Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PASIEN DENGAN KEBUTUHAN NUTRISI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Praktek Profesi


Keperawatan Departemen Keperawatan Dasar Profesi
Di ....................

Oleh:
Nama : Vivian Yessica
NIM : P17212205057

PRODI PROFESI KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis

.......................... Di ........................... Periode Februari s/d Februari Tahun Ajaran 2020/2021

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal …… Bulan……………… Tahun…………

Malang,

Preceptor Akademik

NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH KEPERAWATAN
Kebutuhan Nutrisi

B. PENGERTIAN
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Rahayu,S dan Harnanto, A, 2016). Nutrisi adalah
zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya yang
digunakan untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan
Wartonah, 2011).
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri. atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas
hati, kantong empedu, dan pankreas.

C. ETIOLOGI
Menurut Perry & Potter (2017) factor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah :
1. Perubahan gastrointestinal terkait usia yang memengaruhi pencernaan makanan dan
pemeliharaan nutrisi meliputi perubahan gigi dan gusi, berkurang produksi saliva,
atrofi sel epitel mukosa mulut, peningkatan rasa ambang batas, penurunan sensasi
haus, penurunan refleks muntah, dan penurunan peristaltik esofagus dan kolon (Touhy
dan Jett, 2010).
2. Adanya penyakit kronis (misalnya diabetes melitus, ginjal stadium akhir penyakit,
kanker) sering mempengaruhi asupan nutrisi (CDC, 2015).
3. Nutrisi yang cukup pada orang dewasa yang lebih tua dipengaruhi oleh beberapa
penyebab seperti kebiasaan makan, budaya, sosialisasi, pendapatan, tingkat
pendidikan, tingkat fungsional fisik untuk memenuhi kegiatan dailyliving (ADLs),
kehilangan, gigi, dan transportasi (Touhy dan Jett, 2010).
4. Efek samping obat menyebabkan masalah seperti anoreksia, perdarahan
gastrointestinal, xerostomia, rasa kenyang dini, dan gangguan penciuman dan rasa
persepsi (Burcham dan Rosenthal, 2016).
5. Gangguan kognitif seperti delirium, demensia, dan pengaruh depresi kemampuan
untuk mendapatkan, menyiapkan, dan makan makanan sehat

D. TANDA DAN GEJALA


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri obesitas, malnutrisi, diabetes
melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, dan anoreksia nervosa (Jauhari dan Nasution,
2013).
a) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
Tanda klinis :
1. Berat badan lebih dari 10% berat ideal\
2. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
3. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
4. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
1. Perubahan pola makan
2. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
b) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-
lain.
Tanda klinis :
1. Berat badan 10-20% dibawah normal
2. Tinggi badan dibawah ideal
3. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
4. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
5. Adanya penurunan albumin serum
6. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
1. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori
akibat penyakit infeksi atau kanker.
2. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
3. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
4. Nafsu makan menurun
c) Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
d) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
e) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering
dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-
lain.
f) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.
g) Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.
E. POHON MASALAH
Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Perubahan Adanya Usia, kebiasaan makan, Efek samping Gangguan


gastro- penyakit budaya, sosialisasi, obat kognitif
intestinal kronis pendapatan, pendidikan dan
tingkat fungsional fisik

Berkurangnya intake makanan Intake makanan berlebih


MK : D.0026 Kesiapan
Peningkatan Nutrisi

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Kebutuhan energy
↓ ↓ makanan yang tidak sehat meningkat
Menurunnya tonus dan Gangguan menelan ↓ ↓
peristaltic usus makanan Kelebihan zat didalam Mudah lapar
↓ ↓ tubuh yang tidak ↓
Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak dibutuhkan Nafsu makan meningkat
lambung terpenuhi ↓ ↓
↓ ↓ Penyerapan didalam tubuh Peningkatan BB
Mual dan muntah Penurunan berat badan tidak sempurna

MK : D.0032 Resiko MK : D.0019


Deficit Nutrisi Defisit Nutrisi MK: D.0018 Berat
Badan Lebih
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pengukuran antropometri dan Body mass index (BMI)
2. Laboratorium
Tidak ada satu laboratorium atau uji biokimia diagnostik untuk malnutrisi. Hasil tes
perubahan meliputi keseimbangan cairan, fungsi hati, fungsi ginjal, dan adanya
penyakit. Tes laboratorium umum digunakan untuk mengetahui status nutrisi termasuk
ukuran protein plasma seperti albumin,transferin, prealbumin, protein pengikat retinol,
pengikat besi total kapasitas, dan hemoglobin. Setelah makan, respon waktu berubah
dalam protein ini berkisar dari jam sampai minggu. Waktu paruh metabolik Kadar
albumin 21 hari, transferin 8 hari, prealbumin 2 hari, dan protein pengikat retinol adalah
12 jam. Gunakan informasi ini untuk menentukan ukuran protein plasma yang paling
efektif untuk pasien Anda. Faktor yang mempengaruhi kadar albumin serum termasuk
hidrasi; pendarahan; ginjal atau penyakit hati; sejumlah besar drainase dari luka, saluran
pembuangan, luka bakar, atau saluran GI; pemberian steroid; albumin. Eksogen, infus;
usia; dan trauma, luka bakar, stres, atau pembedahan. Tingkat albumin adalah indikator
yang lebih baik untuk penyakit kronis, sedangkan tingkat prealbumin disukai untuk
kondisi akut (Jensen et al., 2013). Keseimbangan nitrogen penting dalam menentukan
status protein serum.
3. Hemoglobin glikosilat: Hb1C adalah sebuah pengukuran untuk menilai kadar guladarah
selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi 6,1% menunjukkan diabetes.
4. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuahjarum, sample
darah diletakkan pada sebuah strip yang dimasukkan kedalam celah pada mesin
glukometer, pemeriksaan ini digunakan hanya untuk memantau kadar glukosa yang
dapat dilakukan dirumah.

G. PENATALAKSANAAN
1. Diit Nutrisi dan diit terapeutik sesuai diagnose medis dan anjuran dokter.
Untuk pasien DM tipe 1 membutuhkan insulin dan diet pembatasan untuk
kontrol optimal, dengan pengobatan dimulai saat diagnosis (ADA, 2012). Sebaliknya,
pasien sering mengontrol DM tipe 2 awalnya dengan olahraga dan terapi diet. Jika
tindakan ini terbukti tidak efektif, adalah umum menambahkan obat oral. Suntikan
insulin sering mengikuti jika DM tipe 2 memburuk atau gagal merespons inisial ini
intervensi.
Individualisasikan diet sesuai dengan usia pasien, bentuk tubuh, berat badan,
dan tingkat aktifitas. Mempertahankan asupan karbohidrat yang ditentukan adalah
kuncinya dalam manajemen diabetes. ADA merekomendasikan diet yang
menyertakan karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan,
dan susu rendah lemak (American Dietetic Association, 2010b). Memantau konsumsi
karbohidrat adalah strategi kunci dalam mencapai kontrol glikemik (ADA, 2012).
Batasi lemak jenuh hingga kurang dari 7% dari total kalori dan asupan kolesterol
kurang dari 200 mg / hari. Selain itu, varietas makanan yang mengandung serat
dianjurkan. Pasien dapat mengganti makanan yang mengandung sukrosa dengan
karbohidrat tetapi perlu membuatnya pastikan untuk menghindari asupan energi
berlebih. Penderita diabetes bisa mengonsumsi gula alkohol dan pemanis nonnutritif
selama mereka mengikuti tingkat asupan harian yang direkomendasikan (ADA,
2012). Pasien dengan diabetes dan fungsi ginjal normal harus terus mengkonsumsi
dalam jumlah biasa protein (15% hingga 20% energi) (ADA, 2012).
2. Jika terjadi disfagia dilakukan pemasangan NGT atau OGT

H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN FOKUS


1. Identitas pasien
Berisikan data umum dari pasien. Yang terdiri dari nama, tempat dan tanggal lahir,
jenis kelamin, status kawin, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, alamat,
tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
2. Identitas penaggung jawab
Berisikan data umum dari penanggung jawab pasien yang bisa di hubungi selama
menjalani masa rawatan di rumah sakit.
3. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
- Keluhan Utama
Nafsu makan menurun/meningkat, mual muntah, pusing atau mata berkunang-
kunang.
b) Riwayat kesehatan dulu
Riwayat kesehatan dulu yang mempengaruhi BB dan penyakit saat ini
c) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan pasien ?
4. Status Nutrisi
a. Kaji tanda dan gejala yang mengarah pada kekurangan nutrisi atau kelebihan nutrisi.
b. Skrining Nutrisi.
Skrining nutrisi merupakan bagian penting dari awal penilaian. Skrining pasien
adalah metode identifikasi cepat malnutrisi atau risiko malnutrisi dengan
menggunakan alat sederhana (Holstet al., 2013). Instrumen yang dapat digunakan
adalah The Mini Nutritional Assesment (MNA).
c. Antropometri
Pengukuran antopometri terdiri dari tinggi badan dan berat badan yang digunakan
untuk mengetahui IBW atau Ideal Body Weight. Berat badan ideal (IBW)
memberikan perkiraan sebesar apa yang harus ditimbang seseorang. Penambahan
atau penurunan berat badan yang cepat penting untuk dilakukan perhatikan karena
biasanya mencerminkan pergeseran fluida. Satu pint atau 500 mL cairan sama
dengan 1 lb (0,45 kg). Misalnya untuk penderita gagal ginjal, kenaikan berat badan
2 lbs (0,90 kg) dalam 24 jam adalah signifikan karena itu biasanya menunjukkan
bahwa pasien telah menahan 1 L (1000 mL) cairan.
d. Laboratory and Biochemical Tests
e. Riwayat Diet dan Riwayat Kesehatan.
Selain umum riwayat keperawatan, gunakan data dari riwayat diet yang lebih
spesifik untuk menilai kebutuhan nutrisi aktual atau potensial pasien. Riwayat
makan dan intake cairan selama 24 jam, apakah ada ketidakamanan dalam makanan,
kurang minat dengan makanan, intake minum berupa air atau kopi dll dan adanya
alergi.
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah salah satunya aspek terpenting dari penilaian nutrisi. Karena
nutrisi yang tidak tepat mempengaruhi semua sistem tubuh, amati malnutrisi selama
penilaian fisik. Lengkapi penilaian fisik sistem tubuh dan memeriksa kembali area yang
relevan untuk mengevaluasi status gizi pasien. Tanda-tanda klinis gizi status berfungsi
sebagai pedoman untuk observasi selama fisik penilaian. Apakah ada kelemahan otot,
rambut rontok, kulit bersisik, konjungtiva pucat dan mukosa kering.
6. Data Psikologis
Adanya perubahan sikap dan psikologis pasien selama sakit yang dapat mempengaruhi
pola makanan pasien selama di rumah sakit.
7. Data sosial
Status ekonomi atau sosial keluarga pasien dalam memilih dan membeli makanan serta
kemampuan keluarga pasien dalam pemenuhan kesehatan.
8. Data spritual
Kepercayaan yang diyakini dan dianut oleh pasien dan keluarga mengenai makanan.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Berat Badan Lebih D. 0018
b. Defisit Nutrisi D.0019
c. Kesiapan Peningkatan Nutrisi D.0026
d. Resiko Deficit Nutrisi D.0032
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Berat Badan Lebih Berat badan Konseling nutrisi
D.0018 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam berat Observasi:
badan membaik - Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
Akumulasi lemak Cukup Cukup - Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
Memburuk Sedang Membaik kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
berlebih atau Memburuk Membaik
abnormal yang 1 Berat badan Terapeutik:
tidak sesuai dengan 1 2 3 4 5 - Bina hubungan teraupetik
usia dan jenis 2 Tebal lipatan kulit - Sepakati bersama waktu pemberian konseling
kelamin 1 2 3 4 5 - Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
3 Indeks masa tubuh - Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
1 2 3 4 5 kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi ( mis. Usia, tahapan pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis.penurunan atau penambahan
berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolestrol
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi jika perlu

Manajemen Berat Badan


Observasi
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat mempengaruhi berat
badan
Terapeutik
- Hitung berat badan ideal pasien
- Hitung persentase lemak dan otot pasien
- Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis
Edukasi
- Jelaskan hubungan antara asupan makanan, aktivitas fisik, penambahan
berat badan dan penurunan berat badan
- Jelaskan factor risiko berat badan lebih dan berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat badan setiap minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan asupan makan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan
Promosi latihan fisik
Observasi
- Identifikasi keyakinan kesehatan tentang latiha fisik
- Identifikasi pengalaman olahraga sebelumnya
- Identifikasi motivasi individu untuk memulai atau melanjtkan program
olahraga
- Identifikasi hambatan untuk berolahraga
- Monitor kepatuhan menjalankan program latihan
- Monitor respons terhadap program latihan
Teraupetik
- Motivasi mengungkapkan perasaan tentang olahraga/kebutuhan
berolahraga
- Motivasi memulai atau melanjutkan olahraga
- Fasilitasi dalam mengidentifikasi model peran positif untuk
mempertahankan program latihan
- Fasilitasi dalam mengembangkan program latihan yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan
- Fasilitasi dalam menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
program latihan
- Fasilitasi dalam menjadwalkan periode regular latihan rutin mingguan
- Fasilitasi dalam mempertahankan kemajuan program latihan
- Lakukan aktivitas olahraga bersama pasien, jika perlu
- Libatkan keluarga dalam merencanakan dan memelihara program latihan
- Berikan umpan balik positif terhadap setiap upaya yang dijalankan pasien
Edukasi
- Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
- Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
- Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
- Ajarkan teknik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkan teknik pernapasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan
oksigenselama latihan fisik
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan rehabilitasi medis/ahli fisiologi olahraga, jika perlu
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi. - Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak Cukup Cukup - Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
Menurun Sedang Meningkat
cukup untuk memenuhi Menurun Meningkat - Monitor asupan makanan
kebutuhan metabolisme. 1 Porsi makanan yang dihabiskan - Monitor berat badan
1 2 3 4 5 Terapeutik:
2 Berat Badan atau IMT - Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
1 2 3 4 5 - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
3 Frekuensi makan - Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan
1 2 3 4 5 oral dapat ditoleransi
4 Nafsu makan Edukasi
1 2 3 4 5 - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
5 Perasaan cepat kenyang - Ajarkan diet yang diprogramkan
1 2 3 4 5 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Promosi Berat Badan


Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
- Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Kesiapan Peningkatan Status Nutrisi Edukasi Nutrisi
Nutrisi Observasi:
D.0026 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status - Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan dan kemampuan
nutrisi terpenuhi. pemenuhan kebutuhan gizi
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi
Pola asuhan nutrisi Cukup Cukup Terapeutik:
Menurun Sedang Meningkat - Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, table makanan
yang cukup untuk Menurun Meningkat
memenuhi kebutuhan 1 Porsi makanan yang dihabiskan penukar, cara mengelola, cara menakar makanan
metabolieme dan 1 2 3 4 5 - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kepakatan
dapat digantikan 2 Berat Badan atau IMT - Berikan kesempatan untuk bertanya
1 2 3 4 5 Edukasi
3 Frekuensi makan - Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi makanan, makanan yang harus
1 2 3 4 5 dihindari, kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang dibutuhkan
4 Nafsu makan pasien
1 2 3 4 5 - Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program (mis.makanan tinggi
protein, rendah garam, rendah kalori)
5 Perasaan cepat kenyang
- Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan makan
1 2 3 4 5
(mis.perawtan mulut, penggunaan gigi palsu, obat-obatan yang harus
diberikan sebelum makan)
- Demonstrasikan cara membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
- Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan makanan
(mis.menggunkan buku harian)
- Ajarkan pasien dan keluarga memantau kondisi kekurangan nutrisi
- Anjurkan mendemonstrasikan cara memberi makan, menghitung kalori,
menyiapkan makanan sesuai program diet.

Konseling nutrisi
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
- Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
- Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan drah,
kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
- Bina hubungan teraupetik
- Sepakati lama waktu pemberian konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi (mis.mis.usia,tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis. Penurunan atau penambhan
berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen gangguan makan
D.0032 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi. - Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik:
Risiko mengalami Cukup Cukup - Timbang berat badan secara rutin
Menurun Sedang Meningkat - Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahrga
Asupan nutrisi tidak Menurun Meningkat
cukup untuk 1 Porsi makanan yang dihabiskan ) yang sesuai
memenuhi kebutuhan 1 2 3 4 5 - Lakukan kontak perilaku (mis.target berat badan, tanggung jawab
perilaku)
metabolisme. 2 Berat Badan atau IMT
- Didampingi ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan
1 2 3 4 5 kembali makanan
3 Frekuensi makan - Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan
1 2 3 4 5 perilaku
4 Nafsu makan - Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak
1 2 3 4 5 - Rencanakan program pengobatan untuk perawatan dirumah
5 Perasaan cepat kenyang (mis.medis,konseling)
1 2 3 4 5 Edukasi
- Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situai pemicu
pengeluaran makanan (mis.pengeluaran yang disengaja, muntah, aktivitas
berlebihan)
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian maslah perilaku makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan kalori
dan pilihan makanan
Manajemen Nutrisi
Observasi:
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
Terapeutik:
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, Jika perlu
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastric jika asupan oral
dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan

Promosi Berat Badan


Observasi
- Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
- Monitor adanya mual dan muntah
Terapeutik
- Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
- Berikan pujian kepada pasien untuk peningkatan yang dicapai
Edukasi
- Jelaskan jenis makanan yg bergizi tinggi, terjangkau
DAFTAR PUSTAKA

Jauhari, A., Nasution, N. (2013). Nutrisi & Keperawatan. Yogyakarta: Jaya Ilmu.
Perry & Potter.(2017). Fundamentals of Nursing Ninth Edition. Printed in the United States of
America
Rahayu,S dan Harnanto, A. (2016). Modul Bahan Ajara Cetak keperawatan Kebutuhan Dasar
Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Tarwoto & Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai