Oleh:
Nama : Vivian Yessica
NIM : P17212205057
Laporan Pendahuluan dan Asuhan keperawatan pada Pasien dengan Diagnosa Medis
Malang,
Preceptor Akademik
NIP.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. MASALAH KEPERAWATAN
Kebutuhan Nutrisi
B. PENGERTIAN
Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses
tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk pembentukan,
pemeliharaan dan penggantian sel tubuh (Rahayu,S dan Harnanto, A, 2016). Nutrisi adalah
zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan dari lingkungan hidupnya yang
digunakan untuk aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan
Wartonah, 2011).
Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sistem
pencernaan yang terdiri. atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ asesoris terdiri atas
hati, kantong empedu, dan pankreas.
C. ETIOLOGI
Menurut Perry & Potter (2017) factor yang mempengaruhi status gizi seseorang adalah :
1. Perubahan gastrointestinal terkait usia yang memengaruhi pencernaan makanan dan
pemeliharaan nutrisi meliputi perubahan gigi dan gusi, berkurang produksi saliva,
atrofi sel epitel mukosa mulut, peningkatan rasa ambang batas, penurunan sensasi
haus, penurunan refleks muntah, dan penurunan peristaltik esofagus dan kolon (Touhy
dan Jett, 2010).
2. Adanya penyakit kronis (misalnya diabetes melitus, ginjal stadium akhir penyakit,
kanker) sering mempengaruhi asupan nutrisi (CDC, 2015).
3. Nutrisi yang cukup pada orang dewasa yang lebih tua dipengaruhi oleh beberapa
penyebab seperti kebiasaan makan, budaya, sosialisasi, pendapatan, tingkat
pendidikan, tingkat fungsional fisik untuk memenuhi kegiatan dailyliving (ADLs),
kehilangan, gigi, dan transportasi (Touhy dan Jett, 2010).
4. Efek samping obat menyebabkan masalah seperti anoreksia, perdarahan
gastrointestinal, xerostomia, rasa kenyang dini, dan gangguan penciuman dan rasa
persepsi (Burcham dan Rosenthal, 2016).
5. Gangguan kognitif seperti delirium, demensia, dan pengaruh depresi kemampuan
untuk mendapatkan, menyiapkan, dan makan makanan sehat
Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Kebutuhan energy
↓ ↓ makanan yang tidak sehat meningkat
Menurunnya tonus dan Gangguan menelan ↓ ↓
peristaltic usus makanan Kelebihan zat didalam Mudah lapar
↓ ↓ tubuh yang tidak ↓
Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak dibutuhkan Nafsu makan meningkat
lambung terpenuhi ↓ ↓
↓ ↓ Penyerapan didalam tubuh Peningkatan BB
Mual dan muntah Penurunan berat badan tidak sempurna
G. PENATALAKSANAAN
1. Diit Nutrisi dan diit terapeutik sesuai diagnose medis dan anjuran dokter.
Untuk pasien DM tipe 1 membutuhkan insulin dan diet pembatasan untuk
kontrol optimal, dengan pengobatan dimulai saat diagnosis (ADA, 2012). Sebaliknya,
pasien sering mengontrol DM tipe 2 awalnya dengan olahraga dan terapi diet. Jika
tindakan ini terbukti tidak efektif, adalah umum menambahkan obat oral. Suntikan
insulin sering mengikuti jika DM tipe 2 memburuk atau gagal merespons inisial ini
intervensi.
Individualisasikan diet sesuai dengan usia pasien, bentuk tubuh, berat badan,
dan tingkat aktifitas. Mempertahankan asupan karbohidrat yang ditentukan adalah
kuncinya dalam manajemen diabetes. ADA merekomendasikan diet yang
menyertakan karbohidrat dari buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan,
dan susu rendah lemak (American Dietetic Association, 2010b). Memantau konsumsi
karbohidrat adalah strategi kunci dalam mencapai kontrol glikemik (ADA, 2012).
Batasi lemak jenuh hingga kurang dari 7% dari total kalori dan asupan kolesterol
kurang dari 200 mg / hari. Selain itu, varietas makanan yang mengandung serat
dianjurkan. Pasien dapat mengganti makanan yang mengandung sukrosa dengan
karbohidrat tetapi perlu membuatnya pastikan untuk menghindari asupan energi
berlebih. Penderita diabetes bisa mengonsumsi gula alkohol dan pemanis nonnutritif
selama mereka mengikuti tingkat asupan harian yang direkomendasikan (ADA,
2012). Pasien dengan diabetes dan fungsi ginjal normal harus terus mengkonsumsi
dalam jumlah biasa protein (15% hingga 20% energi) (ADA, 2012).
2. Jika terjadi disfagia dilakukan pemasangan NGT atau OGT
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Berat Badan Lebih D. 0018
b. Defisit Nutrisi D.0019
c. Kesiapan Peningkatan Nutrisi D.0026
d. Resiko Deficit Nutrisi D.0032
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Berat Badan Lebih Berat badan Konseling nutrisi
D.0018 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam berat Observasi:
badan membaik - Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
Pengertian : Kriteria Hasil: - Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
Akumulasi lemak Cukup Cukup - Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan darah,
Memburuk Sedang Membaik kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
berlebih atau Memburuk Membaik
abnormal yang 1 Berat badan Terapeutik:
tidak sesuai dengan 1 2 3 4 5 - Bina hubungan teraupetik
usia dan jenis 2 Tebal lipatan kulit - Sepakati bersama waktu pemberian konseling
kelamin 1 2 3 4 5 - Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
3 Indeks masa tubuh - Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
1 2 3 4 5 kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi ( mis. Usia, tahapan pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis.penurunan atau penambahan
berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolestrol
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang diprogramkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi jika perlu
Konseling nutrisi
Observasi
- Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang akan diubah
- Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara regular
- Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin, tekanan drah,
kenaikan berat badan, dan kebiasaan membeli makanan
Terapeutik
- Bina hubungan teraupetik
- Sepakati lama waktu pemberian konseling
- Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis
- Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
- Pertimbangkan factor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
gizi (mis.mis.usia,tahap pertumbuhan dan perkembangan, penyakit)
Edukasi
- Informasikan perlunya modifikasi diet (mis. Penurunan atau penambhan
berat badan, pembatasan natrium atau cairan, pengurangan kolesterol)
- Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Rujuk pada ahli gizi, jika perlu
Jauhari, A., Nasution, N. (2013). Nutrisi & Keperawatan. Yogyakarta: Jaya Ilmu.
Perry & Potter.(2017). Fundamentals of Nursing Ninth Edition. Printed in the United States of
America
Rahayu,S dan Harnanto, A. (2016). Modul Bahan Ajara Cetak keperawatan Kebutuhan Dasar
Manusia II. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan
Tarwoto & Wartonah. (2010). KebutuhanDasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Salemba Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1. Jakarta: Persatuan Perawat Indonesia.