Anda di halaman 1dari 29

PENGEMBANGAN

INSTRUMEN SKRINING GIZI


DI RUMAH SAKIT

Dr. Susetyowati DCN,M.Kes


Universitas Gadjah Mada
2014
MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT
STUDI DELPHI (Meijers dkk, 2010)

• Defisiensi energi,
• Defisiensi protein
• Penurunan masa bebas lemak

Digambarkan dengan kehilangan


berat badan, indek massa tubuh dan
kurangnya asupan makanan
PREVALENSI MALNUTRISI DI
RUMAH SAKIT
• Landmark Study – “The skeleton in the Hospital closet”
Dr. Butterworth,1974

• > 150 studies have been published


• 30 – 50% of hospitalized patients - worldwide*
U.S. 30 – 50 %
Eropa 35 – 65%
Amerika Latin 50,2%
• Prevalensi malnutrisi di Indonesia (2006) 71,8 % pasien
mengalami malnutrisi pada saat masuk RS **
* Correia, 2003; Meyer, 2006; Norman dkk, 2008; Kahokehr dkk, 2009; Imoberdorf dkk, 2010, Agarwal
dkk, 2011
** Sunatrio, 2007
STATUS GIZI KURANG PASIEN MASUK RS
Sardjito (Susetyowati dkk, 2009,2010, 2011, 2012)
OUTCOME MALNUTRISI

• Meta analisis 27 penelitian RCT (1710 pasien)


dan 30 penelitian RCT (3250 pasien) :
hubungan bermakna antara malnutrisi di RS
dengan
 Komplikasi
 Infeksi
 Mortalitas (Stratton, 2003)
 Biaya perawatan tinggi
Lama rawat panjang

(Braunschweig, 2000; Correia, 2003b)


STANDAR JCI
CARE OF PATIENTS (COP)
COP 4. COP 4.1 COP 5.

• Berbagai pilihan • Persiapan, • Pasien beresiko


makanan, sesuai handling, malnutrisi
dengan status gizi penyimpanan dan menerima terapi
dan pelayanan distribusi yang gizi
klinisnya tersedia aman, sesuai UU • Tujuan :
secara rutin dan regulasi, dan Mengidentifikasi
praktek yang risiko malnutrisi.
berlaku Pada awal masuk
RS pasien di
skrining. Pasien
akan di refer ke
dietisien untuk
asesment lanjut
Nutrition Care Algorithm
(ASPEN, 2011)
Skrining Gizi

• Apa?
• Siapa yang
melakukan?
• Kapan
dilakukan?
• Dimana?
• Bagaimana?
Definisi
• Skrining gizi  proses yang sederhana dan
cepat  sensitif untuk mendeteksi pasien
berisiko malnutrisi (Barendregt dkk, 2008)
Simple and Rapid Evaluation

Identifies

Malnourished At Risk
Tujuan
• Tujuan skrining gizi
– Memprediksi outcome yang berkaitan dengan
faktor gizi
– Mengetahui pengaruh dari intervensi gizi

Skrining Gizi Tepat Intervensi Gizi Tepat

Mencegah Timbulnya Malnutrisi


Mempercepat Proses Penyembuhan

(Wyszynski, 1997)
Kapan dan Siapa yang Melakukan?

• Dalam kurun
waktu 24 jam
dari kedatangan
pasien di rumah
sakit.
• Tenaga medis
(perawat, dokter,
ahli gizi) dan
tenaga non-
medis
Bagaimana?
Kondisi sekarang
(BB, TB, IMT, LILA)

Kondisi yang stabil


(Kehilangan BB)
Komponen Utama
Skrining Gizi Kondisi memburuk
(Rasmussen dkk, 2010) (Penurunan asupan)

Pengaruh penyakit
terhadap status gizi
Alat Skrining Gizi Grade

Nutritional Risk Screening 2002 (NRS-2002) I

Malnutrition Screening Tool (MST) II

Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) II

Mini Nutritional Assessment-Short Form (MNA-SF) II

Short Nutritional Assessment Questionnaire (SNAQ) V


PERMASALAHAN
 NRS-2002, MUST, MST dan SNAQ 
memiliki keunggulan pada kelompok
populasi tertentu (Meyer, 2006; Kruizenga, 2005;
Ferguson, 1999)  belum ada alat skrining yang
paling tepat diterapkan untuk di Indonesia,
dengan asumsi :
◦ Adanya perhitungan matematik
◦ Membutuhkan data yang detail dan dilakukan
tenaga trampil (ahli gizi)
◦ Keterbatasan SDM dan alat
◦ Kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak
secara rutin menimbang BB nya
Kriteria Pengembangan Instrumen
Skrining Gizi
• Dapat digunakan pd populasi dewasa
Cepat dan heterogen, sederhana, cepat, mudah
mudah untuk pengisiannya oleh tenaga staf (bukan
profesional), tidak invasif, murah, & berguna
digunakan

Sensitivitas • Kemampuan mengidentifikasi secara tepat


dan orang yang benar-benar malnutrisi dan
yang benar-benar tidak malnutrisi.
Spesifisitas

• Valid : akurasi mengidentifikasi masalah gizi


Validitas dan yang dimaksudkan.
•Reliabel : kemampuan untuk menghasilkan
Reliabilitas data yang sama (konsisten).
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN ALAT
SKRINING GIZI PENGEMBANGAN
(Jones, 2004a; Streiner & Norman, 1995) SNST

39 pertanyaan
(4 variabel risiko)

30 pertanyaan
(41 pasien)

17 pertanyaan
 495 pasien
(validitas)
 219 pasien
(reliabilitas)
Simple Nutrition Screening Tool (SNST)
(Susetyowati, 2013)
Metode skrining gizi baru yang sederhana, mudah, dan
cepat dilakukan untuk semua pasien dewasa di rumah
sakit serta telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Terdiri dari 6 pertanyaan yang sudah mewakili 4
komponen gizi tanpa pengukuran antropometri dan
riwayat penurunan BB.

Waktu yg dibutuhkan relatif singkat = 3 – 5 menit (SGA


15menit)

Dapat digunakan pada populasi pasien dewasa yang


heterogen dan mudah dalam pengisian oleh tenaga staff
bukan profesional.
HAK
CIPTA
SNST
Kuesioner SNST
(Susetyowati, 2013)
Variabel Pertanyaan Skor
1. Kondisi pasien Ya =1
Apakah pasien terlihat kurus? Tidak = 0
sekarang
Apakah pakaian anda terasa lebih longgar ? Ya =1
Tidak = 0
2. Penurunan berat
badan Apakah akhir-akhir ini Anda kehilangan berat Ya =1
badan secara tidak sengaja (3-6 bulan Tidak = 0
terakhir)?
3. Penurunan Apakah Anda mengalami penurunan asupan Ya =1
asupan makanan makan selama 1 minggu terakhir ? Tidak = 0

Apakah Anda merasakan lemah, loyo, dan Ya =1


tidak bertenaga? Tidak = 0

4. Riwayat penyakit Apakah Anda menderita suatu penyakit yang Ya =1


mengakibatkan adanya perubahan jumlah atau Tidak = 0
jenis makanan yang Anda makan?
Cut-Off Malnutrisi Pengembangan
Skrining SNST
Tidak Berisiko
No Se Sp MSS AUC
berisiko Malnutrisi

1. 0 1-6 100 32,49 132,49 0,662 Nilai ROC > 0,8


merupakan
2. 0-1 2-6 98,62 61,01 159,63 0,798 diskriminasi yang
3. 0-2 3-6 91,28 79,78 171,06 0,855 baik (jones, 2004)
4. 0-3 4-6 68,35 93,14 161,49 0,807

5. 0-4 5-6 49,54 97,83 147,37 0,737

6. 0-5 6 21,10 99,64 120,74 0,604

semakin besar luas


area dibawah kurva
ROC, semakin baik
(Fletcher, 1996)
ANALISIS VALIDITAS KONSTRUK SNST

Rata-rata (SD)
Parameter status Total
Berisiko Tidak P
gizi sampel
malnutrisi berisiko
Indeks Massa 411 19,5 (3,73) 22,65 (4,5) <0,001*
Tubuh (kg/m2)

Lingkar lengan 458 23,47 26,96 <0,001*


atas (cm) (4,38) (3,92)

Albumin (g/dl) 412 2,9 (0,72) 3,41 (0,58) <0,001*


Hemoglobin (g/dl) 458 11,07 (2,4) 12,4 (2,3) <0,001*
TLC (cell/mm)** 487 1280,1 1491,1 0,009

* t-test
ANALISIS VALIDITAS KRITERIA

Nilai Nilai
Se 97 Sp 80
FP 13,3 FN 3,8
NPP 78 NPN 92
ROC 0,93
Reliabilitas Inter-rater Antar-Ahli Gizi, Inter-rater Ahli Gizi-Perawat,
Inter-rater Ahli Gizi-Pramusaji Berdasarkan SNST

Kesepakatan

Kappa 0,803 90%

Kappa 0,653 83%

Kappa 0,718 88%


Perbandingan SNST, NRS, MST, MUST dan SNAQ
terhadap status gizi di RSUP Dr. Sardjito
(Susetyowati, dkk, 2013)
IMT LLA

Albumin Hb
Perbandingan SNST, NRS, MST, MUST dan SNAQ
terhadap Lama rawat Inap (495 pasien di RS Sardjito)
(Susetyowati, dkk, 2013)
PENELITIAN SNST DI RS (2014)
Pakistan Journal of Nutrition 13 (10):573-578, 2014

• SNST diterapkan pada 200 pasien usia lanjut dengan


membandingkan dengan MNA di RSUP dr. Sardjito

• SNST had sensitivity at 88.3%, specificity at 95.2%, PPV


at 98.4%, NPV at 71.1% and AUC at 0.918
PENELITIAN SNST DI RS
(susetyowati, dkk. 2014)
• SNST diterapkan pada 300 pasien di RSUD Sleman
• SNST memiliki validitas yang paling baik dibandingkan NRS-2002, MST,
dan MUST dengan Se 99,0%, Sp 84,5%, MSSS 183,5%, dan AUC 0,917
Kesimpulan

1 2
SNST mempunyai Untuk mencegah
kemampuan yang malnutrisi di RS &
sama dengan skrining pemberian intervensi gizi
gizi lain (NRS, MUST, sedini mungkin, skrining
MST) sehingga dapat gizi perlu dilakukan 1 x 24
diterapkan pada jam pada saat pasien
semua pasien dewasa masuk RS, sehingga
yang baru masuk RS diperlukan pelatihan untuk
untuk mendeteksi meningkatkan
pasien yang berisiko pengetahuan &
malnutrisi, dan ketrampilan perawat
diulang secara dalam mendeteksi pasien
periodik. yang berisiko malnutrisi.
Semoga bermanfaat

Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai