Anda di halaman 1dari 40

Perencanaan Pendidikan Gizi

Yulita, SKM, MPH


Upaya perbaikan gizi masyarakat ditujukan untuk
peningkatan mutu gizi perseorangan dan
masyarakat. peningkatan mutu gizi dapat
dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi
makanan yang sesuai dengan gizi seimbang,
perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik dan
kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, serta peningkatan sistem kewaspadaan
pangan dan gizi.
Pengertian Perencanaan Gizi
• Perencanaan gizi adala suatu proses dimana
masalah-masalah gizi didefinisakan , penyebab
diidentifikasikan, ukuran-ukuran yang dapat
digunakan sebagai pengendali pengalokasian
sumber-sumber daya yang terbatas untuk
perbaikan makanan, pencegahan gizi salah dan
peningkatan kesehatan diseleksi (Suhardjo,
1989)
• Oleh karena itu perencanaan adalah suatu
proes memecahkan masalah maka langkah
awal dalam perencanaan adalah menguraikan
masalah secara jelas.
5 langkah merencanakan pendidikan
gizi,
• Identifikasi masalah
• Diagnosis masyarakat
• Penetapan tujuan
• Pengembangan rencana operasional
• Pengembangan kegiatan
Perencanaan pendidikan gizi
1. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan
mengkaji:
a. Keberadaan dan penyebab masalah
b. Karakteristik populasi
c. Kondisi geografis
Perencanaan pendidikan gizi
2. Diagnosis masyarakat
Beberapa hal yang harus diketahui dalam rangka
perencanaan materi dan teknik pendidikan, yaitu:
a. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan
masyarakat.
b. Perilaku spesifik yang berhubungan dengan
masalah gizi.
c. Masalah politik, sosial budaya, ekonomi,
kependudukan, pendidikan, dan lain sebagainya
d. Organisasi sosial yang ada di masyarakat.
e. Tokoh masyarakat atau key person.
f. Tenaga, keuangan, dan fasilitas yang tersedia.
Perencanaan pendidikan gizi
3. Penetapan tujuan
Tujuan pendidikan gizi harus dideskripsikan
secara jelas agar setiap individu yang terlibat
dalam pendidikan gizi memiliki persepsi yang
sama. tentukan juga fokus perilaku yang akan
diubah.
Perencanaan pendidikan gizi
4. Pengembangan rencana operasional
Ada beberapa hal yang perlu dikembangkan secara operasional,
yaitu:
a. Materi yang akan disampaikan sesuai dengan masalah yang ada.
b. Siapa sasaran pendidikan gizi, apakah pengambil kebijakan, guru
sekolah, orang tua, dan sektor swasta lainnya, seperti
perusahaan makanan, restoran, dan rumah sakit.
c. Pendidik; pendidik dapat ahli gizi, dietisien, perawat, bidan,
dokter, dan penyuluh kesehatan lainnya.
Next….!
d. Saluran; pendidikan gizi dapat dilakukan melalui
jalur rumah sakit, puskesmas, sekolah, media
elektronik, media cetak, pameran, dan melalui
jalur instansi pemerintah.
e. Metode; metode yang digunakan dapat
pendekatan individu, kelompok, dan massa.
f. Evaluasi; evaluasi didasarkan pada tujuan yang
telah ditentukan. Oleh sebab itu, tujuan harus
dapat diukur. Jenis evaluasi berdasarkan waktu
dapat berupa evaluasi jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang.
Perencanaan pendidikan gizi
5. Pengembangan kegiatan
Kegiatan pendidikan gizi harus dijabarkan
secara perinci dan lengkap. Jenis kegiatan dapat
dibagi dalam 3 jenis, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Perencanaan
program Pendidikan Gizi
• Faktor Predisposisi
(Predisposing factor)
Pengkajian
• Faktor Pemungkin (Enabling
kebutuhan
Factor)
Belajar
• Faktor Penguat (Reinforcing
Factor)
Faktor yang mempengaruhi
Non
pendidikan gizi Non Mas
peri alah
laku gizi Kualit
as
pre hidup
disp
osisi Masala
h
Pendi pem gizi
perilak
dikan ung
u
gizi kin

pen
guat
1. Faktor Predisposisi
• Faktor predisposisi: faktor internal yang ada di
diri individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat yang dapat mempermudah individu
untuk berperilaku
• Pengetahuan
• Sikap
• Nilai
• Persepsi
• keyakinan
2. Faktor Pemungkin
• Faktor pemungkin: faktor yang memungkinkan
individu berperilaku, karena tersedianya:
 Sumberdaya
 Keterjangkauan
 Rujukan
 keterampilan
3. Faktor Penguat
• Faktor penguat: faktor yang menguatkan
perilaku
▫ Sikap
▫ Keterampilan petugas kesehatan/penyuluh gizi
▫ Teman sebaya
▫ Keluarga/orang tua
▫ Majikan/atasan/pemimpin/aparat desa/para
medis/tenaga kesehatan yang tersedia
Tahapan Rancangan Program
Pendidikan Gizi/Kesehatan
1. Pengkajian masalah
1. Predisposisi
2. Pemungkin
3. Penguat
2. Diagnosis masalah
3. Rencana tindakan/program pendidikan gizi
yang akan dilaksanakan
Rancangan Pembelajaran Gizi/Kesehatan
sasaran Komunitas
Contoh Kasus
1. Pengkajian
• Seorang penyuluh gizi mengadakan pengkajian
disuatu daerah binaannya yang kondisi
lingkungannya sebetulnya tidak terlalu kumuh
• Pada musim kemarau yang lalu banyak warga
masyarakat daerah tersebut yg datang ke
puskesmas mengeluh diare
• Pasien : kebanyakan balita dan orang dewasa
• Penyuluh gizi dan tokoh
masyarakat mengadakan
penjajakan terhadap:
▫ Faktor lingkungan
▫ Perilaku masyarakat
▫ Pelayanan kesehatan yang ada
Faktor Predisposisi
• Riwayat kesehatan masyarakat:
– Tempat kejadian termasuk wilayah pertanian dgn
penddk 20.000 jiwa; bermata pencaharian sebagai
petani
– Kejadian diare selalu ada dan terus menerus selama 6
bln terakhir baik pada balita maupun orang dewasa
– 80% masyarakat tidak mempunyai jamban keluarga,
dan mempunyai kebiasaan membuang air besar di
kolam ikan, yang digunakan juga untuk mencuci
bahan makanan, mandi dan mencuci pakaian
▫ 60% masyarakat mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi lalapan mentah yg biasa dicuci
di kolam ikan
▫ 55% masyarakat sudah melakukan cuci tangan
sebelum makan
▫ 20% penduduk dewasa telah mengetahui
bahwa ada hubungan antara kebiasaan hidup
dengan kejadian diare
▫ 30% penduduk telah mengetahuan faktor-
faktor penyebab diare
▫ 30% penduduk telah mengetahui pencegahan
diare secara dini
▫ 20% penduduk telah mengetahui cara
pembuatan larutan garam-gula atau oralit
• Kondisi fisik:
▫ Di wilayah tersebut tidak ada satupun jamban
keluarga yang memenuhi syarat kesehatan.
Kecuali jamban kepala desa dan kepala puskesmas
pembantu
▫ Tidak memiliki tempat pembuangan sampah yang
saniter
▫ Sebagian besar penduduk tidak mengetahui cara
pembuangan sampah yang baik dan benar
– Mereka menumpuk sampah sampai busuk,
kemudian digunakan pupuk untuk tanaman ,
sehingga lalat, kecoa dan serangga lain
berkeliaran
• Motivasi belajar:
– Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat atau
kepala desa diketahui bahwa motivasi sebagian
besar masyarakat untuk berkumpul dan
menerima informasi tentang kesehatan
terutamayang berkaitan dgn masalah yg mereka
hadapi cukup besar
• Kesiapan belajar:
▫ Masyarakat wilayah ini bersedia berkumpul untuk
menerima penyuluhan gizi/kesehatan pada sore
hari menjelang magrib atau setelah sholat magrib
di balai desa terdekat
• Kemampuan baca-tulis
▫ Sebagian besar penduduk telah mengenal huruf
dan mengerti bahasa indonesia
2. Faktor Pemungkin
• Penduduk tempat kejadian punya potensi yang
dapat dikembangkan:
• Kepala desa dan aparatnya menyadari masalah yang
terjadi dan mendukung rencana pendidikan
gizi/kesehatan terhadap masyarakat untuk
memecahkan masalah yg ada dan mau bekerja sama
dengan berbagai pihak
• Desa mempunyai alokasi dana yg khusus
diperuntukkan bagi keperluan
penerangan/pemberian informasi kepada penduduk
• Mempunyai puskesmas pembantu yang dibantu
oleh ahli gizi lulusan D3 gizi/poltekes yg telah 10
tahun mengabdi di wilayah tersebut
3. Faktor Penguat
• Kepala desa dan aparatnya ,
perangkat puskesmas serta tokoh
masyarakat mampu menunjukkan
perilaku kesehatan yang baik, yang
dapat ditiru atau dijadikan model
/panutan oleh penduduk setempat
Diagnosis Masalah gizi/kesehatan
• Tingginya risiko kejadian diare
berhubungan dengan perilaku
masyarakat yang tidak sehat akibat
ketidaktahuan masyarakat tentang diare
dan faktor penyebabnya yang didukung
oleh sanitasi lingkungan yang buruk
Perencanaan pendidikan
Gizi/kesehatan
• Tujuan pendidikan:
▫ Umum: setelah menerima pendidikan gizi
masyarakat desa ini memahami pengaruh
perilaku mereka terhadap kondisi fisik lingkungan
dan dampaknya terhadap tingginya risiko diare
▫ Khusus:
 Menjelaskan pengertian diare
– Menyebutkan tanda atau gejala diare
– Menjelaskan faktor-faktor lingkungan yg
mempengaruhi kejadian diare
– Mengaitkan hubungan faktor perilaku dengan
kejadian diare
– Mengaitkan hubungan faktor kondisi lingkungan
dengan kejadian diare
– Mengindentifikasi faktor lingkungan fisik mereka
dengan kejadian diare
– Mengidentifikasi faktor perilaku penduduk
dengan tingginya kejadian diare
Materi pembelajaran/pendidikan
• Pengertian diare
• Tanda-gejala diare
• Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
diare
• Hubungan faktor perilaku dengan kejadian diare
• Hubungan antara faktor kondisi lingkungan
dengan kejadian diare
• Peta perilaku masyarakat desa setempat dan
hubungan dengan kejadian diare
• Peta kondisi fisik lingkungan setempat dan
hubungannya dgn kejadian diare
Metode pembelajaran/pendidikan

Tanya
Ceramah
Jawab

Diskusi
Alat bantu pembejalaran/pendidikan
• Slide tentang lingkungan sehat
• Slide tentang penyakit diare
• Slide proyektor
• Leaflet: kejadian penyakit diare dan faktor
penyebabnya
• Poster tentang hubungan perilaku masyarakat
dengan kejadian diare
Evaluasi pembelajaran/pendidikan
• Test Awal:
▫ Apakah anda pernah mengenal istilah/ kata diare?
▫ Tahukan tanda-tanda diare?
▫ Coba sebutkan faktor apa saja yang
memungkinkan seseorang baik dewasa maupun
anak dapat terkena diare?
▫ Jelaskan pengaruh perilaku tidak sehat terhadap
kejadian diare?
▫ Jelaskan pengaruh faktor kondisi lingkungan
terhadap diare?
▫ Coba cari faktor lingkungan mana yang ada di
desa anda yang berpengaruh terhadap kejadian
diare?
• Test akhir diajukan pertanyaan yang sama
Sumber: Ikeu Ekayanti

Anda mungkin juga menyukai