Anda di halaman 1dari 16

USULAN PLAN OF ACTION

CFHC - IPE TAHUN III SEMESTER 6

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 31
SALSHABILA ZAVINAURA 16/393131/KU/18734
UTAMI YULAINI AMIR 16/393680/KU/18769
SANTY NUR ASIH 16/393713/KU/18802
SUKMA HANINDYA SARI 16/393782/KU/18871
SYARIFAH ZAHARATUL AINI 16/393783/KU/18872
Lokasi : Pakem
Dosen Pembimbing Lapangan : Fiyya Setiyaningrum, SKM, MPH

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN


KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
a. Judul
Upaya Promotif dan Preventif Diabetes Melitus dan Hipertensi Melalui Penyuluhan
dan Pelayanan Kesehatan di Dusun Sempu, Pakembinangun
b. Lokasi
a. Kabupaten dan provinsi : Sleman , Yogyakarta
b. Kecamatan : Pakem
c. Desa : Pakembinangun
d. Dusun : Sempu
c. Dosen Pengusul
a. Nama : Anita Kustanti, S.Kep., Ns., M.Kep.
b. Jabatan / Pangjal Gol : Asisten Ahli/ 3b
c. Alamat : PSIK FK-KMK, gd Ismangoen, Jalan Farmako
d. Telepon/ HP : +6281804081115
e. Email : anitakustanti@ugm.ac.id
f. Jurusan Pengusul : Ilmu Keperawatan
g. Anggota :
No. Nama Mahasiswa NIM Program Studi
1. Salshabila Zavinaura 16/393131/KU/18734 Pendidikan Dokter
2. Utami Yulaini Amir 16/393680/KU/18769 Gizi Kesehatan
3. Santy Nur Asih 16/393713/KU/18802 Keperawatan
4. Sukma Hanindya Sari 16/393782/KU/18871 Pendidikan Dokter
5. Syarifah Zaharatul A. 16/393783/KU/18872 Pendidikan Dokter

Mengetahui Yogyakarta, 01 April 2019


Ketua 1 CFHC-IPE Dosen Pembimbing

Dr.Widyandana, MHPE., PhD., Sp.M. Anita Kustanti, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIP. 197903262012121001 NIDN. 0005068013
Disetujui Oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan

Dr.Gandes Retno Rahayu., M.Med.Ed., PhD.


NIP. 197108261998032001

2
DAFTAR ISI

LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 1
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... 2
ABSTRAK .............................................................................................................. 4
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 5
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................5
C. Penetapan Prioritas Masalah .........................................................................7
D. Rumusan masalah .........................................................................................7
E. Tujuan program .............................................................................................8
F. Luaran yang diharapkan ............................................................................... 8
BAB II. METODE
A. Masalah utama ............................................................................................ 13
B. Metode pelaksanaan program ..................................................................... 13
C. Sasaran program ......................................................................................... 13
D. Jenis kegiatan/program ................................................................................13
E. Jadwal kegiatan program............................................................................. 13
F. Biaya............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
LAMPIRAN........................................................................................................... 16

3
ABSTRAK

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia pada tahun 2018,
terjadi peningkatan pada prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM). Berdasarkan hasil
pemeriksaan gula darah, Prevalensi Diabetes Melitus naik dari 6.9% menjadi 8.5% (terjadi
peningkatan sebesar 1.6%). Sementara itu, terjadi peningkatan sebesar 8.3% pada Prevalensi
Hipertensi. Di daerah Pakem sendiri, kesadaran warga tentang pentingnya mengatur pola
makan yang baik masih kurang diperhatikan. Pola makan yang tidak dijaga dengan baik
dapat berdampak pada kedua keadaan yang tidak diinginkan tersebut yaitu Hipertensi dan
Diabetes Melitus. Selain itu, data dari Forum Group Discussion yang kami lakukan kepada
dasawisma diperoleh prioritas masalah utama dari sepuluh keluarga tersebut adalah
Hipertensi dan Diabetes Melitus yang diakibatkan oleh pengaturan pola makan yang tidak
baik. Oleh karena itu, Program yang akan dilaksanakan akan ditujukan untuk meningkatkan
kesadaran dan pemahaman warga terhadap pentingnya pola makan yang baik serta kaitannya
dengan Hipertensi dan Diabetes Melitus apabila pola makan tersebut tidak dijaga dengan
baik. Rencana Progam yang akan dilaksanakan terdiri dari penyuluhan mengenai Hipertensi
dan Diabetes Melitus dengan menekankan kebiasaan makan yang baik dan pemeriksaan
kesehatan

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Community and Family Heallth Care with Interprofessional Education (CFHC-IPE)
merupakan program dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan
Keperawatan UGM (FK-KMK UGM) yang bertujuan untuk mengenalkan pendidikan
interprofesional kepada mahasiswanya. Kegiatan CFHC-IPE pada tahun ketiga
ditekankan pada penentuan prioritas masalah, pembuatan rencana aksi, dan
implementasinya pada komunitas kecil yaitu dasawisma. Melalui kegiatan-kegiatan
ini, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilannya dalam
berkomunikasi efektif, berbagi peran dan tanggung jawab interprofesi, bekerja sama
dalam tim, serta menjaga etik selama pelaksanaan kegiatan.
Penyusunan proposal perencanaan aksi ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan
CFHC-IPE tahun ketiga. Proposal ini bertujuan untuk merumuskan sekaligus
memaparkan apa saja intervensi atau program kesehatan yang akan dilaksanakan di
dasawisma. Perumusan program ini didasarkan pada data yang diambil setelah
kunjungan ke dasawisma dan pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD).
Harapannya, setelah menyusun proposal perencanaan aksi ini mahasiswa telah
memiliki konsep yang matang mengenai intervensi yang akan dilakukan. Mulai dari
sasaran kegiatan, tanggal dan waktu pelaksanaan, gambaran kegiatan dan susunan
acara, serta anggaran yang diperlukan.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada dasawisma dilakukan dengan dua cara yakni observasi dan
kunjungan (wawancara) langsung. Berikut merupakan uraian identifikasi masalah
yang sudah kami temukan:
A. Identifikasi masalah berdasarkan observasi
Ditemukan beberapa tempat disekitar dasawisma yang kurang bersih. Terlihat
kotoran ayam berserakan di jalan, karena memang ayam dibiarkan berkeliaran
bebas di jalan-jalan. Selain hal tersebut, tidak ada permasalahan yang berarti.
B. Identifikasi masalah berdasarkan kunjungan (wawancara) langsung
Berikut merupakan masalah-masalah yang kami temukan di dasawisma yang kami
ampu:
5
1. Keluarga Pak Tetra
- Merokok
- Asma
- Diet tinggi lemak dan bahan pengawet
2. Keluarga Pak Maryono
- Penyakit jantung (stroke ringan)
- Riwayat demam berdarah
- Diet tinggi gula dan lemak
3. Keluarga Pak Asman
- Hipertensi
- Stroke ringan
- Vertigo
- Asam lambung
- Kurang aktivitas fisik
- Alergi
- Pola makan tinggi gula, berlemak, dan makanan yang dibakar
4. Keluarga Pak Suharno
- Diabetes mellitus
- Asma
- Merokok
- Diet tinggi gula, lemak, diproses dengan dibakar, serta berpengawet
5. Keluarga Ibu Lasiyem
- Merokok
6. Keluarga Pak Agus Trisnanto
- Hipertensi
- Asma
- Atopi kulit
- ISPA
- Merokok
- Riwayat anak BBLR
- Diet tinggi gula dan makanan berlemak
7. Keluarga Pak Patrick Wiliyanto
- Asma

6
- Merokok
- Riwayat muntaber satu keluarga
- Diet tinggi gula
8. Keluarga Pak Tri Mantoko
- Hipertensi
- ISPA
- Riwayat diabetes mellitus
- Diet tinggi gula dan berpengawet
9. Keluarga Pak Slamet
- DBD
- Diet tinggi gula dan makanan berlemak
10. Keluarga Pak Sriyanto
- Hipertensi
- DBD
- Merokok
- Diet tinggi lemak

C. Penetapan Prioritas Masalah


Prioritas masalah ditentukan melalui pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
yang telah dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2019. Melalui FGD, baik warga dan
mahasiswa yang didampingi IL (Instruktur Lapangan), sepakat mengangkat hipertensi
dan diabetes mellitus, terutama dikaitkan dengan pola makan yang baik sebagai
prioritas masalah.

D. Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah mengenai rencana aksi yang telah kami buat:
1. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan warga mengenai hipertensi dan
diabetes mellitus?
Pengetahuan yang dimaksud mencakup:
- Apa itu hipertensi dan diabetes mellitus
- Penyebab hipertensi dan diabetes mellitus
- Faktor risiko dari hipertensi dan diabetes mellitus
- Tanda dan gejala hipertensi dan diabetes mellitus

7
- Komplikasi yang mungkin terjadi apabila seseorang mempunyai hipertensi
dan diabetes mellitus?
- Upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi dan diabetes mellitus yang
dapat dilakukan warga
2. Bagaimana meningkatkan pengetahuan warga mengenai pengaturan pola makan
yang baik sebagai langkah prevensi hipertensi dan diabetes mellitus?
3. Bagaimana meningkatkan kesadaran warga terhadap kondisi kesehatannya masing
masing?

E. Tujuan
Setelah merumuskan masalah, adapun tujuan program yang kami rencanakan adalah
sebagai berikut:
Program yang akan dillaksanakan harus mampu:
1. Meningkatkan pengetahuan warga mengenai hipertensi dan diabetes mellitus
2. Mengedukasi warga mengenai pola makan yang baik sebagai langkah prevensi
Penyakit Tidak Menular (PTM) terutama hipertensi dan diabetes mellitus
3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan kondisi kesehatan diri sendiri
dengan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis.

F. Luaran yang Diharapkan


1. Luaran yang kami harapkan adalah warga dapat memahami:
- Seluk beluk hipertensi dan diabetes mellitus
- Bagaimana pola makan yang baik sebagai langkah prevensi PTM terutama
hipertensi dan diabetes mellitus
2. Warga lebih sadar terhadap kondisi kesehatannya masing-masing

8
BAB II
STUDI PUSTAKA

1. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degeneratif tidak
menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di
dunia (Krisnatuti & Yehrina, 2008). DM ditandai dengan adanya kadar glukosa darah
yang lebih tinggi dari normal (hiperglikemia). Terdapat beberapa jenis diabetes mellitus
yang umum dijumpai, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional
(diabetes saat kehamilan). Diabetes tipe 1 terjadi karena adanya destruksi autoimun sel
beta pankreas karena faktor autoimun atau idiopatik, sedangkan penyebab diabetes tipe 2,
jenis yang paling banyak dijumpai, diantaranya adalah faktor gaya hidup dan genetik.
Faktor gaya hidup yang banyak berpengaruh adalah obesitas dan kurangnya aktivitas
fisik. Obesitas tersebut dapat menyebabkan resistensi insulin. Selain itu, wanita yang
obesitas juga memiliki resiko lebih tinggi terhadap diabetes gestasional (American
Diabetes Association). Obesitas merupakan faktor yang dapat diubah, dalam hal ini
dengan perubahan pola makan yang baik sejak awal.
DM dapat dikendalikan dengan empat pilar penatalaksaan, yaitu edukasi, terapi
nutrisi medis, jasmani dan terapi farmakologis. Nutrisi menjadi salah satu hal penting
dalam empat pilar penatalaksanaan DM dikarenakan pasien seringkali tidak
memperhatikan diet dengan gizi seimbang. Diet tinggi karbohidrat/ gula, protein, lemak
dan rendah serat dapat meningkatkan faktor terjadinya DM tipe 2. Pola makan yang
kurang baik pada masyarakat saat ini dapat meningkatkan jumlah penderita DM
(Suiraoka, 2012). Meningkatnya gula darah pada pasien DM berperan sebagai penyebab
dari ketidakseimbangan jumlah insulin, oleh karena itu diperlukan asupan makanan yang
tepat dapat membantu mengontrol gula darah (Soegondo, (2015). Penderita DM harus
memperhatikan pola makan yang meliputi jadwal, jumlah, dan jenis makanan yang
dikonsumsi, karena kadar gula darah dapat meningkat drastis setelah mengkonsumsi
makanan yang memiliki kandungan gula yang tinggi (Tandra, 2009).
Pola makan sendiri adalah suatu cara tertentu dalam mengatur jumlah dan jenis
asupan makanan dengan maksud untuk mempertahankan kesehatan, status gizi, serta
mencegah dan/atau membantu proses penyembuhan (Depkes, 2009). Pola makan yang
baik harus dipahami oleh para penderita DM dalam pengaturan pola makan sehari-hari.
Pola ini meliputi pengaturan jadwal bagi penderita DM yang biasanya adalah 6 kali
9
makan per hari yang dibagi menjadi 3 kali makan besar dan 3 kali makan selingan.
Adapun jadwal waktunya adalah makan pagi pukul 06.00-07.00, selingan pagi pukul
09.00-10.00, makan siang pukul 12.00- 13.00, selingan siang pukul 15.00-16.00, makan
malam pukul 18.00-19.00, dan selingan malam pukul 21.00-22.00. Jumlah makan (kalori)
yang dianjurkan bagi penderita DM adalah makan lebih sering dengan porsi kecil
sedangkan yang tidak dianjurkan adalah makan dalam porsi yang besar, seperti makan
pagi (20%), selingan pagi (10%), makan siang (25%), selingan siang (10%), makan
malam (25%), selingan malam (10%). Jenis makanan perlu diperhatikan karena
menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah. Penyusunan makanan bagi penderita
DM mencakup karbohidrat, lemak, protein, buah-buahan, dan sayuran (Tjokroprawiro,
2012; Dewi, 2013).
Selain diet tidak seimbang, faktor resiko DM lainnya yang dapat dimodifikasi adalah
berat badan melebihi index massa tubuh (IMT) normal, kurangnya aktivitas fisik,
hipertensi, dan dislipidemia. Pencegahan DM pada individu yang belum terdiagnosis
dapat dilakukan dengan pemberian penyuluhan, berupa program penurunan berat badan
melalui diet bergizi seimbang, latihan jasmani, menghentikan kebiasaan merokok, dan
terapi farmakologis pada individu beresiko tinggi (PERKENI, 2015)

2. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi batas
normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia. Pada individu berusia
diatas 18 tahun, tekanan darah dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu normal jika sistolik
dibawah 120 mmHg dan diastolik dibawah 80 mmHg, prehipertensi jika sistolik 120-139
mmHg dan diastolik 80-89 mmHg, hipertensi tingkat 1 jika sistolik 140-159 mmHg dan
diastolik 90-99 mmHg, serta hipertensi tingkat 2 jika sistolik lebih dari atau sama dengan
160 mmHg dan diastolik 100 mmHg. Hipertensi dapat dibedakan menjadi hipertensi
primer atau essensial yang idiopatik dan dapat dipengaruhi lingkungan, serta hipertensi
sekunder, yang terjadi akibat penyakit pada ginjal, vaskular dan endokrin (Tanto et al.,
2014).
Pengaturan tekanan darah terjadi secara jangka pendek dan jangka panjang. Pada
pengaturan jangka pendek, peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh peningkatan
resistensi (tahanan) dari pembuluh darah tepi, peningkatan kecepatan denyut jantung, dan
peningkatan volume sekuncup (stroke volume). Resistensi pembuluh darah tepi
dipengaruhi oleh peran sistem syaraf simpatis, faktor humoral dan autoregulasi lokal.
10
Sedangkan denyut jantung dan volume sekuncup membentuk curah jantung (cardiac
output), dan dipengaruhi oleh intake natrium, fungsi renal dan mineralokortikoid. Melalui
pengaturan jangka panjang, tekanan darah dikontrol oleh homeostasis volume cairan
tubuh. Jika terdapat peningkatan tekanan darah beberapa mmHg, tubuh akan
melipatgandakan pengeluaran garam dan air, atau yang biasa disebut pressure diuresis
dan pressure natriuresis. Pada individu normal, asupan garam yang tinggi tidak akan
menimbulkan pengaruh yang signifikan pada tekanan darah, namun pada individu salt
sensitive, seperti pada individu dengan cedera ginjal atau sekresi berlebihan hormon
antinatriuretik, peningkatan sedikit kadar garam akan langsung meningkatkan tekanan
darah secara signifikan. Tingginya konsumsi garam jangka panjang akan beresiko
menjadikan tekanan darah lebih salt sensitive.
Selain itu, berat badan berlebih dan gaya hidup inaktif juga dapat menjadi faktor
resiko hipertensi primer. Pada kasus ini, curah jantung dapat meningkat karena perlunya
tambahan aliran darah menuju jaringan dengan lemak berlebih, aktivitas sistem syaraf
simpatis meningkat, kadar angiotensin II dan aldosteron meningkat, serta adanya
gangguan mekanisme pressure natriuresis (Guyton and Hall, 2011). Usia juga dapat
menjadi faktor resiko hipertensi, karena dengan bertambahnya usia, pembuluh darah
sentral dan perifer semakin kaku (McEniery, Wilkinson and Avolio, 2007).
Hipertensi dapat dicegah dengan melakukan modifikasi gaya hidup, terutama aspek
diet disamping pemberian obat-obatan bila diperlukan.Pencegahan ini sebaiknya dimulai
sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada individu dengan riwayat keturunan
hipertensi dan pada individu menjelang usia lanjut. Tujuan dari penatalaksanaan diet
adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah
menuju normal. Disamping itu, pengaturan diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor
risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam
urat dalam darah. Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah
tinggi seperti penyakit jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
- Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
- Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
- Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan
dalam daftar diet. Untuk memperbaiki rasa tawar, dapat ditambahkan gula
merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain yang tidak asin
atau mengandung sedikit garam natrium.
11
Salah satu pola diet yang banyak diterapkan adalah DASH diet (Dietary Approaches
to Stop Hypertension). Pola ini merekomendasikan untuk mengkonsumsi sayur, buah dan
gandum utuh, produk bebas lemak atau rendah lemak, ikan, unggas, kacang-kacangan,
dan minyak tropis seperti minyak kelapa atau minyak palem, serta membatasi konsumsi
gula. Penting juga untuk memilih makanan yang kaya akan kalium, kalsium, magnesium,
serat dan protein, serta rendah garam dan lemak trans (National Heart, Lung, and Blood
Institute, 2003)

12
BAB III

METODE

A. Penentuan Masalah Utama


Masalah utama ditentukan melalui kegiatan focus Group Discussion (FGD)
dengan melakukan assessment di masing-masing keluarga. Berdasarkan hasil
assesment dan diskusi yang dilakukan bersama 10 keluarga Dusun Sempu, Pakem
masalah utama yang dialami oleh 10 keluarga ini adalah hipertensi dan Diabetes
Mellitus (DM).
B. Metode Pelaksanaan Program
Program ini dilaksanakan untuk menanggulangi permasalahan hipertensi dan
faktor risiko DM dari keluarga binaan kelompok 31 yaitu berupa kegiatan penyuluhan
mengenai hipertensi dan DM melalui kebiasaan makan dan cek kesehatan.
C. Sasaran Program
Warga Dusun Sempu, Pakem.
D. Jenis Kegiatan Program
Penyuluhan hipertensi, DM, serta cara pemilihan makan dan pemeriksaan kesehatan.
E. Media yang Digunakan
Tidak ada
F. Jadwal Kegiatan Program
08.00 : Tiba di Dusun Sempu, Pakem.
08.00 – 09.00 : Persiapan tempat dan peralatan
09.00 – 09.30 : Pembukaan acara.
09.30 – 10.45 : Penyuluhan hipertensi, DM, serta cara pemilihan makan
10.45 – 11.45 : Pemeriksaan kesehatan
11.45 – 12.00 : Penutupan

F. Biaya
Anggaran biaya yang kami peroleh sebesar Rp. 500.000,00.
Dengan rincian dana :
NO KEBUTUHAN JUMLAH HARGA SATUAN TOTAL
1 Makanan Ringan 40 Kotak Rp 5.000,00 Rp200.000,00
2 Air Mineral Gelas 2 Kardus Rp24.000,00 Rp 48.000,00

13
3 Strip Gula Darah 2 Tabung Rp60.000,00 Rp120.000,00
4 Jarum lanset 1 Kotak Rp18.000,00 Rp 18.000,00
5 Gloves 1 Kotak Rp30.000,00 Rp 30.000,00
6 Tisu Alkhohol 1 Kotak Rp14.000,00 Rp 14.000,00
6 Bensin 1 mobil Rp50.000,00 Rp 50.000,00
7 Kesekretariatan Rp20.000,00 Rp 20.000,00
TOTAL Rp500.000,00

14
DAFTAR PUSTAKA

DASH Eating Plan | National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). [online] Available
at: https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/dash-eating-plan [Accessed 30 Mar. 2019].
Departemen Kesehatan. (2002). Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. [online]
Available at: http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Gizi-Seimbang-Utk-
Hipertensi.pdf [Accessed 29 Mar. 2019]
Dewi (2013). Menu Sehat 30 Hari untuk Mencegah dan Mengatasi Diabetes. Jakarta: Media
Pustaka.
Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. (2003). Diabetes Care, [online]
27(Supplement 1), pp.S5-S10. Available at:
http://care.diabetesjournals.org/content/27/suppl_1/s5 [Accessed 29 Mar. 2019].
Guyton, A. and Hall, J. (2011). Textbook of Medical Physiology. 12th ed. United States of
America: Elsevier.
PERKENI (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia. 1st ed. PB PERKENI.
Krisnatuti & Yehrina. (2008). Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar
Swadaya.
McEniery, C., Wilkinson, I. and Avolio, A. (2007). Age, Hypertension And Arterial
Function. Clinical and Experimental Pharmacology and Physiology, 34(7), pp.665-671.
Nurrahmani. (2012). Stop! Diabetes. Yogyakarta : Araska.
Soegondo. (2015). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuhamedika.
Susanto, T. (2013). Diabetes, Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Jakarta: Buku Pintar ISBN.
Tandra. (2009). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes. Jakarta:
Kompas Gramedia.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifan, S. and Pradipta, E. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. 4th
ed. Media Aesculapius.
Tjokroprawiro. A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup Sebagai Pendukung
Terapi DiabetesMellitus. Surabaya: Fakultas Kedokteran Unair.

15
Lampiran 1 : Notulensi Forum Group Discussion

Forum Group Discussion di lakukan pada tgl 10 Maret 2019 di Dusun Sempu,
Pakembinangun, Sleman Yogyakarta. Kegiatan forum group discussion dihadiri oleh 17
perwakilan anggota keluarga. Forum ini mengundang keluarga binaan dari dua kelompok
yang dilaksanakan di rumah Pak RT 15. Kegiatan ini dibuka dengan pembukaan oleh ....Pak
Tri Mantoko selaku ketua RT 15 sekaligus tuan rumah, lalu dilanjutkan dengan perbincangan
ringan bersama para peserta. Dalam forum ini, dijelaskan tujuan dilaksanakannya forum
group discussion yaitu untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan apa saja yang dialami
dalam keluarga masing-masing keluarga. Masalah yang dikemukakan oleh peserta diskusi
antara lain Merokok, Asma, Hipertensi, Diet Tinggi Lemak dan Gula, Alergi, dan Demam
Berdarah. Forum ini diakhiri dengan menginformasikan kepada para peserta, bahwa kami
akan melaksanakan Program untuk menindaklanjuti hasil dari Forum Group Discussion
(FGD) ini sesuai dengan prioritas masalah yang ada.

Lampiran 2 : Foto kegiatan

16

Anda mungkin juga menyukai