Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan tugas ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008). Kebutuhan cairan
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake
dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml -
3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolismetubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan respons terhadapkeadaan
fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikelpartikel bermuatan
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Abdul H, 2008). Kebutuhan cairan
dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis dan lingkungan
(Tarwoto & Wartonah, 2004). Keseimbangan cairan yaitu keseimbangan antara intake
dan output. Dimana pemakaian cairan pada orang dewasa antara 1.500ml -
3.500ml/hari, biasanya pengaturan cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme haus.
Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke
dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu
dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang
lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu: cairan intraseluler dan
cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalamsel di
seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel
dan terdiri dari tiga kelompok yaitu: cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik
karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap untuk melakukan
respons terhadap keadaan fisiologis dan lingkungan. (Tamsuri.2004).
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain:
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh
pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih
mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia
lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal
atau jantung.
2. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya
rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.
Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan
cairan sampai dengan 5 L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intakecairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi
tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum
albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan
dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glikogen
otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila
berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya:
a. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses Pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran.
c. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untukmemenuhinya secara mandiri.
3. Etiologi
3. Ketidakseimbangan Elektrolit
• Hiponatremia→ Penyakit ginjal insufisiensi adrenal kehilangan
melalui gastrointestinal pengeluaran diuretic.
• Hipernatremia → Mengkonsumsi sejumlah besar larutan
garam pekat, Pemberian larutan salin hipertonik lewat IV secara
iatrogenic.
• Hipokalemia gastrointestial → Penggunaan diuretic yang dapat
membuang kalium, diare,muntah atau kehilangan cairan lain melalui
saluran.
• Hiperkalemia → Gagal ginjal, dehidrasi hipertonik, kerusakan
selular yang parah seperti akibat luka bakar dan trauma.
1. Kelelahan
2. Kram otot dan kejang
3. Mual
4. Pusing
5. Pingsan
6. Lekas marah
7. Muntah
8. Mulut kering
9. Denyut jantung lambat
10. Kejang
11. Palpitasi
12. Tekanan darah naik turun
13. Kurangnya koordinasi
14. Sembelit
15. Kekakuan sendi
16. Rasa haus
17. Suhu naik
18. Anoreksia
19. Berat Badan Menurun
5.Masalah Keperawatan
1. Hipovolemia adalah Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit
hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal
sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner & suddarth, 2002).
Pengertian hipovolemia yaitu sebagai berikut :
a. Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
b. Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES).
c. Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler
(CES).
▪ Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :
a. Penurunan masukkan.
b. Kehilangan cairan yang abnormal melalui: kulit, gastro intestinal,
ginjal abnormal, dll.
c. Perdarahan
▪ Patofisiologi:
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan
elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi
seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali
dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan
cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan
cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh
melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, deficit volume
cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal
melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan
ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk
mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler
istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi
potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain
itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran
pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
▪ Manifestasi klinis:
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope,
anoreksia,mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria.
Tergantung jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai ketidak
seimbangan asam basa, osmolar/elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat
menimbulkan syok hipovolemik.
▪ Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa
peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi
jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus,
pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi
hipovolemia yang lama menimbulkn gagal ginjal akut.
▪ Komplikasi
Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan :
a. Dehidrasi (Ringan, sedang berat).
b. Renjatan hipovolemik.
c. Kejang pada dehidrasi hipertonik.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada:
a. Integument: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot, tetani
dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
c. Mata: cekung, air mata kering.
d. Neurology: reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-muntah
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium, klorida,
ion bikarbonat.
b. Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb), hematrokit
(Ht).
▪ Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
▪ Ht turun: adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
▪ Hb naik: adanya hemokonsentrasi
▪ Hb turun: adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
c. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi urine.
Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
d. Analisa gas darah
Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3, PCO2, dan saturasi O2
7. Penatalaksanaan
b) Output
Output merupakan jumlah cairan yang dikeluarkan selama 24 jam. Cairan
tersebut berupa:
1. Muntah
2. Feses, satu kali BAB kira-kira 100cc.
3. Insensible Water Loss (IWL), menggunakan rumus15cc/kgBB/hari
4. Cairan NGT terbuka
5. Urin
6. Drainage dan perdarahan
4. Hipovolemia
a) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam
basa dan elektrolit.
b) Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.
c) Rehidrasi oral pada diare pediatrik.
5. Hipervolemia, tindakan:
a) Pembatasan natrium dan air.
b) Diuretik
c) Dialisis atau hemofiltrasi arteriovena kontinue: pada gagal ginjal
atau kelebihan beban cairan yang mengancam hidup.
PATHWAYS
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dari proses keperawatan.
Keberhasilan asuhan keperawatan tergantung pada kecermatan dan keakuratan dalam
mengenal masalah klien sehingga memberikan arah kepada tindakan keperawatan.
Dalam pengkajian data dasar yang diperlukan meliputi :
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis kelamin,
kawin/belum kawin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
penanggungjawab.
b. Keluhan utama
Keluhan utama mual dan muntah selama satu minggu, Nyeri kepala, batuk dan
sesak nafas.
c. Riwayat kesehetan sekarang
Kondisi yang didapatkan saat pengkajian dimana perut terasa mual dan muntah
selama 1 minggu berturut-turut, kepala terasa nyeri/ cekot-cekot, batuk berdahak dan
nafas terasa sesak.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Mual Muntah lebih dapat dipengaruhi oleh infeksi saluran pencernaan, asam
lambung, kebiasaan hidup sehat dan pola makan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mual dan Muntah tidak dipegaruhi oleh faktor genetik tetapi lebih kepada pola
makan dn kebersihan makanan dalam keluarga.
