Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGKAJIAN NUTRISI DAN SISTEM PENCERNAAN


Dosen Pengampu: Priyanto, M.Kep., Sp.Kep.MN

oleh :
Defi Puji Lestari (010114a019)
I Made Bayu Sudarsana
Lailatus Syarifah

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nutrisi mempunyai peran utama dalam mempromosikan dan menjaga kesehatan.
Kesehatan tentang gizi tidak hanya memberikan kontribusi pada hasil-hasil perawatan yang
positif tapi juga sebagai perawatan kesehatan. Sebagai bagian dari penilaian kesehatan yang
komprehensif, termasuk pemeriksaan gizi untuk mengidentifikasi klien yang memiliki
kekurangan gizi atau berisiko untuk mengembangkan defisit nutrisi. Nutrisi yang cukup dan
tepat merupakan dasar dari keberhasilan terapi medis. Kesehatan gizi memerlukan saluran cerna
yang berfungsi dengan baik untuk menerima, mengangkut, menyerap, dan metabolism zat gizi.
Begitu juga halnya, nutrisi yang cukup dan tept di butuhkan oleh saluran cerna agar berfungsi
dengan baik. Untuk itulah pengkajian traktusgastrointestinal dan status gizi terkait satu sama
lain, dilakukan secara bersamaan atau berurutan. Pengkajian status gizi dan saluran cerna bagian
atas yang sistematis dan menyeluruh dari klien dapat mendeteksi berbagai permasalahan
kesehatan yang sedang dialami.
Sistem pencernaan manusia adalah sistem yang berfungsi untuk melakukan proses
makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun kimia.
Sistem pencernaan pada manusia terdapat dua yaitu sistem pencernaan kimiawi dan mekanik.
Alat-alat pencernaan pada manusia adalah organ-oran tubuh yang berfungsi mencerna makanan
yang kita makan. Sistem pencernaan pada manusia juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar yaitu pancreas, hati, dan kandung lambung. Sistem pencernaan pada manusia terdiri dari
rongga mulut, esophagus, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Dengan mempelajari sistem
pencernaan kita dapat memahami keterkaitan yang terjadi pada sistem pencernaan makanan,
sehingga dapat mengetahui sistem pencernaan pada manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi nutrisi dan sistem pencernaan ?
2. Bagaimana pengkajian nutisi dan sistem pencernaan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi nutrisi dan sistem pencernaan
2. Untuk mengetahui pengkajian nutrisi dan sistem pencernaan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Definisi Nutrsi dan Sistem Pencernaan


Nutrisi merupakan elemen yang penting untuk proses fungsi tubuh. Ada 6 kategori zat

makanan, adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energy di
penuhi dengan metabolism karbohidrat protein dan lemak. Makanan kadang-kadang
digambarkan menurut kepadatan nutrient, proporsi nutrient penting untuk jumlah kalori.

Makanan dengan kepadatan nutrient tinggi seperti buah-buahan dan sayur-sayuran. Menyediakan
sejumlah besar nutrient yang berhubungan dengan kalori. Makan dwngan kepadatan nutrient
rendah seperti gula dan alcohol, tinggi kalorinya tetapi bergizi rendah (potter & perry : 2004).
Sistem pencernaan adalah sistem organ yang menerima makanan, mencerna untuk
dijadikan energy dan nutrient, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
2.2

Pengkajian Nutrisi
Status gizi merefleksikan keseimbangan antara kebutuhan gizi dan asupan gizi. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi termasuk penyakit, infeksi, dan stres psikologis.
Asupan gizi dipengaruhi oleh penyakit, perilaku makan, faktor-faktor ekonomi, kestabilan emosi,
pengobatan, dan faktor budaya.
Perawatan gizi optimal adalah hasil interdisipliner klien dengan gizi buruk dan obesitas.
Evaluasi dari status nutrisi merupakan bagian penting dari pengkajian klien. Pengkajian dari
status gizi meliputi:
1. Tinjauan riwayat diet
2. Makanan dan asupan cairan catatan
3. Laboratorium data
4. Makanan interaksi pengobatan
5. Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
6. Anthropometric pengukuran
7. Pengkajian Psikososial
Memonitor perawatan gizi klien adalah sama pentingnya dengan pengkajian awal. Penyedia
perawatan kesehatan, perawat, dan ahli gizi berkolaborasi untuk mengidentifikasi risiko klien
pada masalah gizi.

Skrining dan Pengkajian Kesehatan Gizi


1. Kesehatan gizi
Kesehatan gizi didapatkan ketika kebutuhan tubuh akan zat gizi dapat dipenuhi secara
konsisten. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi, saluran cerna harus mampu
menghantarkan, mengangkut, dan menyerap zat gizi. Selanjutnya zat gizi yang sudah terserap
harus dimetabolisme dan digunakan ditingkat selular. Kebutuhan gizi oleh setiap klien sevara
individual berbeda-beda hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti; usia, ukuran tubuh,
jenis kelamin, metabolism dan tingkat aktivitas. Untuk menetukan apakah klien mendapatkan zat
gizi yang cukup dapat diawali dengan mengumpulkan beberapa informasi mengenai asupan
makanan.diabtaranya;
a. Tanyakan pada klien mengenai jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi dalam 24
jam terkhir.
b. Tanyakan apakah makanan tersebut merupakan makanan yang sehari-hari dikonsumsi
c. Minta klien untuk menggambarkan asupan makanan dan minuman yang biasa
dikonsumsi sehari-hari
d. Catat kuantitas yang dikonsumsi dan cara penyajiannya
Setelah mendapatkan informasi mengenai asupan amakanan lakukan pengkajian
kecukupan asupan gizi klien dengan membandingkan rujukan standar seperti piramida panduan
makanan atau rujukan asupan diet (dietary reference intake/ DRI). Bandingkanlah jumlah
penyajian dan jenis makanan yang dikonsumsi dengan jumlah oenyajian yang direkomendasikan
untuk masing-masing jenis makanan. Klien yang secara okonsisten menghindari satu atau lebih
jenis makanan berada dalam resiko gizi, sama halnya dengan klien yang secara konsisten
mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sedikit dari satu atau lebih jenis makanan.
Untuk menentukan kecukupan asupan zat gizi spesifik klien lakukan konsultasi dengan
ahli gizi terdaftar dan DRI. Hitunglah jumlah kalori dan protein yang biasa konsumsi oleh klien
setipa hari secara umum, rata-rata orang sehat memerlukan 30-35 kalpro/kg bb dan 0,8-1,2
protein/kg bb. piramida panduan makanan dan DRI didasarkan pada rerata populasi normal.
Serta perlu disesuaikan untuk klien yng sedang sakit atau dengan tinggi badan dab berat badan
diluar rata-rata. Secara umum, kebutuhan proyen menurun dan kebutuhan non protein pada saat

fungsi hati dan ginjal terganggu, diet lemak hanya dilarang pada klien denga disfungsi eksokrin
pankreas dan pembatasan karbohidrat dilakukan pada disfungsi endokrin pancreas.
2. Malnutrisi
Kelaparan dan obesitas meruakan salah satu bentuk dari malnutrisi. Kelaparan primer dan
sekunder didefinisikan sebagai ketidakcukupan asupan zat gizi pada periode waktu tertentu.
Kelaparan primer tejadi ketika zat gizi dalam jumlah cukup tidak dapat masuk ke dalam saluran
cerna bagian atas (puasa, anoreksia, sumbatan mekanik saluran cerna, diet karna gaya hidup) dan
kelaparan sekunder terjadi ketika saluran cerna bagian atas gagal dalam menyerap,
memetabolisme, atau menggunakan zat gizi (ikemia usus atau penyakit crohn). Gangguan gizi
kelaparan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kecukupan kalori atau protein. Kwarsiorkor,
maramus dan malnitrisi tipe campuran adalah istilah internasional yang digunakan untuk
menunjukan kekurangan asupan protein, kalori, protein-kalori.
3. Perbedaan skrining dan pengkajian gizi
Skrining gizi merupakan metode untuk mengkategorikan klien menjadi kelompokresiko
tinggi atau resiko rendah umtuk terkena malnutrisi. Secara umum penapisan gizi dilakukan pada
beberapa hari pertama saat klien berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan dan mencakup
pertanyaan mengenai status gizi dan fungsi saluran cerna bagian atas. Pengkajian gizi dan
saluran cerna bagian atas bersifat terpusat pada klien dan mencakup riwayat yang mendalam,
pemeriksaan fisik, serta uju diagnostic untuk menentukan masalah yang sedang dialami terkait
saluran cerna bagian atas.
4. Riwayat
a. Data biografi dan demogrofi, meliputi :
Data biografi dan demogrofi, meliputi nama, jenis kelamin, agama, status pernikahan.
Untuk riwayat kesehatan perempuan diperlukan pertanyaan yang khusus mengenai
asupan kalsium karena perempuan mempunyai resiko kekurangan kalsium dan kebutuhan
lebih tinggi.
b. Kesehatan terkini
Riwayat kesehatan klien terkini meliputi pertanyaan mengenai manifestasi, obat dan
suplemen diet, serta alergi.
c. Keluhan utama

Meminta klien untuk menggambarkan keluhan utama dengan kata-katanya sendiri.


Ajukan pertanyaan terkait dengan waktu dan karakteristik dari keluhan tersebut, serta cari
informasi mengenai factor yang memperberat dan meringankan keluhan tersebut.
Tanyakan pada klien mengenai asupan gizi klien sehari-hari, pola asupan, dan apakah
terdapat perubahan dalam hal nefsu makan atau berat badan sejak munculnya keluhan
tersebut.
d. Manifestasi klinis
Klien sering datang dengan keluhan terkait gizi atau saluran cerna seperti :
1) Nyeri abdomen
Tanyakan pada pasien apakah nyeri terjadi secara cepat atau perlahan, bagaimana
kekuatan nyeri, apakah nyeri bertambah hebat dalam beberapa jam, apakah nyeri
menyebar, adakah makanan atau minuman tertentu yang memoengaruhi rasa
nyeri. Nyeri abdomen ini merupakan manisfestasi umum yang dapat berhubungan
dengan kondisi yang mengancam jiwa.
2) Mual dan muntah
Tanyakan kepada klien mengenai kapan mual dan muntah terjadi, sejak kapan
mual terjadi, seperti apa isi muntah, seberapa banyak muntah, apakah mual dan
muntah diawali dengan rasa nyeri.
3) Gangguan mencerna
Tanyakan pada klien mengenai apakah klien mengeluhkan susah dakam
mencerna, apakah ada rasa terbakar atau kembung, apakah klien minum obat atau
antasida untuk mengatasi susah mencerna.
4) Diare
Tanyakan pada klien mengenai berapa banyak dan berapa kali buang air besar
dalam satu hari, apakah tinja padat atau cair, warna tinja, tinja hitam atau
berdarah, tinja mengapung atau tenggelam, apakah ada rasa nyeri pada waktu
defekasi, apakah ada rasa melilit atau terjadi kram saat diare, kapan diare terjadi,
apakah terjadi inkontinensial fekal, sudah berapa lama diare terjadi, apakah
aktivitas fisik mempengaruhi keluhan diare.
5) Perubahan nafsu makan dan berat badan
Minta klien untuk menggambarkan nafsu makanya, apakah menurun, normal, atau
berlebihan serta apakan ada perubahan dalam nafsu makan. Jika ada perubahan

apakah penyebabnya. Tanyakan secara spesifik mengenai berat badan klien


biasanya. Tanyakan apakah berat badan klien bertambbah atau berkurang, apakah
kenaikan atau penurunan berat badan di sengaja, jika di sengaja tanyakan
mengenai rencana diet yang dilakukan.
5. Riwayat medis sebelumnya
Riwayat klien mengenai penyakit yang pernah di derita dan dirawat di rumah sakit sangat
penting untuk memberikan informasi mengenai status gizi dan fungsi saluran cerna dari
klien.
6. Riwayat pembedahan
Riwayat pembedahan di masa lalu juga dapat memberikan informasi mengenai status gizi
dan struktur serta fungsi dari saluran cerna. Tanyakan secara spesifik mengenai riwayat
kesehatan terdahulu pada mulut, tenggorokan, lambung, hati, pancreas, kandung empedu dan
abdomen. Termasuk di dalamnya adalah tanggal, hasil tes, prosedur dan pembedahan yang
dilakukan.
7. Alergi
Untuk membedakan antara alergi makanan dengan intoleransi makanan tanyakan manifestasi
klinis yang dialami oleh klien setelah mengkonsumsi makanan tertentu. Alergi makanan
biasanya akan menimbulkan manifestasi yang bersifat sistemik secara eritema atau sesak
nafas, sementara intoleransi makanan menimbulkan gejala yang terkait dengan saluran cerna
seperti kram perut, kembung, sering kembung, atau diare.
8. Obat dan suplemen makanan
Penting untuk mendapatkan informasi mengenai penggunaan obat oleh klien, karena adanya
banyak potensi interaksi antara obat dengan makanan.
9. Kebiasaan makan
Jenis, jumlah, cara, dan waktu asupan makanan sangat dipengaruhi oleh factor psikososial
seperti asal suku, agama, dan struktur keluarga. Ketika melakukan pengkajian status gizi
pastikan untuk menanyakan hubungan antara budaya dengan pola makan mereka.
10. Riwayat psikososial
Paparan racun atau pathogen lngkungan pada saat bekerja atau bepergian meningkatkan
resiko untuk terkena penyakit saluran cerna. Tanyakan kepada klien mengenai pekerjaan dan

apakah terdapat bahan beracun pada tempat bekerja seprti arsenic, timbale, air raksa, dan
karbon tetraklorida.
11. Riwayat kesehatan keluarga
Genetic dan lingkungan keluarga dapat meningkatkan resiko klien untuk menderita
permasalahan saluran cerna. Tanyakan kepada klien mengenai derajat kesehatan dari anggota
kesehatan keluarga, apakah terdapat riwayat keluarga dengan kanker, ulkus saluran cerna,
polotis, serta apakah terdapat riwayat keluarga dengan diabetes, anemia ilterik, alkoholisme,
hepatitis, pancreatitis, obesitas, ulkus peptic atau irritable bowel syndrome.
12. Pemeriksaan fisik
a. Pengukuran antropometrik
Pengukuran antropometrik metode non-invasif mengevaluasi status gizi. Pengukuran ini
meliputi tinggi dan berat badan dan penilaian dari lemak tubuh.
Pengkajian nutrisi awal skrining:
a) Umum
1. Apakah klien memiliki kondisi yang menyebabkan kehilangan gizi, seperti sindrom
malabsorpsi, pengurasan abses, luka, fistula, atau diare berkepanjangan?
2. Apakah klien memiliki kondisi yang meningkatkan kebutuhan nutrisi, seperti demam,
luka bakar, cedera, sepsis, atau terapi antineoplastik?
3. Apakah klien berada di status NPO selama 3 hari lebih?
4. Apakah klien menerima yang dimodifikasi diet atau dibatasi dalam satu atau lebih
nutrisi?
5. Apakah klien sedang enterally atau parenteral makan?
6. Apakah klien menggambarkan alergi makanan, intoleransi laktosa, atau preferensi
makanan terbatas?
7. Sebagai klien mengalami baru-baru ini, yang tak dapat dijelaskan penurunan berat badan?

