Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

Dosen Pengampu Ari Pebru Nurlaily S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :

Tria Nurul Hidayati / P18226 / P18D

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA


LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi

Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang


ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi) akibat akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduannya (Brunner &
Sudarth, 2013)

Diabetes melitus adalah akibat gangguan yang ditandai dengan


hiperglikemi dengan abnormal metabolik karbohidrat, lemak, dan protein
yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau sensivitas insulin akan
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis (Nuralif &Hudhi, 2013)

Diabetes melitus merupakan penyakit yang bersifat kronis atau menahun


yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh prankreas penyakit ini
berhubungan dengan karbohidrat yang di tandai dengan meningkatnya
konsentrasi glukosa dalam darah (Paran & Yana, 2010)

Klasifikasi deabetes melitus dibagi menjadi empat yaitu:

1. Diabetes melitus tipe I : DM tergantung dengan insulin

2. Diabete melitus tipe II : DM tidak tergantung dengan insulin

3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau dengan


sindrom lainnya
4. Diabetes melitus gestasional (Smelzer,S.C & Bare,2004) yang di
tandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa yang muncul
selama kehamilan (trimester ke dua atau ketiga ).
2. Etiologi
Menurut Nurorif dan Hardh, (2012) penyebab diabetes melitus
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Diabetes melitus tipe I yang tergantung dengan insulin ditandai
dengan penghancuran sel-sel beta prankreas yang disebabkan
oleh:
a. Faktor genetik penderita telah mewarisi diabetes itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau cenderungan genetik
kearah terjadinya diabetes tipe I.
b. Faktor imunologi
c. Faktor lingkungan virus atau toksin tertentu yang dapat
memproses outoimun yang menimbulkan otruksi sel beta.
3. Diabetes melitus tipe II
Disebabkan oleh kegagalan realative sel beta dan resisitensi insulin
faktor resiko yang berhungan dengan proses terjadinya diabetes tipe
II: usia, obesitas, riwayat dari keluarga

Menurut Smelzer,S.C & Bare (2010) penyebab terjadinya diabetes melitus


di kelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Deabetes melitus tipe I


a. Faktor genetik

Penderita DM tidak mewariskan DM itu sendiri tetapi


mewarisi suatu kecenderungan genetik kearah terjadinya
diabetes ini ditemukan pada penderita HLA (Human Leococyto
Antigen ).

b. Faktor Lingkungan

Karena distruksi sel beta contohnya : hasil penyelidikan yang


menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu
proses autoimun yang dapat menimbulkan distriksi sel beta.
2. Diabetes melitus tipe II
Disebabkan oleh usia (letersi insulin cenderung meningkat pada usia
diatas 65 tahun) obesitas, riwayat keluarga.
3. Manifestasi Klinik

Menurut Poran, Sankan dan Peni (2010) gejala yang timbul pada
diabetes melitus yaitu:
1. Poliuria (buang air kecil yang berlebihan)
2. Polidipsi (rasa haus)
3. Dehidrasi
4. Rasa lapar yang berlebihan
5. Penurunan berat badan

6. Mengalami gangguan kulit seperti gatal-gatal

7. Sering mengalami luka dan sulit atau lama untuk sembuh

8. Sering mengalami infeksi saluran kecing


9. Neuropati atau kesemutan bagian lengan dan kaki

10. Sering merasa lelah dan lemah

Sedangkan menurut Smelzer & Bare (2010)

1. Glukosuria (adanya kadar glukosa yang berlebihan)

2. Poliuri (buag air kecil yang berlebihan )

3. Polidipsi (rasa haus)

4. Polifagi (banyak makan akibat menurunnya simpanan kalori )

4. Patofisiologi

1. Patofisiologi DM tipe I

Terjadinya DM tipe I utamanya disebabkan pleh defisiensi insulin.


Defisiensi insulin dapat dapat menyebabkan gangguan metabolisme lipid,
protein, dan glukosa (Raju, 2010). Ganguan metabolik lipid terjadi karena
meningkatnya asam lemak bebas dan benda keton sehingga penggunaan
glukosa berkurang dan menyebabkan hiperglikemia. Gagguan
metabolisme protein terjadi karena peningkatan proses glukonegenesis
sehingga glukosa hepatik meningkat.

2. Patofisologi DM tipe II

Terjadinya DM tipe II utamanya disebabkan oleh resisitensi insulin (


Raju, 2010) selain itu juga defisiensi insulin pada umumnya
dipengaruhi oleh bebrapa keadaan yaitu :
a. Resistensi insulin dikarenakan obesitas dan penuaan (Lemos et.
al 2011 dalam Fatimah 2015).
b. Disfungsi sel beta prankreas sehingga menyebabkan defisiensi
insulin yang terjadi melalui 3 jalur yaitu :
1) Pengaruh luar yang menyebabkan rusaknya sel betta
pankreas seperti virus dan zat kimia
2) Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar prankreas.

3) Rusaknya reseptor insulin dijaringan perifer.


Pathway

DM Tipe I DM Tipe II

Reaksi Autoimun Idiopatik, usia, genetic, dll

Sel ß pancreas hancur Jumlah sel pancreas menurun

Definisi Insulin

Hiperglikemia Hiperglikemia Katabolisme


protein meningkat
Flekbilitas darah merah
Penurunan glukosa Liposis meningka
Pelepasan O2 dalam sel
Pembatasan Diit
Hipoksia perifer Cadangan lemak
perifer dan protein Penurunan BB
Gangguan integritas menurun
kulit/ jaringan Defisit Nutrisi
Ketidakstabilan gula darah
5. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Donges dkk (2013) pemeriksaan penunjang pada DM yaitu:

1. Glukosa darah : mmeningkat 100-200 mg/dl atau lebih

2. Aseton plasma (keton): positif secara metabolik

3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolestrol meningkat

4. Osmolalitas serum : meningkat bioksinya kurang daro 330

5. Elektrolit : natrium (mungkin akan normal, mrningkat


ataupun turun), kalium (terjadinya peningkatan maupun
normal)
6. Hemoglobin glikosilat

7. Gas darah arteri : biasanya menigkat dengan pH rendah dan


penurunan pada Ikus (asidosis metabolik)
8. Trombosit darah : hematokrit akan meningkat

9. Krestinin : akan menungkat atau normal

10. Insulin darah mungkin akan menurun atau meningkat

11. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatnya ostruktuitas hormon


tiroid

12. Urin : gula dan areton positif.

7. Komplikasi

Menurut anonim (2012) komplikasi deabitus melitus yaitu:

1. Komplikasi metabolik akut


a. Komplikasi metabolik yang serius adalah ketoasidosis
diabetes yang akan mengakibatkan korosis terjadi pada
jaringan pendek.
b. Penigkatan beban ion hidrogen dan osidosis metabolic
c. Hipoglikemi

2. Komplikasi metabolik kronik


a. Makro angiopati mengenai pembuluh darah besar seperti jantung
dan otak.
b. Mikro angiopati yang mengenai pembuluh darah kecil seperti
retinopati diabetik nefropati diabetic.
c. Neuropati diabetik sering ifeksi seperti TBC, infeksi saluran
kemih dan ulkus pada kaki.

8. Penatalaksanaan Medis

Untuk penatalaksanaan pada penderita ulkus DM khususnya penderita


setelah menjalani tindakan operasi debridement yaitu termasuk tindakan
perawatan dalam jangka panjang.
1. Medis

Penatalaksaan secara medis sebagai berikut:

a. Obat hiperglikemik oral


b. Insulin
c. Pembedahan

Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan


yang bertujuan untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan
yang masih sehat, tindakannya antara lain:
1) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka
ulkus diabetikum.
2) Neucrotomi

3) Amputasi
2. Keperawatan
Menurut Sugondo (2011), dalam penatalaksaan medis secara
keperawatan yaitu :
a. Diit

Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.

b. Latihan

Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil,


jalan – jalan sore, senam diabetik untuk mencegah adanya
ulkus.

c. Pemantauan

Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya


secara mandiri dan optimal.

d. Terapi insulin

Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali


sesudah makan dan pada malam hari.

e. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi


bagi penderita ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui
tanda gejala komplikasi pada dirinya dan mampu
menghindarinya.

f. Nutrisi

Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka


debridement, karena asupan nutrisi yang cukup mampu
mengontrol energy yang dikeluarkan.

g. Stress Mekanik

Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah


seperti bedrest, dimana semua pasin beraktifitas di tempat
tidur jika diperlukan. Dan setiap hari tumit kaki harus selalu
dilakukan pemeriksaan dan perawatan (medikasi) untuk
mengetahui perkembangan luka dan mencegah infeksi luka
setelah dilakukan operasi debridement tersebut. (Smelzer &
Bare, 2004)

B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien dan penanggungjawab pasien
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
2) Riwayat Penyakit Sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Kebutuhan bio, psiko, sosial, spiritual
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, turgon kulit, dan warna kulit
f. Keadaan fisik
Bentuk kepala, mulut, hidung, kulit, leher, ekstermitas atas dan
bawah.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis dibuktikan


dengan nafsu makan menurun
b. Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan
neuropati prifer dibuktikan dengan luka semakin melebar
c. Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
gangguan toleransi glukosa darah dibuktikan dengan kadar gula
dalam darah tinggi.