f. Asupan cairan
Asupan cairan meliputi:
1) Cairan oral: NGT dan oral
2) Cairan parental: termasuk obat-obat intravena
3) Makanan yang cenderung mengandung air
4) Iritasi kateter
g. Pengukuran keluaran cairan
1) Urin : volume, kejernihan/kepekatan
2) Feses : jumlah dan konsistensi
3) Muntah
4) Tube drainage & IWL
h. Ukuran keseimbangan cairan dengan akurat : normalnya sekitar 200cc
i. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik difokuskan pada:
a. Integument: keadaan turgor kulit, edema, kelelahan, kelemahan otot,
tetani dan sensasi rasa.
b. Kardiovaskuler: distensi vena jugularis, tekanan darah, hemoglobin
dan bunyi jantung.
c. Mata: cekung, air mata kering.
d.Neurology: reflek, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran.
e. Gastrointestinal: keadaan mukosa mulut, mulut dan lidah, muntah-
muntah
j. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan elektrolit serum
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kadar natrium, kalium,
klorida, ion bikarbonat.
k.Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan ini meliputi jumlah sel darah merah, hemoglobin (Hb),
hematrokit (Ht).
Ht naik: adanya dehidrasi berat dan gejala syok.
Ht turun: adanya perdarahan akut, masif, dan reaksi hemolitik.
Hb naik: adanya hemokonsentrasi
Hb turun: adanya perdarahan habat, reaksi hemolitik.
l. pH dan berat jenis urine
Berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal untuk mengatur konsentrasi
urine. Normalnya, pH urine adalah 4,5-8 dan berat jenisnya 1,003-1,030.
m. Analisa gas darah
Biasanya, yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3, PCO2, dan saturasi O2.
Nilai normal PCO2 : 35 – 40 mmHg; PO2 : 80 – 100 mmHg; HCO3 : 25 –
29 mEq/l. Sedangkan saturasi O2 adalah perbandingan oksigen dalam
darah dengan jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah, normalnya di
arteri (95 – 98 %) dan vena (60 – 85 %).
2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
3. Intervensi/ Perencanaan
a. Gangguan Cairan dan Elektrolit Kurang dari kebutuhan tubuh
Tujuan: Menyeimbangkan volume cairan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4.Implementasi
5.Evaluasi
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Ny. Nurul Huda
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Halmahera XI Kota Pasuruan
No. Register : 012491
Tanggal MRS : 12 Juli 2021 08.40 WIB
Tanggal pengkajian : 12 Juli 2021 09.20 WIB
2. Pemeriksan Paru
a. Palpasi getaran suara (vokal fremitus) : getaran paru bagian kanan dan kiri
sama
b. Perkusi : suara paru sonor, suara jantung dullnes
c. Asukultasi:
Suara nafas : vesikuler
Suara ucapan : Brochoponi
Suara tambahan: ronchi
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
Pulsasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : iktus cordis terletak di garis midelavikula sinistra Intercostae
V
b. Perkusi : bunyi pekak/ datar
Batas-batas jantung : Batas kiri jantung batas paru – lambung ditemukan.
Batas kanan jantung batas paru hepar ditemukan
c. Auskultasi
Bunyi jantung I : ICS IV linea sternalis kiri, dan ICS V linea midelavikula
sinistra
Bunyi jantung II : ICS II linea sternalis kanan, dan ICS II sternalis kiri
Bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi jantung tambahan
Bising/murmur : I, hampir tidak ada suara bising/murmur
Frekwensi denyut jantung : 102x/menit
4. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : bentuk perut simetris
Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
b. Auskultasi
Peristaltik usus : bising usus 32x / menit
c. Palpasi
Tanda nyeri tekan : tidak ada pembesaran hepar
Benjolan/massa : tidak ada benjolan/massa
Tanda-tanda ascites : tidak ada cairan ascites
Hepar : tidak ada pembesaran
Lien : limpa tidak teraba dan tidak terjadi rupture lien
Titik McBurney : Ada nyeri tekan
d. Perkusi
Suara abodmen : suara timpani
Pemeriksaan ascites : tidak ada cairan ascites
H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
a. Genetalia
Rambut pubis : bersih, penyebaran merata
Labia Mayora dan bagian dalam: simestris, warna mucus membrane berwarna merah
muda
b. Anus dan perineum
Lubang anus : tidak ada cairan/darah yang keluar
Kelainan pada anus: tidak ada kelainan pada anus, tidak ada benjolan
Perineum : kulit perineal lebih gelap, halus
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)
a. Kesimetrisan otot : otot simetris
b. Pemeriksaan oedem: tidak ada Edema pada sendi
c. Kekuatan otot : kekuatan otot
5 5
5 5
2.Rontgen: -
3.ECG: -
4.USG: -
5.Lain-lain: -
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
• Infus RL: 300 cc 20 TPM
• Injeksi Mextim 3 x 1
• Injeksi Antrain 3x 1
• Injeksi Ranitidin 3x 1
• Injeksi Ondansetron 3 x 1
• Dexanta 3 x 1
• Neurosanbe 2 x 1
• Grantusif 2 x 1
• Flunarizin 1 x 1
• Vit C 1 x 1
Perawat
Nur Lafifa
NIM. 202303102084
ANALISIS DATA
DO:
• Keadaan Umum:
tampak lemah Tonus Otot dan peristaltic
• Kesadaran: Compos usus menurun
Mentis
• Akral dingin
• Turgor kulit
menurun Isi Duodenum keluar Ke
• Membran Mukosa Lambung
kering
• Volume Urine
menurun 200 ml
TTV: Mual dan Muntah
• TD: 100/60 mmhg
• Nadi: 102x/menit
• RR: 22 x/menit
• Suhu: 36,5 C Hipovolemia
Lab:
• Hematokrit: 48%
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN