan metode
skrining dan penilaian status gizi yang dapat digunakan untuk pasien lansia yang
menjalani rawat inap dirumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan status
gizi pada pasien lansia di bangsal bedah serta mengetahui hubungan status gizi
dengan lama rawat inap pada pasien lansia yang menjalani operasi .
2.2 Cara Pengisian Form Skrining
Contoh kasus :
“ seorang kakek bernama L.N adalah seorang pensiun veetran umur 88 tahun,
TB 160 cm, BB 60 kg, jenis kelamin laki-laki aktifitas sehari-hari duduk di kersi roda
dan sambil mendengarkan radio. Pola makan kakek L.N 3 X sehari dari nasi, lauk,
pauk, dan sayur.
- Laki-laki = ( H-100 ) – [( H-150 )/4 ]
= ( 160-100 ) – [( 160-150 )/4]
= 60 – 2,5
= 57,5 cm

Risiko utama ( GNRI < 82 )

GNRI = [ 1,489 x albumin (g/L) ] + [41,7 x (% BB/BBI) ]

Atau

GNRI = [ 14,89 x albumin (g/dL) ] + [41,7 x (% BB/BBI) ]

2
Dengan :

 Berat badan ideal dapat dihitung dengan rumus Wlo, pada :


- Laki- laki = [{( H-100 ) – {( H-150 )/4 }]
- Wanita = [{( H-100 ) – {( H-150)/2,5 }]
Rumus Cumla untuk tinggi badan :
- Laki-Laki = 64, 19 – [0,24 x TL (cm)] + [2,02 x U (th)]

- Perempuan = 84,88 – [0,24 x TL (cm)] + [ 1,83 x U (th)]

Cut off :

1. Risko utama ( GNRI <82 )


2. Risiko sedang ( GNRI 82- < 92 )
3. Risiko rendah ( GNRI 92 – ≤ 98 )
4. Tidak ada resiko ( GNRI > 98 )

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Skrining GNRI

Kelebihan :

1. GNRI cukup bagus untuk memprediksi outcome pasien geriatri yang mengalami
rawat inap.
2. GNRI merupakan alat untuk menilai risiko terkait nutrisi terkait pada pasien geriatri
yang cukup sederhana dan mudah digunakan karena hanya memerlukan pemeriksaan
kadar albumin, berat badan dan tinggi lutut.

Kekurangan :

1. Penelitian tentang penggunaan GNRI masih belum banyak dilakukan.


2. Sangat bergantung pada berat badan nilai konsentrasi albumin dan berat badan.

3
BAB III

PENUTUP

2.1 kesimpulan

1. skrining GNRI adalah skrining yang ditujukan untuk mengidentifikasi lansia.


2. Dari hasil contoh kasus yang dibuat, kakek yang diskrining mengalami
malnutrisi.

2.2 Saran
1. Diharapkan untuk seluruh mahasiswa agar bisa memahami dan menggunakan
skrining GNRI untuk diterapkan dalam penentuan status gizi masyarakat lansia.

4
DAFTAR PUSTAKA

Susetyowati 1. Anandati Pranoto2, Yosephin. Jurtekes, Admin. 2015. ’’ Jurnal


Teknologi Kesehatan’’. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai