Anda di halaman 1dari 11

Skrining Balita Posyandu

Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI


Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya meningkatkana kesehatan
(promotif) dan upaya meningkatkan pencegahan penyakit (preventif). Salah satu upaya
preventif yang dilaksanakan di sekolah adalah kegiatan penjaringan kesehatan anak sekolah
(Health Screening), sebagai prosedur pemeriksaan kesehatan yang bertujuan untuk
mengelompokkan anak sekolah dalam berbagai kategori sehat dan sakit yang memerlukan
tindakan lebih lanjut, serta mendapatkan gambaran kesehatan anak sekolah dan mengikuti
perkembangan serta pertumbuhan anak sekolah sebagai pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita dan Prasekolah
Deteksi dini tumbuh kembang anak Balita dan pra sekolah yang dimaksudkan
adalah anak umur 1 6 tahun yang dideteksi dini tumbuh kembang sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan, paling sedikit 2 kali per tahun. Upaya pembinaan kesehatan anak
diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik , mental, dan sosial anak dengan perhatian
khusus pada kelompok balita yang merupakan masa krisis atau periode emas tumbuh
kembang.
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah tingkat Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 35,66% menurun dibandingkan dengan cakupan
tahun 2006 sebesar 53,44%, dengan kisaran terrendah 3,82% di Kabupaten Kebumen dan
tertinggi 100% di Kabupaten Kendal. Cakupan tersebut ini masih jauh dibawah target SPM
tahun 2005 sebesar 65% apalagi bila dibandingkan dengan target SPM 2010 sebesar 95%.
Upaya peningkatan ketrampilan petugas kesehatan dalam upaya Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang anak (SDIDTK) telah dilakukan dengan pelatihan
standarisasi SDIDTK di 9 kabupaten/kota terpilih. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan
kemampuan petugas dalam melaksanakan pembinaan teknis pelaksanaan SDIDTK.

PROGRAM UPAYA PENYULUHAN KESEHATAN DAN


PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKAT

Definisi :
Gabungan kegiatan dan kesempatan yang dilandaskan prinsip-prinsip
belajar yang mencapai suatu keadaan, dimana individu-individu
kelompok/masyarakat. Secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan secara
perorangan maupun kelompok dan pertolongan bila perlu.
Tujuan
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju kualitas hidup.
b. Khusus
- Meningkatkan pengertian masalah kesehatan terutama masalah gizi,
kesehatan lingkungan, immunisasi, KB dan pemberantasan penyakit
menular dengan harapan untuk memperoleh dukungan dari semua pihak
melalui komunikasi dan informasi kesehatan.
- Pengembangan kemampuan petugas dibidang komunikasi serta
pembinaan peran aktif dari masyarakat.
- Kerjasama lintas sektor program dan lintas dalam rangka mendukung
program kesehatan.
Sasaran :
a. Masyarakat diwilayah kerja puskesmas sedati.
b. Rumah tangga.
c. Institusi kesehatan.
d. Tempat-tempat umum
e. Tempat-tempat kerja

Target :
Frekuensi penyuluhan kelompok oleh petugas kesehatan di Puskesmas
Sedati tahun 2010 = 100% dari sasaran yang dikaji
a. Penyuluhan kelompok dan umum di dalam dan di luar Puskesmas
b. Peran serta masyarakat :
- Pengembangan posyandu oleh tenaga kesehatan (min 12x)
- Pembinaan dan hubungan teknis.
 Kader

 Pengobatan tradisional


- Pembinaan lintas sektoral
Strategi PKM di Puskesmas
a. Penyuluhan kesehatan merupakan bagian integral dari program
kesehatan dan berfungsi sebagai keterbatasan program-program tersebut.
b. Peningkatan perilaku penduduk dalam membina hidup sehat juga
diarahkan untuk meningkatkan peran sertanya mewujudkan masyarakat
yang mandiri dalam membina derajat kesehatan yang di bidang kesehatan
wilayah.
c. Puskesmas di wujudkan sebagai pusat pengembangan dan pembinaan
kesadaran dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan di wilayahnya.
d. Sikap mental petugas kesehatan, terutama petugas kesehatan
masyarakat akan dikembangkan dan dibina ke arah sikap mental yang
partisipatif dan lebih berorientasi pada aspek pencegahan dan
peningkatan.
e. Peningkatan penyuluhan kesehatan dan lembaga pendidikan dasar,
pemerintah dan swasta, agar kesadaran dan perilaku hidup sehat dapat di
tumbuhkan dan dibudidayakan sedini mungkin.
Teknik dan metode Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a. Metode
Pengertian sederhana disebut metode dan penyuluhan kesehatan adalah
cara untuk melaksanakan penyuluhan tersebut kepada masyarakat.
b. Teknik
Telah segala upaya tertentu agar cara yang dilaksanakan dapat terwujud
secara baik dan sempurna.
c. Alat peraga
-

Papan tulis
Buku
OHP Slide
Buku
Poster
Modul
Kaflet
Booklef
Kartu konsultasi
Kaset
Slide
Video film

- Layar tancap
PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya
menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar
mempunyai kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
kesehatan lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk
swadaya masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.
Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang
diperlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang
ada.
Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok, antara lain :
1. Penyehatan air
2. Pembuangan kotoran
3. Penyehatan makanan minuman
4. Penyehatan tempat-tempat umum
5. Penyehatan pembuangan sampah
Dari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah
penting dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa
dapat melaksanakan cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat.
Kegiatan Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Sedati Tahun 2010 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Program
Program
Program
Program
Program
Program
Program
Progarm

penyediaan air bersih.


kegiatan jamban keluarga.
kegiatan sarana pembuangan air limbah.
kegiatan pemeliharaan sanitasi tempat-tempat umum.
pembinaan tempat pengelola makanan dan minuman (TP2M).
kegiatan perumahan.
kegiatan TP2PESTISIDA.
kegiatan sampah dan limbah.

Tujuan
Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit yang berhubungan dengan

pencemaran lingkungan, mekanisme terjadinya penyakit, efek dari


environmental agent terhadap kesehatan manusia, kebijakan dan
pengelolaan masalah kesehatan lingkungan, dan terkologi pengelolaan
lingkungan
PROGRAM USAHA PERBAIKAN GIZI
A. PENDAHULUAN
Batasan
Usaha perbaikan gizi adalah usaha pokok kesehatan yang ditunjuk untuk
mencegah dan menanggulangi masalah gizi pokok yang ada di Indonesia
dengan jalan menurunkan jumlah penderita kurang gizi serta untuk
meningkatkan status gizi masyarakat secara keseluruhan.
Tujuan
1. Tujuan Umum :
a. Meningkatkan status gizi balita dimana sasaran melalui kegiatan
posyandu, pelayanan di puskesmas-puskesmas pembantu maupun pos
kesehatan.
b. Meningkatkan peran serta PKK agar ikut mendukung peran serta aktif
dari ibu-ibu kader posyandu maupun dari tokoh masyarakat dalam
pelaksanaan posyandu.
c. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektoral maupun lintas program.
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunkan penderita KEP dan Gaki
b. Menurunkan penderita anemia gizi pada ibu hamil
c. Menurunkan penderita kekurangan vitamin A
B. TARGET dan CAPAIAN
1. Sasaran
1. Balita
2. Ibu menyusui
3. Ibu hamil
4. Penderita dari Balai Pengobatan

2. Kegiatan Gizi
a. Dalam gedung
1. Pojok gizi
2. Pelayanan gizi rawat inap
* Penyuluhan dan konsultasi gizi
* Penyediaan makan

b.
1.
2.
3.
4.

Luar gedung
Kegiatan posyandu
Pemberian paket pertolongan gizi
Penyuluhan kelompok
Pemantauan status gizi

3. Pelaksanaan Pojok Gizi


1. Kegiatan Pojok Gizi
a. Tenaga 1 orang D3 Gizi
b. Diawali dengan pengenalan program kesemua staf Puskesmas dengan
materi yang sama pada saat pelatihan gizi se Kabupaten
2. Bentuk Kegiatan Pojok Gizi
a. Penyuluhan perorangan di ruang gizi
b. Konsultasi gizi di ruang rawat inap.
c. Penyuluhan kelompok pada posyandu lansia
3. Sasaran program pojok gizi
a. Bayi dan balita KEP.
b. Bumil resiko tinggi.
c. Penderita DM, hipertensi, obesitas, KP, thypoid, hiperkolesterol,
hiperuricemia.
d. Rujukan dari posyandu / posyandu lansia.
4. Metode pelaksanaan
a. Waktu
Tiap hari sesuai dengan jam kerja puskesmas
b. Sarana
1. Ruang gizi
2. Peralatan yang digunakan
* Leaflet DM, rendah garam, rendah kolesterol, TKTP, rendah urat, rendah
kalori, makanan anak < 24 bulan, makanan bumil atau ibu menyusui.
* Satu set food model
* Macam-macam buku bantuan yaitu buku kunjungan bayi / balita, buku
kunjungan penderita dewasa dan buku kunjungan ibu hamil.
c. Pelaksana
1 orang D3 Gizi
d. Metode
1. Wawancara, observasi (ruang gizi dan posyandu)
2. Membaca kedalaman medis
3. Pengamatan langsung di lapangan
e. Cara evaluasi dengan monitor perkembangannya BB, keadaan fisik, data
laboraturium dan data klinis.
5. Dana
Swadaya puskesmas dan program

6. Kriteria yang digunakan


Kasus yang ditangani dalam ruang gizi adalah kasus yang telah ditegakkan
diagnosanya oleh para dokter, perawat dan bidan.
Bumil Resti Score diatas 6 Poedji Rochyati
DM Tes Gula Darah Puasa diatas 140
Hipertensi T > 130 / 90 mmHg
TB Paru TB dengan gejala klinik dan BTA positif
Lansia Usia > 55 tahun dengan kasus DM Hipertensi
7. Potensi yang mendukung untuk mengembangkan pokok gizi di
Puskesmas
a. Kebijakan dari kepala puskesmas.
b. Tersedia sarana dan prasarana dari swadaya puskesmas meskipun
masih kurang.
c. Adanya tenaga profesional dan bidan yang memantau memonitoring
sasaran.
d. Keberadaan polindes, sehingga membantu memonitoring sasaran.
8. Alur Pelayanan

PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR (P2M)


A. PENDAHULUAN
Tujuan
Menentukan angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah
terjadinya penyakit sehingga menjadi masalah masyarakat.
B. TARGET DAN SASARAN
1. Sasaran
a. Penderita dan keluarga yang kontak dengan penyakit menular
b. Murid SD
c. Masyarakat umum
2. Kegiatan
a. Surveillance Epidemiologi
b. Mengamati dan mengawasi kasus-kasus yang dapat menjadi masalah
masyarakat yang kemudian pelacakan dan pemberantasan.
VII.1. P2 TB PARU

TB paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium


tuberculosa dengan gejala yang sangat bervariasi.
Tujuan :
a. Jangka Panjang
Menurunkan rantai penularan, sehingga penyakit TB paru tidak lagi
merupakan masalah kesehatan di Indonesia
b. Jangka Pendek
&#8226; Tercapainya angka kesembuhan minimal 85% dari semua
penderita BTA &#61637; yang ditemukan.
&#8226; Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap
sehingga pada tahun 2009 dapat mencapai 70% dari perkiraan semua
penderita baru BTA &#61637;.
Tabel 7. Hasil Pencapaian P2 TB Paru Puskesmas Sedati
Selama Bulan Januari &#8211; Desember Tahun 2010

1. PENJARINGAN KESEHATAN ANAK SEKOLAH

Kesehatan Anak Sekolah


kesehatan anak sekolah merupakan kegiatan rutin yang dilakukan puskesmas sebagai suatu cara
untuk memantau kesehatan anak sekolah dasar khususnya anak kelas 1 yang baru saja masuk
sebagai siswa baru. Pemeriksaan anak sekolah melibatkan tim yang terdiri dari dokter umum,
dokter gigi, petugas laboratorium, perawat, petugas gizi, petugas HS dan penyuluh kesehatan.
Pihak sekolah sebagai sasaran sangat kooperatif dengan pelaksanaan skreening, sekolah
menyadari bahwa skreening memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan siswa-siswinya
apalagi dalam skreening juga disertai dengan imunisasi campak sehingga anak diberi vaksin
kekebalan agar terbebas dari penyakit campak. Apabila ada anak yang sakit baik demam, sakit
gigi dsb akan diberi surat rujukan ke puskesmas sehingga mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Begitu juga dengan anak yang tidak masuk akan dilaporkan kepada guru kelas agar orangtua
yang bersangkutan mengantarkan anaknya ke puskesmas untuk tetap menjalani skrening,
sehingga bisa pastikan sasaran skreening telah mencapai 100 %.
Upaya skreening ini sangat penting karena merupakan suatu upaya kesehatan yang bersifat
pencegahan (preventif) yang ditujukan kepada anak usia awal sekolah dasar yang kadang kurang
diperhatikan secara khusus oleh orangtua siswa. Meski kadang anak merasa takut, meronta dan
menangis karena diimunisasi tetapi semua itu adalah wajar dan sama sekali bukan kendala demi
kesehatan mereka.

Skrining Kesehatan Anak Sekolah Dasar


Posted on July 27, 2012 by pkm-nusapenida 1

Usia sekolah merupakan 30% dari populasi penduduk di Indonesia. Populasi ini berkisar dari
usia 6 sampai dengan 21 tahun dan sebagian besar (70%) berada di bangku sekolah. Sehingga
oleh karena jumlah yang besar dan mudah dijangkau serta terorganisasi, maka anak usia sekolah
merupakan sasaran yang strategis.
Masalah kesehatan yang dialami anak sekolah sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak SD
biasanya berkaitan dengan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sedangkan untuk sekolah
SLTP dan SLTA umumnya berkaitan dengan perilaku berisiko. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sebagian anak SD mengalami masalah kesehatan berupa Kurang Energi
Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Anemia Defisiensi Zat Gizi,
Obesitas, Kecacingan, penyakit periodontal dan kelainan refraksi.
Program skrining kesehatan anak usia sekolah diutamakan sebagai upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan upaya pencegahan penyakit (preventif). Salah satu upaya preventif tersebut
adalah upaya penjaringan/skrining yang dilakukan terhadap anak yang baru masuk sekolah dasar
(siswa kelas I). Kegiatan skrining bertujuan untuk mengetahui secara dini masalah kesehatan
anak sekolah sehingga dapat diambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah memburuknya
penyakit, mengumpulkan data dan informasi masalah kesehatan anak sekolah untuk dijadikan
bahan untuk penyusunan perecanaan, pemantauan dan evaluasi program UKS.
Skrining kesehatan anak sekolah merupakan salah satu Standar Pelayanan Minimal (SPM)
program Usaha Kesehatan Sekolah) yang harus dilaksanakan Kabupaten/Kota. Jadi setiap
Puskesmas harus melaksanakannya. UPT Puskesmas Nusa Penida I sebagai salah satu institusi
kesehatan di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung melaksanakan kegiatan Skrining
kesehatan anak sekolah tersebut selama periode bulan Juli dan Agustus. Kegiatan ini menyasar
Taman Kanak-kanak (TK) dan siswa kelas I Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Nusa

Penida. Untuk TK dilaksanakan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak dengan tes KPSP,
pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan tajam penglihatan.
Adapun skrining yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan umum meliputi hygiene
perorangan, indikasi kelainan gizi dengan melihat rambut warna kusam atau mudah dicabut,
bibir kering, pecah-pecah, sudut mulut luka dan kulit pucat/keriput, pengukuran tekanan darah,
nadi dan deteksi kelainan jantung. Skrining juga meliputi penilaian status gizi melaui
pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan untuk menentukan Indeks Massa Tubuh
(IMT), Tanda-tanda fisik kekurangan vitamin A, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan tajam
penglihatan (visus), pemeriksaan telinga, deteksi dini penyimpangan mental dan emosional, serta
pemeriksaan kebugaran jasmani.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari bulan Juli dan Agustus. Apabila dari
skrining ditemukan masalah kesehatan maka segera dirujuk ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit
untuk mencegah penyakit menjadi lebih buruk.

Anda mungkin juga menyukai