Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN NUTRISI

DOSEN PENGAMPU
Ns.Hendra,M.kep

DISUSUN OLEH :

KORNELIA LEA
NIM : 201133035
No absen : 35

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2020/ 2021
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi

     Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan
tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat
dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi
reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah,
2010 ).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalan aktivitas tubuh. (Alimul,2006 , hal.52 ).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditimbulkan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agardapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak ,2008,
hlm.26).
      Nutrisi juga dapat di katakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat lain yang
terkandung, aksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan penyakit.
A. B.B.
B. Fisiologi
a. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ
dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim,
pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada
semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic
(membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja,
manusia membutuhkan energy untuk terus menerus berhubungan dengan
lingkungannya.
b. 1.   Pemasukan energy
c. Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang
dihasilkan dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal
adalah jumlah panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1
°c. 1 kkal = 1 K atau sama dengan 1000 kalori. 

d. 2.  Pengeluaran energy
e. Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR
dan aktivitas fisik. 
f. 3.  Basal metabolisme rate (MBR)
g. Basal Metabolisme Rate adalah energi yang digunakan tubuh pada saat istirahat
yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung,  perbafasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar-kelenjar tubuh.
h. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai dari pencernaan,
absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
i.    a.   Pencernaan
a. Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap
tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi
dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus dan
bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi
pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan
memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen
di sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim
pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di
dalam perut kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan
meninggalkan lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang
disebut kimus. Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan
empedu, getah intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus
dalam usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.
b.
j.    b.   Absorbsi
a.     Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang
daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk
meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi
pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis. 
k.    c.   Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang
ditransportasikan melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui
perubahan kimia dari metabolisme, nutrien diubah ke jumlah substansi yang
diperlukan oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih
kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan pemecahan
substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
l.
m.    d.   Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan
dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah
lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam
cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan
dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi
dari nutrient yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan.
Sebaliknya energi yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.
C. Etiologi
a. Kekurangan nutri
1. Efek dari pengobatan
2. Mual/ muntah
3. Gangguan intake makana
4. Radiasi/ kemoterapi
5. Penyakit kronis
6. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat penyakit
infeksi atau kanker
7. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
8. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
9. Nafsu makan menurun     ( Wartonah, 2006 dan Alimul, 2006, hlm. 67)
b.      Kelebihan nutrisi
1. Kelebihan intake
2. Gaya hidup
3. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori
4. Penurunan laju metabolic
5. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat   (Wartonah, 2006 dan Potter, 2005)
  D. KARAKTERISTIK/ JENIS/ TIPE
      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi menjadi beberapa kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
( Potter, 2005)
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan, BMI
dihubungkan dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat
badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu.
  ( Wartonah, 2006)

E. Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan menunjukanan
banyak patologi yang dapat mepengaruhi system organ lain : perdarahan, perforasi,
obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi congenital, inflamasi, infeksi ,traumatic dan
neoplastik telah ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran
gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organic di mana saluran gastrointestinal dicurigai, terdapat banyak
faktor ekstrinsik yang menimbulkan gejala. Stress dan anietas sering menjadi keluhan
utama berupa indigesti, anoreksia / gangguan motorik usus, kadang –kadang menimbulkan
konstipasi / diare.
Selain itu status kesehatan mental ,faktro fisik : seperti kelelahan dan
ketidakseimbangan / perubahan masukandiet yang tiba-tiba dapat
mempengaruhi saluran gastrointetinal sehingga menyebabkan perubahan
nutrisi ( Smeltzer,2002 ).

E. Manifestasi klinik
Tanda dan gejala
1. Gigi tidak lengkap dan ompong
2. Nafsu makan menurun
3. Lesu
4. Tidak semangat
5. BB kurang / lebih dari normal
6. Perut terasa kembung
7. Sukar menelan
8. Mual muntah
9. Berkurangnya indra pengecap mengakibatkan penurunana terhadap cita rasa
manis, asin ,asam, dan pahit.
10. Esophagus / kerongkongan mengalami pelebaran.
11. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
12. Gerakan usus atu gerakan peristalistik dan biasanya menimbulkan konstipasi.
13. Penyerapan makanan di usus menurun.
F. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan yang biasa dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan nutrisi adalah
sebagai berikut :

1. Kadar total limfosit


2. Albumin serum
3. Zat besi
4. Transferin serum
5. Kreatinin
6. Hemoglobin
7. Hematokrit
8. Keseimbangan nitrogen
9. Tes antigen kulit
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan resiko status nutrisi buruk
meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,
penurunan albumin serum <3.5 gr/dl, dan peningkatan / penurunan kadar
kolesterol ( Mubarak , 2008, hlm.61).

G. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN

  1. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Nutrisi enteral
      Metode pemberian makanan alternative untuk memastikan kecukupan nutrisi
meliputi metode enteral (melalui system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut
sebagai nutrisi enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu menelan
makanan atau mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas dan transport
makanan ke usus halus terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui
slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil atau melalui slang
gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
      Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi parenteral total (TPN)
atau hiperalimentasi intravena (IVH), diberikan jika saluran gastrointestinal tidak
berfungsi karena terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral diberikan secara intravena
seperti melalui kateter vena sentral ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air, lemak, protein, elektrolit, vitamin,
dan unsure renik, semuanya ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena
larutan TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena sentral yang
beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh darah klien.( Kozier, 2011, hlm.784-
801).

2.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. Menstimulasi nafsu makan
1. Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai klien yang disesuaikan
dengan kondisi klien
2. Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan klien yang anoreksik
3. Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman sesaat sebelum atau
setelah makan
4. Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari penglihatan dan bau yang tidak
enak. Balutan kotor, pispot yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau
bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan pengaruh negative pada nafsu
makan
5. Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan sebelum waktu makan; istirahat
bila mengalami keletihan
6. Kurangi stress psikologi
7. Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c.  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai dengan kondisi
                                                                                    ( Kozier, 2011, hlm.782-783)
  H. KOMPLIKASI
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi)
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolism karena
kelebihan asupan kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan
kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

4. Penyakit jantung koroner


Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh adanya peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami karena adanya
perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh
pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
7. Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi,
dan kelebihan energy.
(Alimul, 2006, hlm.68)
BAB II
WOC
Pathway

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan,mual,muntah

Kekosongan lambung Berlebihnya pemasukan makanan

Erosi pada lambung ( gesekan) Zat makanan tersimpan dijaringan adipose di


pakai sebagai energi

Produksi HCL meningkat


Berat tubuh meningkat
Asam lambung refleks

Berkurangnya pemasukan makanan Kelebihan nutrisi

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
1.      Komponen pengkajian nutrisi :

Data skrining Data tambahan


Antropometri  Tinggi badan  Lipatan trisep
 Berat badan  LILA
 Berat badan ideal  Lingkaran otot
 Indeks massa tubuh lengan tengah
 Lingkar lengan
tengah
Biokimia  Hemoglobin  Kadar transferin
 Albumin serum serum
 Hitung limfosit total  Nitrogen urea kemih
 Ekskresi kreatinin
kemih

Clinical  Kulit  Analisis rambut


 Rambut dan kuku  neurologi
 Membran mukosa
Diet  porsi makan dalam  Riwayat diet
24 jam
 frwkuensi makan
Environment  lingkungan
Fatique  tingkat aktivitas  Penyakit tertentu
yyang berhubungan
dengan aktivitas

2.      Riwayat keperawatan
 Usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas
 Kesulitan makan (gangguan mengunyah atau menelan)
 Perubahan nafsu makan
 Perubahan berat badan
 Ketidakmampuan fisik
 Kepercayaan budaya dan agama yang mempengaruhi dalam pemilihan
makanan
 Status kesehatan umum dan kondisi medis
 Riwayat pengobatan
3.      Pemeriksaan fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang berproliferasi secara cepat seperti
kulit, rambut, kuku, mata, dan mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang
dapat dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin.
Tanda Klinis malnutrisi :
Area pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen,
ada petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti
sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar,
rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea
lunak, kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir
mulut, fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan
halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah,
meradang
Otot Lemah, mengecil
System gastrointestinal Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare,
konstipasi, pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa
terbakar, kesemutan di tangan dan kaki,
iritabilitas

4.      Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien yang biasa; pilihan makanan,
alergi, dan intoleransi; frekuensi, jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor
social, ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
  Diagnosa keperawatan intervensi dan rasional keperawatan

1.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:


o Kesulitan  untuk mencerna makanan
o Kesulitan untuk menelan makanan
o Anoreksia, muntah
o Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
o Depresi, stress, isolasi social
o Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan
penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan, medikasi ( mis.
kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
o Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat : terapi radiasi,
kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan :

Data obyektif Data subyektif


 Berat badan 20%  atau lebih Pasien mengatakan :
di bawah BB ideal  Nyeri abdomen
 Diare  Kram abdomen
 Bising usus hiperaktif  Menghindari makan
 Penurunan BB dengan  Cepat kenyang setelah
asupan makanan adekuat mencerna makanan
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan mencerna
makanan
 Tonus otot menurun
 Sariawan di rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot
 Gangguan menelan
Laborat
 Albumin serum
 Transferin
 Elektrolit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan    
Pasien dapat menunjukan peningkatan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

Kriteria Hasil:
 Nafsu makan meningkat
 Peningkatan masukan oral
 Peningkatan aktivitas
 Massa otot
 Berat badan

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
o Timbang BB setiap hari
o Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
o Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
o Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
o Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
o Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
o Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :
o Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
o Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
o Hindari makanan yang terlalu manis
o Makan kapan saja bila dapat ditoleransi
o Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan
hindari mengonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
Kolaborasi :
o Konsulkan kebutuhan kalori harian yang realistis dan adekuat pada ahli gizi
o Berikan suplemen makanan
o Beri makanan tinggi kalori dan tinggi protein
o Enteral. Pemberian makanan melalui selang nasogastrik (NGT)
o Nutrisi parenteral total (TPN), menggunakan larutan hiperosmolar.