3. Perencanaan Keperawatan

NoDx Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1. Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
tindakan keperawatan (I.03119) :
selama 3 x 24 jam Observasi 1. Untuk
masalah keperawatan - Identifikasi status mengetahui
Status nutrisi membaik nutrisi status nutrisi
(L.03030) dengan Terapeutik 2. Untuk
kriteria hasil : - Fasilitasi mengetahui
1. Porsi makan yang menentukan program diet
dihabiskan cukup pedoman diet 3. Untuk
menurun 2 ke (mis.piramida mengetahui
cukup meningkat makanan) diet yang
4 Edukasi diprogramka
2. Nafsu makan - Ajarkan diet yang n
cukup memburuk diprogramkan 4. Untuk
2 ke cukup Kolaborasi mengatasi
membaik 4 - Kolaborasi dengan status nutrisi.
3. Berat badan ahli gizi untuk
cukup memburuk menetukan jumlah
2 ke cukup kalori dan jenis
membaik 4 nutrien yang
dibutuhkan, jika
perlu
2. Setelah dilakukan Perawatan Luka ( I.14564 )
tindakan asuhan Observasi
keperawatan 3x24 jam - Monitor karakteristik 1. Untuk
masalah Integritas luka mengetahui
kulit dan jaringan karakteristik
menurun Terapeutik luka
( L.14125 ) dengan - Pertahankan tekhnik 2. Untuk
kriteria hasil : steril saat melakukan mengetahui
1. Kerusakan perawatan luka perawatan
Jaringan Edukasi luka
menurun - Jelaskan tanda dan 3. Untuk
2. Kerusakan gejala infeksi mengetahui
lapisan kulit Kolaborasi gejala infeksi
menurun - Kolaborasi prosedur 4. Untuk
3. Kemerahan debridement mengurangi
menurun (mis.enzimatik,biologi kerusakan
4. Perfusi s,mekanik,autolitik ), pada kulit
jaringan jika perlu dan jaringan.
meningkat

3 Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemia


tindakan asuhan ( I.03115)
keperawatan 3x24 jam Observasi
diharapkan masalah - Identifikasi 1. Untuk
ketidakstabilan kadar kemungkinan mengetahui
glukosa darah penyebab penyebab
( L. 05022 ) menurun hiperglikemia hiperglike
dengan kriteria hasil : Terapeutik mia
1. Pusing - Konsultasi dengan 2. Untuk
menurun medis jika tanda mengetahui
dan gejala tanda dan
2. Lelah/lesu hiperglikemia tetap gejala
menurun ada atau hiperglike
3. Mulut kering memburuk. mia
menurun Edukasi
4. Kadar glukosa - Anjurkan 3. Untuk
dalam darah pengelolaan mengetahui
membaik diabetes ( mis. pengelolaa
Penggunaan n diabetes.
insulin, obat oral,
monitor asupan 4. Untuk
cairan, mengatasi
penggantian diabetes
kabohidrat, dan
bantuan
professional
kesehatan).
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian insulin,
jika perlu

4. Evaluasi
a. Nafsu makan pasien membaik.
b. Integritas kulit dan jaringan pada luka punggung kaki pasien
menurun.
c. Ketidakstabilan kadar glukosa darah pada pasien menurun.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.2013. Keperawatan Medikal bedah Edisi 12. Jakarta:


EGC.

Nualif, A. H.2016. Penatalaksanaan Keperawatan Diabetes Melitus.


Jogjakarta Medication.

PPNI.2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI .2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI .2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ny. T DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MILITUS
DI RUANG PANULUH II RSUD PANDANARAN BOYOLALI
Dosen Pengampu : Ari Pebru Nurlaily S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Disusun Oleh :
Tria Nurul Hidayati / P18226 / P18D

PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2018/2022
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Ty.T DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS
DIRUANG MELATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR

Tgl/Jam MRS : 15 Juni 2020 / 18.00 WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 16 Juni 2020 / 08.00 WIB
Metode Pengkajian : Autoanamnesa
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus
No. Registrasi : 1157XXX

I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. T
Alamat : Boyolali
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. F
Umur : 57 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Alamat : Boyolali
Hubungan dg Klien : Suami

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri dibagian pada punggung kaki.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan sudah ± 1 tahun yang lalu pasien tidak
pernah periksa atau berobat, kemudian sejak satu minggu yang
lalu.Badannya terasa lemas, kaki kesemutan dan bertambah saat
beraktifitas, keluarga atau pasien baru mengetahui kalau menderita
diabetes, kemudian dari pihak keluarga menyarankan untuk dibawa
kerumah sakit, sesampai dirumah sakit langsung ke IGD diberikan terapi
cairan RL 20 tpm dengan KU: TD 180/90mmHg, nadi 90 x/menit, suhu
36,5˚C, RR 20x/menit, GCS (Eye: 4, motorik: 5, verbal: 6), GCS: 15
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
diabetes militus.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan bahwa ibu pasien juga tidak memiliki
riwayat penyakit diabetes militus.
Genogram:
Keterangan :

: Perempuan

: Laki laki

: Garis perkawinan

: Tinggal satu rumah

: Pasien/Klien

5. Riwayat Kesehatan Lingkungan:


Pasien mengatakan rumah dan lingkungan sekitarnya bersih,memiliki
jamban,dikeluarga suaminya merokok, dan pasien menyukai makanan
manis.

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL


1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan bahwa sehat itu penting, apabila anggota
keluarga ada yang sakit harus segera dibawa kepusat kesehatan terdekat.
2. Pola Nutrisi/ Metabolik
a. Pola Makan
Sebelum Sakit
 Frekuensi : 3 x sehari
 Jenis : Nasi, lauk, sayur, buah, dan teh
 Porsi : 1 porsi
 Keluhan : Tidak ada keluhan
Selama Sakit
 Frekuensi : 3 x sehari
 Jenis : Nasi, lauk, sayur, teh
 Porsi : 1/4 porsi
 Keluhan : Mual, ingin muntah, cepat lapar

b. Pola Minum
Sebelum Sakit
 Frekuensi : 5-6 x sehari
 Jenis : Air putih dan teh
 Porsi : 6 gelas/ hari
 Keluhan : Tidak ada keluhan
Selama Sakit
 Frekuensi : 4-5 x sehari
 Jenis : Air putih
 Porsi : ± 5 gelas/ hari
Keluhan : Tidak ada keluhan
3. Pola Eliminasi
a. BAB
1) Sebelum Sakit
 Frekuensi BAB : 2 x/hari
 Konsistensi : Lunak berbentuk
 Warna : Kuning kecoklatan
 Keluhan : Tidak ada
2) Selama Sakit
 Frekuensi BAB : Belum BAB
 Konsistensi :-
 Warna :-
 Keluhan :-
b. BAK
1) Sebelum Sakit
 Frekuensi BAK : 5-8 x/ hari
 Jumlah Urine : ±250 cc sekali BAK
 Warna : Kuning pucat
 Keluhan : Tidak ada
2) Selama Sakit
 Frekuensi BAB : 6-7 x/hari
 Jumlah urine : ± 200 cc sekali BAK
 Warna : Kuning jernih
 Keluhan : Tidak ada
ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN SELAMA PERAWATAN ideal 24 jam

Intake Output Analisa

- Minuman pagi, - Urine 450cc Intake : 1900cc


siang, malam - Keringat 50 cc
Output: 1130cc
550cc - IWL
- Makanan dgn (15 x 42kg)/24 jam
sayur 150cc : 26,25 cc/jam
- Infus RL 20tpm IWL 24 jam : 26,25
120 cc/ 10 jam: x 24 : 630cc
1200 cc

Total 1900cc Total 1130cc Balance: 770 cc (+)

4. Pola Aktifitas dan Latihan (Sebelum dan Selama Sakit)


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √ √
Mandi √ √
Toileting √ √
Berpakaian √ √
Mobilitas ditempat tidur √ √
Berpindah √ √
Ambulasi/ROM √ √
Ket:
0: Mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang
lain dan alat; 4: tergantung total
5. Pola Istirahat Tidur
a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidur selama 6-8
jam sehari
b. Selama Sakit : Pasien mengatakan selama sakit tidur selama 5-7
jam sehari.
6. Pola Kognitif – Perseptual
a. Sebelum Sakit : Pasien dapat merespon dengan lancar apabila diajak
berbicara.
b. Selama Sakit : Pasien dapat merespon dengan baik saat diajak
berbicara.
7. Pola Persepsi Konsep Diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan bahwa ia seorang ibu dari 2 anak
perempuan.
b. Ideal diri : Pasien ingin cepat sembuh agar dapat menjalankan
aktivitas seperti biasa dan berkumpul dengan
keluarga.
c. Harga diri : Pasien mengatakan bahwa saat sakit ia tidak bisa
mengurus anak dan suaminya.
d. Peran diri : Pasien sebagai ibu dari dua orang anak.
e. Identitas diri : Pasien adalah seorang ibu yang sabar, penyayang
dan kini berumur 56 tahun.

8. Pola Hubungan Peran


a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan bahwa hubungannya dengan
keluarga harmonis dan baik dengan masyarakat
sekitar.
b. Selama Sakit : Pasien mengatakan bahwa selama ia sakit tidak
dapat mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan
rumah.

9. Pola Seksualitas Reproduksi


a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada
alat kelamin/ISK.
b. Selama Sakit : Pasien mengatakan bahwa selama sakit ia tidak
berhubungan seksual dengan suami.

10. Pola Mekanisme Koping


a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan bahwa ia selalu menceritakan
masalah kesehatannya atau keluhan yang dirasakan.
b. Selama Sakit : Pasien mengatakan bahwa penyakitnya ini sebagai
suatu cobaan yang diberikan Allah SWT dan ia
menerima dengan sabar serta ikhlas.
11. Pola Nilai dan Keyakinan
a. Sebelum Sakit : Pasien mengatakan bahwa sebelum sakit beragama
islam dan melakukan ibadah
b. Selama Sakit : Pasien mengatakan bahwa selama sakit ia tetap
melakukan ibadah sholat di atas tempat tidur.

IV. PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan/Penampilan Umum
a. Kesadaran : Composmetis E4, M5, V6
b. Tanda-Tanda Vital
 Tekanan Darah : 180/90 mmHg
 Nadi
- Frekuensi : 90x/menit
- Irama : Teraba dan teratur
- Kekuatan : Kuat
 Pernafasan
- Frekuensi : 20x/menit
- Irama : Teratur
 Suhu : 36,5OC
2. Kepala
 Bentuk Kepala : Mesochepal
 Kulit Kepala : Bersih
 Rambut : Berwarna hitam beberapa beruban.
3. Muka
a. Mata
 Palpebra : Simetris
 Konjungtiva : Tidak Anemis
 Sclera : Tidak Ikterik
 Pupil : Isokor
 Diameter ki/ka : Sama 2mm/2mm
 Reflek Terhadap Cahaya : +/+
 Penggunaan alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan ala
bantu
b. Hidung : Bersih tidak ada polif dan sekret
c. Mulut : Simetris, berbicara (+), sekret (-)
d. Gigi : Berlubang
e. Telinga : Simetris, daun bersih
4. Leher : Tidak ada pembesaran limfe dan thyroid
5. Dada (Thorax)

 Paru-paru
Kanan Kiri
Inspeksi : Simetris, tidak Inspeksi : Simetris, tidak ada
bengkak bengkak
Palpasi : Tidak ada benjolan, Palpasi : Tidak ada benjolan,
tidak ada nyeri tekan tidak ada nyeri
Perkusi : Sonor tekan
Auskultasi : Tidak ada bunyi Perkusi : Sonor
nafas tambahan Auskultasi : Tidak ada bunyi
nafas tambahan

 Jantung
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka

Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Tidak ada pelebaran jantung, suara jantung redup

Auskultasi : Tidak ada suara tambahan

6. Abdomen
Inspeksi : Simetris tidak ada luka

Auskultasi : Bising usung hipoaktif peristaltik 20x/menit

Perkusi : Terdengar suara hipertimpani di kuadran kiri bawah

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dikuadran atas kiri

7. Genetalia : Genetalia tidak terpasang kateter


8. Rektum : Tidak ada hemoroid
9. Ekstremitas
Ka Ki

- Perubahan bentuk tulang (-), - Perubahan bentuk tulang (-),


perabaan akral (hangat, piting perabaan akral (hangat, piting
+1 = 2 mm 5 5 +1 = 2 mm 5

5 5

- Perubahan bentuk tulang (-), - Perubahan bentuk tulang (-),


perabaan akral (hangat, piting perabaan akral (hangat, piting
+1 = 2 mm +1 = 2 mm
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil Keterangan
Hasil
Laboratorium
- GDS 70-140 mg/ml 205 mg/ml Tinggi
- Kreatinin mg/ml 0,7 mg/ml Rendah
0,50-1,10
- Ureum mg/ml 25 mg/ml Normal
10-45
- Hemoglobin mg/ml 12,0 mg/ml Rendah
- Hematokrit 13,0-18,0 % 36% Rendah
- Leukosit ribu/ul 4,7 ribu/ul Rendah
39,0-54,0
- Albumin g/dl 3,1 g/dl Normal
20-40

VI. TERAPI MEDIS


Hari/ Jenis Dosis Golongan & Fungsi &
Tanggal/ Terapi Kandungan Farmakologi
Jam
Cairan IV: 20 - Osmolaritas = Cairan infus yang
Selasa/16-06- tpm 273 mOsm/L bisa digunakan
1. Infus
2020/18.30 - Natrium =130 untuk menggantikan
RL
mmol/L cairan ekstraseluler
- Klorida = 109 yang hilang.
mmol/L
- Kalium = 4
mmol/L
- Kalsium = 1,5
mmol/L
- Laktat = 28
mmol/L

Selasa/16-06- Obat Oral : Max. Golongan obat Meredakan gejala


2020/ 11:30 Ketoprofen 200m antiinflamasi peradangan seperti
Gel 2,5% g/ nonsteroid nyeri.
24jam ( OAINS)

Rabu/17-06- Obat 25mg Untuk mencegah dan


Golongan obat
2020/ 06.30 Parental mengobati mual
resep
Inj. muntah yang
Ranitidin disebabkan oleh
25mg/12ja senyawa alami tubuh
m yang bernama
serotonim

Rabu/17-06- Inj. 1amp/ Golongan : Berfungsi sebagai


2020/ 12.30 Sohobion 24jam Obat bebas dan suplemen untuk
1amp/24ja resep kondisi gangguan
m Kandungan : syaraf, kehilangan
Thiamin 100mg, nafsu makan, mual
Pyridoxin 100 mg, dan muntah,
Cobalamin 500mcg

Kamis/18-06- Inj. 1gr/12 Golongan : Berfungsi untuk


2020/12.30 Cefotaxime jam Antibiotik membunuh bakteri
1gr/12jam Sefalosporin penyebab infeksi.
VII. ANALISA DATA
Nama : Ny. T No.CM : 1157XXX
Umur : 56 Tahun Diagnosa Medis : Diabetes Militus
No. Hari/Tanggal/ Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa TTD
Jam Keperawatan
1. Selasa/ 16-06- DS : Pasien Defisit Faktor Defisit Nutrisi
2020/ 08:00 mengatakan nafsu Nutrisi psikologis berhubungan ß
WIB makan menurun dan ( D.0019 ) dengan Faktor
merasa mual. psikologis
DO : Pasien terlihat ditandai
hanya menghabiskan dengan nafsu
¼ makanan. makan
TTV menurun.
- TD : 180/90
mmHg
- N : 90 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,5 0C
Pengkajian ABCD
- Antropometri
IMT : BB / Tb x Tb
= 42kg / 1,5x1,5
= 18,6
- Biokimia
GDS : 205 mg/dl
(Tinggi)
Hemoglobin :12,0
gr/dL (Rendah)
- Clinical Sign :
Turgor kulit kering,
mukosa bibir kering,
rambut mudah
rontok, pasien lesu
dan pucat, peristaltic
7x per menit.
Diet : Diit DM 1700
kkal.
2. Selasa/ 16-06- DS : pasien Gangguan Neuropati Gangguan
2020/ 08:00 mengatakan luka integritas prifer. integritas ß
dipunggung kaki
WIB kulit/ kulit/Jaringan
semakin melebar
jaringan berhubungan
DO : Luka di
( D.0129 ) dengan
pungung kaki
neuropati
tampak melebar
perifer ditandai
dengan diameter
dengan luka
5cm dan kedalaman
senakin
0,5cm.
melebar
3. Selasa/16-06- DS: Pasien Ketidaksta Gangguan Ketidak
2020/ 08.20 mengatakan pusing bilan toleransi stabilan kadar ß
dan lemas
WIB kadar glukosa glukosa darah
DO: Pasien tampak
glukosa darah b.d gangguan
lemas dan merasa
darah toleransi
cepat lapar
( D.0027 ) glukosa darah
- GDS tinggi
d.d kadar gula
205 mg/dl
dalam darah
tinggi
VIII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan Faktor psikologis dibuktikan dengan
nafsu makan menurun ( D.0019 )
2. Gangguan integritas kulit/ jaringan berhubungan dengan neuropati prifer
dibuktikan dengan luka semakin melebar ( D.0129 )
3. Ketidak stabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan
toleransi glukosa darah dibuktikan dengan kadar gula dalam darah tinggi
( D.0027 )
IX. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. T No.CM : 1157XXX
Umur : 56 Tahun Diagnosa Medis : Diabetes Militus
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Ttd
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (I.03119) :
keperawatan selama 3 x 24 Observasi ß
jam masalah keperawatan - Identifikasi status nutrisi
Status nutrisi membaik Terapeutik
(L.03030) dengan kriteria - Fasilitasi menentukan
hasil : pedoman diet
4. Porsi makan yang (mis.piramida makanan)
dihabiskan cukup Edukasi
menurun 2 ke cukup - Ajarkan diet yang
meningkat 4 diprogramkan
5. Nafsu makan cukup Kolaborasi
memburuk 2 ke cukup - Kolaborasi dengan ahli
membaik 4 gizi untuk menetukan
Berat badan cukup jumlah kalori dan jenis
memburuk 2 ke cukup nutrien yang dibutuhkan,
membaik 4 jika perlu
2. Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka ( I.14564 )
asuhan keperawatan 3x24 Observasi ß
jam masalah Integritas kulit - Monitor karakteristik luka
dan jaringan menurun
( L.14125 ) dengan kriteria Terapeutik
hasil :
- Pertahankan tekhnik steril
5. Kerusakan Jaringan
saat melakukan perawatan
menurun
luka
6. Kerusakan lapisan
Edukasi
kulit menurun
- Jelaskan tanda dan gejala
7. Kemerahan menurun
infeksi
8. Perfusi jaringan
Kolaborasi
meningkat
- Kolaborasi prosedur
debridement
(mis.enzimatik,biologis,me
kanik,autolitik ), jika perlu

