Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN


KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI KLINIK Dr, SYAIFUL ANAM

Dosen Pembimbing: Erik Kusuma, S.Kep.Ns. M.Kes


Disusun Oleh: Nur Lafifa (202303102084)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER KAMPUS KOTA PASURUAN
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN VOMITING PROFUSE
DI KLINIK Dr, SYAIFUL ANAM

Telah Disahkan pada:


Hari:
Tanggal:

Mahasiswa Pembimbing Insitusi

Nur Lafifa Erik Kusuma S.Kep, Ns. M.Kes


NIM. 202303102084 NIP. 198009282003112001
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.

Tugas ini berisikan informasi tentang “Laporan pendahuluan dan Asuhan


Keperawatan Pada Pasien Vomiting Profuse “. Diharapkan tugas ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi
Vomiting Profuse.

Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Lamongan, 17 Juli 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008). Kebutuhan cairan
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake
dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml -
3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolismetubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadapkeadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien Gangguan Kebutuhan Cairan


dan Elektrolit.
2. Tujuan Khusus
a) Dapat melakukan pengkajian secara langsung pada pasien Gangguan
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit.
b) Dapat merumuskan masalah dan membuat diagnosa keperawatan pada pasien
Gangguan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
c) Dapat membuat perencanaan pada pasien Gangguan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit.
d) Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dan mampu mengevaluasi
tindakan yang telah dilakukan pada pasien Gangguan Kebutuhan Cairan dan
Elektrolit.
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Definisi

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008). Kebutuhan cairan
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake
dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml -
3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalamsel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan
respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).

2. Faktor- Faktor Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain:
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen
otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya:
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untukmemenuhinya secara mandiri.
3. Etiologi

Etiologi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Burner & Sudarrth,2002)


a. Ketidakseimbangan Volume Cairan
1. Kekurangan volume cairan (Hipovolemik)

• Kehilangan cairan dari system gastrointestinal sepertidiare,


muntah.
• Keringat berlebihan, demam, penurunan asupan cairan peroral,
penggunaan obat-obatan diuretic.

2. Kelebihan volume cairan (Hipervolemik)


• Gagal jantung kongestif, gagal ginjal, sirosis, asupan natrium
berlebih.

3. Ketidakseimbangan Elektrolit
• Hiponatremia→ Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan
melalui gastrointestinal pengeluaran diuretic.
• Hipernatremia → Mengkonsumsi sejumlah besar larutan
garam pekat, Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara
iatrogenic.
• Hipokalemia gastrointestial → Penggunaan diuretic yang dapat
membuang kalium, diare,muntah atau kehilangan cairan lain melalui
saluran.
• Hiperkalemia → Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan
selular yang parah seperti akibat luka bakar dan trauma.

• Hipokalsemia → Pemberian darah yang mengandung sitrat


dengan cepat, hipoalbuminemia, hopoparatiroidisme, difisiensi
vitamin D, penyakit-penyakit neoplastik, pancreatitis.

• Hiperkalsemia → Metastase tumor tulang, osteoporosis, imobilisasi


yang lama.

4.Tanda dan Gejala

1. Kelelahan
2. Kram otot dan kejang
3. Mual
4. Pusing
5. Pingsan
6. Lekas marah
7. Muntah
8. Mulut kering
9. Denyut jantung lambat
10. Kejang
11. Palpitasi
12. Tekanan darah naik turun
13. Kurangnya koordinasi
14. Sembelit
15. Kekakuan sendi
16. Rasa haus
17. Suhu naik
18. Anoreksia
19. Berat Badan Menurun

5.Masalah Keperawatan

1. Hipovolemia adalah Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit
hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal
sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner & suddarth, 2002).
Pengertian hipovolemia yaitu sebagai berikut :
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES).
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES).
▪ Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
a. Penurunan masukkan.
b. Kehilangan cairan yang abnormal melalui: kulit, gastro intestinal,
ginjal abnormal, dll.
c. Perdarahan
▪ Patofisiologi:
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali
dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan
cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan
cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh
melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, deficit volume
cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal
melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan
ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi
potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain
itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran
pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
▪ Manifestasi klinis:
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope,
anoreksia,mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.
Tergantung jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai ketidak
seimbangan asam basa, osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat
menimbulkan syok hipovolemik.
▪ Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi
jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi
hipovolemia yang lama menimbulkn gagal ginjal akut.
▪ Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
a. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang pada dehidrasi hipertonik.

2. Hipervolemia adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:


a. Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
b. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.
c. Kelebihan pemberian cairan.
d. Perpindahan cairan interstisial ke plasma.
e. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan TD, nadi
kuat,asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher,
dan irama gallop.
▪ Patofisiologi :
Terjadi apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam kompartemen
ekstraseluler dalam proporsi seimbang. Karena adanya retensi cairan
isotonik, konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan
cairan tubuh hampir selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium
dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya
gangguanmekanisme homeostatis pada proses regulasi keseimbangan
cairan.
▪ Manifestasi Klinis:
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipervolemia antara lain: sesak nafas, ortopnea. Mekanisme kompensasi
tubuh pada kondisi hiperlemia adalah berupa pelepasan Peptida
Natriuretik Atrium (PNA), menimbulkan peningkatan filtrasi dan
ekskresi natrium dan air oleh ginjal dan penurunan pelepasan aldosteron
dan ADH. Abnormalitas pada homeostatisiselektrolit, keseimbangan
asam-basa dan osmolalitas sering menyertai hipervolemia.
Hipervolemia dapat menimbulkan gagal jantung dan edema pulmuner,
khususnya pada pasien dengan disfungsi kardiovaskuler.
▪ Komplikasi Akibat lanjut dari kelebihan volume cairan adalah :
a. Gagal ginjal, akut atau kronik, berhubungan dengan
peningkatan preload, penurunan kontraktilitas, dan
penurunan curah jantung.
b. Infark miokard.
c. Gagal jantung kongestif.
d. Gagal jantung kiri.
e. Penyakit katup.
f. Takikardi/aritmia berhubungan dengan hipertensi porta,
tekanan osmotic koloid plasma rendah, etensi natrium.
g. Penyakit hepar : Sirosis, Asites, Kanker, berhubungan
dengan kerusakan arus balik vena.
h. Varikose vena.
i. Penyakit vaskuler perifer.
j. Flebitis kronis

4. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada:
a. Integument: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani
dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
c. Mata: cekung, air mata kering.
d. Neurology: reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida,
ion bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit
(Ht).
▪ Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
▪ Ht turun: adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
▪ Hb naik: adanya hemokonsentrasi
▪ Hb turun: adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
c. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine.
Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
d. Analisa gas darah
Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3, PCO2, dan saturasi O2
7. Penatalaksanaan

1. Pemberian cairan dan elektrolit per oral


• Penambahan intake cairan dapat diberikan peroral pada pasien-pasien
tertentu, misalnya pasien dengan dehidrasi ringan atau DHF stadium I.
• Penambahan inteke cairan biasanya di atas 3000cc/hari.
• Pemberian elektrolit peroral biasanya melalui makanan dan minuman.

2. Pemberian therapy intravena

• Pemberian terapy intravena merupakan metode yang efektif untuk


memenuhi cairan extrasel secara langsung.
• Tujuan terapy intravena :
1. Memenuhi kebutuhan cairan pada pasien yang tidak mampu
mengkonsumsi cairan peroral secara adekuat.
2. Memberikan masukan-masukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan
elektrolit.
• Jenis cairan intravena yang biasa digunakan :
1. Larutan nutrient, berisi beberapa jenis karbohidrat dan air, misalnya
dextrosa dan glukosa. Yang digunakanyaitu 5% dextrosa in water
(DSW), amigen, dan aminovel.
2. Larutan elektrolit, antara lain larutan salin baik isotonik, hypotonik,
maupun hypertonik yang banyak digunakan yaitu normal saline
(isotonik) : NaCL 0,9%.
3. Cairan asam basa, contohnya sodium laktate dan sodium bicarbonat.
4. Blood volume expanders, berfungsi untuk meningkatkan volume
pembuluh darah atau plasma. Cara kerjanya adalah meningkatkan
tekanan osmotik darah.

3. Menghitung balance cairan.


a) Input
Input merupakan jumlah cairan yang berasal dari minuman, makanan, ataupun
cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, baik secara oral maupun parenteral.
Cairan yang termasuk input yaitu:
1. Minuman dan makanan
2. Terapi infus
3. Terapi injeksi
4. Air Metabolisme (5cc/kgBB/hari)
5. NGT masuk

b) Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan
tersebut berupa:
1. Muntah
2. Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3. Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari
4. Cairan NGT terbuka
5. Urin
6. Drainage dan perdarahan
4. Hipovolemia
a) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam
basa dan elektrolit.
b) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
c) Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
5. Hipervolemia, tindakan:
a) Pembatasan natrium dan air.
b) Diuretik
c) Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal
atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
PATHWAYS
B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan.
Keberhasilan asuhan keperawatan tergantung pada kecermatan dan keakuratan dalam
mengenal masalah klien sehingga memberikan arah kepada tindakan keperawatan.
Dalam pengkajian data dasar yang diperlukan meliputi :
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin,
kawin/belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
penanggungjawab.
b. Keluhan utama
Keluhan utama mual dan muntah selama satu minggu, Nyeri kepala, batuk dan
sesak nafas.
c. Riwayat kesehetan sekarang
Kondisi yang didapatkan saat pengkajian dimana perut terasa mual dan muntah
selama 1 minggu berturut-turut, kepala terasa nyeri/ cekot-cekot, batuk berdahak dan
nafas terasa sesak.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Mual Muntah lebih dapat dipengaruhi oleh infeksi saluran pencernaan, asam
lambung, kebiasaan hidup sehat dan pola makan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mual dan Muntah tidak dipegaruhi oleh faktor genetik tetapi lebih kepada pola
makan dn kebersihan makanan dalam keluarga.
f. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
1) Cairan oral: NGT dan oral
2) Cairan parental: termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter
g. Pengukuran keluaran cairan
1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah
4) Tube drainage & IWL
h. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc
i. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada:
a. Integument: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
c. Mata: cekung, air mata kering.
d.Neurology: reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah
j. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium,
klorida, ion bikarbonat.
k.Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb),
hematrokit (Ht).
Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun: adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik: adanya hemokonsentrasi
Hb turun: adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
l. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi
urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
m. Analisa gas darah
Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3, PCO2, dan saturasi O2.
Nilai normal PCO2 : 35 – 40 mmHg; PO2 : 80 – 100 mmHg; HCO3 : 25 –
29 mEq/l. Sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam
darah dengan jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di
arteri (95 – 98 %) dan vena (60 – 85 %).
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a. Gangguan Cairan dan Elektrolit (kurang dari kebutuhan tubuh)


berhubungan dengan peningkatan output cairan yang berlebihan di tandai
dengan: Mual Muntah, Diare, Keringat berlebih
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan mekanisme regulator sekunder akibat gagal ginjal

3. Intervensi/ Perencanaan
a. Gangguan Cairan dan Elektrolit Kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


Hipovolemia (D.0023) Luaran Utama : Status Cairan Intervensi Utama :
(L.03028) Manajemen Hipovolemia
Setelah dilakukan Intervensi selama Manajemen Hipovolemia (
24 jam, status cairan membaik I.03116)
dengan kriteria hasil : Observasi
1. Kekuatan nadi meningkat 1. periksa tanda dan
2. Turgor kulit meningkat gejala hipovolemia
3. Output urine meningkat (mis. Frekuensi nadi
4. Pengisian vena meningkat meningkat, nadi teraba
5. Ortopnea menurun lemah, tekanan darah
6. Dispnea menurun menurun, tekanan nadi
7. Paroxysmal nocturnal menyempit, turgor kulit
dsypnea (PND) Menurun menurun, membran
8. Edema anasarka menurun mukosa kering, volume
9. Edema perifer menurun urin menurun,
10. Berat badan menurun hematokrit meningkat,
11. Distensi vena jugularis lemah)
menurun 2. monitor intake dan
12. Suara napas tambahan output cairan.
menurun Terapeutik
13. Kongesti paru menurun 1. hitung kebutuhan
14. Perasaan lemah menurun cairan.
15. Keluhan haus menurun 2. Berikan posisi modified
16. Konsentrasi urine menurun Trendelenburg.
17. Frekuensi nadi membaik 3. Berikan asupan cairan
18. Tekanan darah membaik oral.
19. Tekanan nadi membaik Edukasi
20. Membran mukosa membaik 1. Anjurkan
21. Jugular Venous Pressure memperbanyak asupan
(JVP) membaik cairan oral.
22. Kadar HB membaik 2. Anjurkan menghindari
23. Kadar Ht membaik perubahan posisi
24. Cental Venous Pressure mendadak.
membaik Kolaborasi
25. Refluks Hepatojugular 1. Kolaborasi pemberian
membaik cairan IV isotonis (mis.
26. Berat badan membaik NaCl, RL)
27. Hepatomegali membaik 2. Kolaborasi pemberian
28. Oliguria membaik cairan IV hipotonis
29. Intake cairan membaik (mis. Glukosa 2,5%,
30. Status mental membaik NaCl 0,4%)
31. Suhu tubuh membaik 3. Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin, Plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian
produk darah.

b.Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh


Tujuan: Kebutuhan cairan klien dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
tubuh klien.
Hipervolemia (D.0022) Luaran Utama : Keseimbangan Intervensi Utama :
Cairan (L.02009) Manajemen Hipervolemia
Setelah dilakukan Intervensi selama
24 jam, Keseimbangan Cairan Manajemen Hipervolemia
meningkat dengan kriteria hasil : (I.03114)
1. Asupan cairan meningkat Observasi
2. Keluaran urin meningkat 1. Periksa tanda dan gejala
3. Kelembapan membran hipervolemia (mis.
mukosa meningkat Ortopnea, dispnea,
4. Asupan makanan meningkat edema, JVP/CVP
5. Edema menurun meningkat, refleks
6. Dehidrasi menurun hepatojugular positif,
7. Asites menurun suara napas tambahan)
8. Konfusi menurun 2. Monitor status
9. Tekanan darah membaik hemodinamik (mis.
10. Denyut nadi radikal Frekuensi jantung, TD,
membaik MAP, CVP, PAP,
11. Tekanan arteri rata-rata PCWP, CO, Cl), jika
membaik tersedia.
12. Membran mukosa membaik 3. Monitor intake dan
13. Mata cekung membaik output cairan.
14. Turgor kulit membaik 4. Monitor tanda
15. Berat badan membaik hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, BUN,
hematokrit, berat jenis
urine)
5. Monitor tanda
peningkata tekanan
onkotik plasma (mis.
Kadar protein dan
albumin meningkat)
6. Monitor kecepatan infus
secara ketat.
7. Monitor efek samping
diuretik (mis. Hipotensi
ortortastatik,
hipovolemia,
hipokalemia,
hiponatremia)
Terapeutik
1. Timbang BB setiap hari
pada waktu yang sama.
2. Batasi asupan cairan dan
garam.
3. Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40⁰
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika
haluaran urine <0,5
Ml/kg/jam dalam 8 jam.
2. Anjurkan melapor jika
BB bertambah >1 kg
dalam sehari.
3. Anjurkan cara mengukur
dan mencatat asupan dan
haluaran cairan.
4. Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretik.
2. Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretik.
3. Kolaborasi pemberian
continuous renal
replacement therapy
(CRRT), jika perlu.

4.Implementasi

a. Gangguan Cairan dan Elektrolit Kurang dari kebutuhan tubuh


a) Mengkaji cairan yang disukai klien dalam batas diet.
b) Merencanakan target pemberian asupan cairan untuk setiap sif, mis: siang
1000 ml. Sore 800 ml dan malam 200 ml.
c) Mengkaji pemahaman klien tentang alasan mempertahankan hidrasi yang
adekuat Mencatat asupan dan haluaran.
d) Memantau asupan per oral, minimal 1500 ml/24 jam.
e) Memantau haluaran cairan 1000- 1500 ml/24 jam. Memantau berat jenis
urine.
b. Gangguan cairan dan elektrolit lebih dari kebutuhan tubuh
a. Mengkaji asupan diet dan kebiasaan yang mendorong terjadinya setensi
cairan.
b. Menganjurkan klien untuk menurunkan konsumsi garam.
c. Menganjurkan klien untuk:
i. Menghindari makanan gurih,makanan kaleng,dan makanan beku.
ii. Mengonsumsi makanan tanpa garam dan menambahkan bumbu
aroma
iii. Menggunakan cuka pengganti garam untuk penyedap rasa
sop,rebusan dll.
d. Mengkaji adanya tanda venostasis dan bendungan vena pada bagian tubuh
yang mengantung.
e. Memposisikan ekstremitas yang mengalami edema diatas level jantung,bila
memungkinkan (kecuali ada kontra indikasi).
f. Untuk drinase limfatik yang tidak adekuat:
i. Meninggikan ekstremitas dengan menggunakan bantal.
ii. Mengukur tekanan darah pada lengan yang tidak sakit.
iii. Jangan memberikan suntikan atau infuse pada lengan yang sakit.
iv. Mengingatkan klien untuk menghindari detergen yang keras,
membawa beban berat, memegang rokok, mencabut kutikula atau bintil
kuku, memyentuh kompor gas, memgenakan perhiasan atau jam tangan.
v. Melindungi kulit yang edema dari cidera

5.Evaluasi

1. Keseimbangan cairan dapat dipertahankan.


2. Output urine pasien seimbang dengan intake cairan, membran
mukosa lembab, turgor kulit baik.
3. Karakterisitik urine menunjukkan fungsi ginjal yang baik.
4. Pasien akan mengkonsumsi cairan sesuai dengan program (per
oral, therapy intravena atau TPN).
5. Pasien dapat mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat
teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1995” Diagnosa Keperawatan”. Jakarta: EGC


Harnawatiaj .2008.Keseimbangan Cairan dan Elektrolit,
(http://wordpress.com. ) diakses 24 April 2010)
Mubarak, Wahid.I & Chayatin, NS. Nurul.2008.” Kebutuhan Dasar Manusia”.
Jakarta: EGC.
Faqih, Moh. Ubaidillah.2009.” Cairan dan Elektrolit dalam Tubuh Manusia”,
(http://www.scribd.com.) diakses 25 april 2010)
Obet.2010. Kebutuhan Cairan dalam Tubuh,
(http://akarrumput21.blogspot.com.) diakses 24 April 2010
FORMAT PENGKAJIAN

DATA KEPERAWATAN

BIODATA
Nama : Ny. Nurul Huda
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Halmahera XI Kota Pasuruan
No. Register : 012491
Tanggal MRS : 12 Juli 2021 08.40 WIB
Tanggal pengkajian : 12 Juli 2021 09.20 WIB

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit:
Pasien mengatakan perut terasa Mual dan muntah selama satu minggu,
kepala cekot- cekot, batuk berdahak.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan Perut terasa mual dan muntah sejak 05 Juli 2021,
muntah 5 kali dalam sehari, kepala terasa cekot-cekot, batuk berdahak. Pada
tanggal 06 Juli 2021 pasien membeli obat mual muntah ke apotek, tapi tak
kunjung sembuh sampai selama 1 minggu. Tanggal 12 Juli 2021 pasien
memutuskan untuk rawat inap di Klinik.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini Pasien juga
tidak pernah MRS sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita Muntah,
ataupun Diare.
POLA AKTIVITAS SEHARI- HARI
A. POLA TIDUR/ ISTIRAHAT
1. Waktu Tidur :
SMRS: Pasien mengatakan tidur ± 8 jam / hari. Mulai pukul 21.00
MRS: Pasien mengatakan hanya tidur ± 5 jam / hari.mulai pukul 22.00
2. Waktu Bangun:
SMRS: Pasien mengatakan bangun mulai pukul 05.00 dan Sore 16.00
MRS: Pasien mengatakan bangun mulai pukul 03.00 dan Sore 18.00
3. Masalah Tidur :
SMRS: Pasien mengatakan tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
tertidur
MRS: Pasien mengatakan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat tertidur
4. Hal-hal yang mempermudah tidur:
SMRS: Pasien mengatakan cepat tertidur walaupun tidak dipijat kakinya
MRS:Pasien mengatakan lebih cepat tertidur apabila klien dipijat kakinya
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun:
SMRS: Pasien mengatakan tidak mudah terbangun walaupun ada kebisingan
MRS:Pasien mengatakan mudah terbangun jika ada kebisingan, perut terasa
mual
B. POLA ELIMINASI
1. BAB :
SMRS: 1 – 2x/hari, dengan konsistensi lunak dan berwarna kuning
MRS: Tidak BAB sama sekali
2. BAK :
SMRS: 5-6 x / hari (± 400 ml) berwarna kuning jernih
MRS: 3x / hari (± 200ml) berwarna kuning jernih
3. Kesulitan BAB/BAK :
SMRS: Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan saat berak
MRS: Pasien mengatakan mengalami kesulitan saat berak, karena tidak berak
sama sekali dalam 1 minggu
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut: meminum obat sakit perut di apotek
C. POLA MAKAN DAN MINUM
1. Jumlah dan jenis makanan :
SMRS: 3x/ hari dengan porsi sedang (± 8 sendok makan) nasi, lauk, sayur
MRS: 2x/ hari dengan porsi sedang (± 4 sendok makan) bubur
2. Waktu pemberian makan :
SMRS: Pagi=07.00 Siang=11.00 Malam=19.00
MRS: Pagi=07.00 Siang=12.00 Malam=17.00
3. Jumlah dan jenis cairan :
SMRS: Larutan Air Gula 100ml
MRS: Cairan intravena 500 ml (Ringer laktat)
4. Waktu pemberian cairan :
Larutan Air Gula Pagi, Siang, dan Malam
Cairan Intravena 500 ml dalam waktu 8 jam: 20 tetes cairan dalam 1 menit
5. Pantangan :
SMRS: Pasien mengatakan tidak ada pantangan
MRS:Pasien mengatakan dilarang makan makanan pedas dan asam
6. Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah :
SMRS: Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan mengunyah
MRS: Pasien mengatakan mengalami kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan :
SMRS: Pasien mengatakan tidak mengalami kesulitan menelan
MRS: Pasien mengatakan mengalami kesulitan menelan
c. Mual dan muntah :
SMRS: Pasien mengatakan tidak mengalami mual dan muntah
MRS: Pasien mengatakan mengalami mual dan muntah
d. Tidak dapat makan sendiri :
SMRS: Pasien mengatakan dapat makan sendiri
MRS: Pasien mengatakan tidak dapat makan sendiri
7. Upaya mengatasi masalah :
SMRS: Pasien tidak membutuhkan bantuan keluarga
MRS: Pasien mengatakan upaya mengatasi dengan meminta bantuan keluarga
D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE
1. Pemeliharaan badan :
SMRS: Pasien mengatakan mandi 2x sehari dan keramas 3x seminggu
MRS: Pasien mengatakan hanya seka 1x sehari dan sejak MRS tidak keramas
sama sekali
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :
SMRS: Pasien mengatakan gosok gigi 2x sehari
MRS: Pasien mengatakan gosok gigi 1x sehari
3. Pemeliharaan kuku :
SMRS: Pasien mengatakan memotong kuku seminggu sekali
MRS: Pasien mengatakan belum memotong kuku sejak MRS
E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN
SMRS: Pasien biasanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan waktu senggang
biasanya digunakan klien untuk berkumpul bersama keluarganya
MRS: Pasien mengatakan hanya menghabiskan waktunya di tempat tidur
DATA PSIKOSOSIAL(PSIKOLOGIS)
A. Pola Komuniasi : Pasien terlihat sangat kooperatif saat pengkajian dilakukan
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Suami Pasien
C. Rekreasi
Hobby: Pasien mengatakan memiliki hobby memasak
Penggunaan waktu senggang : Pasien mengatakan biasanya menggunakan waktu
senggang untuk berkumpul bersama keluarganya
D. Dampak dirawat di RS: Pasien mengatakan ketika di rumah sakit ia merasa bosan
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : Pasien mengatakan bahwa hubungan
dengan keluarga maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya baik – baik saja
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : suami dan anak Pasien
DATA SPIRITUAL

A. Ketaataan beribadah : Pasien mengatakan taat beribadah dengan


menjalankan sholat 5 waktu
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Pasien mengatakan bahwa ia
menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai
cobaan dari Tuhan
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat
berkumpul dengan keluarganya Kembali
PEMERIKSAAN FISIK(FISIOLOGIS)
A. Kesan Umum/Keadaan Umum: Lemah, Pucat, dan Tampak Sakit
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 36,5 ◦C Nadi : 102x/ menit
Tekanan darah : 100/60 mmHg Respirasi : 22x/ menit
Tinggi badan :160 cm Berat badan : SMRS: 60 kg
MRS: 55 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher:
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala: Bulat, simetris
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala: berminyak
b. Rambut : Rambut beruban
Penyebaran dan keadaan rambut : persebaran merata, lembab
Bau : sedikit berbau apek
Warna: hitam sedikit putih
c. Wajah:tidak ada luka
Warna kulit : sawo matang
Struktur wajah : simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan: lengkap dan simetris
b. Kelopak mata (palpebra): merah muda, lembab
c. Konjumgtiva dan sclera: tidak berwarna merah dan tidak berwarna kuning
d. Pupil : isokor
e. Kornea dan iris : tampak jernih, dan tidak ada bercak apapun
f. Ketajaman penglihatan/visus : klien mengalami rabun jauh
g. Tekanan bola mata : 13 mm Hg
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : tulang hidung simetris dan
posisi septum
b. Lubang hidung : tidak ada peradangan, bersih dan normal
c. Cuping hidung : tidak kembang kempis/ tidak menggunakan cuping
hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris, tidak ada serumen
b. Ukuran telinga : simestris, liang dan daun telinga sedang tidak kecil
c. Ketegangan telinga : tidak berdenging
d. Lubang telinga : bersih tidak ada kotoran, tidak ada luka
e. Ketajaman pendengaran : fungsi pendengaran baik
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering
b. Keadaan gusi dan gigi : terdapat beberapa gigi yang berlubang
c. Keadaan lidah : warna putih
d. Orofarings : tidak ada benjolan, suara sedikit serak
6. Leher
a. Posisi trachea : terletak digaris tengah (Mediak), lurus ke atas dan ke
bawah
b. Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
c. Suara : suara serak
d. Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran limfe
e. Denyut nadi carotis : 102x/menit

D. Pemeriksaan Integumen (kulit)


a. Kebersihan : bersih tidak kusi/bersisik
b. Kehangatan : hangat normal dengan suhu 36,5 ◦C
c. Warna : sawo matang
d. Tekstur : kering
e. Kelembaban : tidak lembab/kering
f. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan pada kulit
E.Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara : sedang, melingkar dan simetris, tidak ada
pembengkakan
b. payudara dan areola : warna payudara sawo matang, coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : tidak ada cairan yang keluar dan
tidak ada pembengkakan
d. Axilla dan clavicula : tidak ada pembesaran pada kelenjar
F.Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a.Bentuk thorax : normal chest
b. Pernafasan
Frkewensi : 22 kali per menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : nafas terasa sedikit sesak

2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : getaran paru bagian kanan dan kiri
sama
b. Perkusi : suara paru sonor, suara jantung dullnes
c. Asukultasi:
Suara nafas : vesikuler
Suara ucapan : Brochoponi
Suara tambahan: ronchi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : iktus cordis terletak di garis midelavikula sinistra Intercostae
V
b. Perkusi : bunyi pekak/ datar
Batas-batas jantung : Batas kiri jantung batas paru – lambung ditemukan.
Batas kanan jantung batas paru hepar ditemukan
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : ICS IV linea sternalis kiri, dan ICS V linea midelavikula
sinistra
Bunyi jantung II : ICS II linea sternalis kanan, dan ICS II sternalis kiri
Bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/murmur : I, hampir tidak ada suara bising/murmur
Frekwensi denyut jantung : 102x/menit
4. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : bentuk perut simetris
Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
b. Auskultasi
Peristaltik usus : bising usus 32x / menit
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada pembesaran hepar
Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
Tanda-tanda ascites : tidak ada cairan ascites
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : limpa tidak teraba dan tidak terjadi rupture lien
Titik McBurney : Ada nyeri tekan
d. Perkusi
Suara abodmen : suara timpani
Pemeriksaan ascites : tidak ada cairan ascites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
a. Genetalia
Rambut pubis : bersih, penyebaran merata
Labia Mayora dan bagian dalam: simestris, warna mucus membrane berwarna merah
muda
b. Anus dan perineum
Lubang anus : tidak ada cairan/darah yang keluar
Kelainan pada anus: tidak ada kelainan pada anus, tidak ada benjolan
Perineum : kulit perineal lebih gelap, halus
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)
a. Kesimetrisan otot : otot simetris
b. Pemeriksaan oedem: tidak ada Edema pada sendi
c. Kekuatan otot : kekuatan otot

5 5
5 5

d. Kelainan-kelainan pada ekstremitas dan kuku : tidak ada kelainan


J. Pemeriksaan Neurologis
a. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/GCS: Tingkat kesadaran GCS
4.5.6
b. Tanda-tanda rangsangan otak (meningeal sign): : Nyeri kepala (+),
syaraf otak (nervus cranialis) : Olfaktorius (+), optikus (+),
oculomotonus (+), rochlearis (+), trigenimus (+), abdusen (+), vacialis
(+), glasioparingeal (+), vagus (+), accesorius (+), hypoglosal (+)
c. Fungsi motorik : berfungsi dengan baik, dapat menggerakan tubuh
dengan baik sesuai perintah
d. Fungsi sensorik : berfungsi dengan baik, bisa merasakan sentuhan
halus,kasar atau rasa nyeri
e. Refleks
Refleks fisiologis : Pattela (+), Achites (+), Bisep (+), Trisep (+),
Brakiokardialis (+), Abdomen (+)
Refleks patologis: Babinski (-), Chaddock (-), Oppenhelm (-), Sordon
(-), Gonda (-)
K. Pemeriksaan Status Mental:
a. Kondisi emosi/perasaan : tidak gelisah dan tidak ada gejala depresi
b. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhitungan): ingatan masih baik
c. Motivasi (kemampuan): (Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang
d. Persepsi : dapat menerjemahkan sakit yang dirasakan
e. Bahasa : mudah dipahami
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis: Vomiting Profuse
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis:
1. Laboratorium:
Hematologi:
- Leukosit: 6.600/cmm
- Eritrosit : 5,2 juta/cmm
- Hb: 16,0 g/dl
- Hematokrit: 48%
- Trombosit: 217.000
Hitung Jenis:
- Eosinofil: 0%
- Basophil: 0%
- Stab: 1%
- Segmen: 80%
- Lymfosit: 13%
- Monosit: 6%
- Laju Endap Darah: 51 mm/jam
Faal Hati:
- SGOT/ AST: 50U/L Opt 37 C
- SGPT/ ALT: 51 U/L Opt 37 C
Profil Lemak
- Cholesterol Total: 168 mg/dl
Faal Ginjal
- BUN: 10,5 mg/dl
- Creatinin: 0,68 mg/dl
- Asam Urat: 2,5 mg/dl
Glukosa Darah
- Glukosa acak: 347 mg/dl tanpa reduksi

2.Rontgen: -

3.ECG: -

4.USG: -

5.Lain-lain: -
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
• Infus RL: 300 cc 20 TPM
• Injeksi Mextim 3 x 1
• Injeksi Antrain 3x 1
• Injeksi Ranitidin 3x 1
• Injeksi Ondansetron 3 x 1
• Dexanta 3 x 1
• Neurosanbe 2 x 1
• Grantusif 2 x 1
• Flunarizin 1 x 1
• Vit C 1 x 1

Perawat

Nur Lafifa
NIM. 202303102084
ANALISIS DATA

NAMA PASIEN : Ny.Nurul Huda


UMUR : 35 thn
NO. REGISTER :012491
Data Penunjang Intrepetasi Data Masalah
DS:
• Pasien mengatakan Asam Lambung naik Hipovolemia
muntah 5 kali dalam
sehari
• Pasien mengatakan
kepala cekot- cekot Pengikisan Mukosa
• Pasien mengatakan Lambung
batuk

DO:
• Keadaan Umum:
tampak lemah Tonus Otot dan peristaltic
• Kesadaran: Compos usus menurun
Mentis
• Akral dingin
• Turgor kulit
menurun Isi Duodenum keluar Ke
• Membran Mukosa Lambung
kering
• Volume Urine
menurun 200 ml
TTV: Mual dan Muntah
• TD: 100/60 mmhg
• Nadi: 102x/menit
• RR: 22 x/menit
• Suhu: 36,5 C Hipovolemia
Lab:
• Hematokrit: 48%
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.Nurul Huda


UMUR : 35 thn
NO. REGISTER :012491
NO Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tanggal TTD
Teratasi
1. 05 Juli 2021 Hipovolemia berhubungan dengan 12 Juli 2021
kehilangan cairan aktif ditandai
dengan muntah 5 kali dalam sehari
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : Ny.Nurul Huda
UMUR : 35 thn
NO. REGISTER :012491
Tanggal NO Diagnosa Keperawatan Luaran Intervensi TTD
12 Juli 2021 1 Hipovolemia berhubungan Luaran Utama: Status Cairan (L.03028) Intervensi Utama: Manajemen
dengan kehilangan cairan Setelah dilakukan Intervensi selama 24 jam, Hipovolemia
aktif ditandai dengan status cairan membaik dengan kriteria hasil: Manajemen Hipovolemia (I.03116)
muntah 5 kali dalam sehari 1. Turgor kulit meningkat dimana kulit Observasi
bisa segera kembali ke posisi semula 1. periksa tanda dan gejala
bila dicubit hipovolemia (mis. Frekuensi
2. Output urine meningkat semula nadi meningkat, nadi teraba
200ml menjadi 350ml lemah, tekanan darah
3. Suara napas tambahan menurun tidak menurun, tekanan nadi
terdengar ronchi menyempit, turgor kulit
4. Perasaan lemah menurun, tidak menurun, membran mukosa
Nampak sakit dan pucat kering, volume urin
5. Tekanan darah membaik 100/60 menurun, hematokrit
mmhg menjadi 120/80 mmhg meningkat, lemah)
6. Tekanan nadi membaik 102 x/menit 2. monitor intake dan output
menjadi 90x/ menit cairan.
7. Membran mukosa membaik tidak Terapeutik
kering 1. hitung kebutuhan cairan.
8. Suhu tubuh membaik 36,5 C menjadi 2. Berikan posisi modified
36,6 C Trendelenburg.
3. Berikan asupan cairan oral.
Edukasi
1. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral.
2. Anjurkan menghindari
perubahan posisi mendadak.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis (mis. NaCl, RL)
2. Kolaborasi pemberian cairan
IV hipotonis (mis. Glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
3. Kolaborasi pemberian cairan
koloid (mis. Albumin,
Plasmanate)
4. Kolaborasi pemberian
produk darah.
CATATAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Ny.Nurul Huda


UMUR : 35 thn
NO. REGISTER :012491
NO Tanggal/ Jam No. DX Kep Implementasi TTD
1. 13 Juli 2021 1.

08.00 WIB 1. Memeriksa tanda dan gejala


hipovolemia dengan TTV
• TD: 120/ 80 mmhg
• Nadi: 90x/menit
• RR: 18x/menit
• Suhu: 36, 6 C
-Turgor kulit bisa segera
kembali ke posisi semula
bila dicubit
-Tidak Nampak pucat
atau lemah
-Membran Mukosa
09. 00 WIB Kering

2. Memonitor Intake dan Output


Cairan dengan hasil
• Intake:
-air minum: 150 ml
-air dari makanan: 90
ml
• Output:
-urine: 200 ml
-feses: 100 ml
-muntah: 100 ml
09. 30 WIB
3. Menghitung kebutuhan cairan
10. 00 WIB dengan hasil 850 ml
4. Memberikan larutan air gula
100 ml
11. 10 WIB 5. Memberikan cairan RL 300
cc (20 TMP)
2. 14 Juli 2021 1.

13. 00 WIB 1. Memeriksa tanda dan


gejala hipovolemia
dengan TTV
• TD: 120/ 80 mmhg
• Nadi: 80x/menit
• RR: 16x/menit
• Suhu: 36, 6 C
-Turgor kulit bisa segera
kembali ke posisi semula
bila dicubit
-Tidak Nampak pucat dan
Lemah
-Membrane mukosa
lembab

13.30 WIB 2. Memonitor Intake dan


Output Cairan dengan
hasil
• Intake:
-air minum: 450 ml
-air dari makanan: 100 ml
• Output:
-urine: 350 ml
-feses: 150 ml

15.00WIB 3. Menghitung kebutuhan cairan


dengan hasil 850 ml
15.20 WIB 4. Memberikan Cairan larutan
gula 100 ml
5. Memberikan cairan RL 300
16.30 WIB cc (20 TMP)
EVALUASI
NAMA PASIEN : Ny.Nurul Huda
UMUR : 35 thn
NO. REGISTER :012491
No DX Tanggal 13 Juli 2021 Tanggal 14 Juli 2021
Kep
1. DS: DS:
• Pasien mengatakan muntah 3 kali dalam sehari • Pasien mengatakan sudah tidak muntah
• Pasien mengatakan kepala cekot-cekot • Pasien mengatakan kepala tidak cekot- cekot
• Pasien mengatakan batuk berdahak • Pasien mengatakan batuk sudah berkurang
DO: DO:
• Keadaan Umum: tampak lemah • Keadaan Umum: tidak Nampak pucat, atau lemah
• Kesadaran: Compos Mentis • Kesadaran: Compos mentis
• Membrane Mukosa kering • Membrane mukosa lembab
• Turgor kulit menurun • Turgor kulit membaik dimana kulit bisa segera
• Volume urin 200ml kembali ke posisi semula bila dicubit
TTV: • Volume urine meningkat 200ml menjadi 350 ml
• TD: 120/80 mmhg TTV
• Nadi: 90x/menit • TD: 120/80 mmhg
• RR: 18 x/menit • Nadi: 85 x/menit
• Suhu: 36,5 C • RR: 16x/menit
Lab: • Suhu: 36,6 C
• Hematokrit 48% Lab:
A: Masalah Teratasi Sebagian • Hematokrit 46%
P: Intervensi dilanjutkan A: Masalah Teratasi
• Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia dengan TTV P: Intervensi dipertahankan
• Memonitor Intake dan Output Cairan
• Kolaborasi pemberian Cairan RL

Anda mungkin juga menyukai