2.   Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:

 Perubahan pola kepuasan makan


 Penurunan indera pengecapan dan penciuman
 Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
 Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
 Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
 Pola makan disfungsional
 Peningkatan nafsu makan
 Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Ditandai dengan :

Data Obyektif Data Subyektif


o Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil Pasien mengatakan :
melakukan aktivitas lain)  Adanya pola
o Aktivitas monoton makan yang
o Lipatan otot triseps > 25mm pada wanita; >15mm tidak diinginkan
pada pria  Adanya
kelebihan
o Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan kerangka frekuensi makan
tubuh ideal

o Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan kerangka


tubuh ideal
Laborat :
 Albumin serum
 Transferin
 Elektrolit

 Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan   


Pasien dapat menunjukan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.

Kriteria Hasil :
 Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB
 Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB
 Penurunan BB
 Lipatan otot triseps
 BB ideal
 Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu
 Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein,
karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium

Intervensi Keperawatan :
Mandiri :
 Observasi aktivitas klien
 Tentukan factor penyebab peningkatan BB
 Timbang BB klien
 Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
 Bantu klien untuk menentukan pola makan  tentang apa, kapan, dan di mana
pasien makan.
 Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat  dan
bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
 Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks
dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman
ringan.
 Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai.
 Bantu pengurangan BB:
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat
internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
 Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
 Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
 Rencanakan program latihan , pertimbangkan aktivitas  klienyang dibatasi
 Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan
asupan makanan dan peningkatan penggunaan energy
 Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk mengurangi asupan kalori :
 Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
 Minum segelas air sesaat sebelum makan
 Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan
alcohol.
 Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
 Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna

Kolaborasi :
 Diskusikan dengan ahli gizi, program penurunan BB yang meliputi
pengelolaan diet dan pengeluaran energi.
Aplikasi asuhan keperawatan
JUDUL JURNAL : PENGALAMAN KELUARGA MEMENUHI KEBUTUHAN NUTRISI
BALITA GIZI KURANG DI DEPOK
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006, hlm. 52).
Gizi ( nutrisents) merupakan ikatan kimia yang dibuthkan tubuh untuk menjalankan
fungsinya yaitu menghasilkan energi ,membangun dan memelihara jaringan ,serta mengatur
berbagai proses kehidupan. Selain kesehatan ,gizi dikaitkan dengan potensi seseorang sebab
gizi berkaitan dengan perkembangan otak kemampuan belajar dan produktivitas kerja.
( almatsier, 2002).
Nitrisi didefinisikan sebagai suatu keadaan diman asupan nurisi tidak dapat memenuhi atau
mencakup kebutuhan metabolik tubuh.balita dikatakan mengalami defisit nutrisi apabila
mengalami penurunan berat badan minimal 10% atau lebih dari badan ideal ( A.H dan K
Nurarif,2015).
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman
keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang. Hasil penelitian ini
mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Soekirman (2008) bahwa faktor-faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya gizi kurang pada balita dapat dikelompokan menjadi penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung gizi kurang adalah makan tidak seimbang,
baik jumlah dan mutu asupan gizinya, di samping itu asupan zat gizi tidak dapat
dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal karena adanya gangguan penyerapan akibat adanya
penyakit infeksi. Hal senada yang mendukung hasil penelitian.
Upaya lain yang dilakukan oleh keluarga dalam meningkatkan nafsu makan balita adalah
dengan melakukan pijat. Menurut Roesli (2008), pemijatan dapat meningkatkan nafsu makan,
berat badan, dan kecerdasan bayi dan balita. Penelitian yang dilakukan Field (1986, dalam
Kautsar 2008) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 g),
yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan 20% – 47% per
hari dibanding yang tidak dipijat. Sedang pada bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan
yang dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama 6 minggu mengalami kenaikan berat badan
yang lebih tinggi dari kelompok kontrol .
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz, 2006. Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan
proses  keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta : EGC
Kozier, Barbara. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik
edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta :EGC
Nanda International (2009). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2009-2011.
Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of
America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.


Salemba Medika : Jakarta

Wartonah, Tarwoto. 2006.  KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika


Poppy Fitriyani1,2*, Junaiti Sahar2 , Wiwin Wiarsih2 1. Program Studi Magister Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok.

Anda mungkin juga menyukai