SKRIPSI
Oleh
SKRIPSI
Oleh
Menyetujui
Pembimbing :
Dekan
i
Telah diuji dan dipertahankan
ii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Utara Tahun 2021” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas
pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
iii
Abstrak
iv
Abstract
v
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh
karena kasih karunia dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2021, guna memenuhi salah satu syarat
skripsi ini, penulis menerima banyak bantuan dan dukungan dari beberapa pihak,
Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
4. Drs. Eddy Syahrial, M.S., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
ini.
vi
5. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes., selaku Dosen Penguji I Skripsi,
untuk saran, bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi
ini.
USU.
8. Seluruh Dosen FKM USU dan Staf FKM USU yang telah memberikan
kepada penulis.
10. Orang tua penulis yaitu Bapak Asrul Mangunsong dan Ibu Ratna Nababan,
dan dukungan baik moril maupun materil bagi penulis sehingga penulis
menolong penulis.
vii
12. Teman-teman Peminatan PKIP 2017 dan Stambuk 2017 FKM USU yang
13. Sahabat penulis di kampus FKM yaitu Arelia Purba, Iin Sundari, Edikin,
penulis.
14. Sahabatpenulis diluar kampus FKM yaitu Fidia Hasibuan, Venesia sesilia,
Risky Auliah, Domintan Nainggolan serta semua pihak yang tidak bisa
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki
dan meyempurnakannya
viii
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiv
Daftar Lampiran xv
Daftar Istilah xvi
Riwayat Hidup xvii
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Tujuan umum 6
Tujuan khusus 6
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 8
Perilaku 8
Pengetahuan 9
Sikap 12
Imunisasi Dasar 13
Definisi 13
Tujuan imunisasi 13
Manfaat imunisasi 14
Strategi pelayanan imunisasi 14
Vaksin kombinsasi/kombo 15
Jadwal imunisasi pada bayi 16
Imunisasi yang diberikan pada bayi 17
Sasaran dan tempat pelayanan imunisasi 20
Penggunaan KMS pada bayi 21
Cakupan program imunisasi 21
Pelaksanaan imunisasi 22
Dampak imunisasi 23
Jenis-Jenis Imunisasi 24
Imunisasi aktif 24
Imunisasi pasif 24
Metodologi Penelitian 31
Jenis Penelitian 31
Lokasi dan Waktu Penelitian 31
Lokasi penelitian 31
Waktu penelitian 31
Populasi dan Sampel Penelitian 31
Populasi 31
Sampel 32
Variabel dan Definisi Operasional 33
Variabel 33
Definisi operasional 33
Metode Pengumpulan Data 34
Data primer 34
Data sekunder 34
Metode Pengukuran 34
Pengukuran pengetahuan ibu 34
Pengukuran sikap ibu 35
Metode Pengolahan dan Metode Analisis Data 37
Hasil Penelitian 39
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 39
Geografis 39
Demografis 40
Analisis Univariat 40
Gambaran umum karakteristik responden 40
Distribusi frekuensi uraian pernyataan jarak 42
Distribusi frekuensi uraian pernyataan dukungan keluarga 43
Gambaran pengetahuan responden 43
Kategori pengetahuan responden 46
Gambaran sikap responden 46
Kategori sikap responden 50
Gambaran pemberian imunisasi dasar lengkap 51
Analisis Bivariat 52
Hubungan karakteristikresponden dengan pemberian imunisasi 52
Hubungan jarak dengan pemberian imunisasi 54
Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian imunisasi 55
Hubungan pengetahuan dengan pemberian imunisasi 56
Hubungan sikap dengan pemberian imunisasi 57
Pembahasan 58
Daftar Pustaka 75
Lampiran 77
xi
Daftar Tabel
No Judul Halaman
xii
12. Hubungan Jarak ke Pelayanan Responden dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi di Kecamatan 54
Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2021
xiii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1. Landasan teori 29
2. Kerangka konsep 29
xiv
Daftar Lampiran
1. Kuesioner 77
xv
Daftar Istilah
xvi
Riwayat Hidup
dilahirkan di Aek Pamingke pada tanggal 27 Juli 1999. Penulis beragama Kristren
Proptestan, anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Asrul
xvii
Pendahuluan
Latar Belakang
secara aktif terhadap beberapa penyakit tertentu, jika suatu ketika terpapar dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan, penyakit-
penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) yaitu TBC, Difteri,
Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Radang selaput otak dan Radang paru-
Data dari WHO tahun 2017 dan United Nations Childrens Fund
(tiga) didunia dengan bayi yang belum mendapatkan imunisasi dengan jumlah
bayi 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi. Pada tahun 2016 di dunia
sekitar 86% anak di bawah umur 1 tahun atau sekitar 116,5 juta anak menerima
vaksin difteri tetanus pertusis (DTPS). Tahun 2018, terdapat kurang lebih 20 juta
anak yang tidak 4 mendapatkan imunisasi dasar lengkap bahkan ada anak yang
tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Menurut WHO dari 194 negara,
capaian imunisasi dasar lengkap di Indonesia yaitu (86,8%) dalam arti Indonesia
merupakan negara yang capaian IDL yang masih rendah dan di bawah target
1
2
pada tahun 2017 menurun dan belum mencapai target Renstra Kementerian
90,61% angka tersebut dibawah target Renstra tahun 2018 sebesar 92,5% ,
Persentasi cakupan hasil program imunisasi tahun 2016 untuk BCG, DPT/HB1,
polio 4 mengalami penurunan yang sangat besar dari 97,77% (2015) menjadi
90,30% (2016), oleh karena penurunan tersebut menyebabkan angka drop out
menjadi meningkat hingga mencapai 7%. Kondisi ini sangat jauh diatas angka DO
91,12%, capainya hanya sebesar 87,0% , masih jauh dari target yang ditetapkan
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dan pada Tahun 2017 cakupan
sumatera utara sebesar 75,41 belum mencapai target. (Kementerian Kesehatan RI,
2017)
mendapat imunisasi BCG sebesar 5.332 bayi (73,71%) , Imunisasi HB<7 hari
3
bayi (70,72%), dan Imunisasi dasar lengkap sebesar 5.037 bayi (69,64%). Pada
pada bayi di Kecamatan Pahaejulu tergolong kategori paling rendah, pada tahun
38,34%, Campak sebesar 54,39%, DPT 1 sebesar 38,32%, Polio 2 sebesar 42,425,
DPT 2 sebesar 40,39%, Polio 3 sebesar 39,88%, DPT 3 sebesar 44,17%,dan Polio
sikap suami tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada baduta wilayah kerja
besar bayi tidak mendapat imunisasi dasar lengkap, padahal sudah seharusnya
imunisasi dasar lengkap penting untuk diberikan kepada bayi agar memiliki
dengan pemberiaan imunisasi, jika bayi tidak mendapatkan imunisasi maka anak
tidak akan memiliki antibodi untuk mencegah penyakit, sehingga bayi akan sangat
beresiko terkena infeksi penyakit seperti TBC, Polio, Campak, Difteri, Pertusis,
dan Tetanus yang seharusnya dapat dicegah dengan pemberian imunisasi dasar
4
lengkap pada bayi.serta imunisasi berguna untuk menekan angka kesakitan dan
kematian bayi.
Kabupaten Tapanuli Tengah diketahui bahwa banyak ibu yang tidak membawa
lengkap masih kurang dan ada juga yang berfikir imunisasi haram diberikan pada
bayi.
dukungan keluarga tinggi 54% dari jumlah keseluruhan responden, sisanya 46%
menyatakan bahwa beberapa ibu yang mempunyai bayi belum mengerti tentang
dan sebagainya.
ataupun buruk, maka dari itu diharapkan dapat ditingkatkan dengan upaya
pahaejulu terhadap 8 orang ibu yang memiliki bayi, 5 dari 8 orang ibu memiliki
yang diberikan pada bayi, sehingga masih banyak ibu yang beranggapan salah
tentang imunisasi, dan 4 dari 8 orang ibu tidak membawa bayi untuk imunisasi,
disebabkan ibu yang bekerja di pagi hari tidak dapat melakukan kunjungan ke
posyandu karena sibuk bekerja dan kurang memiliki waktu sehingga perhatian
terhadap kesehatan bayi pun berkurang, Selain itu, dukungan keluarga sangatlah
penting untuk ibu agar mempengaruhi sikap seorang ibu sehingga ibu termotivasi
Tahun 2021.”
Perumusan Masalah
ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian
Tujuan Penelitian
dasar pada bayi di Kecamatan Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2021.
Tahun 2021.
7
2021.
Manfaat Penelitian
dasar.
Perilaku
manusia baik yang dapat dilihat (diamati) maupun tidak dapat dilihat atau diamati
suatu tindakan yang dimana baik atau buruknya terhadap stimulus tersebut
(Natoatmodjo, 2014) :
bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
8
9
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang
berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan dan
Pengetahuan
orang atau responden terait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, seperti :
sebagainya.(Notoatmodjo, 2014)
10
Natoatmodjo (2014).
1. Tahu (know)
kembali (recall) yaitu sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
dan rangsangan yang diterima, oleh karena itu, tahu adalah tingkatan
2. Memahami (comprehension)
materi tersebut dengan benar dan tepat. Seseorang yang telah paham akan
3. Aplikasi (aplication)
4. Analisis (analysis)
11
atau suatu objek kedalam berbagai komponen, serta dala satu kesatuan
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
materi atau objek. Penilaian yang didasarkan pada suatu kriteria yang
a) Faktor Internal adalah faktor dari dalam diri sendiri , seperti: intelegensia,
b) Faktor Eksternal adalah faktor dari lur diri, seperti: keluarga, masyarakat, dan
sarana.
12
c) Faktor pendekatan belajar yaitu faktor upaya untu belajar, seperti : strategi
1. Tahu (Know) adalah mengingat kembali atau recall terhadap suatu materi
Sikap
penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sehat-
Waryana (2017) menjelaskan bahwa sikap adalah reaksi atau respon yang
sesuatu yang telah dipilih dan menerima segala resiko. (Waryana, 2017)
Imunisasi Dasar
sistem imunitas bersifat alami dan artificial. (Proverawati & Andhini, 2015)
Imunisasi dasar adalah upaya pertama membuat bayi yang belum kebal
imunisasi dasar diberikan dengan sekali suntikan atau juga boleh lebih dari satu
kali (multipel), dan kekebalan dari imuniasi tersebut akan didapatkan setelah 2
1. Kekebalan aktif setelah imunisasi akan membuat bayi tidak mudah terserang
penyakit
14
(2016) menyatakan bahwa manfaat imunisasi tidak dirasakan oleh pemerintah saja
1. Untuk Anak, yaitu mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
bila anak sedang sakit, serta mendorong pembentukan keluarga apabila orang
tuayakin bahwa anaknya akan masa kanak-kanak yang nyaman dan baik.
(S.Hadinegoro, 2015)
(S.Hadinegoro, 2015)
beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen untuk mencegah
biaya pengobatan
telah ada
Jadwal imunisasi pada bayi. Jadwal imunisasi pada bayi harus dilakukan
tepat pada waktunya karena sangat berguna bagi kesehatan bayi. Suntikan
pertama dimulai dari lahir hingga awal masa kanak-kanak dan orang tua memiliki
diberikan bada bayi pada saat diadakannya kegiatan posyandu dan pekan
imunisasi. Jika bayi dalam keadaan kurang sehat atau sakit yang disertai demam,
terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya pada bayi yang sering terjadi pada
disuntik tidak menyenangkan untuk bayi karena akan terasa sakit sementara
selanjutnya akan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang.
Imunisasi dasar pada bayi dilakukan pada umur 0-11 bulan, meliputi :
BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak. Bayi idealnya mendapat imunisasi
dasar yang lengkap terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis 3
Tabel 1
Dari tabel diatas, bahwa pemberian imunisasi pada bayi usia 0-11 bulan
antara lain BCG (usia 0-2 bulan), Polio -1 (usia 0 bulan), Polio-2 (usia 2 buan),
Polio-3 (usia 4 bulan), Polio-4 (usia 6 bulan), DPT-1 (usia 2 bulan), DPT-2 (usia 4
bulan), DPT-3 (usia 6 bulan), Hepatitis-1 (usia 0-7 hari), Hepatitis-2 (usia 1
Tabel 2
Keterangan:
* : atau tempat pelayanan lain
# : atau posyandu
Imunisasi yang diberikan pada bayi. Imunisasi yang diberikan pada bayi
terbagi lima macam yaitu BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak.
paru pada manusia dan juga bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar
getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati atau selaput otak . Penyakit ini biasanya
difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri
terutama menyerang saluran napas bagian atas. Penyakit ini biasanya ditularkan
karena kontak langsung pada penderita melalui bersin atau batuk makananan
pertussi, Penderita biasanya mengalami batuk , batuk terjadi beruntun pada malam
hari serta menarik nafas malam hari terdengar suara hup (whoop), demam, pilek
infeksi kuman Clostridium tetani. Penyakit ini biasanya menyerang bayi, anak-
anak, bahkan orang dewasa. Penularan pada bayi disebabkan pemotongan tali
pusar tanpa alat yang steril dan cara tradisional yang terkontaminasi spora kuman
tetanus, pada anak-anak dan orang dewasa terinfeksi karena luka yang kotor dan
akan mengalami kejang-kejang pada tubuh dan otot mulut sehingga mulut tidak
bisa dibuka, dan pada bayi tidak bisa menelan air susu ibu serta kaku pada leher
dan tubuh.
3. Imunisasi Campak
penyakit virus akut yang disebabkanoleh virus campak. Penularan penyakit ini
melalui lewat droplet melalui udara. Gejala dari penyakit ini yaitu panas, batuk,
pilek yang lama makin berat sehingga timbul ruam makulopapuler warna
kemerahan.
4. Imunisasi Polio
Penyakit ini disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yakni virus
polio type 1,2, dan 3, penularan penyakit ini ditularkan orang ke orang melalui
penyakit polimyelitis. Polio dapat menimbulkan gejala yang ringan dan gejala
yang sangat parah, seperti menyerang sistem pencernaan dan sistem saraf,
20
5. Imunisasi Hepatitis B
terhadap penyakit hepatitis B, penyakit ini disebabkan oleh virus yang telah
cairan tubuh seperti darah, air liur, air mani, dan dari ibu ke anak pada saat
muntah,rasa lelah, mata kuning , dan urine menjadi kuning serta sakit perut.
(S.Hadinegoro, 2015)
pelayanan imunisasi dasar adalah bayi usia 0-11 bulan, yang tempat
seperti di puskesmas dan rumah sakit tanpa dipungut bayaran, sementara vaksin
sakit, dan praktek dokter swasta namun tidak gratis. (Proverawati & Andhini,
2015)
Efek samping imunisasi pada bayi biasanya terjadi dalam waktu 1-2 hari,
dan kemudian akan segera sembuh tanpa harus mendapat obat. Efek samping
yang sering terjadi yaitu kemerahan, bengkak, dan nyeri di tempat bekas suntikan.
Dan dapat juga disertai demam ringan atau rewel, penanggulangannya dengan
memberikan minum ASI dan jangan memakai baju tebal. Efek samping berat
jarang didapatkan bayi dan walaupun demikian jika terjadi reaksi setelah disuntik
21
segera hubungi tempat anak mendapat imunisasi. Saat ini imunisasi sangat aman
(S.Hadinegoro, 2015)
Penggunaan KMS pada bayi. Kartu Menuju Sehat adalah kartu yang
badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Setiap balita
harus mempunyai KMS sesuai jenis kelamin. KMS digunakan untuk mencatat
berat badan, memantau pertumbuhan balita setiap bulan dan sebagai media
menyediakan KMS Bagi Balita. Jumlah KMS Bagi Balita harus disesuaikan
merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di
upaya percepatan pencapaian UCI yang dikenal dengan GAIN UCI (Gerakan
a. Pada tahun 2011 sudah mencapai UCI 85% desa/kelurahan, yang mencakup
b. Pada tahun 2012 mencapai UCI 90% desa/kelurahan, yang mencakup 85%
c. Pada tahun 2013 mencapai UCI 95% desa/kelurahan, yang mencakup 88%
d. Pada tahun 2014 mencapai UCI 100% desa/kelurahan, yang mencakup 90%
e. Pada tahun 2015 mencapai UCI 84% desa/kelurahan, yang mencakup 80%
2005)
kegiatan :
1. Persiapan petugas
Mencatat daftar bayi yang dilakukan oleh kader, dukun terlatih dan bidan di
desa.
