Anda di halaman 1dari 29

EKONOMI

PANGAN DAN GIZI


Astie Trisnawati SKM,.M.kes
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi
Definisi intervensi
Gizi

Suatu Tindakan yang didalamnya mencakup


perencanaan dan implementasi untuk
mengatasi masalah gizi yang sudah di
indentifikasi
TUJUAN:
Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi
dengan perencanaan dan implementasi yang
tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
yang dihadapi. (perilaku, faktor
resiko,lingkungan, dan status kesehatan)
Jenis-jenis intervensi konsumsi pangan dan Gizi

Ada 7 jenis/tipe intervensi gizi yaitu :


■ Pemberian Makanan tambahan (PMT)
■ Pendidikan Gizi (edukasi gizi)
■ Fortifikasi
■ Makanan formula
■ Subsidi harga pangan
■ Produksi pertanian
■ Program terpadu
Pemberian Makanan Tambahan

• Makanan tambahan yang berikan berfungsi untuk menutupi


kekurangan beberapa zat gizi pada golongan rawan (anak
prasekolah, ibu hamil dan ibu menyusui). Pemberian makanan
tambahan didasari atas pertimbangan:
• Bagi keluarga yang miskin diberikan cuma-cuma atau dengan harga
yang sangat murah agar lebih dapat terjangkau.
• Bagi golongan rawan disertai dengan pendidikan gizi untuk
mengatasi masalah tabu/pantangan yang menyebabkan beberapa zat
gizi tidak dikonsumsi.
Pendidikan Gizi

■ Pendidikan adalah segala tindakan dan usaha dengan maksud


untuk merubah pikiran serta sikap manusia sesuai dengan tujuan
pendidikan tersebut. Usaha pendidikan gizi menjadi lebih efisien
dan efektif bila mengikuti langkah yang tertib dan tersusun.
Tujuan pendidikan gizi yaitu menanamkan pengertian kepada
seseorang (=”sasaran pendidikan”), sehingga pengertian terwujud
dalam sikap serta perbuatan dan kemudian menjadi kebiasaan
yang baik dalam hal makanan, dalam arti : dapat memilih
makanan yang sebaliknya di makan sehari-hari, demi untuk
kesehatannya sesuai dengan tingkat sosial ekonominya.
Berikut ini merupakan beberapa contoh mengenai
pendidikan gizi yang biasa diberikan kepada masyarakat:
 Pemberian penyuluhan kepada ibu mengenai pentingnya
ASI
 Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai
manfaat diversifikasi pangan dalam status giz
 Pemberian penyuluhan mengenai konsep gizi seimbang
kepada masyarakat
 Pemberian penyuluhan kepada para ibu mengenai
manfaat pemberian makanan tambahan pada anak-anak
yang masih menyusun
Fortifikasi

■Fortifikasi pangan adalah penambahan satu atau lebih zat gizi (nutrien) kepangan. Tujuan
utama adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk
meningkatkan status gizi populasi. harus diperhatikan bahwa peran pokok dari fortifikasi
pangan adalah pencegahan defisiensi: dengan demikian menghindari terjadinya gangguan
yang membawa kepada penderitaan manusia dan kerugian sosio ekonomis. Namun
demikian, fortitkasi pangan juga digunakan untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi
zat gizi dan gangguan yang diakibatkannya.

■Intervensi ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kekurangan zat-zat gizi tertentu dalam
makanan sehari-hari. Penambahan zat gizi tersebut dilakukan pada bahan makanan yang
banyak dikonsumsi. Zat gizi yang ditambahkan umumnya adalah vitamin dan mineral.
Makanan formulasi
Formulasi adalah rangkaian kegiatan untuk merumuskan
kebutuhan gizi spesifik penderita masalah gizi, memilih bahan-
bahan makanan yang berkhasiat, dan kemudian menentukan
proses pengolahan, distribusi serta penyajian yang tepat.
proses untuk mengembangkan gizi makanan untuk kelompok
yang berisiko terkena masalah gizi.
 
Adapun manfaat dari makanan formulasi yaitu :
1. Untuk meningkatkan kandungan gizi mikro
2. Meningkatkan kebutuhan energi
3. Memberikan protein secara adekuat
4. Tersedianya dan tinnginya kualitas protein
5. Adekuat kebutuhan lemak
6. Mudah disiapkan
7. Terjangkau
8. Risiko kontaminasi rendah
Subsidi harga pangan

■ Subsidi pangan adalah subsidi dari pemerintah yang dibayarkan kepada masyarakat agar dapat
memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau
masyarakat.
■ Intervensi ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen bahan makanan tertentu.
Diharapkan kelompok sasaran dapat mengkonsumsi zat gizi yang diperlukan.
■ Subsidi dapat diberikan dalam berbagai bentuk yaitu melalui pengendalian harga, kupon
makanan, dll. Bahan makanan yang disubsidi biasanya makanan pokok, makanan formula,
bahan makanan yang difortifikasi.
Produksi Pertanian
 Dari segi intervensi gizi, intervensi ini
bertujuan meningkatkan ketersediaan
pangan bagi golongan rawan. Dampak
perbaikan gizi dapat dicapai melalui
peningkatan produksi pangan, peningkatan
penghasilan petani kecil dan buruh tani atau
melalui harga pangan yang dikonsumsi
Program Terpadu
• Keadaan gizi erat hubungannya dengan kesehatan yaitu
melalui pengaruh sinergis dari penyakit infeksi dan kurang
gizi. Di samping itu status gizi juga berkaitan dengan
variabel-variabel kependudukan. Akhir-akhir ini telah
disadari bahwa perbaikan gizi, kesehatan lingkungan dan
masalah-masalah demografi memerlukan upaya yang
terpadu.
• Di samping intervensi-intervensi di atas yang besifat
jangka panjang, masih ada intervensi jangka pendek
seperti pemberian kapsul vitamin A untuk penanggulangan
masalah kurang vitamin A (KVA).
Perencanaan Intervensi Konsumsi Pangan dan
Gizi

• Diagnosa Masalah Konsumsi Pangan Dan Gizi


• Sasaran Spesifik
• Tujuan Intervensi dan Seleksi Pangan dan Gizi
• Program Implementasi
• Evaluasi
Diagnosa Masalah Konsumsi Pangan Dan Gizi

Masalah pangan antara lain


 Menyangkut ketersediaan pangan & kerawanan konsumsi

pangan
 Kerawanan konsumsi pangan dipengaruhi oleh

kemiskinan, pendidikan & adat/kepercayaanyg terkait dg


tabu makan.

Masalah gizi mencakup malnutrisi :


 Kekurangan gizi & kelebihan gizi

 
Diagnosa Masalah Konsumsi Pangan Dan
Gizi
Diagnosa masalah meliputi :
 a.  Siapa yang mengalami kurang gizi? (analisis
penduduk, faktor ekologi, dan sumber daya).
 b.  Apa tipe kurang gizi itu? (identifikasi masalah,
hambatan, rintangan, pendorong).
 c.  Berapa luas kasus gizi kurang itu? (analisis jumlah
penderita, golongan penduduk, dan sebagainya).
 d.  Dimana lokasi golongan sasaran
 e.   Apakah yang menyebabkan kasus gizi kurang?
(determinasi/penyebab)
Sasaran Spesifik
• Siapa sasaran perbaikan gizi? (kelompok golongan
rawan, kelompok masy. Beresiko kekurangan gizi)
• Apakah tujuan usaha perbaikan gizi nasional dan yang
mana tujuan spesifik yang mengarah langsung ke
intervensi gizi? (susun semua kebijakan gizi,
pelayanan, program, dsb).
• Apakah tujuan-tujuannya dapat terukur secara
kuantitatif (penurunan penderita, prioritas, dan
sebagainya).
• Berapa lamakah dampak pangan dan gizi akan timbul
Tujuan Intervensi dan Seleksi Pangan dan
Gizi
• Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masy dengan
perencanaan dan implementasi intervensi gizi
yang tepat (perilaku, faktor resiko,lingkungan,
dan status kesehatan
• Menurut James E. Austin dan M. F. Zeithin
(1981), efektivitas intervensi gizi akan tinggi
apabila direncanakan dan dirancang dgn
kerangka konsep yg luas.
Masalah gizi di Indonesia:
1. Kurang Energi Protein ( KEP )
2. Anemia zat gizi (AGB)
3. Kurang vitamin A (KVA)
4. Gangg. akibat kekurangan yodium (GAKI)
5. Obesitas
Upaya penanggulangan masalah gizi kurang yang dilakukan secara terpadu antara lain:
1. upaya pemenuhan persediaan pangan nasional terutama melalui peningkatan produksi beraneka ragam pangan
2. peningkatan usaha perbaikan gizi keluarga (UPGK) yang diarahkan pada pemberdayaan keluarga untuk
meningkatkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga
3. peningkatan upaya pelayanan gizi terpadu dan system rujukan dimulai dari tingkat pos pelayanan terpadu
(Posyandu), hingga puskesmas dan rumah sakit
4. peningkatan upaya keamanan pangan dan gizi melalui sistem kewaspadaan pangan dan Gizi (SKPG)
5. peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang pangan dan gizi masyarakat
6. peningkatan teknologi pangan untuk mengembangkan berbagai produk pangan yang bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat luas
7. intervensi langsung kepada sasaran melalui pemberian makanan tambahan (PMT), distribusi kapsul viatamin A
dosis tinggi, tablet dan sirop besi serta kapsul minyak beriodium
8. peningkatan kesehatan lingkungan
9. upaya fortifikasi bahan pangan dengan vitamin A, iodium dan zat besi
10. upaya pengawasan makanan dan minuman
11. upaya penelitian dan pengembangan pangan dan gizi.
Program pemerintah penanggulangan / KEP

■ Diprioritaskan pada daerah-daerah miskin dengan


sasaran utama Ibu hamil, bayi, balita, anak-anak
sekolah dasar.
■ Keterpaduan kegiatan bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan gizi, peningkatan pendapatan,
peningkatan pelayanan kesehatan, keluarga
berencana, peningkatan peran serta masyarakat dan
peningkatan upaya pemantauan tumbuh kembang
anak melalui keluarga, dasawisma dan posyandu.
Penanganan anemia gizi besi

■ Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen


tambahan pada ibu hamil maupun menyusui
■ Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen
dalam bentuk multivitamin kepada balita
■ Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih
memperhatikan keadaan anak usia sekolah serta pemeberian suplemen
tambahan kepada anak sekolah
■ Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian
suplemen kepada tenaga kerja wanita
■ Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia
subur (WUS)
Upaya Pemerintah Penanggulangan KVA :

■ Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi


vitamin A dan pro vitamin A
■ Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada
balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan februari
dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia
6-12 bulan (100.000 IU)
Penanggulangan GAKI

■ Penanggulangan masalah GAKI secara khusus


dilakukan melalui pemberian kapsul minyak
beriodium/iodized oil capsule kepada semua
wanita usia subur dan anak sekolah dasar di
daerah endemik.
■ Sumber makanan beryodium yaitu makanan
dari laut seperti ikan, rumput laut dan sea food.
Penanganan overweight atau Obesitas
terdiri tiga tahapan yaitu
■ Pencegahan Primer: pendekatan komunitas
untuk mempromosikan cara hidup sehat.
(Usaha pencegahan dari lingkungan keluarga,
sekolah, tempat kerja dan pusat kesehatan
masyarakat)
■ Pencegahan sekunder: menurunkan prevalensi
Obesitas
■ Pencegahan tertier: mengurangi Obesitas dan
komplikasi penyakit yang ditimbulkannya
PROGRAM INTERVENSI, GAGAL?

■ Permasalahan pada keterandalan pasokan,


penyampaian dan distribusi makanan atau nutrien
■ Kapasitas Institusi yang tidak memadai ( pelatihan,
supervisi, pemantauan, evaluasi, keterlibatan
masyarakat)
■ Penentuan sasaran dan kontrol yang buruk terhadap
siapa yang akan mendapatkan nutrien.
■ Kwalitas, kwantitas atau densitas makanan yang tidak
memadai sehingga subjek yang menjadi sasaran tidak
mendapat cukup makanan
Continue..

 Makanan yang digunakan tidak dapat diterima secara


kultural
 Kekurangan pemahaman terhadap kepercayaan dan
persepsi tentang praktik distribusi makanan didalam
rumah tang
 Kekurangan konseling tentang kebutuhan akan makanan
tambahan
 Kegagalan dalam menangani penyebab kurangnya gizi
yang penting
Sekian dan terima kasih..

Anda mungkin juga menyukai