Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN
Intervensi Konsumsi Pangan Dan Gizi
A. Pengertian
Intervensi adalah serangkaian aktivitas spesifik dan berkaitan
dengan penggunaan bahan untuk menanggulangi masalah. Aktivitas ini
merupakan tindakan yang terencana secara khusus dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien, klien atau kelompok. Pemilihan
intervensi gizi ditentukan oleh diagnosa gizi dan dapat menentukan
dampak intervensi yang akan diukur dan dievaluasi kemudian. Semua
tindakan intervensi dilakukan berdasarkan prinsip ilmiah dan rasional bila
memungkinkan dibuat berdasarkan bukti penilitian. (Sumapradja dkk,
2011).
Pelaksanaan intervensi dimulai dengan menetapkan tujuan, prinsip,
macam diet, serta syarat diet. kemudian melakukan perhitungan kebutuhan
enegi dan zat gizi serta menyusun menu dan waktu makan pasien
(Sumapradja dkk, 2011).
Intervensi gizi adalah upaya perubahan terencana terhadap individu,
kelompok maupun komunitas.atau intervensi gizi adalah aktivitas yang
direncakan untuk tujuan tertentu meliputi perencanaan dan implementasi
tindakan untuk mengatasi masalah gizi yang sudah diidentifikasi.
B. Tujuan Intervensi Gizi
Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui perencanaan dan
penerapannya terkait perilaku, kondisi lingkungan atau status kesehatan
individu, kelompok atau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi
klien.
C. Komponen Intervensi Gizi Intervensi gizi
T erdiri dari 2 (dua) komponen yang saling berkaitan yaitu perencanaan dan
Implementasi.
1) Perencanaan Langkah langkah perencanaan sebagai berikut :

Tetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan derajat kegawatan


masalah, keamanan dan kebutuhan pasien. Intervensi diarahkan
untuk menghilangkan penyebab (etiologi dari problem), bila
etiologi tidak dapat ditangani oleh ahli gizi maka intervensi
direncanakan untuk mengurangi tanda dan gejala masalah

(signs/simptoms).
Pertimbangkan panduan Medical Nutrition Theraphy (MNT),

penuntun diet, konsensus dan regulasi yang berlaku.


Diskusikan rencana asuhan dengan pasien , keluarga atau pengasuh

pasien.
Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien
Buat strategi intervensi, misalnya modifikasi makanan, edukasi

/konseling
Merancang Preksripsi diet. Preskripsi diet adalah rekomendasi
kebutuhan zat gizi pasien secara individual, mulai dari menetapkan
kebutuhan energi, komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi
makro dan mikro, jenis diet, bentuk makanan, frekuensi makan,
dan

rute

pemberian

makanan.

Preskripsi

diet

dirancang

berdasarkan pengkajian gizi, komponen diagnosis gizi, rujukan


rekomendasi, kebijakan dan prosedur serta kesukaan dan nilainilai

yang dianut oleh pasien /klien.


Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan

2) Implementasi
Langkah langkah implementasi meliputi :
o Komunikasi rencana intervensi dengan pasien, tenaga kesehatan
atau tenaga lain
o Melaksanakan rencana intervensi
Kategori Intervensi
Gizi Intervensi gizi dikelompokan dalam 4 (empat) kategori sebagai berikut
1) Pemberian makanan/ diet
Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan
individu meliputi pemberian Makanan dan snack; enteral dan parenteral;

suplemen; substansi bioaktif; bantuan saat makan ; suasana makan dan


pengobatan terkait gizi
2) Edukasi
Merupakan proses formal dalam melatih ketrampilan atau membagi
pengetahuan yang membantu pasien/ klien mengelola atau memodifikasi
diet dan perubahan perilaku secara sukarela untuk menjaga atau
meningkatkan kesehatan. Edukasi gizi meliputi:
a) Edukasi gizi tentang konten/materi yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan
b) Edukasi gizi penerapan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan,
Pedoman dasar pada edukasi gizi, mencakup:
- Sampaikan secara jelas tujuan dari edukasi
- Tetapkan prioritas masalah gizi sehingga
-

edukasi yang

disampaikan tidak komplek.


Rancang materi edukasi gizi menyesuaikan dengan kebutuhan
individu pasien, melalui pemahaman tingkat pengetahuannya,
keterampilannya, dan gaya/cara belajarnya.

3) Konseling (C)
Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien
yang ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor dengan
pasien/klien dalam menentukan prioritas, tujuan/target, merancang rencana
kegiatan yang dipahami, dan membimbing kemandirian dalam merawat diri
sesuai kondisi dan menjaga kesehatan. Tujuan dari konseling gizi adalah
untuk meningkatkan motivasi pelaksanaan dan penerimaan diet yang
dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.
4) Koordinasi asuhan gizi Strategi ini merupakan kegiatan dietisien melakukan
konsultasi, rujukan atau kolaborasi, koordinasi pemberian asuhan gizi
dengan tenaga kesehatan/institusi/ dietisien lain yang dapat membantu dalam
merawat atau mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi. Pada langkah
intervensi gizi ini dietisien harus berpikir kritis dalam hal:
a. Menetapkan prioritas dan target/goals
b. Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan dasar
c. Menggalang hubungan interdisipliner
d. Intervensi perilaku awal dan hal terkait gizi lainnnya
e. Memadukan strategi intervensi gizi dengan kebutuhan pasien, diagnosis
gizi, dan nilai nilai pasien

f. Menentukan waktu dan frekuensi asuhan

D. Jenis-jenis intervensi konsumsi pangan dan gizi


1. Pemberian makanan tambahan (PMT)
Makanan tambahan yang diberikan berfungsi untuk memenuhi
kekurangan beberapa zat gizi pada golongan rawan (anak prasekolah,
ibu hamil, dan ibu menyusui) pemberian makanan tambahan didasari
atas pertimbangan.
- Bagi keluarga yang miskin diberikan Cuma-Cuma atau dengan
-

harga yang angan murah agar lebih dapat terjangkau.


Bagi golongan rawan disertai dengan pendidikan gizi untuk
mengatasi

masalah

tabu/pantangan

yang

menyebabkan

beberapa zat gizi tidak dikonsumsi


2. Pendidikan gizi
Intervensi ditujukan untuk meningkatkan penggunaan bahan
makanan yang bergizi tinggi yang tersedia di lingkungan. Disamping
itu juga bertujuan memperbaiki cara pengolahan makananyang kurang
baik dan lain-lain yang ada di masyarakat. Berikut ini merupakan
beberapa contoh mengenai pendidikan gizi yang biasa diberikan
kepada masyarakat:
a. Pemberian penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya ASI
Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai sifikasi
pangan dalam status gizi.
b. Pemberian penyuluhan mengenai konsep gizi seimbang kepada
masyarakat.
c. Pemberian penyuluhan kepada para ibu mengenai manfaat
pemberian makanan tambahan pada anak-anak yang masih
menyusui
3. Fortifikasi
Intervensi ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekurangan
zat-zat gizi tertentu dalam makanan sehari-hari. Penambahan zat gizi
tersebut dilakukan pada bahan makanan yang banyak dikonsumsi. Zat
gizi yang ditambahkan umumnya vitamin dan mineral.
4. Makanan formula

Intervensi ini bertujuan untuk anak berumur 6 bulan sampai 36


bulan. Makanan tersebut dapat dibuat sendiri di rumah atau diproduksi
oleh pabrik. Intervensi ini perlu diikuti dengan pendidikan gizi seperti
pada PMT
5. Subsidi harga
Intervensi ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen
bahan makanan tertentu. Diharapkan kelompok sasaran dapat
mengkonsumsi zat gizi yang diperlukan. Subsidi dapat diberikaan
dalam berbagai bentuk yaitu melalui pengendalian harga, kupon
makanan, dll. Bahan makanan yang disubsidi biasanya makanan
pokok, makanan formula, dll.
6. Produksi pertanian
Dari segi intervensi gizi, intervensi ini bertujuan meningkatkan
ketersediaan pangan bagi golongan rawan. Dampak perbaikan gizi
dapat dicapai melalui peningkatan produksi pangan, peningkatan
penghasilan petani kecil dan buruh tani atau melalui harga pangan
yang dikonsumsi.
7. Program terpadu
Keadaan gizi erat hubungannya dengan kesehatan yaitu melalui
pengaruh sinergis dari penyakit infeksi dan kurang gizi . disamping itu
status gizi juga berkaitan dengan variabel-variabel kependudukan.
Akhir-akhir ini telah disadari bahwa perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan dan masalah-masalah demografi memerlukan upaya yang
terpadu.
E. Diagnosa Masalah
Diagnosa masalah konsumsi pangan dan gizi,Sasaran
spesifik,Tujuan intervensi dan seleksi pangan dan gizi,Program
implementasi, dan Evaluasi.
1. Masalah pangan dan gizi
Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan
kerawanan konsumsi pangan

Kerawanan konsumsi pangan dipengaruhi oleh kemiskinan,


pendidikan dan adat atau kepercayaan yang terkait dengan tabu

makanan
Masalah gizi menyangkut malnutrisi.

2. Diagnosa masalah meliputi:


Siapa yang mengalami kurang gizi? (analisis penduduk, faktor
ekologi, dan sumberdaya)
Apa tipe kurang gizi itu? (identifikasi masalah, hambatan,
rintangan, pendorong)
Berapa luas kasus gizi kurang itu? (analisis jumlah penderita,
golongan penduduk, dan sebagainya)
Dimana lokasi golongan sasaran?
Apakah yang menyebabkan status gizi kurang? (determinasi atau
penyebab).
3. Sasaran spesifik
Siapa sasaran perbaikan gizi? (kelompok golongan rawan,

kelompok masyarakat beresiko kurang gizi)


Apakah tujuan usaha perbaikan gizi nasional dan yang mana tujuan
spesifik yang mengarah langsung ke intervensi gizi? (susun semua

kebijakan gizi, pelayanan, program, dsb)


Apakah tujuannya dapat terukur secara kuantitatif? (penurunan
angka penderita).

4. Tujuan intervensi dan seleksi pangan dan gizi


- Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dan meningkatkan status
gizi masyarakat dengan perencanaan dan implementasi intervensi
gizi yang tepat (perilaku, faktor resiko, lingkungan, dan status
-

kesehatan
Menurut James E. Austin dan M. F. Zeithin (1981) , efektivitas
intervensi gizi akan tinggi apabila direncankan dan dirancang
dengan kerangka konsep yang luas

5. Seleksi model intervensi


o Tipe intervensi yang manakah yang paling efektif dapat
memecahkan masalah?

o Bagaimana rencana intervensi disusun untuk kondisi di suatu


daerah? (pisahkan atas uni administrasi, sosial, kebijakan lokal,
ekonomi target)
o Berapa biaya intervensi pangan dan gizi? (ini termasuk dalam
dampak gizi)
o Bagaimana intervensi dapat saling menunjang dengan intervensi
lain?
6. Program implementasi Pelaksanaan (implementasi)
- Siapa lembaga, organisasi atau individu yang bertanggung jawab
-

terhadap intervensi?
Bagaimana hubungan antar dan inter organisasi atau lembaga?
Dalam bentuk dan mekanisme apa lokasi pembiayaan?

7. Evaluasi Gizi
Tujuan Evaluasi Gizi adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan
pasien dan apakah tujuan atau hasil yang diharapkan telah tercapai.
Hasil asuhan gizi seyogyanya menunjukkan adanya perubahan
perilaku dan atau status gizi yang lebih baik.
Cara Evaluasi
a. Monitor perkembangan :
- Cek pemahaman dan
-

intervensi gizi
Tentukan
apakah

kepatuhan
intervensi

pasien/klien
yang

terhadap

dilaksanakan/

diimplementasikan sesuai dengan preskripsi gizi yang telah


-

ditetapkan.
Berikan bukti/fakta bahwa intervensi gizi telah atau belum

merubah perilaku atau status gizi pasien/ klien.


Identifikasi hasil asuhan gizi yang positif maupun negatif .
Kumpulkan informasi yang menyebabkan tujuan asuhan tidak

tercapai .
Kesimpulan harus di dukung dengan data/ fakta .

b. Mengukur hasil
Pilih indikator asuhan gizi untuk mengukur hasil yang
diinginkan .

Gunakan

indikator

meningkatkan

asuhan

validitas

dan

yang

terstandar

reliabilitas

untuk

pengukuran

perubahan
c. Evaluasi hasil
1) Bandingkan data yang di monitoring dengan tujuan preskripsi
gizi atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan
menentukan tindakan selanjutnya
2) Evaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh.
3) Objek yang dimonitor Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi
dipilih Indikator asuhan gizi. Indikator yang di monitor sama
dengan indikator pada asesmen gizi, kecuali riwayat personal.
4) Kesimpulan hasil monitoring dan evaluasi Contoh hasil
monitoring antara lain :
- Aspek gizi : perubahan pengetahuan, perilaku, makanan
-

dan asupan, zat gizi .


Aspek status klinis dan kesehatan : perubahan nilai
laboratorium, berat badan, tekanan darah, faktor risiko,
tanda dan gejala, status klinis, infeksi, komplikasi,

morbiditas dan mortalitas .


Aspek pasien : perubahan

kemandirian merawat diri sendiri .


Aspek pelayanan kesehatan : lama hari rawat

kapasitas

fungsional,

Masalah pangan dan gizi

Masalah pangan antara lainmenyangkut ketersediaan pangan an

kerawanan konsumsi pangan


Kerawanan konsumsi pangan

pendidikan dan adat/ kepercayaan yang terkaid dengan tabu makanan


Masalah gizi mencakup malnurisi
Ketidak seimbangan/ketidakberagaman jenis pangan
Kerawanan pangan baik poduksi, cadangan, distribusi maupun konsumsi

pangan/kelaparan (starvation)
Bencana kelaparan

dipengaruhhi

oleh

a. `Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap masalah gizi

kemiskinanan,

Produksi pangan
Distribusi pangan, tenaga kerja, pertanian, ekonomi, demografi,

budaya, kesehatan
Pemanfaatan pangan fisiologis, kegiatan dan infeksi

b. `Identifikasi masalah pangan dan gizi


Dalam rangka pengambilan keputusan (penentuan kebijakan pangan
dan gizi) perlu diketahui dan dianalisis situasi yang ada, mencakup

macam, besar, dan luasnya, serta sebab-sebab terjadinya.


Tentukan prioritas masalah, prioritas program kebijakan pangan dan
gizi.

c. `Intervensi pemerintah
Penentuan kebijakan pangan dan gizi
Suatu strategi nasional atau intersektoral yang tertuju pada jaminan
persediaan dan konsumsi pangan yang memadai supaya memenuhi
kebutuhan gizi seluruh penduduk.
d. Contoh kebijakan pangan dan gizi
- Usaha perbaikan gizi
- Meningkatkan produksi pertanian
- Meningkatkan ketersediaan pangan
- Mengurangi ketergantungan terhadap negara maju
F. Pengambilan Keputusan
1) Penentuan kebijakan pangan dan gizi
2) Suatu strategi nasional atau intesektoral yang tertuju pada jaminan
persediaan dan konsumsi pangan yang memadai supaya memenuhi
kebutuhan gizi seluruh penduduk
Contoh nya : - usaha perbaikan gizi
- Meningkatkan produksi pertanian
- Meningkatkan ketersediaan pangan
- Mengurangi ketergantungan terhadap Negara
-

maju
UPGK
Penanggulangan KVA
Penanggulangan AGB
Penanggulangan gondok endemic
Pengadaan tenaga gizi
SKG
Litbang

3) Menilai pelaksanaan rencana pengembangan gizi di sector lain, ex:


sector pertanian
4) Penyuluhan gizi
5) penilaian program gizi
6) Adanya jaminana ketersediaan pangan bagi penduduk miskin dan
rawan pangan di seluruh pelosok tanah air termasuk daerah-daerah
yang tertimpa bencana alam
7) Perlu adanya kebijakan untuk mengelola pertumbuhan pendududk
yang

bertujuan

mengharmonislan

kualitas

dan

kuantitas

kependudukan
8) Mengefektifkan kebijakan yang mengembangkan system insentif
untuk mengendalikan konversi lahan pertanian dan mendorong
persebaran

penduduk

dengan

menyebarkan

pusat-pusat

pertumbuhan ekonoi ke luar jawa.


9) Untuk mengatasi kekeringan, kebijakan yang harus ditempuh
antara lain : upaya-upaya konkret seperti penyiapan dan pemberian
bantuan bahan pangan dan air minum/air bersih; realsasi pemberian
kredit pedesaan untuk aktifitas ekonomi dan alternative lapangan
kerja non pertanian; disamping itu kebijakan untuk memeperbaiki
pengelolaan sumber daya air melalui konservasi air
10) Pemerintahan harus terus-menerus memeberikan perangsang pada
petani produsen beras domestic agar bergairah meningkatkan
produksi beras jika perlu melalui berbagai subsidi sarana produksi
11)

termasuk kredit usaha tani.


Melanjutkan pelaksaan

program

akselerasi

peningkatan

produktivitas industry gula nasional


12) Melaksanakan pengadaab beras, memebeli gabah petani sesuai
harga dasar dan paling tidak harga di tingkat petani jangan smpai
13)

terlalu jauh dari harga referensi


Pemerintah memeberikan kemudahan bagi importer dan
distribusor pada saat produksi dalam negeri anjlok karena halhal
yang sukar dihindari, sehingga impor beras justru sangan di
perlukan serta diikuti sangsi hokum bagi semua pelaku impor
illegal.

G. Contoh Kasus

DAFTAR PUSTAKA
http://dhechicetia.blogspot.co.id/2015/02/proses-asuhan-gizi-terstandar-pagt.html
http://dokumen.tips/documents/intervensi-pangan-gizi-fix.html
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2015/01/buku-PAGT.pdf
http://dokumen.tips/documents/intervensi-konsumsi-pangan-dan-gizi.html
A6_-_B_ringkasan-kajian-gizi.pdf
Document and
SettingsAdministratorMyDocumentsDownloadsDocumentssun2.pdf
http://www.slideshare.net/hushahatimah/intervensi-konsumsi-pangan-dangizi

Anda mungkin juga menyukai