diimunisasi dibagi dengan dosis efektif vaksin per vial/ ampul. Mempersiapkan
peralatan rantai dingin yang akan dipergunakan dilapangan seperti termos dan
Jumlah ADS yang dipersiapkan sesuai dengan jumlah sasaran yang akan
4. Persiapan Masyarakat
vaksin yang diberikan pada bayi meliputi vaksin Hepatitis B, BCG, Polio, DPT
dan Campak.
antara lain:
1) Secara individu Ketika anak mendapatkan vaksinasi maka 80-95% maka anak
akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas, maka akan banyak bayi/anak
vaksin maka ini akan mengakibatkan pemutusan rantai penularan penyakit dari
suatu negara tentunya akan lebih baik bila masyarakatnya sehat sehingga
Jenis-Jenis Imunisasi
penyakit yang telah dilemahkan (vaksin) agar sistem imun tubuh merespons
b. Pengawet, stabilisator dan antibiotik adalah zat yang digunakan supaya vaksin
tumbuhnya mikroba.
c. Cairan pelarut yang berupa air steril atau cairan kultur jaringan yang
merupakan hasil zat proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau
kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalu placenta. Contoh imunisasi pasif
adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum ) pada seseorang yang mengalami
25
luka saat kecelakaan, contoh yang kedua yaitu terdapat pada bayi baru lahir
dimana bayi tersebut menerima antibodi dari ibunya melalui darah placenta
yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun, semakin cukup umur maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berpikir dan
bekerja, dan dari segi kepercayaan seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi
seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam
pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan sikap yang didalam kehidupan
Jarak. Jarak menurt Azwar, Azrur (dalam Harahap, 2016) adalah salah
status imunisasi dasar pada bayi dipengaruhi oleh karakteristik ibu dan juga faktor
orang lain kepada seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran akan
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam ataupun dari luar dan bersifat
stabil, Peran juga merupakan bentuk dari perilaku yang diharapkan seseorang
Igiany, 2019) adalah sikap atau tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota
Dukungan keluarga juga merupakan sebuah proses yang terjadi di sepanjang masa
kehidupan. Sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahapan
siklus kehidupan, oleh karena itu dukungan keluarga membuat keluarga mampu
(Igiany, 2019)
Landasan Teori
seseorang baik yang bisa dilihat maupun tidak. Perilaku berdasarkan teori
penguat.
informasi.
kebijakan dan evaluator yang digunakan untuk menganalisis situasi dan program
kesehatan yang efektif dan efesien. Model proceed memberikan struktur yang
kebutuhan.
merutut Green:
29
Faktor predisposisi
1.
sayKerakteristik
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Kebudayaan
Faktor Pemungkin
1. Jarak
Behavior
2. Pelayanan
Kesehatan
Faktor Pendorong
1. Peran petugas
kesehatan
2. Dukungan
keluarga
Kerangka Konsep
Karakteristik
Reponden
Umur Pemberian Imunisasi
Pendidikan Dasar Lengkap pada
Pekerjaan Bayi di Kecamatan
Jarak Pahaejulu, Kabupaten
Dukungan Keluarga Tapanuli Utara Tahun
Pengetahuan 2021
Sikap
Gambar 2.Kerangka konsep penelitian
30
yang akan digambarkan dalam hasil penelitian ini yaitu dilihat dari aspek umur,
responden terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dan pemberian
Jenis Penelitian
kengkapan imunisasi dasar pada bayi dan desain penilitian ini adalah cross
semua variabel dan analisis bivariat untuk mengetehaui hubungan dua variabel
informasi yang lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti.
Oleh karena itu, maka penulis menetapkan lokasi penelitian adalah tempat di
mana penelitian akan dilakukan. Dalam hal ini, lokasi penelitian dilaksankan di
31
32
Sampel. Sampel dalam penelitian ini sebanyak ibu yang memiliki anak
Utara dengan kriteria yang bersedia diwawancarai langsung oleh penulis untuk
mengisi kuesioner yang telah disusun dalam penelitian, kemudian diambil dengan
sebagai berikut:
N
n=
N.d2+1
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
n = 50,49
n = 50 Responden
33
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi, yang dilihat berdasarkan catatan
perkembangan pada buku KMS. Adapun jenis-jenis imunisasi dasar adalah BCG,
1. Umur adalah usia yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun.
3. Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang kali atau setiap hari
kesehatan
7. Sikap adalah respon ibu tentang pemberian imunisasi dasar pada bayi, yang
dilihat dari kecenderungan ibu untuk berespon atau bereaksi positif atau
yang diperolah bayi sesuai dengan umurnya yang meliputi BCG (usia 0-2
bulan), Polio -1 (usia 0 bulan), Polio-2 (usia 2 buan), Polio-3 (usia 4 bulan),
Polio-4 (usia 6 bulan), DPT-1 (usia 2 bulan), DPT-2 (usia 4 bulan), DPT-3
Metode Pengukuran
dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin
kemudian dilakukan penilaian 1 untuk jawaban benar dan nilai 0 untuk jawaban
1. Tingkat pengetahuan baik, jika 75%-100% dijawab dengan benar dari nilai
2. Tingkat pengetahuan sedang atau cukup, jika 40-75% dijawab dengan benar
3. Tingkat pengetahuan kurang, jika <40% dijawab dengan benar dari nilai
(2014) yaitu dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, Secara
terhadap suatu objek, secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pertanyaan-
dalam kategori respons dengan metode Likert, untuk mengetahui sikap responden
digunakan lima alternatif jawaban yang kemudian diberikan skor untuk dapat
2. S : Setuju, skor 3
2. S : Setuju, skor 2
Sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai oleh responden adalah 60 dan
skor terendah adalah 15. Berdasarkan kriteria diatas dapat dikategorikan tingkat
1. Baik, jika 75-100% dijawab dengan benar dari nilai tertinggi seluruh
2. Sedang atau cukup, jika 40-75% dijawab dengan benar dari nilai tertinggi
3. Kurang, jika <40% dijawab dengan benar dari nilai tertinggi seluruh
1. Baik, Jika dijawab dengan benar (keluarga mendukung ibu untuk membawa
bayi imunisasi)
2. Kurang, Jika dijawab dengan salah (keluarga tidak mendukung ibu untuk
a. Editing yaitu kegiatan untuk pengecekkan dan perbaikan isi formulir atau
kuesioneratau kuesioner yang telah diisi, dalam penelitian ini yang dilakukan
terkumpul.
b. Coding yaitu berguna untuk mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
analisis data, pada saat penelitian ini dilakukan oleh peneliti setelah kuesioner
c. Entry yaitu ketika seluruh kuesioner terisi penuh dan benar serta telah
untuk dianalisi, proses data ini dilakukan dengan cara meng-entrydata dari
menggunakan SPSS.
diteliti, analisis ini akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentasi dari
berada pada ketinggian antara 300-1.500 meter di atas permukaan laut. Secara
astronomis berada padaposisi 1o 20’–2 o 41’ LU dan 98o 05’–99o 16’ BT,
geografis ini sangat menguntungkan karena berada pada jalur lintas beberapa
01º46’- 01º57’ Lintang Utara (LU) dan 98º56’-99º17’ Bujur Timur (BT) dan
39
40
Batak Toba, dan ada juga sebagian berasal dari suku Batak Angkola, Batak
Simalungun, Batak Karo, dan beberapa pendatang seperti Jawa, Minangkabau dan
Protestan 93,79% dan Katolik 1,01%. Kemudian sebagian lagi memeluk agama
Islam yakni 5,20%. Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 10 gereja Protestan, 6
Analisis Univariat
penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 10 bulan-18 bulan yang
Tabel 3
karakteristik umur sebagian besar responden pada rentang usia 25-29 tahun yakni
sebanyak 27 orang (54,0%), responden yang berada pada rentang usia 35-39
tahun yakni sebanyak 9 orang (18,0%), kemudian responden yang berada pada
rentang usia 20-24 tahun yakni sebanyak 7 orang (14,0%), dan responden yang
berada pada rentang usia 30-34 tahun yakni sebanyak 7 orang (14,0%).
responden bekerja sebagain ibu rumah tangga yakni sebanyak 18 orang (36,0%),
responden yang bekerja sebagai petani yakni sebanyak 14 orang (28%), responden
responden yang bekerja sebagai honorer sebanyak 5 orang (10,0%) dan bekerja
terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Dapat dilihat tabel 4:
Tabel 4
pelayanan kesehatan dengan tempat tinggal responden sebagian besar adalah jauh
sedang yakni sebanyak 16 orang (32,0%), dan jarak pelayanan kesehatan yang
Tabel 5
keluarga tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi sebagian besar
tentang pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi yang tidak mendukung
Tabel 6
Kabupaten Tapanuli Utara yang paling dominan dan sudah dinilai baik yaitu 27
responden (54,0%) sudah mengetahui bahwa bayi di imunisasi usia 0-11 bulan,
ditingkatkan yaitu bahwa hanya ada sebanyak 24 responden (48,0%) yang sudah
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, kemudian hanya
yaitu BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak, kemudian hanya ada sebanyak
polio sebanyak 1 kali ,fungsi imunisasi BCG yaitu untuk mencegah penularan
TBC dan imunisasi BCG diberikan sebanyak 1 kali, kemudian hanya ada
yaitu membuat bayi yang belum kebal dapat memiliki kekebalan aktif, untuk
(usia 2 bulan), DPT-2 (usia 4 bulan), DPT-3 (usia 6 bulan) dan imunisasi polio
diberikan sebanyak 4 kali, dan yang terendah yaitu hanya ada sebanyak 19
kategorikan menjadi 3 (tiga kategori) yaitu “Baik”, “Sedang”, dan “Kurang Baik”
Tabel 7
dasar pada bayi di Kecamatan Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat
Tabel 8
Tabel 8
dasar pada bayi di Kecamatan Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara pada tabel 8.
dapat dilihat dalam pernyataan pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-11
bulan, mayoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju yaitu 18 responden (36,0%),
sangat setuju 20 responden (40,0%) dan minoritas ibu menyatakan sangat tidak
bayi saat usia 9 bulan, mayoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju 20 responden
responden (20,0%).
sangat tidak setuju 21 responden (42,0%) dan minoritas menyatakan sangat setuju
bayi usia 0-2 bulan, mayoritas ibu menjawab sangat tidak setuju sebanyak 24
bahwa Anak yang minum ASI tidak perlu diimunisasi 20 responden (40,0%) dan
Peda pernyataan vaksin Imunisasi yang diberikan pada bayi terbuat dari
zat haram, mayoritas ibu menyatakan tidak setuju yaitu 22 responden (40,0%),
dan mayoritsa ibu menyatakan sangat tidak setuju yaitu 2 responden (4,0%).
anak lebih berkualitas, mayoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 22
manfaat imunisasi yang diberikan pada bayi, mayoritas ibu menyatakan sangat
responden (10,0%).
responden (38,0%), dan minoritas ibu menyatakan sangat setuju yaitu 7 responden
setelah lahir karena dilingkungan keluarga tidak ada yang menderita TBC,
responden (10,0%).
menjadi 3 (tiga kategori) yaitu “Baik”, “Sedang”, dan “Kurang Baik” yang dapat
Tabel 9
Tabel 10
lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B) sesuai dengan jadwal yang
tertera di Kartu Menuju Sehat (KMS), dan hanya sebanyak 19 responden (38,0%)
yang menyatakan bahwa anak mereka sudah mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B) sesuai dengan jadwal yang
Analisis Bivariat
Utara Tahun 2021. Hasil uji statistik hubungan karakteristik responden terhadap
Tabel 11
Tabel 11
29 tahun dengan bayi yang cakupan imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 14
Chi-Square didapatkan nilai p = 0,040 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho
dasar bayi lengkap mayoritas adalah SMA yakni sebanyak 13 Responden (44,8)
dan imunisasi dasar tidak lengkap yaitu sebanyak 16 responden ( 55,2%). Hasil uji
statistik Chi-Square didapatkan nilai p = 0,041 hal ini berarti p > 0,05 keputusan
bayi lengkap mayoritas adalah Ibu rumah tangga yakni sebanyak 8 Responden
(44,4) dan imunisasi dasar tidak lengkap yaitu sebanyak 10 responden ( 55,6%).
Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,035 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji
Tapanuli Utara Tahun 2021. Hasil uji statistik hubungan jarak kepelayanan
berikut ini :
Tabel 12
menjawab jarak pelayanan kesehatan yaitu jauh, dengan bayi yang mendapat
Chi-square didapatkan nilai p = 0,018 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho
Tabel 13
keluarga tidak mendukung , bahwa bayi yang imunisasi dasar lengkap sebanyak
responden (60,0%). Hasil uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,048 hal
ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
Tabel 14
orang responden (29,2%) dan bayi yang cakupan imunisasi tidak lengkap
didapatkan nilai p = 0,002 hal ini berarti p < 0,05 maka keputusan uji Ho ditolak
pada bayi di Kecamatan Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat dari
Tabel 15
sikap kurang dengan bayi yang cakupan imunisasinya lengkap sebanyak 9 orang
responden (40,9%%) dan bayi yang cakupan imunisasi tidak lengkap sebanyak 13
didapatkan nilai p = 0,028 hal ini berarti p < 0,05 maka keputusan uji Ho ditolak
Tahun 2021.
Pembahasan
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu melalui mata dan telinga , yang
bawaan kodrat manusia, yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber dari kehendak
atau kemauan. Dalam penelitian ini pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui oleh ibu yang memiliki bayi tentang pemberian kelengkapan imunisasi
dasar.
sudah dinilai baik yaitu sebesar 27 responden (54,0%) sudah mengetahui bahwa
ditingkatkan yaitu bahwa hanya ada sebanyak 24 responden (48,0%) yang sudah
kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, kemudian hanya
yaitu BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak, kemudian hanya ada sebanyak
polio sebanyak 1 kali ,fungsi imunisasi BCG yaitu untuk mencegah penularan
58
59
TBC dan imunisasi BCG diberikan sebanyak 1 kali, kemudian hanya ada
yaitu membuat bayi yang belum kebal dapat memiliki kekebalan aktif, untuk
(usia 2 bulan), DPT-2 (usia 4 bulan), DPT-3 (usia 6 bulan) dan imunisasi polio
diberikan sebanyak 4 kali, dan yang terendah yaitu hanya ada sebanyak 19
imunisasi DPT adalah merupakan yang paling rendah dan tergolong kurang . Hal
ketiga hal tersebut , maka dari itu, perlunya peningkatan upaya promotif dari
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Puskesmas Pantai Cermin Kabupaten Serdang Berdagai dalam kategori tidak baik,
imunisasi dasar lengkap pada baduta dalam kategori yang sedang, dan hanya 20
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh Wahyuni (2014) yang menjelaskan bahwa dari 51 orang responden
yang baik.
kesehatan dan perubahan sikap serta perilaku seseorang atau ke arah yang
berpengetahuan tinggi cenderung memiliki pola pikir yang lebih baik sehingga
berusaha menerapkan pola perilaku hidup sehat. Dengan pengetahuan yang tinggi
perubahan perilaku yang negatif dari kesehatan, termasuk dalam hal pemberian
merupakan pelaksana motif tertentu, sikap seseorang juga dapat berubah dengan
Pahaejulu, Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2021 dapat dilihat dalam pernyataan
pemberian imunisasi dasar pada bayi usia 0-11 bulan, mayoritas ibu menyatakan
sangat tidak setuju yaitu 18 responden (36,0%), dan minoritas ibu menyatakan
sangat setuju 20 responden (40,0%) dan minoritas ibu menyatakan sangat tidak
bayi saat usia 9 bulan, mayoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju 20 responden
Pada pernyataan jika bayi demam setelah diimunisasi polio sebaiknya tidak perlu
(20,0%).
sangat tidak setuju 21 responden (42,0%) dan minoritas menyatakan sangat setuju
bayi usia 0-2 bulan, mayoritas ibu menjawab sangat tidak setuju sebanyak 24
responden (6,0%). Pada pernyataan ke-9, mayoritas ibu menyatakan sangat setuju
bahwa Anak yang minum ASI tidak perlu diimunisasi 20 responden (40,0%) dan
minoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 3 responden (6,0%). Pada
pernyataan vaksin Imunisasi yang diberikan pada bayi terbuat dari zat haram,
mayoritas ibu menyatakan tidak setuju yaitu 22 responden (40,0%), dan mayoritsa
kembang anak lebih berkualitas, mayoritas ibu menyatakan sangat tidak setuju
ada manfaat imunisasi yang diberikan pada bayi, mayoritas ibu menyatakan
sangat setuju 20 responden (40,0%), dan minoritas menyatakan sangat tidak setuju
5 responden (10,0%).
responden (38,0%), dan minoritas ibu menyatakan sangat setuju yaitu 7 responden
(14,0%). Kemudian, pada pernyataan bayi tidak perlu diberikan imunisasi BCG
setelah lahir karena dilingkungan keluarga tidak ada yang menderita TBC,
dan minoritas ibu menyatakan sangat setuju sebanyak 6 responden (12,0%). Pada
Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini bahwa diketahui sikap ibu
dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi dinilai kurang baik, banyak
hal yang menyebabkan sikap ibu menjadi kurang baik terhadap pemberian
64
imunisasi dasar lengkap pada bayi, seperti adanya presepsi bahwa ibu yang
memiliki banyak anak tidak perlu mengimunisasikan bayinya dan presepsi bahwa
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan
oleh Sagala (2016) yang menjelaskan bahwa dari 86 orang responden sebanyak 39
memiliki sikap terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada baduta dalam
kategori sedang, dan hanya 20 orang responden (23,3%) memiliki sikap terhadap
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2014)
yang menjelaskan bahwa dari 51 orang responden yang diteliti diketahui sebanyak
responden (21,6%) yang memiliki sikap mengenai imunisasi dasar lengkap dalam
usia 0-11 bulan dan sebagai salah satu cara pencegahan dari beberapa penyakit
antara lain Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, Polio dan Tuberculosis. Pemerintah
prasekolah.
lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B) sesuai dengan jadwal yang
tertera di Kartu Menuju Sehat (KMS), dan hanya sebanyak 19 responden (38,0%)
yang menyatakan bahwa anak mereka sudah mendapatkan imunisasi dasar secara
lengkap (BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis-B) sesuai dengan jadwal yang
kematian bayi dan balita adalah dengan imunisasi, sedangkan upaya imunisasi
efektif bila cakupan dan kualitasnya sudah optimal, Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebagian besar bayi tidak diimunisasi dasar secara lengkap,
padahal imunisasi dasar lengkap sangat penting diberikan kepada bayi agar
memiliki antibodi terhadap infeksi dai beberapa penyakit yang seharusnya dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mampuni (2014) yang
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2014)
yang menjelaskan dari 51 orang responden yang diteliti diketahui hanya sebanyak
dasar didapatkan nilai p = 0,040 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak
Tahun 2021. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nainggolan (2016)
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar didapatkan nilai p = 0,041 hal ini berarti p > 0,05
dengan (P value =0,0001).dan sejalan dengan penelitian Barus (2014) hasil uji
67
maupun berkelompok, dimana hasil akhir dari pendidikan ini berupa aktivitas,
untuk memiliki jangkauan pengetahuan yang lebih luas dalam hal ini ialah
kelengkapan imunisasi dasar didapatkan nilai p = 0,035 hal ini berarti p < 0,05
pekerjaan ibu dengan ketepatan waktu imunisasi pentavalen dan campak lanjutan
pada batita.
Penelitian ini juga sejalan dengan peneliti Barus (2014) berdasarkan dari
hasil uji statistik Chi Square diperoleh p-value sebesar 0,035 (p<0,005) sehingga
dapat disimpulkan ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan tingkat pengetahuan
tidak langsung. Ditinjau dari jenis pekerjaan, yang sering berinteraksi dengan
orang lain lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa
menjawab jarak pelayanan kesehatan yaitu jauh, dengan bayi yang mendapat
Chi-square didapatkan nilai p = 0,018 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Libunelo, dkk (2018) bahwa hasil
jarak dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas
Dulukapa (pValue < 0,05). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mulyanti
(2013) dengan judul analisis hubungan antara jarak rumah ke pelayanan imunisasi
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita 1-5 tahun di wilayah kerja
dasar pada bayi dikarenakan berdasarkan penelitian ini ibu yang memiliki jarak
69
ibu yang memiliki jarak yag jauh, dimana semakin jauh jarak yang ditempuh
untuk melakukan imunisasi maka semakin tidak lengkap imunisasi pada bayi
sebab ibu yang jarak rumahnya yang terlalu jauh dengan tempat pelayanan
keluarga tidak mendukung , bahwa bayi yang imunisasi dasar lengkap sebanyak
responden (60,0%). Hasil uji statistik Chi-square dengan alternatif Exact Fisher
didapatkan nilai p = 0,048 hal ini berarti p < 0,05 keputusan uji Ho ditolak
pada bayi seperti dukungan dari keluarga ataupun suami dalam memberikan
imunisasi, informasi, izin dari suami harus diberikan juga pada istri.
sebesar 0,016 (p < 0,05). Juga sejalan dengan penelitian Rahmawati (2014)
mengatakan bahwa keluarga yang memilik bayi atau balita dengan status
70
imunisasi bagi bayi atau balita mereka, dan paling sedikit yang status imunisasi
tidak lengkap tidak didukung keluarga, dengan hasil uji statistik diperolah nilai p
0,000 (p < 0,05), artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan
dibuktikan dari hasil uji statistik dengan nilai signifikansi sebesar 0,002( p <
0,05). Hal ini juga bersamaan dengan data hasil penelitian diatas yang
nihil (ho) ditolak yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara tingkat
informasi yang diterima ibu tentang imunisasi dasar pada bayi masih tergolong
jarang. Ini juga disebabkan dari pengalaman ibu karena mayoritas pekerjaan ibu
adalah sebagai ibu rumah tangga saja sehingga kesempatan ibu untuk memperoleh
imunisasi dasar pada bayi kurang. Kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar ini mengakibatkan ketakutan ibu terhadap efek samping imunisasi menjadi
diimunisasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitia Mumpuni (2014) yang
anak dengan nilai uji statistik sebesar (p=0,024), dalam artian bahwa semakin baik
anak.
sikap responden dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Dapat dibuktikan
dari hasil uji statistik dengan nilai signifikansi sebesar 0,028( p < 0,05). Hal ini
juga bersamaan dengan data hasil penelitian diatas yang menunjukkan bahwa
responden yang memliki sikap tentang imunisasi kurang baik menjadi jumlah
diterima dan hipotesis nihil (ho) ditolak yang menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara skap ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.
72
Menurut asumsi peneliti pada penelitian ini mayoritas sikap ibu kurang
yaitu untuk mengimunisasikan bayinya secara lengkap. Sikap juga belum tentu
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mumpuni (2014) yang
Keterbatasan Penelitian
responden kurang terbuka dan kendala yang dialami juga jauhnya jarak
Kesimpulan
2. Gambaran Sikap ibu dalam pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi
dinilai kurang baik, banyak hal yang menyebabkan sikap ibu menjadi
kurang baik terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi, seperti
adanya presepsi bahwa ibu yang memiliki banyak anak tidak perlu
dasar bayinya secara lengkap karena informasi yang diterima ibu tentang
imunisasi dasar pada bayi masih tergolong jarang. dan pengalaman ibu
karena mayoritas pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga saja
sangat terbatas.
73
74
Sikap Ibu dengan kategori kurang dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang
secara lengkap.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
memiliki bayi.
2. Disarankan kepada para ibu yang memiliki bayi untuk rajin mebawa
kesehatan.
Daftar Pustaka
75
76
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENTINGNYA
PEMBERIAN
IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIKECAMATAN PAHAEJULU,
KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2021
No Responden :
Kelurahan :
I. Karakteristik Responden
1. Nama Responden :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Jarak rumah ketempat pelayanan
kesehatan : a. < 1 km
b. 1 km
c. 2 km
6. Apakah keluarga mendukung ibu
untuk membawa bayi imunisasi : a. Mendukung
b. Tidak Mendukung
77
78
b. Membuat bayi yang belum kebal dapat memiliki kekebalan aktif untuk
menangkal suatu penyakit (1)
c. Membuat bayi merasakan sakit akibat suntikan yang diterima (0)
2. Apakah manfaat imunisasi bagi bayi?
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (1)
b. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
yang dapat dicegah dengan imunisasi (0)
c. Menangkal penyakit-penyakit tidak menular (0)
3. Jenis-jenis Imunisasi dasar lengkap?
a. Polio, Hepatitis B, Hepatitis A, dan BCG (0)
b. DPT, Campak dan Polio (0)
c. BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak (1)
4. Usia berapakah bayi menerima imunisasi dasar?
a. 0-11 bulan (1)
b. 0-2 tahun (0)
c. 1-2 tahun (0)
5. Berapa kali bayi dapat imunisasi polio?
a. 2 (0)
b. 3 (0)
c. 4 (1)
6. Kapan jadwal imunisai DPT diberikan?
a. DPT-1 (usia 2 bulan), DPT-2 (usia 4 bulan), DPT-3 (usia 6 bulan) (1)
b. DPT-1 (usia 2 bulan), DPT-2 (usia 3 bulan), DPT-3 (usia 4 bulan) (0)
c. DPT-1 (usia 2 bulan), DPT-2 (usia 5 bulan), DPT-3 (usia 8 bulan) (0)
7. Apakah fungsi imunisasi BCG pada Bayi?
a. Mencegah penularan DBD (0)
b. Mencegah penularan TBC (1)
c. Mencegah penularan Hepatitis (0)
8. Imunisasi BCG diberikan pada bayi sebanyak?
a. 1 kali (1)
b. 2 kali (0)
c. 3 kali (0)
9. Imunisasi Campak diberikan pada bayi saat usia?
79
a. 7 bulan (0)
b. 8 bulan (0)
c. 9 bulan (1)
10. Sebaiknya imunisasi polio diberikan pada bayi sebanyak?
a. 2 kali (0)
b. 3 kali (0)
c. 4 kali (1)
No Jawaban
Pernyataan
SS S TS STS
Apakah anak Ibu mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap (BCG, DPT, Polio,
a. Ya
b. Tidak
81
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
86
jika bayi demam setelah diimunisasi polio sebaiknya tidak perlu memberikan imunisasi
selanjutnya
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
setiap ibu harus membawa anaknya kepelayanan kesehatan untuk diberikan imunisasi
dasar lengkap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
87
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
vaksin imunisasi yang diberikan pada bayi terbuat dari zat haram
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
bayi tidak perlu diberikan imunisasi BCG setelah lahir karena dilingkungan keluarga
tidak ada yang menderita TBC
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan baik 5 4 9
sedang 7 10 17
kurang 7 17 24
Total 19 31 50
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.791 1 .002
Continuity Correctionb 7.411 1 .003
Likelihood Ratio 8.122 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 6.783 1 .002
N of Valid Cases 50
91
Sikap Baik 5 6 11
sedang 5 12 17
kurang 9 13 22
Total 19 31 50
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)