8. Apakah klien minum obat, baik resep, over-the-counter, atau herbal / produk alami?
b) Gastrointestinal
1. Apakah klien mengeluh mual, gangguan pencernaan, muntah, diare, atau sembelit?
2. Apakah klien pameran glossitis, stomatitis, atau esophagitis?
3. Apakah klien mengalami kesulitan mengunyah atau menelan?
4. Apakah klien memiliki sebagian atau seluruh saluran pencernaan obstruksi?
5. Apakah keadaan klien pergigian
c) Kardiovaskuker
1. Apakah klien telah asites atau edema?
2. Apakah klien mampu melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari?
3. Apakah klien telah gagal jantung?
d) Genitourinary
1. Apakah masukan cairan keluaran cairan kira-kira sama?
2. Apakah klien memiliki Ostomy?
3. Apakah klien hemodialyzed atau peritoneally dialyzed?
e) Respiratory
1. Apakah klien menerima dukungan ventilasi mekanik??
2. Apakah klien menerima oksigen melalui hidung Prongs?
3. Apakah klien memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau asma?

f) Integumen
1. Apakah klien memiliki rambut kuku atau perubahan?
2. Apakah klien memiliki ruam atau dermatitis?
3. Apakah klien telah kering atau selaput lendir pucat atau menurun turgor sk8in?
4. Apakah klien memiliki daerah tekanan pada sakrum, pinggul, atau pergelangan kaki?
b. Tinggi badan dan berat badan
Gunakan penggaris telestopik dan sekala keseimbangan untuk mekukur tinggi badan dan
berat badan. Bila kelayan tidak bias menahan berat badan bias di gunakan atau timbangan
gantung terkalibrasi atau skala korsi roda . pakaiyan dan sepatu mempengaruhi hasih pengukuran
tinggi badan dan berat badan yang di dapatkan : diskripsikan pakaiyan dan asisoris (pakaiyan
tipis, spatu berhak atau tampak hak alat bantu aktopedik, gelang) yang dikenakan klayen saat
pengukuran tinggi badan dan berat badan. Bila klien tidak dapat berdiri, gunakan pengukuran
jarak lengan untuk memperkirakan tinggi badan.
Bandingkan berat badan klien skarang dengan berat badan umum yang di gunakan
sebagai acuan. Perubahan 10% dari berat badan yang tidak di sengaja adalah bermakna dan
penyebabnya harus dicari untuk menghitung perbedaan sekarang sebagai persentase berat badan
umum, bagi berat badan klien sekarang dengan berat badan umum kemudia dikalikan dengan
100.
% berat badan umum = Berat badan sekarang x 100
Berat badan umum
c. Index masa tubuh
Metode terdahulu untuk menentukan berat badan ideal untuk individu menggunakan
rumus matematika atau membandingkan berat badan dan tinggi badan dengan table ansuransi
kehidupan.

Sebagai contoh : seorang perempuan dengan tinggi badan 64 inci dan berat badan 140 pon
mempunyai IMT 25.
IMT =(140+64]+64)x703 =24,95.
IMT menstandarkan berat badan dengan tinggi badan. Rentang IMT normal yang di
khendaki untuk kesehatan berkisar 19 sampai dengan 24,9 IMT kurang dari 18,5 di katagorikan
sebagai underweight (berat badan kurang) atau kurang dari yang di inginkan untuk berat badan
atas tinggi badan.
Penghitungan IMT adalah sama untuk laki-laki maupun perempuan. Masa otot dan tulang
lebih berat di bandingkan dengan lemak, sehingga untuk, untuk beberapa klien pengukuran IMT
menunjukan overweight atau obese, tetapi pada kenyataannya tidak.
d. Ukuran rangka
Ukuran rangka klien bias diperkirakan dengan mengukur lingkar pergelangan tangan
(kotak 28-2).
e. Pengukuran lingkar
Pengukuran lingkar digunakan mengkaji proporsi dan distribusi dari masa otot dan lemak
tubuh.
f. Mulut
Pengkajian rongga mulut terdiri atas inspeksi dan palpasi
1) Inspeksi
Mulailah pengkajian mulut klien dengan melakukan pengamatan kesimetrisan
bibir, warna hidrasi, lesi, atau nodul. Kenakan sarung tangan serta meminta
klien membuka mulut dan merapatkan gigi. Periksa posisi gigi atas dan bawah
bila terdapat melaklusi atau gigi hilang.
2) Palpasi
Raba bibir, gusi, dan mukosa pipi dari klien. Periksa adanya gigi yang tanggal,
masa, pembekakan, atau daerah yang nyeri.
g. Abdomen

Kandungkemih yang terisi

penuh dapat mengganggu pemeriksaan abdomen maka

mitalah klien berkemih sebelum dilakaukan pemeriksaan abdomen. Klien di minta


berbaring terlentang dengan ke dua lengan berada di samping.
1) Inspeksi
Berdiri disisi sebelah kanan klien dan mulailah inspeksi abdomen dengan
memperhatikan kondisi kulit serat memperhatikan permukaan abdomen.
Pemeriksaan abdomen untuk melihat adanya kemerahan, perubahan warna bekas
luka, bercak pendaraha, striae dan pelembaran vena.
2) Auskultasi
Dengan menggunakan bagian biagpragma dari stetoskop mulailah melakukan
auskultasi pada abdomen klien tekanlah diagpragma secara perlahan ke dinding
abdomen, dimulai pada kuadran kanan bawah pada daerah katub ileoseka. Bising
usus yang hipoaktif terjadi bila didapatkan bising usus satu atau kurang perdetik.
3) Perkusi
Perkusi abdomen untuk menentukan ukuran dan letak dari organ abdomen serata
medeteksi adanya cairan, udara, dan masa. Perkusi seluruh kuadran atau bagian
dan bandingkan suara yang muncul dengan temuan yang seharusnya secara
normal, ketika perkusi abdomen dilakukan, suara bernada tinggi, nyaring dan
musical ( timpani) akan terdengar pada daerah yang berisi udara atau gas dan suara
pekak akan terdengar pada cairan atau organ padat.
4) Palpasi
Palpasi abdomen secara sistematis dari kuadran ke kuodran atau dari bagian ke
bagian, dimuali dari daerah yang tidak terasa sakit dan menuju kea rah daerah yang
sakit. Mulai dengan palpasi ringan yakni menekan abdomen 1-2 cm. palpasi
adanya massa atau nyeri setelah melakukan palpasi ringan pada seluruh daerah
melakukan palpasi dalam untuk menentuka ukuran dan bentuk dari organ abdomen
dan massa. Bila ada nyeri menandakan adanya peradangan peritoneal. Palpasi
organ meliputi ginjal, hepar, dan limfa.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan gizi memerlukan saluran cerna yang berfungsi dengan baik untuk menerima,
mengangkut,menyerap, dan metabolism zat gizi. Begitu juga halnya nutrisin yang cukup dan
tepat dibutuhkan oleh saluran cerna agar dapat berfungsi dengan baik. Kesehatan gizi dan
saluran cerna bagian atas merupakan dasar bagi kesehatan yang baik. Pengkajian secara sistemik
dari status gizi dan saluran cerna bagian ata klien dapat menuju pada deteksi, diagnosis, dan
penatalaksanaan dini dari gangguan gizi dan keluaran gizi.

DAFTAR PUSTAKA

Black, Joyce M. 2001. Keperawatan Medikal Bedah (edisi 8). Jakarta: EGC
Syaifuddin. 2011. Anatomo Fisiologi(edisi 4). Jakarta: EGC
Pooter, Perry.2006.Fundamental Keperawatan( edisi 4). Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai