Anda di halaman 1dari 56

1

PERAN ASUHAN GIZI DALAM MENJAWAB


TANTANGAN PENURUNAN PREVALENSI
OBESITAS

Pidato Pengukuhan Profesor


dalam Bidang Ilmu Gizi
pada Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya

Oleh:

Dian Handayani, SKM, M. Kes, PhD

Disampaikan pada Rapat Terbuka Senat


Universitas Brawijaya

Malang, 24 Juni 2020


1

Abstrak
Nama : Dian Handayani, SKM, M. Kes, PhD
NIP/NIDN : 197404022003122002/0002047404
Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 2 April 1974
Fakultas : Kedokteran
Bidang Ilmu : Ilmu Gizi
SK Profesor : No 147143/MPK/KP/ 2019/
TMT 1 Desember 2019

Tujuan penulisan pidato ilmiah ini adalah untuk


menjelaskan peran asuhan gizi dalam upaya penurunan
prevalensi obesitas di Indonesia yang terus meningkat. Asuhan
gizi merupakan implementasi Ilmu Gizi yang menjadi dasar
penyelesaian masalah kesehatan oleh tenaga gizi sesuai
kualifikasi undang-undang tenaga kesehatan Indonesia.
Salah satu problem kesehatan di Indonsesia adalah triple
burden malnutrition yang meliputi kelebihan gizi (kegemukan-
obesitas), kekurangan gizi (wasting–stunting) dan kekurangan
zat gizi mikro. Obesitas merupakan masalah kesehatan kronik di
Indonesia yang prevalensinya terus meningkat. Obesitas
berdampak pada munculnya kondisi metabolik sindrom yang
dalam jangka panjang dapat meningkatkan biaya pengobatan.
Intervensi obesitas dapat dilakukan melalui aspek farmakologi
dan non farmakologi. Asuhan gizi adalah penatalaksanaan
intervensi obesitas dari aspek non farmakologi. Intervensi pada
asuhan gizi obesitas meliputi: 1) Pengaturan energi-zat gizi 2)
Edukasi gizi untuk meningkatkan keterlibatan dan kepedulian
pasien/klien terhadap kondisi obesitas.
Pengaturan energi-zat gizi pada obesitas perlu diikuti
dengan pemilihan bahan pangan yang dapat memberikan
manfaat terhadap penurunan derajat obesitas. Makanan yang
memberikan manfaat kesehatan melebihi manfaat gizinya
dikategorikan sebagai pangan fungsional. Selain pemilihan
2

makanan fungsional yang tepat, keberhasilan intervensi obesitas


juga dipengaruhi oleh proses metabolisme dan efektivitas
pemanfaatan zat gizi dalam tubuh itu sendiri. Proses
metabolisme zat gizi ini dipengaruhi oleh kerja enzim dan
hormon pencernaan, komposisi mikrobiota usus serta faktor
genetika seseorang yang kesemuanya berjalan bersama dan
memiliki peran masing-masing seperti sebuah orkestra di dalam
tubuh.
Asuhan gizi berikutnya adalah memberikan edukasi gizi
sebagai upaya pemahaman terhadap proses intervensi diet yang
diberikan terhadap pasien/klien. Edukasi gizi ini tentu
membutuhkan teknik yang tepat dan memerlukan partisipasi
aktif masyarakat dan pengambil kebijakan (pemerintah) dalam
melandingkan edukasi gizi yang diberikan.
Memperhatikan kompleksitas hal-hal yang harus
diperhatikan dalam intervensi obesitas, di masa mendatang peran
asuhan gizi perlu terus ditingkatkan melalui: 1) Inovasi riset
pangan fungsional terkait zat aktif yang diharapkan berperan
dalam menjaga dan mengoptimalkan kinerja enzim, hormon
pencernaan dan keseimbangan mikrobiota usus serta aspek
genetika; 2) Inovasi metode edukasi gizi dan kerjasama aktif
dengan masyarakat dan pengambil kebijakan terkait untuk
melaksanakan intervensi obesitas.
Asuhan gizi dengan pengaturan energi-zat gizi yang tepat
dan metode edukasi yang sesuai dengan melibatkan masyarakat
dan pengambil kebijakan (pemerintah) diharapkan dapat
memberikan hasil yang lebih baik.
3

PENDAHULUAN

Bismilahirrohmanirrohim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati,


1. Pimpinan Senat Universitas Brawijaya,
2. Badan Pertimbangan Senat dan Anggota Senat,
3. Pimpinan Universitas Brawijaya,
4. Pimpinan Fakultas, Jurusan, Lembaga, segenap Sivitas
Akademika, dan Para Hadirin serta Undangan yang saya
hormati.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat hadir
pada kesempatan yang berbahagia ini. Dengan segala
kerendahan hati dan ucapan terima kasih, ijinkanlah saya
menyampaikan pidato pengukuhan saya sebagai Profesor dalam
Bidang Ilmu Gizi pada Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya, yang berjudul: Peran Asuhan Gizi
Menjawab Tantangan Penurunan Prevalensi Obesitas.
Topik ini merupakan bagian dari penelitian dan
pengabdian masyarakat yang saya dalami. Penurunan prevalensi
obesitas sejalan dengan upaya pemerintah untuk menyelesaikan
masalah triple burden malnutrition di Indonesia. Obesitas adalah
salah satu dari triple burden malnutrition yang merupakan
masalah kesehatan kronik pemicu timbulnya metabolik sindrom
dan peningkatan biaya kesehatan.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah menunjukkan sebab dan akibat terjadinya
obesitas teridentifikasi sangat kompleks, memperhatikan
perkembangan tersebut perlu diidentifikasi intervensi yang tepat.
Asuhan gizi merupakan implementasi Ilmu Gizi dalam
4

penatalaksanaan penyakit yang dilaksanakan oleh tenaga gizi.


Ilmu Gizi yang mendasari pemberian asuhan gizi harus terus
dikembangkan. Asuhan gizi obesitas harus dapat memberikan
pengaturan energi - zat gizi yang tepat dengan memperhatikan
keragaman sistem metabolisme zat gizi dalam tubuh.
Metabolisme zat gizi dalam tubuh bagaikan suatu orkestra yang
sangat kompleks di mana ada peran enzim, hormon pencernaan,
mikrobiota dalam usus dan genetika seseorang yang memiliki
peran masing-masing.
Pengembangan Ilmu Gizi untuk menghasilkan asuhan
gizi yang benar dan tepat harus didukung dengan penelitian gizi
yang bersifat komprehensif dan inovatif antar lain meliputi
pengembangan peran makanan fungsional terhadap perbaikan
mekanisme kerja hormon-enzim pencernaan dan komposisi
mikrobiota serta faktor genetika seseorang. Hal penting lainnya
adalah pengembangan metode edukasi gizi agar dapat
meingkatkan keaktifan dari orang obesitas dalam memperbaiki
kondisinya serta melibatkan stakeholder sebagai pemegang
kebijakan dalam perbaikan kesehatan di masyarakat. Pada
Gambar 1, secara singkat merupakan tahapan penelitian dan
pengembangan keilmuan saya di masa mendatang untuk
mendukung peran asuhan gizi terstandar dalam menjawab
tantangan penurunan prevalensi obesitas.
Gambar 1. Alur pemikiran pengembangan peran asuhan gizi dalam menjawab tantangan penurunan
prevalensi obesitas
5
6

Dalam pidato singkat ini, saya akan menyampaikan


1. Profesi Gizi dan Perkembangan Ilmu Gizi di Indonesia
2. Apa dan bagaimana masalah obesitas di Indonesia?
3. Asuhan gizi yang saya kembangkan terkait upaya penurunan
prevalensi obesitas
4. Apa rencana ke depan sesuai peran saya sebagai pendidik
terkait asuhan gizi untuk memperbaiki prevalensi obesitas?

Hadirin yang saya hormati,


Sekilas tentang Ilmu Gizi dan tenaga gizi di Indonesia.
Undang-Undang no 34 tahun 2016 terkait tenaga kesehatan
menyebutkan, salah satu tenaga kesehatan adalah tenaga gizi.
Tenaga gizi ini merupakan profesional tenaga kesehatan yang
dalam menjalankan aktivitasnya harus mampu merencanakan
dan mengelola sumberdaya dalam penanggulangan masalah gizi
perorangan, kelompok, masyarakat (yang mengalami gizi
kurang, gizi lebih dan penyakit-penyakit terkait gizi) dengan
risiko minimal, melalui diagnosis gizi yang akurat, terapi diet
melalui usaha promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta
konseling/edukasi gizi yang tepat. Tenaga gizi harus mampu
mengaplikasikan Ilmu Gizi dan pangan, biomedik, patofisiologi,
prinsip-prinsip komunikasi teraputik, manajemen, sosial,
humaniora dan seni kuliner yang selanjutnya diwujudkan dalam
Asuhan Gizi/Nutrition Care Process (NCP), Medical Nutrition
Therapy (MNT), Nutrition Support, dan Nutrition Surveillance
untuk menyusun dan mengelola pelayanan gizi (Minarto et al.,
2014).

Hadirin yang saya hormati,


NCP atau proses asuhan gizi merupakan suatu proses
ilmiah yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan
7

gizi, baik untuk masalah perorangan maupun masyarakat. NCP


menuntut seorang tenaga gizi melakukan kajian mendalam yang
meliputi permasalahan antropometri, data biokimia, data fisik
klinis dan riwayat asupan makan pada pasien/klien/masyarakat.
Proses kajian yang tepat memerlukan pemahaman keilmuan
terkait masalah makanan/zat gizi, patofisologi penyakit,
metabolisme dan hasil metabolit zat gizi serta pola makan dan
faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi
pasien/klien/masyarakat. Perkembangan Ilmu Gizi sangat
dinamis, terus membutuhkan penelitian yang akan menjadi
scientific evidence sehingga proses kajian yang dilakukan
seorang tenaga gizi akan menghasilkan kesimpulan yang akurat
dalam menjalankan intervensi gizi kepada pasien, klien, dan
masyarakat. Pada Gambar 2 di bawah ini merupakan gambaran
pelaksanaan kegiatan NCP/asuhan gizi yang merupakan
kegiatan berkelanjutan dalam penyelesaian masalah gizi pada
pasien/klien/masyarakat.

Gambar 2. Nutritional Care Process sebagai bentuk problem


solving method
Sumber: Lacey and Pritchett (2003)
8

Selanjutnya, bagaimana masalah obesitas di Indonesia dan


peran asuhan gizi pada obesitas?
Sebelum membahas peran asuhan gizi, akan saya
sampaikan sekilas tentang obesitas dan permasalahan kesehatan
yang ditimbulkan.
Obesitas merupakan masalah kesehatan kronis yang
berkaitan dengan akumulasi jaringan lemak (adipose tissue)
yang berlebih sehingga menimbulkan resiko kesehatan berupa
sindrom metabolik. Jaringan adiposa telah diketahui sebagai
jaringan aktif yang mengeluarkan berbagai protein keradangan
yang semuanya bekerja dan mempengaruhi proses metabolisme
tubuh, seperti leptin, adiponektin, tumor necrosis factor-α (TNF-
α), interleukin-6 (IL-6), dan resistin. Kondisi sindrom metabolik
dapat menjadi awal munculnya berbagai penyakit metabolik
tidak menular (PTM)/non-comunicable disease seperti
dislipidemia, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, hingga
kanker pada usus besar (Hotamisligil, 2006; Huang and Chen,
2009; Chen et al., 2011)
Kriteria obesitas dapat ditandai dengan parameter
antropometri misalnya indeks masa tubuh (IMT), yaitu
perbandingan antara berat badan dalam satuan kilogram dan
tinggi badan dalam meter yang dikuadratkan. Obesitas juga
dapat ditandai dengan peningkatan lingkar perut. Di bawah ini
adalah klasifikasi obesitas menggunakan parameter
antropometri IMT (Tabel 1) dan lingkar perut (Tabel 2):
Tabel 1. Klasifikasi Obesitas Menurut Nilai IMT
Klasifikasi Nilai IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,4
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 - 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Sumber: Kemenkes-RI (2019)
9

Tabel 2. Klasifikasi Obesitas Menurut Lingkar Perut


Jenis Kelamin Klasifikasi
Normal Obesitas Sentral
Laki-laki LP ≤ 90 cm LP > 90 cm
Perempuan LP ≤ 80 cm LP > 80 cm
Sumber: Kemenkes-RI (2018)

Sampai saat ini tidak ada satu negarapun yang bebas dari
permasalahan obesitas. Negara maju, negara berkembang
bahkan negara dengan level ekonomi rendah pun mengalami
lonjakan masalah obesitas. WHO (World Health Organisation)
memperkirakan sekitar 2,3 miliar populasi dewasa mengalami
berat badan berlebih (overweight) dan lebih dari 700 juta
populasi dewasa mengalami obesitas pada 2015 (WHO, 2006).
Di wilayah Asia Tenggara peningkatan prevalensi obesitas yang
melebihi 50% sejak tahun 1990 dibandingkan tahun 2013 adalah
Vietnam (125%), Indonesia (75,7%), Thailand (73,1%) dan
Cambodia (53,5%) (Helble and Francisco, 2017).
Lebih spesifik, data peningkatan prevalensi populasi
obesitas pada kelompok dewasa di Indonesia meningkat dari
10,5% pada tahun 2007 menjadi 14,8% pada tahun 2013 dan
menjadi 21,8% di 2018 (Kemenkes-RI, 2013; Kemenkes-RI,
2018). Klasifikasi obesitas dengan mengukur peningkatan lemak
pada perut (lemak visceral) juga mengalami peningkatan yang
tajam dari 18,8% pada 2007, 26,6% pada 2013, dan menjadi 31%
pada 2018. Kecenderungan peningkatan prevalensi obesitas
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
10

Obesitas Obesitas Sentral


35
30
31
25
26,6
20
21,8
%

15 18,8
10 14,8
10,5
5
0
2007 2013 2018

Gambar 3. Perkembangan Prevalensi Obesitas pada Usia Dewasa


Sumber: Kemenkes-RI (2018)

Selain pada kelompok dewasa, prevalensi obesitas juga


meningkat pada kelompok usia anak dan remaja. Pada tahun
2007 prevalensi obesitas anak dan remaja ditemukan sebesar
7,95% dan meningkat menjadi 8,8% pada 2013 seperti yang
nampak pada Gambar 4.

9
8,8
8,6 8,8
8,4
8,2
%

8
7,8 7,95
7,6
7,4
2007 2013
Gambar 4. Perkembangan Prevalensi Obesitas pada Anak dan
Remaja
Sumber: Kemenkes-RI (2013)
11

Selain berdampak pada timbulnya penyakit degeneratif,


obesitas juga berdampak negatif terhadap kekuatan tubuh, kemampuan
tubuh bermobilisasi dan aktivitas. Hal tersebut akan berakibat pada
terjadinya peningkatan biaya kesehatan dan juga penurunan
produktifitas. Data survey di Indonesia juga menunjukkan daerah
dengan prevalensi obesitas yang tinggi juga mengalami peningkatan
prevalensi penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus dan hipertensi
(Kemenkes-RI, 2013). Kondisi obesitas dan overweight menimbulkan
dampak panjang kesehatan berupa timbulnya berbagai penyakit, di
mana penanganan terhadap kejadian ini mengakibatkan tingginya
biaya langsung dan tidak langsung untuk penanganan obesitas. Secara
nyata, dampak obesitas juga mempengaruhi biaya kesehatan di
Indonesia. Menurut hasil riset dari Asian Development Bank Institute,
biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menangani
penyakit-penyakit yang timbul terkait kondisi obesitas dan overweight.
Sedangkan biaya tidak langsung dihitung berdasar beban tahun-tahun
yang hilang akibat penyakit (DALYS/Disability-Adjusted Life Years)
berupa kondisi disabilitas, sakit, ataupun kematian yang lebih awal
akibat obesitas dan overweight, di mana jumlah biaya ini sekitar 6x
lipat biaya langsung obesitas dan memakan proporsi yang besar dari
anggaran kesehatan nasional. Pada Tabel 3 nampak besaran biaya
langsung dan tidak langsung akibat obesitas di Indonesia.

Tabel 3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung Akibat Obesitas di


Indonesia

Jenis Biaya Jumlah % dari Total % dari GDP


(USD) Biaya
Kesehatan
Biaya 450.000.000 1,68 0,05
langsung
Biaya tidak 2.780.000.000 10,39 0,30
langsung
GDP= Gross Domestic Product
Sumber: Helble and Francisco (2017)
12

Manajemen/Penatalaksanaan Obesitas

Bapak Ibu hadirin yang saya hormati,

Manajemen penatalaksanaan obesitas meliputi intervensi


farmakologis dan non-farmakologis. Intervensi farmakologis
yaitu pemberian obat-obatan yang bekerja dengan berbagai
macam mekanisme seperti penurunan asupan melalui blocking
sinyal keinginan mengkonsumsi makanan, penghambatan
penyerapan zat gizi tertentu (lemak) dan peningkatan
thermogeneis tubuh.
Sedangkan intervensi non-farmakologis meliputi asuhan
gizi melalui pengaturan asupan energi – zat gizi dengan tujuan
untuk menyediakan total asupan energi yang lebih kecil dari
kebutuhannya, olahraga ditujukan untuk meningkatkan aktivitas
yang lebih besar sehingga asupan dan cadangan energi dapat
dimetabolisme dengan cepat, dan gut surgery bertujuan
mengecilkan kapasitas lambung sehingga jumlah asupan
menjadi lebih kecil.
Apabila diperhatikan dengan seksama, tujuan akhir dari
dua kelompok intervensi di atas adalah mewujudkan terjadinya
negative energy balance sebagai bentuk defisit energi dan
dilanjutkan dengan proses pembakaran cadangan lemak sebagai
sumber energi yang diharapkan dapat menurunkan berat badan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intervensi Gizi Untuk


Obesitas
Bapak ibu yang saya hormati,

Pembahasan selanjutnya adalah terkait dengan


intervensi gizi untuk obesitas yang merupakan bagian dari
pelaksanaan asuhan gizi. Intervensi gizi untuk obesitas adalah
intervensi non-farmakologis yang harus dijalankan terlebih
13

dahulu sebelum intervensi farmakologis, terutama untuk orang


dengan kelebihan berat badan sampai obesitas tingkat 1 (IMT <
27 dan tanpa faktor penyakit lain). Kunci penting dalam
pengendalian obesitas adalah mengatur asupan yang harus lebih
kecil dari kebutuhan sehingga terjadi negative energy balance.
Negative energy balance, hal ini akan memicu proses pemecahan
cadangan lemak (adipose tissue) sebagai sumber energi dalam
tubuh atau dikenal dengan proses lipolisis. Pembakaran 1 kg
lemak tubuh membutuhkan defisit energi ±7000 Kcal. Secara
teori pengurangan 500 Kcal asupan/hari ideal untuk menurunkan
berat badan sampai 2 kg/bulan. Rekomendasi penurunan berat
badan yang baik adalah 1 – 2 kg / bulan untuk IMT < 35 dan 2 –
3,6 kg/ bulan untuk IMT > 35 (Lysen and Israel, 2012).
Berbagai macam diet populer rata-rata memiliki
kandungan energi yang rendah sampai rendah sekali. Berbagai
macam diet yang dikembangkan sebagian besar bila ditelaah
adalah menggeser sumber zat gizi makronya sebagai sumber
energi utama seperti ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jenis Diet dan Zat Gizi Utama Sumber Energi


No Jenis diet Zat gizi utama sumber energi
1 Atkins Diet Lemak dan protein
2 Mayo Diet Restriksi energi – porsi utama makanan
dari sayur dan buah
3 Paleo Diet Protein hewani
4 Vegan Diet Karbohidrat kompleks; rendah lemak
5 Mediterranean Karbohidrat kompleks; whole grain
Diet
Sumber: Christman (2002); Craig et al. (2009); Haney (2014); Tosti et
al. (2017); Hensrud (2018).

Berbagai macam diet di atas apabila dikonsumsi dan


dibandingkan dengan kebutuhan energi pelaku diet, jauh di
14

bawah kebutuhan normalnya, hal inilah yang mengarah pada


negative energy balance. Pola diet yang bermacam-macam ini
seringkali tidak sesuai dengan pola makan pelaku diet yang
sebelumnya, sehingga pada saat berat badan sudah turun, pelaku
cenderung kembali ke pola makan awal dan terjadilah sindrom
YOYO, berat badan naik kembali atau bahkan menjadi jauh
lebih tinggi.
Hasil review penelitian terkait intervensi gizi terkait
pengaturan makanan yang diterapkan di masyarakat
menunjukkan pengaturan utama untuk menurunkan berat badan
adalah dengan fokus pada mengurangi asupan total energi,
meskipun beberapa subtitusi zat gizi makro seperti
menggantikan proporsi karbohidrat dengan protein dan lemak
pada beberapa kasus diet mungkin bisa sedikit membantu
(Austin et al., 2011).
Hal yang kadang membuat frustasi adalah seringkali
hasil yang diperoleh oleh pelaku diet sangat bervariasi. Ada yang
turun namun tak jarang pula ada yang malah naik. Hal lain yang
perlu menjadi perhatian dalam perkembangan diet penurunan
berat badan tidak hanya mengetahui jumlah asupan, namun
metabolisme zat gizi, peran hormon dan enzim yang terlibat
dalam proses metabolisme serta faktor genetik dapat
mempengaruhi hasil akhir metabolisme. Faktor-faktor ini
seperti sebuah orkestra, masing-masing bekerja dengan peran
yang berbeda dalam sistem metabolisme, sangat kompleks dan
menuntut kita untuk terus belajar memahaminya. Gambar 5 di
bawah ini menunjukkan bagaimana makanan yang kita
konsumsi mempengaruhi dan melibatkan banyak hal di dalam
tubuh kita. Kesalahan dalam pola makan, jumlah asupan yang
berlebih, gangguan enzim-hormon pencernaan dan komposisi
mikrobiota berakibat pada munculnya gangguan metabolime dan
mengarah pada terjadinya obesitas.
15

Gambar 5. Komponen Orkestra dalam Tubuh yang Terlibat dalam


Metabolisme pada Obesitas
Sumber: Huang (2018), dimodifikasi)

Hormon Satiety dan Obesitas


Pada tubuh manusia keseimbangan energi di dalam tubuh
dipengaruhi berbagai macam hormon yang diproduksi oleh
lambung (ghrelin), usus halus (cholesistokinin dan GIP/gastric
inhibitory peptide), usus besar (GLP-1/glucagon like peptide-1,
Oxyntimodulin dan PYY/Peptide YY), pancreas (insulin dan
amylin) dan jaringan lemak dalam tubuh (leptin). Semua hormon
tersebut disekresikan oleh sel-sel saluran percernaan apabila
terdapat makanan yang masuk kedalam saluran pencernaan
melalui berbagai mekanisme dan berperan untuk menimbulkan
rasa kenyang kecuali hormon ghrelin memicu timbulnya rasa
lapar.
Pada kondisi berat badan yang normal, keseimbangan
rilis hormon ini dapat menjadi kontrol tubuh agar tidak terjadi
asupan yang berlebih maupun kurang, namun pada kondisi
obesitas kerja hormon ini pun menjadi terganggu seperti adanya
16

resistensi leptin yang mengakibatkan hilangnya sensitifitas rasa


kenyang pada seseorang. Demikian juga dengan hormon lainnya
seperti ghrelin. Hasil penelitian kami pada remaja obesitas
menunjukkan gangguan regulasi hormon acylated ghrelin (AG),
GLP-1 dan CCK. Pada penelitian ini menunjukkan terjadi
peningkatan kadar hormon AG yang dinilai berperan dalam
patogenesis obesitas (Andarini et al., 2017) dan penurunan
kadar CCK serta peningkatan kadar leptin (Handayani et al.,
2020).
Salah satu penelitian kami kemudian mencoba
menganalisis kemungkinan mengembangkan uji diagnositik
dengan melihat kadar hormon AG dan CCK untuk
mengidentifikasi ada tidaknya gangguan hormonal pada orang
obesitas. Penelitian kami menunjukan hasil analisa sensitivitas
dan spesifisitas hormon AG dan CCK sebagai marker
identifikasi obesitas dapat dipertimbangkan sebagai pendamping
penetapan kondisi obesitas yang ditandai dengan gangguan
metabolisme gut hormone. Hasil penelitian menunjukkan AG
sensitif untuk pengukuran pada darah orang obesitas yang
diambil setelah puasa 8-10 jam dan 30 menit setelah makan.
Hormon AG ini 88% sensitif dan 100% spesifik untuk
menetukan obesitas (Andarini et al., 2017), hal yang sama pada
hormon CCK memiliki sensitivitas sebesar 94% dan spesifisitas
sebesar 94% dari hasil pengukuran yang dilakukan darah orang
obesitas pada kondisi 2 jam setelah makan (Handayani et al.,
2019). Adapun visualisai peran dari homon AG dijelaskan pada
Gambar 6.
17

Gambar 6. Peran Hormon AG (acylated ghrelin) terhadap Obesitas


Sumber: Andarini et al. (2017)

Mikrobiota, SCFA, Diet, dan Obesitas


Bapak Ibu yang saya hormati,
Mikrobiota usus juga merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam membantu keberhasilan program diet penurunan berat
badan. Mikrobiota usus ini berperan dalam proses fermentasi bahan
makanan yang mengandung serat untuk menghasilkan Short Chain
Fatty Acid (SCFA). Hasil metabolit SCFA ini dipengaruhi oleh jenis
diet sebagai sumber substrat, jenis mikrobiota usus besar, dan waktu
transit makanan dalam usus. Selanjutnya SCFA ini dilaporkan
berperan dalam pengaturan rasa kenyang dan regulasi keseimbangan
energi yang sangat berpengaruh terhadap asupan energi (Byrne et al.,
2015).
Hasil penelitian kami menunjukkan, pada hewan coba yang
diberikan diet tinggi lemak memiliki kadar SCFA yang lebih rendah
dalam sekum serta berat sekum juga lebih rendah (Sulistyowati et al.,
2020)(under review). Penelitian lain pada anak-anak oleh Barczynka
et al juga menunjukkan SCFA pada feses anak obesitas juga lebih
sedikit dibandingkan pada feses anak dengan berat badan normal
(Barczyńska et al., 2018). Peran penting SCFA lainnya adalah sebagai
18

subtrat yang dapat mengaktifasi G-coupled receptor (GPR) dalam hal


ini GPR-41 dan GPR-43, di mana selanjutnya GPR-41 dan GPR-43 ini
akan mengaktifkan hormon PYY yang berperan dalam meningkatkan
rasa kenyang sehingga seseorang akan berhenti makan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, salah satu kesimpulan yang
dapat diambil yaitu pemberian makanan yang mengandung lemak
tinggi secara terus menerus akan mengurangi respon rasa kenyang
pada seseorang yang pada akhirnya akan semakin memicu timbulnya
obesitas (Barczyńska et al., 2018).
Namun demikian tidak hanya penekanan pada makanan tinggi
lemak saja yang menjadi hal penting untuk diperhatikan dalam
menjalan kan diet penurunan berat badan, dan mendorong tinginya
produksi SCFA. Pemberian makanan tinggi serat penting untuk
menghasilkan homeostasis energi yang sesuai dengan rencana
negative energy balance yang dibutuhkan.
Sumber serat pangan terbesar adalah sayur dan buah. Data
riset penelitian kesehatan dasar menunjukkan asupan sayur dan buah
masyarakat kita masih rendah. Pada Gambar 7 digambarkan bahwa
lebih dari 90% masyarakat Indonesia konsumsi serat pangannya masih
rendah dilihat dari rata-rata asupan sayur dan buah sebagai sumber
serat pangan masih kurang dari 5 porsi/hari (1 porsi @ 50- 100 g)

Gambar 7. Proporsi Masyarakat Kurang Konsumsi Buah dan Sayur


menurut Provinsi
Sumber: Kemenkes-RI (2018)
19

Memperhatikan banyaknya hal yang mempengaruhi upaya


penuruan berat badan seperti peran hormon, mikrobiota dan jaringan
adipose pada orang obesitas terhadap metabolisme energi dan zat gizi,
maka individual diet menjadi hal penting yang harus dipahami dalam
melakukan intervensi gizi. Pemilihan bahan makanan yang tepat yang
berperan sesuai dengan kekhasan setiap individu untuk menurunkan
derajat obesitas sehingga mencegah penyakit lebih lanjut juga harus
diperhatikan. Ilmu Gizi yang juga meliputi kaitan makanan dan
kesehatan membuat pengembangan makanan fungsional sebagai
alternatif pilihan bahan makanan yang sehat dan bermanfaat menjadi
suatu hal penting yang juga harus diperhatikan.

Pangan Fungsional

Bapak Ibu Hadirin yang saya hormati,

Pangan fungsional adalah bahan makanan yang memberikan


satu atau lebih pengaruh positif terhadap tubuh berdasarkan komposisi
zat gizi yang dimilikinya serta dapat membantu meningkatkan
kesehatan dan atau mengurangi risiko suatu penyakit (Arai, 1996;
Roberfroid, 2000). Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah
menetapkan definisi pangan fungsional yaitu pangan olahan yang
mencantumkan klaim kesehatan, di mana kriteria dan komponen
pangan fungsional juga telah ditetapkan.
Kepedulian masyarakat untuk mengkosumsi pangan
fungsional sebagai alternatif untuk menyembuhkan sakit termasuk
menurunkan derajat obesitas terus meningkat dalam beberapa waktu
terakhir. Masyarakat mulai berpikir bahwa aspek pangan dan zat gizi
dari pangan fungsional dianggap sebagai poin penting dalam
mewujudkan pola hidup sehat. Beberapa kelompok masyarakat
meyakini bahwa pangan fungsional yang dapat menjadi bagian dari
pengobatan perlu mendapat perhatian yang lebih besar untuk
mengantisipasi peningkatan biaya perawatan kesehatan.
20

Hasil Penelitian terkait Manfaat Pangan Fungsional

Penelitian terkait pangan fungsional berkembang dengan


pesat, ada yang menunjukan dampak positif namun juga ada yang
berdampak dampak negatif bagi konsumen. Contoh dampak positif
pangan fungsional adalah oat yang terbukti dapat mencegah
hiperkolesterolemia dan gangguan kardiovaskuler. Kandungan beta-
glucan/serat larut air merupakan zat aktif yang berperanan dapat
meningkatkan hormon satiety seperti CCK, GLP-1, dan PYY serta
memperlambat pengosongan lambung. Konsumsi 3 gram beta-glucan
berbasis oat per hari Oat, direkomendasikan untuk dapat menurunkan
kadar kolesterol hingga 5-8% (FDA, 1996; Juvonen et al., 2009).
Contoh pangan fungsional lain yang memiliki kandungan beta glukan
dan memiliki manfaat positif adalah jamur Maitake dan Pleurotus
eryngii juga menunjukkan perbaikan profil lemak darah seperti
penurunan plasma kolesterol, trigliserida dan peningkatan HDL pada
hewan coba (Talpur et al., 2002; Mori et al., 2008; Kim et al., 2010).
Hasil perbandingan manfaat jamur dan oat pada perbaikan profil lipid
menujukkan efek perbaikan profil lipid pada jamur juga lebih baik.
Gambar 8 merupakan gambaran perbandingan efek oat dan jamur
shiitake yang mengandung beta glukan terhadap perbaikan penurunan
berat badan, total lemak dan kadar trigliserida tikus model obesitas
dengan induksi pakan tinggi lemak. Untuk mengetahui manfaat lebih
lanjut dan mekanisme apa yang mendasari terjadinya penerunan berat
badan, total lemak tubuh dan trigliserida, maka dilakukan perhitungan
berat lemak pada feses dan berat feses. Hasil perbandingan lemak
pada feses tikus yang diberi oat dan jamur shiitake tidak berbeda
signifikan. Untuk memastikan kemana proses pembuangan dan
penyimpanan lemak tubuh pada tikus yang dberi jamur shiitake
dilanjutkan dengan pengujian liver tikus.
21

A. B.
Keterangan :
Keterangan
Dosis 2% w/w oat
or mushroom
Dosis 4% w/w oat
or mushroom
Dosis 6% w/w oat
or mushroom
*) terdapat perbedaan yang signifikan
antara oat dan jamur terkait
penurunan berat badan (P< 0,05)
Sumber: Handayani (2012)
C.
Gambar 8. Perbandingan Efek Perbaikan Berat Badan (A), Total
Jaringan Adiposa (B), Plasma Trigliserida (C) pada
Hewan Coba yang Diberikan Diet Tinggi Lemak

Hasil penelitian lebih lanjut terhadap pemanfaatan shiitake


sebagai pangan fungsional ini menunjukkan dampak negatif pada
dosis tinggi. Liver tikus yang mendapat diet jamur shiitake dosis tinggi
mengalami peningkatan berat dan jumlah kadar lemak. Hasil ini tentu
meunjukkan bahwa pangan fungsional tidak selalu menunjukkan hal
yang aman, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan
22

(dosis 6% w/w pakan). Pangan fungsional dalam hal ini jamur shiitake
justru menimbulkan kerusakan jaringan hati. Hal ini sebagai akibat
terganggunya permeabilitas diding sel hati yang dipicu zat aktif
eritadine dalam jamur shiitake seperti yang dapat ditujukkan dalam
Gambar no 8 di bawah ini. Keberadaan zat aktif lain selain beta-glucan
dalam jamur shiitake telah menurunkan efek positif beta-glucan dan
memunculkan efek negatif dengan terganggunya rasio phosphatidyl
ethanolamine dan phosphatidyl choline yang merusak dinding sel hati.
Secara singkat mekanisme timbulnya perlemakan hati akibat
mengkonsumsi pangan fungsional shiitake nampak pada gambar 9.

Gambar 9. Efek Eritadine dalam Jamur Shiitake terhadap


Kerusakan Jaringan Hati
Sumber: Handayani (2012)

Rencana Pengembangan Penelitian ke Depan

Bapak ibu yang saya hormati,

Memperhatikan hal tersebut diatas, penelitian lebih lanjut


terkait intervensi obesitas yang menjadi landasan untuk menajalankan
asuhan gizi masih sangat terbuka. Saya menyadari tubuh manusia
23

memiliki banyak hal yang tidak pernah habis untuk dikaji.


Perkembangan ilmu bidang gizi, mekanisme metabolisme dalam
tubuh, peran hormon, enzim, mikrobiota sampai ilmu nutrigenetic
merupakan wujud dari maha luasnya ilmu Sang Pencipta. Semua hal
tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam intervensi
gizi.
Personal diet dan pemilihan makanan yang tepat melalui
pengembangan pangan fungsional masih terbuka luas untuk
dikembangkan guna memperbaiki metabolisme tubuh salah satunnya
melalui perbaikan mikrobiota.

Arah Pengembangan Intervensi Obesitas dari Aspek Ilmu Gizi di


Masa Depan
Bapak ibu yang saya hormati,
Semakin berkembanganya ilmu pengetahuan dalam bidang
“metabolisme energi”, menunjukkan penyelesaian suatu penyakit
dalam hal ini tidak bisa berjalan sendiri. Ilmu Gizi sebagai dasar
intervensi obesitas perlu bekerja sama dengan bidang ilmu lain terkait
dan harus berusaha terus melakukan pegembangan ilmu melalui
berbagai penelitian
Analisis masalah yang ditunjang dengan kemajuan keilmuan
akan semakin mengarah pada penyelesaian masalah dengan tepat.
Dalam bidang gizi, melaksanakan intervensi gizi tidak dapat langsung
tepat menuju titik sasaran, perlu pengkajian mendalam tentang faktor
penyebab, mekanisme patofisiologi maupun patobiologi, yang akan
menuntun internvensi gisi menuju arah yang benar
Bukti nyata permasalahan obesitas, peran, dan manfaat
pangan fungsional perlu terus dikembangkan agar dapat ditemukan
molekul-molekul cerdas dalam pangan lokal Indonesia yang dapat
berperan membantu mekanisme penurunan berat badan. Identifikasi
perubahan-perubahan hormon, kode genetik seseorang yang bebeda-
beda memerlukan pengkajian yang mendalam. Perlu dikembangkan
standar diagnosis hormon-hormon orexygenic dan anorexygenic untuk
mengidentifikasi obesitas dan mengembangkan pangan fungsional
spesifik untuk meningkatkan akitivitas hormon anorexygenic tersebut.
24

Semua tahapan analisis Ilmu Gizi terkait penanganan obeisitas


yang beRkembang nantinya akan mengarah pada jenis makanan dan
jumlah yang spesifik untuk setiap orang. Kembali pada konsep
negative energy balance akan semakin memberikan dampak yang
nyata apabila dapat diketahui dengan jelas faktor-faktor lain dalam
tubuh seseorang terhadap adanya hal-hal yang mengganggu hasil.
Peran serta lingkungan, contohnya peran pengambil kebijakan
dalam mendukung upaya pencapaian negative energy balance juga
harus dipertimbangkan. Sebagai gambaran, aktivitas fisik adalah salah
satu strategi untuk meningkatkan proses pembakaran energi dalam
tubuh. Dari data Riskesdas menunjukkan perilaku hidup santai
(aktivitas fisik kurang) untuk masyarakat Indonesia dengan usia >10
tahun yaitu 48,2% pada tahun 2007 nampak menurun di tahun 2013
menjadi 26,1% namun kembali meningkat menjadi 33,5% pada tahun
2018 (Depkes-RI, 2008; Kemenkes-RI, 2013; Kemenkes-RI, 2018).
Olah raga dapat dijadikan suatu kebiasaan sehat yang
membutuhkan peranan pemerintah agar dapat dijadikan bagian gaya
hidup masyarakat. Misalnya melalui kebijakan peningkatan jam
pelajaran olah raga. Saat ini berdasarkan Permendikbud RI no 36
tahun 2018 total jam pelajaran olah raga adalah 135 menit/minggu.
Rekomedasi Permendikbud untuk anak usia sekolah ini nampaknya
masih lebih rendah dibandingkan dengan panduan WHO (WHO,
2010).
Menurut WHO Anak usia pra sekolah sampai sekolah
menengah atas (usia 5-17 tahun) direkomendasikan melakukan
aktivitas fisik minimal 60 menit/hari baik aktivitas aerobik dan
dikombinasikan dengan olahraga yang menguatkan tulang dan otot
yang dilakukan minimal 3x/minggu. Sehingga total aktivitas fisik
setara olah raga minimal adalah 420 menit/minggu untuk olah raga
aerobik dan 3x/minggu untuk olah raga resistensi otot). Apabila
jumlah aktivitas minimal setiap hari diikuti dengan pola makanan yang
seimbang maka akan tercipta tubuh yang sehat (WHO, 2010).
Bila asupan makanan harian sudah sesuai dosis anjuran tetapi
tidak diikuti aktivitas fisik sesuai usia maka obesitas akan tetap terjadi.
Banyak masyarakat kita belum memahami konsep kebutuhan energi
yang mereka butuhkan, belum mengerti berapa kandungan energi dan
zat gizi dari makanan yang mereka konsumsi. Memperhatikan kondisi
25

tersebut diperlukan metode edukasi gizi yang mudah dipahami oleh


masyarakat dan informasi yang mudah diakses terkait kandungan
energi dan zat gizi makanan yang dikonsumsi (perlu adanya peraturan
untuk mencantumkan nutrition fact pada setiap produk makanan siap
saji) sebagai bagian dari intervensi gizi dalam asuhan gizi.
Hasil penelitian kami menunjukkan pemanfaatan media
android Apps dalam melakukan media edukasi lebih disukai dan lebih
mudah diingat (Prastika et al., 2018). Kami mencoba mengembangkan
sebuah aplikasi android yang dapat digunakan oleh masyarakat
mengetahui kebutuhan energinya dan bagaimana cara memenuhinya.
Aplikasi ini bertujuan membantu proses perencanaan diet yang sesuai
dengan kebutuhan energi yang dianjurkan. Kelebihan aplikasi adalah
mempunyai informasi kandungan jajanan di sekitar kota malang yang
mencapai lebih dari 200 items, ini akan terus saya sosialisasikan ke
masyarakat agar masyarakat lebih mudah mengetahui total energi
makanan yang mereka makan dan menyesuaikan dengan kebutuhan
energi mereka.
Melakukan inovasi teknik edukasi dengan pemanfaatan
teknologi merupakan salah satu wujud implementasi edukasi bidang
gizi yang dapat dimanfaatkan untuk membantu pemerintah dalam
penyelesaian masalah obesitas. Pada Gambar 10 adalah tampilan
aplikasi android yang telah dapat diakses oleh masyarakat sebagai
bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat kami dalam upaya
pencegahan obesitas di masyarakat.
26

Gambar 10. Tampilan Aplikasi My Weight Loss Diet


Sumber: Handayani et al. (2017)
27

PENUTUP
Hadirin yang saya hormati, pada penutup pidato ini
ijinkan saya menyimpulkan beberapa hal penting terkait upaya
yang harus dilakukan sebagai tenaga gizi dan ilmuwan dalam
upaya penurunan prevalensi obesitas di masyarakat melalui
asuhan gizi yaitu:
1. Terus mendorong perkembangan Ilmu Gizi melalui penelitian
inovatif bidang pangan fungsional dan manfaatnya terhadap
kesehatan, mengembangkan penelitian terkait hal-hal yang
mempengaruhi metabolisme zat gizi dalam tubuh seperti
enzim-hormon pencernaan, mikrobiota usus dan faktor
keragaman genetika seseorang agar dihasilkan asuhan gizi
yang terstsandar dan berkualitas dalam upaya intervensi
obesitas
2. Masyarakat perlu mendapakan edukasi yang terencana, terus
menerus, dengan tujuan yang jelas, sehingga dapat diukur
ketercapaiannya terkait pentingnya mencegah obesitas
dengan memahami indeks obesitas, kebutuhan energi harian-
konsep negative energy balance, komposisi diet sehat
termasuk asupan serat pangan yang mencukupi agar
masyarakat bisa menjaga berat badan tetap dalam kondisi
ideal.
3. Kerjasama pemerintah selaku stake holder dan akademisi
perlu ditingkatkan. Bentuk kejasama diwujudkan melalui
kegiatan bersama terkait diseminasi topik-topik Ilmu Gizi
dalam skala luas, kebijakan menjalankan aktivitas fisik
minimal sesuai usia berdasarkan standar WHO dimulai dari
lingkungan pendidikan dasar hingga masyarakat dewasa,
untuk penurunan prevalensi obesitas
28

