Anda di halaman 1dari 8

A.

Penyuluhan Kesehatan Pada Masyarakat

Penyuluhan terutama yang berhubungan dengan masyarakat, pada dasarnya merupakan


penerapary dari istnah pendidikan. Hanya saja kalau digunakan istilah pendidikan pada
masyarakat, kesannya adalah pendidikan formal misalnya saja pendidikan SD, SMP sampai
dengan perguruan tinggi. Atau juga pendidikal) yang biasa dilaksanakan oleh lembaga (balai)
pendidikan dan pelatihan pemerintah dan swasta untuk keperluan peningkatan skill
kemamplJan kerja. Olehkarena itu penyuluhan sebagai bentuk dari penerapan pendidikan
pada masyarakat yang sifatnya non formal. Pendidikan gizi pada masyarakat dikenal sebagai
usaha perbaikan gizi, atau suatu usaha untuk meningkatkan status gizi masyarakat khususnya
golongan rawan (Bumil, Busui, balita dan usia lanjut), dimana golongan rawan ini masuk
dalam golongan siklus hidup manusia. Pada pendidikan gizi selalu diarahkan pada perubahan
perilaku masyarakat ke arah yang baik sesuai dengan prinsip-prinsip i1mu gizi yaitu
perubahan pengetahuan gizi, sikap dan perilaku makan, serta keterampilan dalsm mengeldla
makanan.

1. Pendidikan Kesehatan dan Gizi

Pendidikan kesehatan pada masyarakat bisa didapat melalui dua cara, .pertama: melalui
proses pengalaman dan kedua; melalui proses pendidikan yang sifatnya non formal. Melalui
proses pengalaman seperti yang dijelaskan Wood (1926), dimana pendidikan kesehatan lebih
ditekannya pada pengalaman adalah, sekumpulan pengalaman yang mendukung kebiasaan,
sikap dan pengetahuan yang perhubungan dengan kesehatan individu, masyarakat dan
kelompok masyarakat. Sedangkan melalui proses mendidikan yang bersifat non formal
sebagaimana yang dijelaskan L. Green (1997) adalah Istilah yang diterapkan pada
penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang
meliputi beberapa kombinasi dan kesempatan pembelajaran.

2. Kader kesehatan
Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional khusus dibidang kesehatan,
bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah
sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembagunan itu sendiri. Pada
hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktif dan
bertanggung jawab. Keikut sertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi
pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adanya dalam operasional
pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di
masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semaca,m ini merupakan penjabaran
dari karsa pertama yang berbunyi, menihgkatkan kemampuan masyarakat untuk
menolong dirinya dalam bidang kesehatan. Dengan terbentuknya kader kesehatan,
pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat
dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan
objek pembagunan tetapi juga merupakan mitra pembagunan itu sendiri. Selanjutnya
dengan adanya kader, make pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan
sempurna berkat adanya kader. Jelasnya bahwa pembentukan kader adalah
perwujutan pembangunan dalam bidang kesehatan. Tugas kegiatan kader akan
ditentukan, mengingat pada urnumnya kader bukanlah tenaga professional melainkan
hanya membantu dalam peyalanan kesebatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan
tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan.

3. Tujuan Kegiatan PPM


1. Membantu induvidu, keluarga dan ma~yarakat, agar dapat berperilaku positif
sehubungan dengan pangan dan gizi.
2. Meningkatkan kesadaran -gizi masyarakat melalui peningkatan pengetahuan
gizi dan makanan yang menyehatkan.
3. 3. Merubah perilaku konsumsi makanan (food consl,Jmtion behavior) yang
sesuai dengan tingkat kebl.ltuhan gizi, guna mencapai status gizi yang baik

4. Manfaat Kegiatan
1. Kader Kesehatan mendapatkan keterampilan dalam i1mu kesehatan dan ilmu
gizi.
2. Kader Kesehatan dapat meningkatkan kemampuan dalam menanggani masalah
kesehatan dan penangganan gizi buruk.
5. Faktor Pendukung dan Penghambat
1). Adapun faktor pendukung antara lain:
a. Ketersediaan tenaga ahli dibidang kesehatan dan i1mu gizi dalam pelaksanaan
kegiatan penyuluhan.
b. Terdapat banyak peserta dari kader kesehatan yang mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
c. Materi disesuaikan dengan kebutuhan dari khalayak sasaran, sehingga dibuat
dengan desain dan strategi untuk mendukung kegiatan penyuluhan.
d. dibuat kelompok peserta guna menyusun program-program kesehatan dan gizi
yang kreatif dan inovatif, sehinnga dapat menarik minat peserta untuk diskusi.

2). Adapun faktor penghambat antara lain:


a. Ada beberapa peserta yang datang terlambat dikarenakan kegiatan diadakan
pada hari yang tidak Iibur.
b. Sebagian besar peserta baru pertarpa meperoleh kegitan penyuluhan dibidang
kesehtan dan gizi.
c. Kurang kerjasama dengan dinas kesehatan di kota Yogyakarta sehingga peserta
khususnya untuk kader kesehatan banyak yang tidak mengikuti.

B. Arahan Kebijakan dan Rencana Aksi Program Kesehatan Masyarakat


1. Tantangan & Masalah Kesehatan Masyarakat :
 LANSIA

1)Lansia mendapatkan yankes 57,66%

2) Lansia belum memiliki JKN 32%

3) Lansia dengan tingkat ketergantungan sedang/berat/total 3,7%


 USIA REPRODUKSI

1)Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 23.4%

2) Unmet need 19,78%

 REMAJA

1)Kehamilan remaja usia 15-19 th 36 per 1000 remaja putri

2) Konsumsi TTD pada remaja 1.4%

3) Perempuan usia 20-24 yang menikah dibawah 18 tahun 25,71%

 IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS

1) Angka kematian ibu 305/100.000 KH

2) WUS hamil KEK 17,3%, tidak hamil KEK 14,5%

3) Masih tingginya anemia ibu hamil 48,9%

4) Kunjungan Antenatal 4x 74.1%

5) Persalinan di Faskes 79.3%

6) Konsumsi TTD pada ibu hamil 38.1%

 BAYI

1)Angka kematian bayi 24/1000 KH

2) Angka kematian neonatal 15/1000 KH

3) Cakupan IMD 69%

4) Cakupan ASI Eksklusif 66.02%

5) Cakupan KN1 sesuai standar 37,9%

6) Anak 6-23 bulan makan tidak beragam 53,4%

 BALITA

1)Balita stunting 27.7%


2) Balita wasting 10,2%

3) Balita underweight 17.7%

4) Balita gemuk 8%

5) Balita yang ditimbang 45,4%

 ANAK-ANAK

1)Perilaku cuci tangan dengan benar pada anak ≥ 10 th 49,8%

2) Aktifitasfisik kurang pada anak ≥ 10 th 33,5%

3) Kurang konsumsisayur dan buah pada anak ≥ 5 th 95.5%

4) Merokok pada anak ≥ 10 th 28.8%

2. Arahan Dan Kebijkan RPJMN 2020-2024


3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas & Berdaya Saing
Strategi :
 Penignkatan Kesehatan ibu, anak, keluarga berencana (KB) dan kesehatan
reproduksi
 Percepatan perbaikan gizi
 Pembudayaan Perilaku hidup Ssehat melalui germas
 Penguatan sistem kesehatan & pengawasan obat dan makanan

 Pelayanan di fasyankes
 Penjaminan pembiayaan
 Peningkatan kompetensi nakes
 Perbaikan sistem rujukan
 Penyediaan sarana prasarana
 Pencatatan kematian ibu
 Imunisasi dasar lengkap
 Peningkatan gizi remaja putri dan ibu hamil
 Perluasan akses dan kualitas pelayanan KB serta kesehatan reproduksi
 Pelayanan responsif gender.
 Komitmen, kampanye, pemantauan dan evaluasi upaya perbaikan gizi
masyarakat

 Sistem jaminan gizi dan tumbuh kembang anak


 Percepatan penurunan stunting secara terintegrasi
 Intervensi yang bersifat life saving didukung bukti
 Advokasi dan komunikasi perubahan perilaku
 Sistem surveilans gizi
 Komitmen dan pendampingan bagi daerah untuk intervensi sesuai kondisi
setempat

 Respon cepat perbaikan gizi dalam kondisi darurat.


 Kawasan sehat
 Lingkungan mendorong aktivitas fisik,
 Regulasi berwawasan kesehatan

 Standar & pedoman untuk sektor non kesehatan;


 Promosi perubahan perilaku yang inovatif
 Pemberdayaan masyarakat dan penggerakan masyarakat;
 Peningkatan penyediaan dan akses pilihan pangan sehat.

4. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana (KB) & Kesehatan


Reproduksi

Anda mungkin juga menyukai