Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah : Metodologi Keperawatan

Topik Pembahasan : Berpikir Kritis dalam Keperawatan bagian 1

DEFINISI BERPIKIR KRITIS

Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif
(pola pikir yang diolah dari data interna kita) dan independen serta mampu untuk menganalisis
fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan,
menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen dan memecahkan masalah

Berpikir Kritis ≠ Menghafal, Mengumpulkan Informasi

Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang pemikir kritis mampu
menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara memanfaatkan informasi untuk
memecahkan masalah, dan mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk dirinya

Berpikir Kritis ≠ Mengkritik, Mengecam. Mendebat

Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain. Berpikir kritis
bersifat netral, objektif serta tidak bias. Pemikir kritis mampu melakukan introspeksi tentang
kemungkinan bias dalam alasan yang dikemukakannya.

FUNGSI BERPIKIR KRITIS

 Berpikir kritis memungkinkan kita memanfaatkan potensi dalam melihat masalah,


memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.

 Berpikir kritis merupakan keterampilan universal untuk memecahkan masalah apapun, jadi
merupakan aset berharga bagi karir seorang.

 Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21 (era informasi dan teknologi). Sehingga
memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi,
dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.

 Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik.

 Berpikir kritis meningkatkan kreativitas.

 Berpikir kritis penting untuk refleksi diri.

MANFAAT BERPIKIR KRITIS

 Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen.

 Mengemukakan dan merumuskan pernyataan dengan jelas.

 Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif.

 Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat.
 Membiasakan berpikiran terbuka.
 Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya.

KETERAMPILAN INTI BERPIKIR KRITIS

 Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi


makna

 Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen, menganalisis argumen

 Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen

 Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif (misalnya, differential diagnosis),


menarik kesimpulan, memecahkan masalah, mengambil keputusan
 Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil, mengemukakan kebenaran
prosedur, mengemukakan argumen

 Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri

PERBEDAAN PEMIKIR KRITIS DAN BUKAN PEMIKIR KRITIS

 Pemikir kritis

a. Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan

b. Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil


keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan

 Bukan pemikir kritis

a. Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya

b. Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti

BERPIKIR KRITIS DAN PROBLEM BASED LEARNING (Pembelajaran Berbasis Masalah)

Perbedaan antara model SPICES Harden dan model konvensional

Model SPICES Model Konvensional


Teacher-centered (berpusat pada
Student centered (berpusat pada siswa) guru)
Information-gathering
Problem-based (berbasis masalah) (pengumpulan informasi)
Integrated (terintegrasi) Discipline-based (berbasis disiplin)
Community-based (berdasarkan Hospital-based (berbasis rumah
komunitas) sakit)
Elective (pilihan) Uniform (seragam)
Systematic approach (pendekatan
sistematis) Apprenticeship (magang)
KETERAMPILAN DAN SIKAP UMUM YANG DIHASILKAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

 Kerjasama tim
 Memimpin kelompok
 Mendengarkan
 Mencatat
 Menghargai pandangan kolega
 Mengkaji kritis literatur
 Belajar mandiri
 Penggunaan sumberdaya informasi
 Keterampilan presentasi

BERPIKIR KRITIS KONTRIBUSI TEORI DALAM MEMAHAMI

Aneka teori psikologi dan filosofi yang digunakan untuk memahami berpikir kritis :

 Cognitive psychology (psikologi kognitif)


 Philosophy (filsafat)
 Behavioral psychology (psikologi perilaku)
 Content specialists (spesialis konten)

MEMBANDINGKAN TAKSONOMI BLOOM DALAM BERPIKIR

Taksonomi Bloom tentang domain kognitif: lebih superfisial (dekat

ke permukaan)

 Knowledge (Pengetahuan)

 Comprehension (Pemahaman)

 Application (Penerapan)

 Analysis (Analisis)

 Synthesis (Sintesis)

 Create (membuat) lebih profunda (kearah dalam)

MEMBANDINGAN TAKSONOMI BLOOM DALAM BERPIKIR KRITIS

Klasifikasi Huitt’s (1992) tentang teknik pemecahan masalah:

• Berpikir kritis—linier dan berseri (berurutan), lebih terstruktur, lebih


rasional dan analitik, lebih berorientasi kepada tujuan

• Berpikir kreatif—holistik dan paralel, lebih intuitif (bisikan kalbu) dan


emosional, lebih kreatif, lebih visual, dan lebih taktual/ kinestetik
Klasifikasi Springer & Deutsch’s (1993) tentang dominasi lateralisasi otak:

 Berpikir otak kiri--analitik, berseri, logis, objektif


 Berpikir otak kanan--global, paralel, emosional, subjektif

BEDAKAN KONSEP BERPIKIR KRITIS DENGAN KONSEP BERPIKIR LAIN

1. Habitual thinking /berpikir kebiasaan (berpikir berdasarkan praktik masa lalu tanpa
mempertimbangkan data saat ini)

2. Brainstorming (mengatakan apapun yang terlintas dalam pikiran tanpa evaluasi)

3. Creative thinking/berpikir kreatif (menggabungkan fakta, konsep dan prinsip dengan cara

yang baru dan orisinal)

4. Prejudicial thinking/berpikir prasangka (mengumpulkan bukti untuk mendukung posisi

tertentu tanpa mempertanyakan posisi itu sendiri)

5. Emotive thinking/pemikiran emosional (menanggapi emosi pesan daripada isinya)


Mata Kuliah : Metodologi Keperawatan
Topik Pembahasan : Berpikir Kritis dalam Keperawatan bagian 2

Keperawatan diperhadapkan pada isu :

 Perkembangan tuntutan masyarakat

 Perkembangan IPTEK

 Tingkat pendidikan

 Peningkatan sosial ekonomi masyarakat

 Status kesehatan masyarakat semakin baik

 Pengaruh kesejagatan

Hal tersebut mendorong perawat untuk mengambil keputusan yang akurat, oleh karena itu perawat
diharuskan utuk berpikir kritis. Berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses kognitif/mental yg
mencakup penilaian dan analisis rasional terhadap informasi/ide serta merumuskan kesimpulan dan
keputusan.

BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Perawat harus menggunakan keterampilan kritisa dalam mengambi keputusan yaitu :

1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungan

2. Perawat menangani perubahan

3. Perawat penting membuat keputusan

TUJUAN BERPIKIR KRITIS

 Menerapkan profesionalisme
 Menambah pengetahuan teknis dan keterampilan teknis dalam memberikan asuhan
keperawatan
 Untuk mengembangkan kemampuan analisa serta pengambilan keputusan berdasarkan
fakta yang akurat

PROSES BERPIKIR KRITIS

 Memahami tulisan
 Mengevaluasi isi dan bagian isi
 Mempertanyakan-menjawab-bertanya-menjawab-dst
 Membangun pertanyaan untuk mencari jawaban
 Titik awal upaya pencarian

AKTIFITAS MENTAL DALAM BERPIKIR KRITIS


 Mengajukan pertanyaan

 Mengumpulkan informasi yg relevan dan akurat

 Memvalidasi informasi yg tersedia

 Menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang lalu untuk menjelaskan

 Mempertahankan suau sikap fleksibel

 Mempertimbangkan pilihan yg tersedia

 Merumuskan suatu keputusan

KARAKTERISTIK BERPIKIR KRITIS

 Proses pengetahuan multidimensi

 Berorientasi pada proses

 Jejaring saat menginterpretasikan pengetahuan/tantangan/hipotesa/modifikasi

 Sikap yang dipelajari

 Kesadaran diri

 Empati dan pemberdayaan

 Teori belajar sosial

 Hasil sosialisasi profesional

 Mencakup keterampilan kognitif

 Merupakan sikap kritis mencari dan meningkatkan kemampuan


profesional

 Melibatkan perasaan/angan - angan,intuisi


PEMIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

 Menganalisa keterampilan kognitif

 Menerapkan standar

 Memilah/mengorganisir permasalahan

 Mencari informasi/mengidentifikasi fakta

 Alasan yang logis

 Memperkirakan keputusan yang diambil

 Transformasi pengetahuan/menggunakan pengtahuan yang telah dimiliki dalam


mendekati fenomena

PENERAPAN KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

 Penggunaan bahasa dalam keperawatan

Perawat menggunakan bahasa verbal dan non verbal untuk mengekspresikan


ide/pikiran/informasi/fakta/perasaan/keyakinan dan sikap terhadap klien/sesama
perawat/profesi lain.

 Argumentasi dalam keperawatan

Perawat diperhadapkan untuk beradu argumentasi bersama anggota timnya untuk


menemukan, menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu,memberi penjelasan,
mempertahankan terhadap tuntutan/tuduhan.

 Pengambilan keputusan

Setiap perawat dituntut untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat

 Penerapan dalam proses keperawatan

1. Pengkajian data
2. Analisis data
3. Perencanaan tindakan
4. Pelaksaan rencana
5. Evaluasi

MODEL BERPIKIR KRITIS

 Remembering--.menggunakan pengalaman masa lalu


 Repeating –semakin sering berfikir kritis semakin mudah mengambil keputusan

 Reasoning –keputusan didasari atas berpikir kritis/pertimbangan akurat

 Reorganizing –mengorganisasikan fakta yg mendukung fenomena

 Relating – menemukan relasi antara fenomena

 Reflecting – menganalisa kembali secara hati-hati

BENTUK BERPIKIR KRITIS (THINK)

 Total recall –fakta keperawatan datang dari berbagai sumber

 Habits –suatu tindakan biasa dilakukan berulang akan secara spontan dilakukan.

 Inquiry – keputusan akan lebh baik/akurat bila dengan inquiry

 New ideas and creativity –banyak belajar/peroleh informasi


baru.

 Knowing how you think –sadar bahwa perawat sedang berpikir

Anda mungkin juga menyukai