Pangan
Astie trisnawati SKM,.M.kes
Perencanaan Konsumsi Pangan
Latar belakang
Perencanaan konsumsi pangan yang baik tidak hanya
memperhatikan kecukupan gizi tetapi juga harus memperhatikan
daya beli dan selera konsumen serta hal-hal lain yang dianggap
perlu.
1. Gunakan beragam pangan atau menu paling tidak salah satu dari masing-masing
golongan berikut: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan.
2. Gunakan pedoman menu sehari-hari.
3. Ragamkanlah jenis pangan dalam satu waktu makan dan dalam menu satu hari.
4. Upayakan ada pangan hewani per hari.
5. Pemilihan ragam pangan dengan pertimbangan peningkatan daya terima, tidak
membosankan, mengurangi kehilangan zatgizi.
6. Upayakan mengonsumsimakan selingan atau kudapan antar waktu makan utama.
7. Jenis pangan yang dipilih tersedia di daerah setempat atau rumah tangga.
8. Selain konsumsi pangan beragam, juga diperlukan olahraga, menjaga kebersihan
diri dan lingkungan agar hidup sehat.
Kebutuhan Gizi Tiap Umur
• Kebutuhan gizi adalah sejumlah zat gizi yang dibutuhkan
oleh individu untuk dapat hidup sehat dan
mempertahankan kondisi tubuhnya.
• Kecukupan gizi adalah jumlah dari masing-masing zat
gizi yang dibutuhkan oleh individu agar dapat hidup
sehat.
• Seseorang akan memerlukan zat gizi dalam jumlah yang
berbeda-beda, sesuai dengan umur, jenis kelamin dan
keadaan fisiologisnya.
Kecukupan Energi Berdasarkan Umur
• Bayi
Tahap pertumbuhan paling pesat dari seluruh siklus kehidupan
manusia.
• Anak-Anak
Tahap tumbuh-kembang otak dan pertumbuhan fisik secara umum.
• Remaja Usia Sekolah
Remaja yang memperoleh konsumsi pangan yangmemenuhi
kecukupan gizi semenjak masa anak-anak akan memiliki
perkembangan tubuh yang baik.
Lanjutan…
• Intervensi
ditujukan untuk meningkatkan penggunaan
bahan makanan yang bergizi tinggi yang tersedia di
lingkungan. Di samping itu juga bertujuan memperbaiki
cara pengolahan makanan yang kurang baik dll yang
ada di masyarakat.
Berikut ini merupakan beberapa contoh mengenai pendidikan gizi yang biasa
diberikan kepada masyarakat:
• Intervensi
ini dilakukan dengan memberi subsidi kepada konsumen
bahan makanan tertentu. Diharapkan kelompok sasaran dapat
mengkonsumsi zat gizi yang diperlukan.
• Subsididapat diberikan dalam berbagai bentuk yaitu melalui
pengendalian harga, kupon makanan, dll. Bahan makanan yang
disubsidi biasanya makanan pokok, makanan formula, bahan
makanan yang difortifikasi.
6. Produksi Pertanian
1. Siapa yang mengalami kurang gizi? (analisis penduduk, faktor ekologi, dan sumber
daya).
2. Apa tipe kurang gizi itu? (identifikasi masalah, hambatan, rintangan, pendorong).
3. Berapa luas kasus gizi kurang itu? (analisis jumlah penderita, golongan penduduk, dan
sebagainya).
4. Dimana lokasi golongan sasaran
5. Apakah yang menyebabkan kasus gizi kurang? (determinasi/penyebab)
Sasaran Spesifik
• Siapa
sasaran perbaikan gizi? (kelompok golongan rawan,
kelompok masy. Beresiko kekurangan gizi)
• Apakah tujuan usaha perbaikan gizi nasional dan yang mana
tujuan spesifik yang mengarah langsung ke intervensi gizi?
(susun semua kebijakan gizi, pelayanan, program, dsb).
• Apakahtujuan-tujuannya dapat terukur secara kuantitatif
(penurunan penderita, prioritas, dan sebagainya).
• Berapa lamakah dampak pangan dan gizi akan timbul
Tujuan Intervensi dan Seleksi Pangan dan
Gizi
• Mengatasi atau memperbaiki masalah gizi dan
meningkatkan status gizi masy dengan perencanaan dan
implementasi intervensi gizi yang tepat (perilaku, faktor
resiko,lingkungan, dan status kesehatan
• Menurut James E. Austin dan M. F. Zeithin (1981),
efektivitas intervensi gizi akan tinggi apabila direncanakan
dan dirancang dgn kerangka konsep yg luas.
Fortifikasi pangan
Definisi Fortifikasi Pangan
Untuk memperbaiki kekurangan zat-zat dari pangan (untuk memperbaiki defisiensi akan zat gizi
yang ditambahkan).
Untuk mengembalikan zat-zat yang awalnya terdapat dalam jumlah yang signifikan dalam
pangan akan tetapi mengalami kehilangan selama pengolahan.
Untuk meningkatkan kualitas gizi dari produk pangan olahan (pabrik) yang digunakan sebagai
sumber pangan bergizi misal : susu formula bayi.
Untuk menjamin equivalensi gizi dari produk pangan olahan yang menggantikan pangan lain,
misalnya margarin yang difortifikasi sebagai pengganti mentega.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan program fortifikasi pangan, antara lain
h. Mengukur (Asses) status pangan pembawa potensial dan cabang industry pengolahan
produk fortifikasi.
l. Kembangkan standar-standar untuk pangan hasil fortifiksi
Klasifikasi Fortifikasi Pangan
Fortifikasi bahan pangan dibagi menjadi 3 klasifikasi, yaitu fortifikasi sukarela (voluntary) dan Fortifikasi
wajib (mandatory, dan fortifikasi khusus.
Fortifikasi sukarela dilakukan atas prakarsa pengusaha produsen pangan untuk meningkatkan nilai
tambah produknya sehingga lebih menarik konsumen. Dasar pertimbangan fortifikasi sukarela lebih banyak
mengacu kepada segi bisnis dan komersial daripada gizi dan kesehatan, meskipun dalam promosinya segi
kesehatan ini yang ditonjolkan. Produsen menentukan sendiri komoditi makanan yang akan difortifikasi. Sasaran
fortifikasi sukarela adalah semua orang yang mampu dan mau membeli komoditi yang difortifikasi.
Fortifikasi wajib (mandatory) diharuskan oleh undang-undang dan peraturan pemerintah. Sasaran utama
program fortifikasi wajib adalah masyarakat miskin, meskipun masyarakat lain yang tidak miskin juga tercakup.
Oleh karena itu fortifikasi wajib lebih banyak menjadi perhatian pemerintah sebagai bagian tanggung jawabnya
untuk mensejahterakan masyarakat. Dalam Repelita VI telah ditetapkan beberapa zat gizi sebagai fortifikan yang
penting, yaitu zat besi, vitamin A, dan iodium
Pengembangan optimized food
I. Pendahuluan
Pengertian Produk
Produk yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimilki, digunakan, atau
dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan
termasuk didalamnya adalah fisik, jasa, orang, tempat, organisasi serta
gagasan. (Kotler, 2002)
Pertama-tama perlu dipahami: Apa itu produk pangan? Apa itu produk pangan baru?
Semua pasti setuju bahwa pangan adalah bahan yang pada akhirnya dikonsumsi oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis, tetapi perusahaan pangan
dan konsumen mungkin memiliki deskripsi yang sangat berbeda terkait produk pangan
yang disediakan untuk dijual. Perusahaan mendefinisikan produk fungsional dasar (basic
functional product) yang telah ditambahkan pengemasan,
Perluasan pasar
METODE SUMBER
Kreasi individu
Kreasi kelompok Teknologi
Teknik penggalian Pasar
ide Konsumen
Sekian dan terima kasih