■Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien) kepangan. Tujuan
utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk
meningkatkan status gizi populasi. harus diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi
pangan adalah pencegahan defisiensi: dengan demikian menghindari terjadinya gangguan
yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugian sosio ekonomis. Namun
demikian, fortitkasi pangan juga digunakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi
zat gizi dan gangguan yang diakibatkannya.
■Intervensi ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekurangan zat-zat gizi tertentu dalam
makanan sehari-hari. Penambahan zat gizi tersebut dilakukan pada bahan makanan yang
banyak dikonsumsi. Zat gizi yang ditambahkan umumnya adalah vitamin dan mineral.
Makanan formulasi
Formulasi adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan
kebutuhan gizi spesifik penderita masalah gizi, memilih bahan-
bahan makanan yang berkhasiat, dan kemudian menentukan
proses pengolahan, distribusi serta penyajian yang tepat.
proses untuk mengembangkan gizi makanan untuk kelompok
yang berisiko terkena masalah gizi.
Adapun manfaat dari makanan formulasi yaitu :
1. Untuk meningkatkan kandungan gizi mikro
2. Meningkatkan kebutuhan energi
3. Memberikan protein secara adekuat
4. Tersedianya dan tinnginya kualitas protein
5. Adekuat kebutuhan lemak
6. Mudah disiapkan
7. Terjangkau
8. Risiko kontaminasi rendah
Subsidi harga pangan
■ Subsidi pangan adalah subsidi dari pemerintah yang dibayarkan kepada masyarakat agar dapat
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat.
■ Intervensi ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen bahan makanan tertentu.
Diharapkan kelompok sasaran dapat mengkonsumsi zat gizi yang diperlukan.
■ Subsidi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yaitu melalui pengendalian harga, kupon
makanan, dll. Bahan makanan yang disubsidi biasanya makanan pokok, makanan formula,
bahan makanan yang difortifikasi.
Produksi Pertanian
Dari segi intervensi gizi, intervensi ini
bertujuan meningkatkan ketersediaan
pangan bagi golongan rawan. Dampak
perbaikan gizi dapat dicapai melalui
peningkatan produksi pangan, peningkatan
penghasilan petani kecil dan buruh tani atau
melalui harga pangan yang dikonsumsi
Program Terpadu
• Keadaan gizi erat hubungannya dengan kesehatan yaitu
melalui pengaruh sinergis dari penyakit infeksi dan kurang
gizi. Di samping itu status gizi juga berkaitan dengan
variabel-variabel kependudukan. Akhir-akhir ini telah
disadari bahwa perbaikan gizi, kesehatan lingkungan dan
masalah-masalah demografi memerlukan upaya yang
terpadu.
• Di samping intervensi-intervensi di atas yang besifat
jangka panjang, masih ada intervensi jangka pendek
seperti pemberian kapsul vitamin A untuk penanggulangan
masalah kurang vitamin A (KVA).
Perencanaan Intervensi Konsumsi Pangan dan
Gizi
pangan
Kerawanan konsumsi pangan dipengaruhi oleh
Diagnosa Masalah Konsumsi Pangan Dan
Gizi
Diagnosa masalah meliputi :
a. Siapa yang mengalami kurang gizi? (analisis
penduduk, faktor ekologi, dan sumber daya).
b. Apa tipe kurang gizi itu? (identifikasi masalah,
hambatan, rintangan, pendorong).
c. Berapa luas kasus gizi kurang itu? (analisis jumlah
penderita, golongan penduduk, dan sebagainya).
d. Dimana lokasi golongan sasaran
e. Apakah yang menyebabkan kasus gizi kurang?
(determinasi/penyebab)
Sasaran Spesifik
• Siapa sasaran perbaikan gizi? (kelompok golongan
rawan, kelompok masy. Beresiko kekurangan gizi)
• Apakah tujuan usaha perbaikan gizi nasional dan yang
mana tujuan spesifik yang mengarah langsung ke
intervensi gizi? (susun semua kebijakan gizi,
pelayanan, program, dsb).
• Apakah tujuan-tujuannya dapat terukur secara
kuantitatif (penurunan penderita, prioritas, dan
sebagainya).
• Berapa lamakah dampak pangan dan gizi akan timbul
Tujuan Intervensi dan Seleksi Pangan dan
Gizi
• Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masy dengan
perencanaan dan implementasi intervensi gizi
yang tepat (perilaku, faktor resiko,lingkungan,
dan status kesehatan
• Menurut James E. Austin dan M. F. Zeithin
(1981), efektivitas intervensi gizi akan tinggi
apabila direncanakan dan dirancang dgn
kerangka konsep yg luas.
Masalah gizi di Indonesia:
1. Kurang Energi Protein ( KEP )
2. Anemia zat gizi (AGB)
3. Kurang vitamin A (KVA)
4. Gangg. akibat kekurangan yodium (GAKI)
5. Obesitas
Upaya penanggulangan masalah gizi kurang yang dilakukan secara terpadu antara lain:
1. upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan
2. peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk
meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga
3. peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan system rujukan dimulai dari tingkat pos pelayanan terpadu
(Posyandu), hingga puskesmas dan rumah sakit
4. peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui sistem kewaspadaan pangan dan Gizi (SKPG)
5. peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat
6. peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat luas
7. intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul viatamin A
dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul minyak beriodium
8. peningkatan kesehatan lingkungan
9. upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi
10. upaya pengawasan makanan dan minuman
11. upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
Program pemerintah penanggulangan / KEP