Ucapan Terima Kasih


Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan yang berbahagia ini perkenankan saya
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak
yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga saya dipercaya untuk mengemban jabatan Profesor dalam
bidang Ilmu Gizi pada Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya.
Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan kelancaran dalam
penilaian usulan saya serta kepercayaanya kepada saya untuk
menyandang gelar Profesor bidang Ilmu Gizi.
Terima kasih kepada Ketua Senat (Prof. Dr. Ir. Ariffin MS)
dan Sekretaris Senat (Prof. Iwan Triyuwono, SE.Ak., MEc, PhD)
berserta seluruh jajaran anggota Badan Pertimbangan Senat
Universitas Brawijaya atas dukungan dan penilaiannya sehingga
berkenan memproses usulan guru besar saya.
Kepada Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Nuhfil
Hanani, AR, MS atas dukungan dan komitmennya memacu proses
pencapaian peningkatan kualitas SDM melalui porgram percepatan
guru besar. Terimasih juga tentunya saya sampaikan pada seluruh
jajaran rektor terdahulu yang telah memberikan sumbangan sangat
besar terhadap kemajuan Universitas Brawijaya.
Terima kasih kepada para Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya sejak saya bergabung di Fakultas Kedokteran di
tahun 1998, Prof. Dr. dr. Achmad Rudijanto, SPPD.KEMD; Dr.
Tatong Harijanto, MPH; Dr. dr. Samsul Islam, Sp.MK. M.Kes (alm);
Dr. dr. Karyono Mintaroem, Sp.PA; Dr. dr Sri Andarini, M. Kes; dan
Dr. dr. Wisnu Barlianto, Sp.A(K) beserta semua jajaran wakil dekan,
serta para dekan dan wakil dekan sebelumnya. Ketua Program Studi
dan seketaris program Studi Gizi FKUB sebelumnya, dr. Nasrun MS
(alm), Dr. dr. Endang Sriwahyuni, M.S, dr Bambang Prijadi, MS dan
Nia Novita Wirawan, STP.MSc atas semua dukungannya selama ini.
29

Terima kasih untuk Sekretaris Jurusan Gizi FKUB, Inggita


Kusmastuty, S.Gz, M.Biomed, atas kerjasamanya yang luar biasa
dalam mengelola jurusan dan menjalankan tugas penelitian, para KPS
di jurusan gizi, rekan-rekan Dosen Jurusan Gizi dan semua tendik gizi
yang tidak bisa saya sebut nama satu persatu, yang sangat saya
banggakan, sekali lagi terima kasih untuk semua dukungannya,
sehingga saya sampai di sini. Saya yakin teman-teman dosen semua di
Jurusan Gizi akan sampai di sini dan kita akan bawa bersama Jurusan
Gizi ke depan akan semakin maju. Semua teman baik dan sahabat saya
mulai dari teman di TK ABA 23, SD-SMP LAB PPSP IKIP 89
Malang, teman-teman SMANTI lulusan 92, teman-teman AKZIMA
92, UI 95, Biomedik PPSUB angkatan 1999 dan keluarga besar UoW-
The Gong penerima beasiswa DIKTI, sahabat-sahabat kajian yang
sangat saya cintai yang rasanya ingin saya sebutkan semua disini
namun tidak memungkinkan karena terbatasnya waktu, karena anda
semua sangat baik dan selau mendukung saya, semoga Allah SWT
selalu menjaga pertemanan dan persahabatan kita. Semua anggota tim
penelitian obesitas, satiety dan makanan fungsional yang selalu
bekerja keras dan penuh semangat (Alma Mahgfirotun Inayah, SGz,
dan adik-adik mahasiswa dalam payung penelitian yang tidak bisa saya
sebutkan satu-persatu).
Saya sampaikan terima kasih untuk semua guru-guru saya
mulai TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 23 Malang, SD-SMP Lab
PPSP IKIP Malang hingga SMAN 3 Malang, Bapak-Ibu Dosen
Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi, terima kasih pemahaman Ilmu Gizi
saya berawal di Poltekkes Kemenkes Malang dari Bapak-Ibu Dosen
yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu-persatu. Dosen-dosen
saya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang
telah membuka wawasan saya tentang manajemen gizi di institusi
kesehatan dan masyarakat. Dosen saya di Program Pascasarjana
Biomedik UB dan pembimbing thesis Prof. dr. Djoko Wahono
Soeatmadji, SpPD-KEMD, Prof DR. drh Aulani’Am. DES yang
mengenalkan saya makna penting penelitian untuk pengembangan
bidang Ilmu Gizi. Supervisor saya selama menjalankan PhD program
30

di University of Wollongong: Distingushed Profesor Xu Feng Huang


MBBS, PhD, DSc; Prof Barbara Meyer; Dr. Jiezhong Chen yang
mengajarkan kepada saya pentingnya makna penelitian dan research
management sebagai seorang dosen di perguruan tinggi. Mentor saya
dalam berkarir di UB, yang selalu mendukung dan bersama-sama
mengawal perkembangan Ilmu Gizi sampai saat ini: Prof Achmad
Rudijanto, SpPDKEMD; Prof. dr. Djoko Wahono Soeatmadji, SpPD-
KEMD; dr Harijanto, MPH; Alm Dr. Samsul Islam; dr Putu Moda
Arsana, SpPD.KEMD; Bpk I Dewa Nyoman Supariasa, MPS; Bpk Ir
Anom Aswin, MPS; Ibu Ir Endang Surti dan rasanya masih banyak
lagi yang belum saya sebutkan, terimakasih atas dukungannya selama
ini.
Ucapan terima kasih untuk semua unit, badan dan pusat studi
tempat saya terus belajar dan menambah ilmu, IJHN, BPPM FKUB,
TIM SMONAGENES UB dan Laboratorium Penelitian Hewan Coba
(LPHC) FKUB, Tim PAK FKUB.
Ucapan terimakasih juga untuk semua Bapak Ibu teman-
teman Pengurus: Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia
(AIPGI); Kolegium Gizi Indonesia (KIGI); Persatuan Ahli Gizi
Indonesia PERSAGI DPC Malang yang telah menjadi tempat saya
menimba ilmu dan memberikan kepercayaan kepada saya sebagai
pengurus.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendorong,
mengkaji dokumen, dan selalu memberikan semangat pada saya dalam
proses pengusulan guru besar saya, Prof. Dr. dr Loeki Enggarfitri,
SpPark (UB); Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN (IPB); Prof. Dr.
Merryana Adriani, SKM,M. Kes (UNAIR); Prof. Dr. Sunarti, M. Kes
(UGM). Tim kepegawaian kepegawaian rektorat, Bu Mul, Mbak Putri,
dan tim kepegawaian FKUB Bu Suminarti SE, MAP, Mbak Asmara
dan seluruh jajaran kepegawaian yang terlibat dalam persiapan PAK
saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu serta tentunya tim
acara pengukuhan semi daring yang luar biasa ini sehingga terlaksana
acara hari ini .
Jabatan profesor ini saya dedikasikan untuk keluarga saya,
terimakasih untuk almarhum bapak saya, Bapak Mohammad Amin
31

Karim, dari beliaulah saya diyakinkan bahwa Ilmu Gizi adalah ilmu
yang penting untuk menunjang kesehatan manusia di masa mendatang,
ibu saya Bu Siti Khutobah, yang sangat menyayangi dan selalu
mendokan saya. Suami saya, Suheryadi Putra, SKM MM dan anak-
anak kami Faisal M Rifqi Aqil dan Fayra Syahrani Atiiqa yang selalu
menemani, mendoakan dan mewarnai hidup saya selama ini, kakak-
kakak saya, Ir Mardiyah Hayati, MM dan keluarga, Dra Ismiati
Halimah, S.Psi dan keluarga, Fakih Usman, S.Sos, ME dan keluarga
serta keluarga besar Bapak H. Adi Soemo.

Hadirin yang saya hormati,


Terima kasih atas kehadiran dan kesabaran para hadirin
mendengarkan pidato saya hari ini. Mohon Berkenan Bapak dan Ibu
untuk mendoakan saya agar tetap istiqomah berkarya dan
berkontribusi dalam pengembangan Ilmu Gizi di Universitas
Brawijaya dan masyarakat luas.
Sekali lagi saya pribadi mohon maaf apabila ada kata-kata
yang salah dan penyampaian yang kurang tepat dalam pidato saya hari
ini.
Akhir kata,
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
32

DAFTAR PUSTAKA

Andarini, S., Kangsaputra, F. B. and Handayani, D. (2017). Pre-and


postprandial acylated ghrelin in obese and normal weight men.
Asia Pacific journal of clinical nutrition, 26, S85.
Arai, S. (1996). Studies on functional foods in Japan—state of the art.
Bioscience, biotechnology, and biochemistry, 60, 9-15.
Austin, G., Ogden, L. and Hill, H. (2011). Trends in carbohydrate, fat,
and protein intakes and association with energy intake in
normal - weight, overweight, and obese individuals: 1971 -
2006. Am J Clin Nutr 93, 836 - 843.
Barczyńska, R., Litwin, M., Sliżewska, K., Szalecki, M., Berdowska,
A., Bandurska, K., et al. (2018). Bacterial Microbiota and
Fatty Acids in the Faeces of Overweight and Obese Children.
Pol J Microbiol., 3, 339-345.
Byrne, C., Chambers, E., Morrison, D. and Frost, G. (2015). The role
of short chain fatty acids in appetite regulation and energy
homeostasis. International Journal of Obesity 39, 1331-1338.
Chen, J., Katsifis, A., Hu, C. and Huang, X.-F. (2011). Insulin
decreases therapeutic efficacy in colon cancer cell line HT29
via the activation of the PI3K/Akt pathway. Current drug
discovery technologies, 8, 119-125.
Christman, G. (2002). The atkins diet: an unresolved debate. Nutrition
Noteworthy, 5.
Craig, W. J., Mangels, A. R. and American Dietetic, A. (2009).
Position of the American Dietetic Association: vegetarian
diets. Journal of the American Dietetic Association, 109,
1266-1282.
Depkes-RI. (2008). Riset kesehatan dasar (RISKESDAS) 2007.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
FDA. (1996). Human and Human Services: Food labeling, United
States, Food and Drug Administration.
Handayani, D. 2012. Prevention and treatment of high fat diet-induced
obesity by dietary intake of shiitake and oat. Doctor of
Philosophy, University of Wollongong.
Handayani, D., Kusumastuty, I., Andarini, S., Sabrina, N., Rudijanto,
A. and Huang, X. (2019). Sensitivity of plasma
33

cholecystokinin and peptide YY in obese and normal weight


men. Malaysian Journal of Nutrition, 25.
Handayani, D., Kusumastuty, I., Rahmawati, W., Harti, L. B. and
Andarini, S. 2017. Aplikasi My Weight Loss Diet. No HKI
Kemenkumham: EC00201705270. Malang: Universitas
Brawijaya.
Handayani, D., Setya Putri, D., Sujuti, H., Andarini, S., Rahmawati,
W., Kusumastuty, I., et al. (2020). Plasma Glucagon-Like
Peptide-1 and Cholecystokinin Responses to Fast Food in
Healthy-Weight and Obese Men. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 31, 69-75.
Haney, J. (2014). Fad Diet Review: The Paleo Diet. Available:
eatrightwv.org [Accessed 22 Juni 2019].
Helble, M. and Francisco, K. (2017). ADBI Working Paper Series: The
Imminent Obesity Crisis in Asia and The Pacific: First Cost
Estimates, Tokyo, Asian Development Bank Institute.
Hensrud, D. D. (2018). The Mayo Clinic Diet: The Healthy Approach
to Weight Loss. [Accessed 6 Agustus 2019].
Hotamisligil, G. (2006). Inflammation and metabolic disorders.
NATURE, 444, 860-867.
Huang, X. 2018. Obesity and Type 2 Diabetes Spin off the
Development of obeisty and its metabolic disorder in Nature
Reviews. University of Wollongong University of
Wollongong
Huang, X. F. and Chen, J. Z. (2009). Obesity, the PI3K/Akt signal
pathway and colon cancer. Obesity reviews, 10, 610-616.
Juvonen, K. R., Purhonen, A. K., Salmenkallio-Marttila, M.,
Lahteenmaki, L., Laaksonen, D. E., Herzig, K. H., et al.
(2009). Viscosity of oat bran-enriched beverages influences
gastrointestinal hormonal responses in healthy humans. J
Nutr, 139, 461-466.
Kemenkes-RI. (2018). Cek Lingkar Perut Anda. Available:
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/cek-
lingkar-perut-anda.
Kemenkes-RI. (2018). Hasil utama RISKESDAS 2018, Jakarta,
Balitbangkes Kemenkes RI.
34

Kemenkes-RI. (2013). Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013,


Jakarta, Balitbangkes Kemenkes RI.
Kemenkes-RI. (2019). Tabel Batas Ambang indeks Massa tubuh
(IMT). Available:
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/obesitas/tabel-batas-ambang-indeks-massa-tubuh-imt
[Accessed 3 Maret 2020].
Kim, J.-I., Kang, M.-J., Im, J., Seo, Y.-J., Lee, Y.-M., Song, J.-H., et
al. (2010). Effect of king oyster mushroom (Pleurotus eryngii)
on insulin resistance and dyslipidemia in db/db mice. Food
Science and Biotechnology, 19, 239-242.
Lacey, K. and Pritchett, E. (2003). Nutrition Care Process and Model:
ADA adopts road map to quality care and outcomes
management. Journal of THE AMERICAN DIETETIC
ASSOCIATION 8, 1061-1072.
Lysen, L. and Israel, D. 2012. Nutriton in Weight Management.
Krause's Food and Nuyrition Care Process. 13 th ed. 3251
Riverport Lane, ST. Louis, Missouri 63043: Elsevier Saundres
Minarto, Hardinsyah, Setiawan, B., Djafar, M., Hadi, H., Sudargo, T.,
et al. (2014). Naskah Akademik Penyelenggaraan Pendidikan
Profesi Gizi (Dietetics Internship) Di Indonesia, Jakarta
AIPGI - PERSAGI.
Mori, K., Kobayashi, C., Tomita, T., Inatomi, S. and Ikeda, M. (2008).
Antiatherosclerotic effect of the edible mushrooms Pleurotus
eryngii (Eringi), Grifola frondosa (Maitake), and Hypsizygus
marmoreus (Bunashimeji) in apolipoprotein E–deficient mice.
Nutrition Research, 28, 335-342.
Prastika, E. D., Handayani, D. and Kusumastuty, I. 2018. Edukasi Gizi
Menggunakan Leaflet dan Aplikasi My Weight Loss Diet
terhadap Kepatuhan Diet pada Mahasiswi Obesitas [Tugas
Akhir]. Universitas Brawijaya.
Roberfroid, M. (2000). A European Concensus of Scientific Concepts
of Functional Food. Nutrition, 16, 689-691.
Sulistyowati, E., Handayani, D., Soeharto, S. and Rudijanto, A.
(2020). High-fat high-fructose diet lowers digesta weight and
SCFA levels in cecal digesta (in vivo study in rats). Turkish
Journal of Medical Sciences (Under Review).
35

Talpur, N. A., Echard, B. W., Fan, A. Y., Jaffari, O., Bagchi, D. and
Preuss, H. G. (2002). Antihypertensive and metabolic effects
of whole Maitake mushroom powder and its fractions in two
rat strains. Mol Cell Biochem, 237, 129-136.
Tosti, V., Bertozzi, B. and Fontana, L. (2017). Health Benefits of the
Mediterranean Diet: Metabolic and Molecular Mechanisms.
The Journals of Gerontology: Series A, 73, 318-326.
WHO. (2010). Global recommendations on physical activity for
health, World Health Organization.
WHO. (2006). Media centre obesity and overweight [Online]. WHO.
Available:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/index.ht
ml.
36

RIWAYAT HIDUP
1. Data Pribadi
Nama : Dian Handayani, SKM, M. Kes, PhD
Pangkat / Gol : Pembina/IV-A
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
NIP : 197404022003122002
Tempat/Tgl Lahir : Malang, 2 April 1974
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Suami : Suheryadi Putra, SKM.MM
Nama Ayah : Mohammad Amin Karim, BA (Alm)
Nama Ibu : Siti Khutobah
Nama Anak : 1. Faisal Mohammad Rifqi Aqil
2. Fayra Syahrani Atiiqa
Alamat Kantor : Jurusan Gizi FKUB
Jl. Veteran Malang
E-mail : handayani_dian@ub.ac.id
Alamat Rumah : Jl. Kepuh IX / No 7, Malang

2. Riwayat Pendidikan
1. SD PPSP LAB IKIP Malang : Lulus 1986
2. SMPN 17 EX PPSP IKIP Malang : Lulus 1989
3. SMAN 3 Malang : Lulus 1992
4. Pendidikan Tinggi
a. Program Diploma 3; Akademi Gizi Kemenkes – Malang
(Lulus 1995)
b. S-1 Kesehatan Masyarakat – Universitas Indonesia (Lulus
1998)
c. Program Pasca Sarjana – UB – peminatan Biomedis (Lulus
2002)
d. PhD Program – University of Wollongong – New South
Wales – Australia (Lulus 2013)

3. Pendidikan Tambahan
1. Pekerti Tahun 2000
2. Diklat Prajab III Tahun 2004
37

3. Applied Aproach Tahun 2015


4. Specialist Certification of Obesity Professional Education
(SCOPE) –World Obesity Federation 2016
5. Pelatihan Pelayanan Gizi Komprehensif untuk Pemenuhan
Kompetensi Registered Dietisien (RD) bagi Dosen Prodi
Dietisien – AIPGI- PERSAGI: 2017

4. Riwayat Jabatan Fungsional Akademik dan Kepangkatan


1. CPNS : Tahun 2003
2. Assisten Ahli : Tahun 2005 / III B
3. Lektor : Tahun 2008
a. Penata Muda Tk 1 / IIIC
b. Penata / III D
4. Lektor Kepala : Tahun 2015
a. Pembina / IV A
5. Professor : Tahun 2019
a. Pembina / IV A

5. Riwayat Pekerjaan dan Jabatan


1. Penyelia Gizi RS di RS Jakarta : 1996 - 1997
2. Penyelia Gizi di RS Husada : 1997 - 1998
3. Dosen Prodi S1 Gizi FKUB : 2003 - 2016
4. Dosen dan Ketua Jurusan Gizi FKUB : 2016 -sekarang
6. Tanda Penghargaan/Paten/HaKI
No Bentuk Penghargaan Tahun Pemberi
1 Satya Lencana Karya 2015 Presiden RI
Satya 10 Tahun
3 Dosen Berprestasi Bidang 2017 Universitas
Saintek III Brawijaya
3 Hak Cipta Aplikasi My 2017 Dirjen Kekayaan
Weight Loss Diet Intelektual,
No : EC00201705270, 6 Kemenkumham RI
November 2017
4 Ketua Program Studi 2019 Universitas
Berprestasi II Brawijaya
38

No Bentuk Penghargaan Tahun Pemberi


5 Hak Cipta Aplikasi My 2020 Dirjen Kekayaan
Simple Carbing Intelektual,
No. EC00202001377, 12 Kemenkumham RI
Januari 2020
6 MALASPINA AWARD 2019 Institute of Life
Institute of Life Science Science (ILSI) -
USA

7. Keanggotaan Organisasi Profesi


No Nama Organisasi Posisi Tahun
Bergabung
1 PERSAGI DPC Malang Wakil Ketua 2015 -
sekarang
2 Assosiasi Institusi Bidang Riset 2014 - 2019
Pendidikan Tinggi Gizi dan Publikasi
Indonesia (AIPGI)
3 Assosiasi Institusi Ketua 2020-2025
Pendidikan Tinggi Gizi program
Indonesia (AIPGI) Profesi RD
4 Kolegium Ilmu Gizi Sekretaris 1 2020 - 2025
Indonesia (KIGI)
4 Academy of Nutrition and International 2012 -
Dietetic Membership sekarang

5 World Obesity International 2015 -


Membership sekarang

8. Pengalaman di Bidang Penelitian


No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
1 2014- Pengembangan dan Produksi Dana BOPTN
2015 Minuman Multifungsional No Kontrak
dan Kapsul Suplemen 410.176/UN10.21
Berbasis Cincau Hitam /PG 2014
(Mesona palustris BL)
sebagai Antihiperglikemik,
39

No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana


Antihipertensi, dan
Antihiperkolesterolemik
2 2015 Efek makanan siap saji lokal Dana BOPTN
Indonesia dan Internasional No Kontrak.
terhadap hormon CCK, PYY, 007/Add/SP2H/P
Ghrelin, dan VAS pada orang L/
normal dan obes sebagai DIT.LITABMAS/
strategi penurunan prevalensi V/2015
obesitas (Tahap 1)
3 2015 Analisa perbedaan parameter DPP SPP FKUB
antropometri, lemak tubuh (PNPB)
(adipose tissue) dan marker
atherogenic (foam cell) pada
tikus wistar yang diberi diet
berbahan baku PARS dan diet
berstandar AIN-M 93
4 2016 Efek makanan siap saji lokal BOPTN - DIKTI
Indonesia dan Internasional No Kontrak.
terhadap hormon CCK, PYY, 033/SP2H/LT/DR
Ghrelin, dan VAS pada orang PM/ll/2016
normal dan obes sebagai
strategi penurunan prevalensi
obesitas (Tahap 2)
5 2016 Eksplorasi, potensi senyawa BOPTN - DIKTI
bioaktif dan pembuatan
produk fungsional dari
kaki/ceker ayam sebagai anti
inflamasi, antigout, dan
antiostheoarthritis pada
hewan coba
6 2016 Studi Pembuatan Pakan Tikus DPP SPP FKUB
Modifikasi AIN 93-M (PNPB)
7 2018 Efek Brown Rice terhadap DPP SPP FKUB
Kadar Antioksidan Tikus (PNPB)
yang diberi HFFD
40

No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana


No Kontrak.
210/EC/KEPK-
S3/09/2018.
8 2019 Pengembangan Beta Glucan DIKTI (HPU)
Dari Jamur Tiram (Pleurotus No Kontrak. 697.
ostreatus) untuk Mengontrol 2l/UN10.C10/PN/
Kondisi Metabolik Sindrom 2019
Melalui Perbaikan Populasi
Mikrobiota Usus: Tinjauan
Aspek Nutrigenomik
9 2019 Pengaruh Ekstrak Beta DPP SPP FKUB
Glucan dari Jamur Tiram (Hibah Doktor -
(Pleurotus Ostreatus) terhadap Lektor Kepala)
Kadar SCFA (Short Chain No Kontrak.
Fatty Acid) Tikus Obesitas 16/UN10.F08/PN/
yang diinduksi High Fat High 2019
Fructose Diet
10 2020 Identifikasi Dosis efektif DIKTI (HPU)
Pengembangan Beta Glucan
Dari Jamur Tiram (Pleurotus
ostreatus) untuk Mengontrol
Kondisi Metabolik Sindrom
Melalui Perbaikan Populasi
Mikrobiota Usus: Tinjauan
Aspek Nutrigenomik Tahap 2
11 2020 Intervensi Diet Beras Coklat Hibah profesor
pada Orang dengan DM Tipe Tahun anggaran
2: Studi Disbiosis Microbiota 2020 Nomor:
Usus dan Kaitannya dengan 3392.3/UN10.F08
Kontrol Glukosa Darah /PN/2020
41

9. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat


No Tahun Judul Penelitian Sumber Dana
1 2015 Pengaturan Makan Selama DPP SPP FKUB
Puasa Bagi Diabetisi (PNPB)
2 2016 Hidup Sehat Tanpa Obesitas DPP SPP FKUB
(PNPB)
3 2017 Transformasi Mahasiswa DPP SPP FKUB
Obesitas dengan Gaya Hidup (PNPB)
Sehat
4 2017 Edukasi berkelanjutan DPP SPP FKUB
penurunan angka obesitas di (PNPB)
Kota Malang
5 2019 Pemberdayaan Skill dan DPP SPP FKUB
Pengetahuan Terkait 5 Pilar (PNPB)
Manajeman Diabetes Melitus
pada Komunitas Ikadar
6 2019 Penerapan Konsumsi Susu DPP SPP FKUB
untuk Meningkatkan Kesehatan (PNPB)
Pasien Diabetes Melitus Tipe 1
Melalui Pmberdayaan
IKADAR

10. Karya Ilmiah


a. Jurnal Internasional
No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/
Jurnal volume/
halaman
1 Dietary Shiitake mushroom Journal of 2011 / 2011 / 1-8
(Lentinus edodes) prevents Obesity
fat deposition and lowers (Scopus
triglyceride in rats fed a Q3)
high-fat diet. (Handayani,
D., Chen, J., Meyer, B. J.,
dan Huang, X.-F.)
2 The comparison of the effect Food and 2012 / 3 / 1009-
of oat and Shiitake Nutrition 1019
42

No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/


Jurnal volume/
halaman
mushroom powder to Sciences
prevent body weight gain in (Crossref)
rats fed high fat diet.
(Handayani, D., Meyer, B.
J., Chen, J., Tang, P., Kwok,
P. C. L., Chan, H.-K., dan
Huang, X.-F.)
3 A High-Dose Shiitake Nutrients 2014 / 6 / 650-662
Mushroom Increases (Scopus
Hepatic Accumulation of Q1)
Triacylglycerol in Rats Fed a
High-Fat Diet: Underlying
Mechanism. (Handayani,
D., Meyer, B. J., Chen, J.,
Brown, S. H. J., Mitchell, T.
W., dan Huang, X.-F)
4 Different recipes and energy Internation 2014 / 1 / 1-5
density of Indonesia fast al Journal
food on percentage of of Obesity
Indonesian daily value. and Control
(Rahmawati, W., dan Therapies
Handayani, D.) (ICMJE,
Crossref)
5 Plasma Ghrelin, PYY and Food and 2016 / 7 / 724-731
CCK Concentration Nutrition
Following Indonesian Fast Sciences
Food and Western Fast Food (Crossref)
in Obese Participant.
(Handayani, D.,
Rahmawati, W.,
Kusumastuty, I., Harti, L.,
Wahyuni, E., dan Andarini,
S)
43

No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/


Jurnal volume/
halaman
6 Antihypertensive Effects of Research 2016 / 3 / 79-85
Black Cincau (Mesona Journal of
palustris BL) Effervescent Life
Powder and Science
Malondialdehyde (DOAJ)
Concentration on Wistar
Rats as a Hypertensive
Model. (Widyaningsih, T.,
Wijayanti, N., Handayani,
D., dan Prasetyo, G.)
7 Effect of International and Pakistan 2016 / 16 / 38-44
Indonesian Fast Foods on Journal of
Plasma Ghrelin and Nutrition
Glucagon Like Peptide-1 (Scopus
(GLP-1) Levels, Hunger and Q3)
Satiety Scores is Similar in
Obese Adults. (Handayani,
D., Oktafiani, L. D. A.,
Abednego, R., dan
Andarini, S.)
8 Pre-and postprandial Asia 2017 / 26 / S85-
acylated ghrelin in obese and Pacific S91
normal weight men. journal of
(Andarini, S., Kangsaputra, clinical
F. B., dan Handayani, D.) nutrition
(Scopus
Q2)
9 Anthropometry, Fatty Liver, Journal of 2017 / 1 / 48-52
Plasma Lipid, and Adipose Tropical
Tissue on Rat Wistar Life
Induced Low-Protein Diet. Science
(Handayani, D., (Thomson
Kusumastuty, I., Tritisari, K. Reuters /
P., Ekawati, L., Galuh, G.,
44

No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/


Jurnal volume/
halaman
Muniro, L., Satya, L., Clarivate
Supratiwi, R. I., dan Analytics)
Mahmudah, A.)
10 The Relationship between Internation 2017 / 1 / 13-32
Levels of Cysteine and al Journal
Activation of p65,p50 of
Subunits of NF-B in Medicine,
Children with Marasmus Health and
Type Malnutrition. Food
(Krestanto, B., Handayani, Sciences
D., dan Puryatni, A.) (DOAJ)
11 Black Grass Jelly (Mesona Research 2018 / 4 / 159-167
Palustris Bl) Effervescent Journal of
Powder has Anti- Life
Dyslipidemia in High Science
Cholesterol Diet-Fed Rats (DOAJ)
and Antioxidant Activity.
(Handayani, D.,
Widyaningsih, T. D.,
Wijayanti, N., dan Etika, M.)
12 The Relationship Among Four Research 2018 / 5 /23-33
Pillars of Diabetes Mellitus Journal of
Management with Blood Life
Glucose Levels and Nutritional Science
Status in Middle-Aged Diabetic
(DOAJ)
Adults. (Tritisari, K.,
Ariestiningsih, A., Handayani,
D., dan Kusumastuty, I.)
13 Sensitivity of plasma Malaysian 2019 / 25 / 217-
cholecystokinin and peptide Journal of 226
YY in obese and normal weight Nutrition
men. (Handayani, D., (Scopus
Kusumastuty, I., Andarini, S.,
Q4)
Sabrina, N., Rudijanto, A., dan
Huang, X.)
45

No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/


Jurnal volume/
halaman
14 Serum mineral (Mg, Mn, and Obesity 2019 / 15 / 1-8
K) levels are associated with Medicine
increasing the body mass (Scopus
index (BMI) and abdominal Q3)
circumference.
(Sulistyowati, E.,
Handayani, D., Soeharto,
S., dan Rudijanto, A.)
15 Acupuncture Prevent Journal of 2019 / 11 / 174-
Progression of Cachexia in Global 181
Breast Cancer in Outpatients Pharma
of Dr. Saiful Anwar General Technology
Hospital Malang East Java (Scopus
Indonesia. (Yuliatun, L., Q3)
Rahayu, P., Poeranto, S.,
Ahsan, Handayani, D., dan
Budianto, M.)
16 The Identification of Current 2019 / 15 / 1-7
Characteristic Macro- and Nutrition
Micronutrients and the and Food
Bioactive Components of Science
Indonesian Local Brown (Scopus
Rice as a Functional Feed in Q3)
Obesity Nutrition Therapy.
(Etik, S., Achmad, R.,
Setyawati, S., dan Dian, H.)
17 The Effect of High Fat High Journal of 2019 / 1374 / 1-13
Fructose Diet (Modification Physics:
of AIN-93M) on Nuclear Conference
Factor Kappa Beta Series
Expression in the Liver (Scopus
Tissue of Male Sprague Q3)
Dawley Rats. (Engel, M.,
46

No Judul Karya Ilmiah Nama Tahun terbit/


Jurnal volume/
halaman
Kusumastuty, I., Anita, K.,
dan Handayani, D.)
18. High-Fat-High-Fructose The 2020 / 12 / 1-7
Diet Decreases Indonesian
Hippocampal Neuron Biomedical
Number in Male Rats Journal
(Kusumastuty, I., Sembiring, (Scopus
F., Andarini, S. dan Q4)
Handayani, D.)

b. Jurnal Nasional
No Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun terbit/
volume/
halaman
1 Pengaruh pemberian diet tinggi Jurnal 2013 / 22 / 80-89
karbohidrat dibandingkan diet Kedokteran
tinggi lemak terhadap kadar Brawijaya
trigliserida dan HDL darah pada
Rattus novergicus galur wistar.
(Tsalissavrina, I., Wahono, D.,
dan Handayani, D.)
2 Pengaruh Pemberian Pasta Jurnal 2013 / 23 / 92-99
Tomat terhadap Jumlah Sel Kedokteran
Busa pada arkus aortaaorta Brawijaya
arcus tunica intima rattus Terakreditasi
novergicus strain wistar tikus
dengan yang diberi diet
aterogenik. (Handayani, D.,
dan Prijadi, B.)
3 Hubungan Asupan Magnesium Indonesian 2014 / 1 / 71-88
dan Kadar Glukosa Darah Puasa Journal of
Pasien Rawat Jalan Diabetes Human
Melitus Tipe 2 (Correlation Nutrition
Between Magnesium Intake and
Fasting Blood Glucose Level in
Outpatients With Type 2
47

No Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun terbit/


volume/
halaman
Diabetes Mellitus). (Faradhita,
A., Handayani, D., dan
Kusumastuty, I.)
4 Perbedaan Metode Team Game Indonesian 2014 / 1 / 89-105
Tournament dan Ceramah Journal of
terhadap Peningkatan Human
Pengetahuan Pemilihan Jajanan Nutrition
Sehat. (Safitri, C. H., Wilujeng,
C. S., dan Handayani, D.)
5 Pengaruh Substitusi Tepung Indonesian 2014 / 1 / 114-
Terigu dengan Tepung Daun Journal of 127
Turi (Sesbania Grandiflora) Human
terhadap Mutu Daging Nabati. Nutrition
(Sappu, E. E. B., Handayani,
D., dan Rahmi, Y.)
6 Korelasi lingkar pinggang dan Jurnal Gizi 2015 / 12 / 28-35
rasio lingkar pinggang-panggul Klinik
terhadap kadar glukosa plasma Indonesia
menggunakan tes toleransi Terakreditasi B
glukosa oral. (Rokhmah, F. D.,
Handayani, D., dan Al-Rasyid,
H.)
7 Pengaruh Pemberian Tepung Indonesian 2015 / 2 / 85-90
Daun Katuk terhadap Penebalan Journal of
Dinding Aorta Tikus Wistar. Human
(Callista, O., Handayani, D., Nutrition
dan Tritisari, K. P.)
8 Efek Hipoglikemik Ekstrak Jurnal 2015 / 28 / 202-
Cincau Hitam (Mesona palustris Kedokteran 207
BL) pada Tikus Wistar Diabetes Brawijaya
yang di Induksi Alloxan.
(Widyaningsih, T. D.,
Wijayanti, N., Handayani, D.,
dan Rochmawati, N.)
9 Asupan protein nabati dan Jurnal Gizi dan 2015 / 10 / 165-
kejadian anemia wanita usia Pangan (SINTA 170
subur vegan. (Nugroho, F. A., 2)
48

No Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun terbit/


volume/
halaman
Handayani, D., dan Apriani,
Y.)
10 Es Krim Free Lactose Berbahan Jurnal Aplikasi 2015 / 4 / 36-41
Dasar Sari Hanjeli sebagai Teknologi
Alternatif Pengganti Es Krim Pangan
Susu bagi Penderita Lactose SINTA 2
Intolerance. (Purwati, N. A. D.,
Handayani, D., dan Ruhana,
A.)
11 Densitas Energi dan Sajian Indonesian 2016 / 3 / 11-18
Karbohidrat Makanan Journal of
Tradisional dan Modern di Kota Human
Malang. (Handayani, D., Nutrition
Azizah, N., Setiyawan, H., dan
Rahmawati, W.)
12 Validitas Estimasi Tinggi Badan Indonesian 2016 / 3 / 93-104
berdasarkan Tinggi Lutut pada Journal of
Lansia di Kota Malang. Human
(Azkiyah, W. S. N., dan Nutrition
Handayani, D.)
13 Kadar kolesistokinin laki-laki Jurnal Gizi 2017 / 13 / 99-
dewasa dengan konsumsi Klinik 104
makanan siap saji khas Indonesia
Indonesia dan internasional. SINTA 2
(Kusumastuty, I., Handayani,
D., dan Calista, R. A. D.)
14 Asupan Makanan Sumber Majalah 2017 / 2 / 96-104
Antioksidan Dan Kadar Glukosa Kesehatan
Darah Puasa pada Penderita DM FKUB
Tipe 2 di Jawa Timur. (Tritisari, SINTA 3
K. P., Handayani, D.,
Ariestiningsih, A. D., dan
Kusumastuty, I.)
15 Efektifitas Penatalaksanaan Jurnal Gizi 2018 / 7 / 31-39
Proses Asuhan Gizi Terstandar Universitas
terhadap Perbaikan Asupan Muhammadiya
Pasien Sindrom Metabolik di h Semarang
49

No Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun terbit/


volume/
halaman
RSUD Sidoarjo. (Handayani,
D., Astutik, P., Nurwati, Y., dan
Mahar, M. A.)
16 Tingkat Pengetahuan Cara Indonesian 2018 / 5 / 74-84
Membaca Label Informasi Gizi Journal of
Mahasiswa Status Gizi Normal Human
Lebih Baik dibandingkan Nutrition,
Mahasiswa Obesitas. SINTA 2
(Anggraini, S., Handayani, D.,
dan Kusumastuty, I.)
17 Pengetahuan Nutrition Facts dan Amerta 2018 / 2 / 271-
Pemilihan Makanan Kemasan Nutrition, 282
Mahasiswa Obesitas antara SINTA 2
Metode Edukasi Personal dan
Ceramah. (Ningtyas, I.,
Handayani, D., dan
Kusumastuty, I.)
18 Hubungan lama terdiagnosa AcTion (Aceh 2018 / 3 / 28-33
diabetes dan kadar glukosa Nutrition
darah dengan fungsi kognitif Journal)
penderita diabetes tipe 2 di Jawa
Timur. (Tsalissavrina, I.,
Tritisari, K. P., Handayani, D.,
Kusumastuty, I., Ariestiningsih,
A. D., dan Armetristi, F.)
19 Intervensi Edukasi Gizi dan Jurnal Abdimas 2019 / 3 / 1-8
Gaya Hidup terhadap Mahakam
Antropometri dan Faktor Risiko
Sindrom Metabolik pada
Dewasa Muda dengan Berat
Badan Lebih dan Kegemukan.
(Handayani, D., Andarini, S.,
Kusumastuty, I., Kurniawati, A.,
Rusdan, I., Widyanto, R.,
Wulandari, E., dan Regina, W.)
20 Plasma Glucagon-Like Peptide- Jurnal 2020 / 31 / 69-75
1 and Cholecystokinin Kedokteran
50

No Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun terbit/


volume/
halaman
Responses to Fast Food in Brawijaya,
Healthy-Weight and Obese Men SINTA 2
(Handayani, D., Setya Putri,
D., Sujuti, H., Andarini, S.,
Rahmawati, W., Kusumastuty,
I., Harti, L. dan Sabrina, N)
21 Perbedaan tingkat asupan energi Media Gizi 2020 / 15 / 135–
serta glukosa darah sebelum dan Indonesia 142
sesudah proses asuhan gizi SINTA 2
terstandar pada pasien diabetes
melitus tipe 2 (Arizta
Primadiyanti, Novilla Anindya
Permata, Andina Devi Arvita,
Rosida Inayati, dan Dian
Handayani)

c. Makalah disajikan dalam seminar (Prosiding)


No Judul Artikel Nama Prosiding Tahun
1 Analisa Zat Gizi Makro, Simposium Nasional 2014
Organoleptik, dan Mutu Fisik Peran Kedelai dan
pada Beras Tiruan Instan Produk Olahannya bagi
melalui Pemanfaatan Tepung Kesehatan
Komposit Gadung, Beras, dan
Kedelai
2 Levels of Plasma CCK Against 7th International 2016
Indonesia Fast Food and Symposium on
International Fast Food on Wellness Healthy
Males Adults with Normal Lifestyle and Nutrition
Nutritional Status
3 Peran Pengaturan Pola Makan Malang Endocrinology 2016
pada Pencegahan dan Update VIII
Penanganan Penyakit
Metabolik
4 Carbohydrate Counting pada Malang Current Issues 2016
Pasien Anak DM Tipe 1 on Nutrition (MCION
2016)
51

No Judul Artikel Nama Prosiding Tahun


5 Plasma Levels of Acylated 4th International 2017
Ghrelin (AG) and Glucagon- Conference on
Like Peptide-1 (GLP-1) in Nutrition and Growth
Obese and Non-Obese Subjects
Following Fast Food
6 Ramadhan Fasting Reduces 4th International 2017
Anthropometri Parameters Yet Conference on
Not Showing Metabolic Marker Nutrition and Growth
Improvment in Overweight
Adults Males
7 Cholecystokinin (CCK) is More The 6th Seoul 2018
Potential Predictor of Obesity International Congress
on Adult Men Compared to of Endocrinology and
Peptide YY (PYY) Metabolism (SICEM)
8 Effect of HFHF diet on glucose, The 6th Seoul 2018
Insulin and Homa IR in male International Congress
SD Rats of Endocrinology and
Metabolism (SICEM)
9 Nutrisi Untuk Kesehatan 17th Basic Molecular 2019
Lansia Biology Course
10 High fructose diet initially Asian Congress of 2019
promotes increasing aortic wall Nutrition
thickness, liver steatosis, and
cardiac histopathology
deterioration than increasing
body fat index in Sprague
Dawley rats

d. Buku
No Judul Buku Penerbit Tahun
1 Nutrition Care Process/NCP Graha Ilmu 2015
(Chapter 4: Diagnosa Gizi)
(Handayani, D.)
2 Asupan Makanan dan Diet Trans 2016
(Handayani, D., Kusumastuty, I., Medika
dan Soeadmadji, D. W.)
3 Tetap Sehat Saat Berpuasa UB Press 2017
Ramadhan Bagi Diabetisi
52

No Judul Buku Penerbit Tahun


(Handayani, D., Kusumastuty, I.,
Kangsaputra, F. B., dan Soeadmadji,
D. W)
4 Diagnosis Gizi (Handayani, D., dan UB Press 2017
Kusumastuty, I.)
5 Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi EGC 2017
(Chapter: Pengalaman Mendirikan
Katering Diet) (Handayani, D.)
6 Gizi Enteral dan Parenteral (Alih EGC 2019
Bahasa)
7 Asuhan Gizi Klinik (Chapter: EGC 2019
"Asuhan Gizi Diabetes Melitus
dengan Insulin: Pendekatan Basic
Carbohydrate Counting" + editor)
(Handayani, D.)

11. Kunjungan ke Luar Negeri untuk Kegiatan Ilmiah


No Tahun- Tempat Kegiatan
1. 2010 - Perth – Annual Scientific Meeting “Nutrition Society
Australia of Australia” – 2010
“Shiitake mushroom beta-glucan but not oat
beta-glucan prevents body weight gain in rats fed
a high-fat diet”
2. 2011 – Bangkok 7th Asia Pacific Conference On Clinical
Thailand Nutrition –
“The Comparison of Shiitake Mushroom and
Oat Beta-glucan to Prevent Dyslipidaemia and
Production of Inflammatory Markers in Rats Fed
a High-fat Diet”
3. 2014 12th International Conggress of Obesity
Malaysia “Nutrition labeling identified: Indonesian food
has lower energy density than International food
Pilot project for combating community obesity
in Malang-Indonesia”
53

No Tahun- Tempat Kegiatan


4. 2017 4th Nutritional Conference and Growth
Amsterdam - 1. Plasma Levels Of Glucagon-Like Peptide-1
Belanda (Glp-1) In Obese And Non-Obese Subjects
Following Fast Food Consumption
2. Ramadan Fasting Reduces Anthropometry
Parameters Yet Not Showing Metabolic
Marker Improvement in Overweight Adult
Males
5. 2018 The 6th Seoul Intrenational Conggress of
South Korea Endocrinology and Metabolism (The 6th
SICEM)
“CCK Is More Potential Predictor Of Obesity On
Adult Mencompared To PYY”
6. 2020 The 2020 ILSI Annual Meeting
Costa- Rica “My Activites in an integrative intervention for
combating obesity and metabolic syndrom in
Indonesia”

Anda mungkin juga menyukai