• Keinginan/kebutuhan untuk
mengubah/mengembangkan ( improve)
• Melihat sebuah situasi/permasalahan dari sisi lain
( see differenty) -> think outside the box
• Terbuka pada pelbagai gagasan bahkan yang tidak
umum/aneh sekalipun ( open)
• Mengimplementasikan ide perbaikan( acting)
BERPIKIR KREATIF
ya Bukan:
Proses berpikir dan bertindak Produk/hasil akhir
dalam menghasilkan suatu
gagasan baru
pendekatan khusus dalam Hal yang mistik/bersifat magis
menghadapi kehidupan
Semua orang memiliki dari lahir Talenta khusus
Dapat dipelajari kembali Hanya dimiliki oleh org Jenius
saja (tak harus jenius utk
berkreasi)
Semua jawaban benar Sebuah jawaban
• KNOWLEDGE :
Mencari pengetahuan sebanyak mungkin ( pengalaman,
buku, internet, bertanya pada ahli/awam dsb.)
• THINKING :
berpikir dalam-dalam
• INCUBATION :
RelaX, bermain (membiarkan alam bawah sadar bekerja)
• EUREKA/AHA :
ide ketemu
• DEVELOPMENT :
Pengembangan ide ( fungsional, menguntungkan,
efisien, berguna)
• PRACTICE:
punya waktu untuk melatih berpikir kreatif
Penghambat berpikir kreatif
logis/praktis/kritis
Pengalaman/peng Konsisten/kaku
etahuan terdahulu
Kurang sense
Ego/takut/malu of humor
persepsi
Stereotype/
generalisasi
Reaktif >
proaktif/melihat
Kebiasaan/
Hanya ada 1 peluang/antisipasi
tradisi
jawaban benar Berpikir
negatif/rendah diri
BERPIKIR KRITIS vs KREATIF
interpretasi Orisinal/baru
Analisa, sintesa inisiatif
evaluasi fleksibel
menyimpulkan elaborasi
menjelaskan kemungkinan
Men-check diri sendiri Tidak umum
Dialog/bertanya Bertanya: if , why, how
logis “Nakal”,
Panning for gold Out of the box, break the
rule
Critical thinking
STANDARDS :
Clarity Precision
Accuracy significance
Relevance completeness
Logicalness fairness
breadth depth
ELEMENTS
Purposes assumptions
questions point of view
information inferences/conclusions
basic concept implications/consequences
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
Keterampilan Inti Berpikir Kritis
• Interpretasi – kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
• Analisis – memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen,
menganalisis argumen
• Evaluasi – menilai klaim (pernyataan), menilai argumen
• Inferensi – mempertanyakan klaim, memikirkan alternatif
(misalnya, differential diagnosis), menarik kesimpulan,
memecahkan masalah, mengambil keputusan
• Penjelasan – menyatakan masalah, menyatakan hasil,
mengemukakan kebenaran prosedur, mengemukakan
argumen
• Regulasi diri – meneliti diri, mengoreksi diri
Keterampilan Berpikir Kritis
• Memahami hubungan-hubungan logis antar gagasan
• Mengidentifikasi, mengkontruksi, dan mengevaluasi
argumen
• Mendeteksi inkonsistensi dan kesalahan umum
dalam pemberian alasan
• Memecahkan masalah secara sistematis
• Mengidentifikasi relevansi dan kepentingan gagasan
• Merefleksikan kebenaran keyakinan dan nilai-nilai
diri sendiri
Perbedaan antara Pemikir Kritis dan
Bukan Pemikir Kritis
• Pemikir kritis
- Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan,
memisahkannya dari informasi yang irelevan
- Dapat memanfaatkan informasi untuk
merumuskan solusi masalah atau mengambil
keputusan, dan jika perlu mencari informasi
tambahan yang relevan
• Bukan pemikir kritis
- Mengumpulkan fakta dan informasi,
memandang semua informasi sama pentingnya
- Tidak melihat, menangkap, maupun
memikirkan masalah inti
Mengapa Berpikir Kritis Penting, Sehingga
Perlu Dipelajari?
• Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk
memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi
lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan
kemampuan untuk mencari kebenaran dan
merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri.
Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill,
ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi
diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu –
dalam konteks membuat hidup lebih berarti -
melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil
refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Berpikir Kritis
1. Membantu memperoleh pengetahuan,
memperbaiki teori, memperkuat
argumen
2. Mengemukakan dan merumuskan
pertanyaan dengan jelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan
menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan
solusi masalah berdasarkan alasan yang
kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan,
pendapat, dan solusi dengan jelas
kepada lainnya
Berpikir Kritis dan Problem Based Learning
Tabel 1.3 Perbedaan antara model SPICES Harden dan model konvensional
Model SPICES Model konvensional
1 Student centered Teacher-centered
2 Problem-based Information-gathering
3 Integrated Discipline-based
4 Community-based Hospital-based
5 Elective Uniform
6 Systematic approach Apprenticeship
Sumber: Harden et al., 2009
Analisis
Penerapan
Pemahaman
Pengetahua
n
Bloom’s Taxonomy
Role play
scamper
Brainstorming
• Analisis
• Penerapan
• Pemahaman
• Pengetahuan
Model Berpikir Kritis dan Modifikasinya
Perhatikan,
model berpikir Perhatikan, model
kritis dipengaruhi berpikir kritis ini
keyakinan dan melibatkan tidak
konteks hanya proses kognitif,
tetapi juga afektif,
konatif, dan perilaku