Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

Mya Kharisma Wardhani / P18205


Novita Wulan Destriana M / P18210
Tria Nurul Hidayati / P18226

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Konsep Pemenuhan Kebutuhan

1. Definisi

Cairan dan elektrolit sangat berguna dalam mempertahankan fungsi tubuh


manusia. Kebutuhan cairan dan elektrolit bagi manusia berbeda - beda sesuai
dengan tingkat usia seseorang, seperti bayi mempunyai kebutuhan cairan yang
berbeda dengan usia yang berbeda-beda dengan usia dewasa bayi mempunyai
tingkat metabolisme air lebih tinggi mengingat permukaan tubuh yang relatif luas
dan presentase air tubuh lebih tinggi di banding dengan orang dewasa. Kebutuhan
cairan sangat di perlukan tubuh dalam menganggkut zat makanan kedalam sel,
sisa metabolisme, sebagia pelarut elektrolit dan nonelektrolit, memelihara suhu
tubuh, mempermudah eliminasi, dan membantu pencernaan. Di samping
kebutuhan cairan, elektrolit (natrium ,kalium , kalsium, klorida, dan fosfat) sangat
penting untuk menjaga keseimbangan asam-basa, konduksi saraf, kontraksi
mosular dan osmolaritas. (Azizi, Hidayat A. Alimul. 2004)
Kondisi tidak terpenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit dapat
memengaruhi sistem organ tubuh terutama ginjal. Untuk mempertahankan kondisi
cairan dan elektrolit dalam keadaan seimbang maka pemasukan harus cukup
sesuai dengan kebutuhan. Prosedure pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
dalam pelayanan keprawatan dapat di lakukan melalui pemberian cairan per oval
atau intraven (Azizi,Hidayat A. Alimul. 2004).

2. Etiologi
a) Kekurangan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
1) Intake yang kurang
- Kekurangan cairan peroral
- Menjalankan diet tertentu
2) Output yang berlebihan
- Diare
- Perdarahan
- Luka bakar
- Penyakit tertentu (DM)
- Suhu lingkungan yang panas
b) Kelebihan cairan dan elektrolit disebabkan oleh :
1) Intake yang berlebihan
- Kelebihan cairan peroral
- Cairan parenteral (infus berlebihan)

3. Manifestasi Klinik

Keseimbangan cairan Tanda gejala


Keseimbangan cairan tanda dan gejala Pemeriksaan fisik : hipotensi postural,
kekurangan volume caira – kehilangan takikardia,membran mukosa kering,
air dan elektrolit pada jumlah yang turgor kulit buruk, haus, konfusi,
sama atauisotonik kehilangan berat badan berlebihan,
pengisianvena lambat, vena leher
datar, letargi, oliguria (<30mL/hari),
denyut nadi lemah.

Hasil laboratorium : berat jenis urine


>1.030,meningkatnya kadar
hematokrit >50%, danmeningkatnya
kadar BUN >25 mg/100
ml(hemokonsentrasi
Kelebihan volume cairan - air dan Pemeriksaan fisik : berat badan
natrium ditahan pada jumlah yang meningkat, edema(terutama pada area
isotonik yang bergantung bebas), hipertensi,
poliuria (jika mekanisme hinjal
normal), distensi venaleher,
meningkatnya tekanan darah dan
vena, bunyikrekles pada paru, konfusi

Hasil laboratorium : menurunnya


kadar hematokrit<38%, dan
menurunnya kadar BUN <10 mg/100
ml(hemodilusi)

Hiponatremia Pemeriksaan fisik : pemahaman,


perubahan kepribadian,hipotensi
postural, pusing karena perubahan
posisi, kramabdomen, mual dan
muntah, diare, takikardia

Hasil laboratorium : kadar natrium


serum di bawah 135mEq/L,
osmolalitas serum 280 mOsm/kg,
berat jenisurine di bawah 1,010.

Hipokalemia Pemeriksaan fisik : kelemahan dan


keletihan, kelemahan otot, mual dan
muntah, distensi intestinal, pergerakan
usus menurun, refleks tendon dalam
menurun, disritmia ventrikular,
parastesia, dan lemah, denyut irregular

Hasil laboratorium : kadar kalium


serum di bawah 3,5mEq/L

Hiperkalemia Pemeriksaan fisik : ansietas, disritmia,


parastesia,kelemahan, kram abdomen,
dan diare

Hasil laboratorium : kadar kalium


serum di atas 5 mEq/L

4. Patofisiologi dan Pathway


Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan
kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan
ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan
pemindahan cairan intraseluler. Sedangkan Kelebihan volume cairan terjadi
apabila tubuh menyimpan cairan dan elektrolit dalam kompartemen ekstraseluler
dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi
natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir selalu
disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi
akibat overload cairan / adanya gangguan mekanisme homeostatis pada proses
regulasi keseimbangan cairan.
Pathway

Bakteri

Masuk saluran cerna

Peradangan Saluran
Cerna

Masuk ke rongga

Peritoneum

PERITONITIS

Merangsang aktivitas
Absorpsi Menurun
parasimpatik

Diare

Kekurangan volume
cairan
5. Komplikasi
a) Gagal Ginjal
b) Gangguan pertukaran gas
c) Gangguan eliminasi fekal
d) Batu ginjal
e) Gangguan proses berfikir ( Konfusi atau binggung )
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan elektrolit untuk menentukan status hidrasi.Elektrolit
yang sering diukur adalah ion natrium, kalium, klorida, dan
bikarbonat.
b) Pemeriksaan darah lengkap khususnya hematocrit untuk melihat
respon dehidrasi.
c) Permeriksaan PH diperlukan pada gangguan keseimbangan asam
basa
d) Pemeriksaan berat jenis urine untuk mengukur derajat konsentrasi
urin dan analisa gas darah.

7. Penatalaksanaan ( Medis dan Keperawatan )


a) Penatalaksaan medis utama diarahkan kepada pengendalian atau
pengobatan penyakit dasar. Obat – obatan misalnya prednisone yang
dapat mengurangi diare dan penyakit.
b) Untuk diare dan cairan ringan dengan segera ditingkatkan dan glukosa
oral serta larutan elektrolit dapat diberikan.
c) Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius. Obat – obatan tidak
spesifik seperti defenoksilat dan loperamil.
d) Preparat anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah
teridentifikasi.
e) Terapi cairan intravena
B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
a) Identitas pasien dan penanggungjawab pasien
b) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Penyakit Sekarang
3) Riwayat Penyakit Dahulu
c) Kebutuhan bio, psiko, sosial, spiritual
d) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, turgon kulit, dan warna kulit
e) Keadaan fisik
Bentuk kepala, mulut, hidung, kulit, leher, ekstermitas atas dan
bawah

2. Diagnosa Keperawatan
a) Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal
b) Nausea berhubungan dengan factor psikologis ( mis. Kecemasan,
ketakutan, stress )
c) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

3. Perencanaan Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


. Hasil
dx
1 Setelah diberikan a. Periksa tanda a. Untuk
intervensi keperawatan dan gejala mengetahui
selama … x 24 jam. hipervolemia tanda dan
Pasien dengan b. Identifikasi gejala
keseimbangan cairan penyebab b. Untuk
dapat meningkat hipervolemia mengetahui
dengan kriteria hasil penyebab
( L.05020 ) c. Monitor intake hipervolemia
a. Asupan cairan dan output c. Untuk
meningkat cairan mengetahui
b. Keluaran cairan masukan dan
meningkat keluaran
c. Edema menurun d. Batasi asupan cairan
d. Dehidrasi cairan dan d. Untuk
menurun garam membuang
e. Membran e. Kolaborasi kelebiham
mukosa pemberian garam dan
membaik diuretik air di dalam
f. Turgon kulit tubuh.
membaik

2 Setelah diberikan a. Identifikasi a. Untuk


intervensi keperawatan faktor penyebab mengetahui
selama … x 24 jam. mual penyebab
Pasien dengan tingkat b. Monitor mual mual
nausea dapat meningkat c. Kurangi atau b. Untuk
dengan kriteria hasil ( hilangkan mengetahui
L. 12111 ) keadaan tingkat mual
a. Keluhan penyebab mual c. Untuk
mual d. Ajarkan teknik mengurangi
menurun nonfarmakologis mual
b. Perasaan untuk mengatasi d. Untuk
ingin muntah mual mengatasi
menurun e. Kolaborasi mual
pemberian
antiemetik

3 Setelah diberikan a. Identifikasi a. Untuk


intervensi keperawatan skala nyeri mengetahui
selama … x 24 jam. b. Identifikasi tingkat nyeri
Pasien dengan tingkat faktor yang b. Untuk
nyeri dapat menurun memperberat mengurangi
dengan kriteria hasil dan nyeri
( L. 08066 ) memperingan c. Untuk
nyeri mengatasi
a. Keluhan nyeri c. Berikan teknik rasa nyeri
menurun non d. Untuk
b. Kesulitan tidur farmakologis mengurangi
menurun untuk rasa nyeri
c. Pola tidur mengurangi rasa
membaik nyeri
d. Ajarkan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi rasa
nyeri
e. Kolaborasi
pemberian
analgetik

4. Evaluasi
a. Kebutuhan cairan dan elektrolit menjadi normal
b. Intake dan output balance
c. Turgot kulit membaik

DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2014 ). Pengantar kebutuhan


dasar manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba medika

Price, Sylvia A. (2009). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Ahli Bahasa: Brahm U. Pendit. Editor: Huriawati Hartanto. Edisi VI.
Jakarta: EGC.

Smeltzer, S,. & Bare, B. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Bruner
& Sudarth. Volume 3. Edisi 8. Jakarta: FKUI.

TIM POKJA SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta. : Dewan Pengurus PPNI.

TIM POKJA SIKI DPP PPNI. 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta. : Dewan Pengurus PPNI.

TIM POKJA SLKI DPP PPNI. 2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil. Jakarta. : Dewan Pengurus PPNI.

Anda mungkin juga menyukai