3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hiperglikemia


asuhan keperawatan 3x24 ( I.03115) ß
jam diharapkan masalah
Observasi
ketidakstabilan kadar
- Identifikasi
glukosa darah ( L. 05022 )
menurun dengan kriteria kemungkinan penyebab
hasil : hiperglikemia
5. Pusing menurun Terapeutik
6. Lelah/lesu menurun
- Konsultasi dengan
7. Mulut kering
medis jika tanda dan
menurun
8. Kadar glukosa dalam gejala hiperglikemia
darah membaik tetap ada atau
memburuk.
Edukasi
- Anjurkan pengelolaan
diabetes ( mis.
Penggunaan insulin,
obat oral, monitor
asupan cairan,
penggantian
kabohidrat, dan
bantuan professional
kesehatan).
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin, jika perlu

IX. TINDAKAN KEPERAWATAN/ IMPLEMENTASI


Nama : Ny. T No. CM : 1157XXX
Umur : 56 Tahun Diagnosa Medis: Diabetes Militus
Hari/Tgl No Implementasi Respon Ttd
/Jam Dx
Selasa/16- 1 Mengidentifikasi status S : Pasien mengatakan
06-2020/ nutrisi nafsu makan menurun dan ß
11:30 WIB mual.
O : Pasien tampak hanya
menghabiskan ¼ porsi
makanan yang disediakan
RS.

1 Memfasilitasi menentukan S : Pasien mengatakan


pedoman diet (mis. akan mengurangi ß
Piramida makanan) mengonsumsi makanan
dan minuman manis dari
gula.
O : Pasien nampak ingin
mengubah pola makan
dengam pola hidup sehat.
1 Mengajarkan diet yang S : Pasien mengatakan
diprogramkan akan menerapkan program ß
diet yang telah diberikan.
O : Pasien tampak
kooperatif.

1 Mengkolaborasi dengan S : Pasien mengatakan


ahli gizi untuk menetukan makanan dari RS dimakan ß
jumlah kalori dan jenis tetapi hanya sedikit.
nutrien yang dibutuhkan, O : Pasien tampak pucat
jika perlu dan lemas.
2 Memonitor karakteristik S : Pasien mengatakan
luka lukanya semakin melebar ß
O : Pasien tampak gelisah
dan luka tampak
kemerahan
2 Mempertahankan tekhnik S : Pasien mengatakan
steril saat melakukan luka pada punggung kaki ß
perawatan luka kesemutan saat
beraktivitas.
O : Pasien tampak lemas
dan luka sudah diberi
tindakan perawatan.

2 Menjelaskan tanda dan S : Pasien mengatakan


gejala infeksi belum mengetahui tanda ß
dan gejala infeksi
O : Pasien tampak
kooperatif dan memahami
penjelasan
2 Mengkolaborasi prosedur S : Pasien mengatakan
debridement lukanya semakin melebar ß
(mis.enzimatik,biologis,m O : Pasien tampak cemas
ekanik,autolitik ), jika
perlu
3 Mengidentifikasi penyebab S : Pasien mengatakan
hiperglikemia lemas ß
O : Pasien tampak lemas
- TD 180/90 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- Suhu 36,5º C
- RR 20x/menit.
3 Mengkonsultasi dengan S : Pasien mengatakan
medis jika tanda dan gejala lemas ß
hiperglikemia tetap ada O : Pasien tampak lemas
atau memburuk

3 Mengkolaborasikan S : Pasien mengatakan


pemberian insulin, jika bersedia diberikan insulin ß
O : Pasien tampak
Perlu
kooperatif
Rabu/17-06- 1 Mengidentifikasi status S : Pasien mengatakan
2020/ 09:00 nutrisi nafsu makannya sudah ß
WIB membaik dan mual
berkurang.

O : Pasien tampak tenang

1 Mengajarkan diet yang S : Pasien mengatakan sat


diprogramkan ini hanya makan makanan ß
yang diberikan dari RS.
O : Pasien tampak
memakan makanan yang
diberikan dari RS
2 Memonitor karakteristik S : Pasien mengatakan
luka lukanya sudah tidak ß
melebar.
O : Pasien tampak tenang
dan keadaan luka sudah
membaik.

2 Mempertahankan tekhnik S : Pasien mengatakan


steril saat melakukan luka pada punggung kaki ß
perawatan luka kesemutan saat
beraktivitas.
O : Pasien tampak lemas
dan luka sudah diberi
tindakan perawatan.

2 Kolaborasi prosedur S : Pasien mengatakan


debridement lemas ß
(mis.enzimatik,biologis,m O : Pasien tampak tenang
ekanik,autolitik ),jika perlu dan tidak ada nekrosis.

3 Mengidentifikasi penyebab S :Pasien mengatakan


hiperglikemia badannya lemas ß
O : Pasien tampak pucat
3 dan lemas
Mengkonsultasi dengan S : Pasien mengatakan ß
medis jika tanda dan gejala badanya masih lemas
hiperglikemia tetap ada O : Pasien tampak lemas
atau memburuk
3 Mengkolaborasikan S : Pasien mengatakan
pemberian insulin,jika masih lemas ß
perlu O : Pasien kooperatif saat
diberikan insulin.

Kamis/18- 1 Mengidentifikasi status S : Pasien mengatakan


06-2020/ nutrisi sudah menghabiskan 1 ß
10:00 WIB porsi makanan dari RS.

O : Pasien tampak tenang


2 Memonitor karakteristik S : Pasien mengatakan
luka lukanya sebagian sudah ß
kering.
O : Pasien tampak tenang

2 Mempertahankan tekhnik S : Pasien mengatakan


steril saat melakukan kesemutan sudah ß
perawatan luka berkurang
O : Pasien tampak tenang
pada saat dilakukan
perawatan luka.

2 Mengkolaborasikan S : Pasien mengatakan


pemberian insulin,jika sudah merasa sehat ß
O : Pasien tampak segar
perlu
dan tidak lesu

Mengidentifikasi penyebab
3 hiperglikemia S : Pasien mengatakan
sudah merasa sehat ß
O : Pasien tampak segar
- TD 130/90 mmHg
- Nadi 83 x/menit
- Suhu 36,5º C
- RR 20x/menit.

3 Mengkonsultasi dengan S : Pasien mengatakan


medis jika tanda dan gejala sudah merasa sehat ß
hiperglikemia tetap ada O : Pasien tampak sehat
atau memburuk. dan bersemangat

3 Mengkolaborasikan S : Pasien mengatakan


pemberian insulin, jika sudah merasa sehat ß
perlu O : Pasien tampak segar
dan kooperatif saat
diberikan insulin.

IX. CATATAN KEPERAWATAN


Nama : Ny. T No. CM : 1157XXX
Umur : 56 Tahun Diagnosa Medis : Diabetes Militus
No Dx Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
1 Selasa/ 16-06- S : Pasien mengatakan masih tidak nafsu
2020/20:00 WIB makan dan merasa mual. ß
O : Pasien tampak lemas dan pucat
- TD 180/90 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- Suhu 36,5º C
- RR 20x/menit.
A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
2 Selasa/16-06- S : Pasien mengatakan luka di kaki tambah
2020/20:00 WIB melebar ß
O : Pasien tampak gelisah
A : Masalah Gangguan integritas kulit/
jaringan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor karakteristik luka
2. Pertahankan tekhnik steril saat
melakukan perawatan luka.
3. Kolaborasi prosedur debridement (
mis.enzimatik,biologis,mekanik,aut
olitik ), jika perlu
3 Selasa/16-06- S : Pasien mengatakan lemas
2020/20:00 WIB O : Pasien tampak cemas ß
A : Masalah resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi penyebab
hiperglikemia
2. Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk.
3. Kolaborasikanpemberian insulin,
jika perlu
1. Rabu/17-06- S : Pasien mengatakan sudah nafsu makan
2020/14:00 WIB tetapi porsinya sedikit 3-4 sendok makan ß
O : Pasien tampak lemas.
A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi
Identifikasi status nutrisi
2 Rabu/17-06- S : Pasien mengatakan luka di kaki sudah
2020/14:00 WIB tidak melebar dan kesemutan berkurang ß
O : Pasien tampak rileks
A : Masalah Gangguan integritas kulit/
jaringan belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Monitor karakteristik luka
2. Pertahankan tekhnik steril saat
melakukan perawatan luka.
3. Kolaborasi prosedur debridement
(mis.enzimatik,biologis,mekanik,au
tolitik ), jika perlu
3 Rabu/17-06- S : Pasien mengatakan masih merasa
2020/14:00 WIB lemas ß
O : Pasien tampak cemas
A : Masalah resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi penyebab
hiperglikemia
2. Kolaborasikan pemberian insulin,
jika perlu
1 Kamis/18-06- S : Pasien mengatakan sudah nafsu makan
2020/14:00 WIB kembali dan menghabiskan 1 porsi ß
makanan dari RS dan tidak merasa mual.

O : Pasien tampak segar dan rileks

A : Masalah deficit nutrisi teratasi

P : Hentikan intervensi

2 Kamis, 18-06- S : Pasien mengatakan luka di kaki


2020/ 14.00 sebagian sudah kering ß
O : Pasien tampak tenang
A : Masalah Gangguan integritas kulit/
jaringan teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
1. Pertahankan tekhnik steril saat
melakukan perawatan luka.
3 Kamis, 18-06- S : Pasien mengatakan sudah merasa
2020/ 14.00 sehat dan bersemangat ß
O : Pasien tampak sehat
A : Masalah resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah teratasi
P : Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai